Anda di halaman 1dari 1

Kekayaan Materi menurut Alkitab

- Bersifat fana (mat. 6 : 19, yak. 5 : 2-3)


- Bisa menipu supaya orang percaya tidak berubah (mark. 4 : 19)
- Bisa menghambat orang masuk surga (mat. 19 : 23)
- Penghiburan yang salah (luk. 6 : 24)
- Bisa membuat orang melupakan Tuhan (luk. 12 : 16-21)
- Bisa membuat masa bodoh untuk memberikan bantuan (luk. 18 : 19-26)
- Bisa menahan orang untuk mengikut Tuhan (luk 18 : 22-23)
- Motivasi yang salah untuk kaya bisa menjadi jerat yang mencelakakan dan
membinasakan (1 tim. 6 : 9)
- Perburuan uang menyebankan orang menyimpang dari iman ( 1 tim. 6 : 10)
- Kekayaan tidak dapat diandalkan ( 1 tim. 6 : 17)
- Orang kaya bisa lenyap seperti rumput (yak. 1 : 10-11)
- Kekayaan bisa menimbulkan kesewenang-wenang (yak. 5 : 4-6)
Melihat apa yang di tuliskan diatas, perjanjian baru cenderung mengungkapkan apa yang
menjadi bahaya-bahaya ketika orang menjadi kaya. Tapi ini bagian penting untuk
pemberitaan gereja karena hal ini boleh mengingatkan jemaat bagaimana pengelolaan harta
yang salah menyebabkan hal-hal yang disebutkan tadi.

Kekayaan yang sebenarnya menurut Alkitab


- Mengenal Kristu (kol. 2 : 2-3)
- Harta yang kekal disurga bukan materi yang ada di dunia (mat. 6 : 20, 19 : 21, luk,
12 : 33, ibr. 10 : 34)
- Injil, yaitu pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang tampak pada wajah Kristus (2
kor. 4 : 6-7)
- Kaya dalam Kasih (1 tes. 3:12)
- Kaya di hadapan Allah, yaitu rajin berbuat baik (memberi) (luk. 12 : 21)
- Kaya dalam pengetahuan tentang Kristus dan Mengajarkanya ( 1 kor. 1 : 5)
- Kaya dalam memberi meskipun miskin harta (2 kor. 8 : 2-3)
- Kaya dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk
membantu dan dalam kasih ( 2 kor. 8 : 7)
- Kaya dalam kebaikan dan kebajikan, memberi dan membagi ( 1 Tim. 6 : 18)
- Kaya karna menjadi ahli waris kerajaan Allah ( yak. 2 : 5)
- Ajaran yang sehat yaitu Injil ( 2 tim. 1 : 13-14)
- Penghinaan, aniaya, dan fitnah yang diterima karena Kristus (ibr. 11 : 26, mat. 5 : 11-
12)
Melihat dari apa yang sebenarnya yang dimaksudkan dalam perjanjian baru, kekayaan ini
bersifat sikap, dan pengetahuan tentang Allah bukan hanya atau sebatas materi. Dan bisa
dikatakan bahwa kekayaan materi bersifat sementara atau juga hanya titipan untuk dikelola
bukan untuk dibanggakan sebagai modal untuk lebih dekat dengan Allah.

Anda mungkin juga menyukai