budaya
Negara Barat mendominasi budaya
Negara Dunia Ketiga
Sejarah
Istilah imperialisme muncul pada tahun
1960-an dan telah menjadi fokus
penelitian setidaknya sejak tahun 1970-
an.[3] Istilah-istilah seperti imperialisme
media, imperialisme struktural,
ketergantungan budaya dan dominasi,
sinkronisasi budaya, imperialisme ideologi
dan imperialisme ekonomi merupakan
istilah yang digunakan untuk
menggambarkan gagasan dasar
mengenai imperialisme budaya.[3] Menurut
Salwen, isu imperialisme budaya terutama
muncul dari literatur komunikasi yang
meliputi pembangunan dan ekonomi
politik.[4] Imperialisme budaya
mengemuka pada tahun 1970-an.[4] Teori
ini menjadi salah satu konsep utama
dibalik pergerakan untuk tatanan informasi
dan komunikasi dunia baru, meliputi
organisasi internasional seperti UNESCO
dan fokus pada arus informasi di antara
negara-negara di dunia.[4] Pada saat yang
sama, para pelajar mengusulkan
pengelompokan berbagai arus dari
penelitian kritis dalam komunikasi
internasional di bawah imperialisme
media.[4] Salah satu di antara mereka
adalah J.Oliver Boyd-Barrett yang
mendefinisikan imperialisme media
sebagai proses di mana kepemilikan,
struktur, distribusi atau konten dari media
di negara mana pun secara sendiri atau
bersama-sama tunduk pada tekanan
eksternal dari kepentingan media di
negara lain tanpa pengaruh atau balasan
serupa oleh negara yang terpengaruh.[4]
Bentuk imperialisme
Tabel di bawah ini merupakan bentuk
imperialisme yang dikemukakan oleh
Galtung.[5]
I Dahulu Kolonialisme
Asumsi
Asumsi dari imperialisme budaya adalah
media memainkan peran utama dalam
menciptakan budaya.[4] Asumsi lain
menyatakan bahwa teori ini menggunakan
pendekatan terpusat untuk
pengembangan dan distribusi produk
media.[4] Hal ini berarti semua produk
media berasal dari negara-negara sentral
yang mempunyai motif untuk
mendominasi media di negara-negara
periferi.[4] Esensi dari imperialisme budaya
adalah dominasi oleh suatu negara ke
negara lainnya.[4] Dominasi tersebut bisa
secara langsung ataupun tidak langsung
dan didasarkan pada campuran kontrol
politik dan ekonomi.[4]
Kritik
Komponen ekonomi dari imperialisme
media dapat dinyatakan dalam statistik,
tetapi komponen budaya jauh lebih sulit
untuk diukur.[4] Selain itu, teori ini tidak
memahami kemampuan khalayak untuk
memproses informasi dan
menginterpretasikannya berdasarkan latar
belakang masing-masing individu.[4]
Referensi
1. ^ a b c (Inggris) Matti Sarmela. "What is
Cultural Imperialism?" (PDF). Diakses
tanggal 1 Mei 2014.
2. ^ a b c d e (Inggris) "Cultural
Imperialism" . Diakses tanggal 1 Mei
2014.
3. ^ a b (Inggris) "Cultural Imperialism" .
Diakses tanggal 1 Mei 2014.
4. ^ a b c d e f g h i j k l (Inggris) Livingston
A. White. "Reconsidering Cultural
Imperialism Theory" . Diakses tanggal
1 Mei 2014.
5. ^ a b c d (Inggris) Johan Galtung. "A
Structural Theory of Imperialism"
(PDF). Journal of Pearce Research.
Diakses tanggal 1 Mei 2014.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Imperialisme_budaya&oldid=13366761"