Anda di halaman 1dari 46

Artikel Penuntun - PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN

Nas : Mal 3:10


Ayat: "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di
rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap- tingkap langit dan
mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan."
DEFINISI PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN.
Kata Ibrani untuk "persepuluhan" (_ma'ser_) secara harfiah artinya "sepersepuluh bagian".
1. Di dalam hukum Allah, bangsa Israel diwajibkan untuk memberikan sepersepuluh dari ternak dan hasil tanah mereka, dan juga
sepersepuluh dari penghasilan mereka, sebagai pengakuan bahwa Allah telah memberkati mereka (lih. Im 27:30-32; Bil
18:21,26; Ul 14:22-29;
lihat cat. --> Im 27:30);
[atau --> Im 27:30]
persepuluhan ini terutama dipergunakan untuk biaya-biaya ibadah dan sokongan bagi para imam. Allah menganggap umat-
Nya bertanggung jawab untuk mengatur sumber-sumber penghasilan yang telah diberikan-Nya kepada mereka di tanah
perjanjian itu
(lihat cat. --> Mat 25:15;
lihat cat. --> Luk 19:13).
[atau --> Mat 25:15; Luk 19:13]
2. Inti persepuluhan ialah pengertian bahwa Allah memiliki segala sesuatu (Kel 19:5; Mazm 24:1; 50:10-12; Hag 2:9). Manusia
diciptakan oleh-Nya, dan mereka berutang kepada-Nya untuk setiap hirupan nafas (Kej 1:26-27; Kis 17:28); jadi, tidak seorang
pun yang mempunyai sesuatu tanpa terlebih dahulu menerimanya dari Allah (Ayub 1:21; Yoh 3:27; 1Kor 4:7). Di dalam hukum-
hukum mengenai persepuluhan, Allah hanya memerintahkan mereka untuk mengembalikan kepada-Nya apa yang pertama-
tama telah diberikan-Nya kepada mereka.
3. Selain persepuluhan, bangsa Israel dituntut untuk memberikan banyak persembahan lainnya kepada Tuhan, terutama dalam
bentuk berbagai korban. Kitab Imamat menjelaskan berbagai upacara korban: korban bakaran (Im 1:1-17; 6:8-13), korban sajian
(Im 2:1-16; 6:14-23), korban keselamatan (Im 3:1-17; 7:11-21), korban penghapus dosa (Im 4:1-5:13; 6:24- 30) dan korban
penebus salah (Im 5:14-6:7; 7:1- 10).
4. Di samping persembahan-persembahan yang ditentukan, bangsa Israel dapat memberikan persembahan sukarela kepada
Tuhan. Beberapa di antaranya diulangi (lih. Im 22:18-23; Bil 15:3; Ul 12:6,17), sedangkan yang lain dipersembahkan sekali saja.
Misalnya, ketika bangsa Israel membangun Kemah Suci di Gunung Sinai, mereka memberi secara sukarela bagi pembangunan
tenda dan perabotannya (lih. Kel 35:20-29); mereka sedemikian bersemangat mendukung proyek ini sehingga Musa harus
menghentikan mereka dari memberikan persembahan lagi (Kel 36:3-7). Pada zaman Yoas, imam besar Yoyada membuat sebuah
peti di mana orang-orang dapat memasukkan persembahan uang sukarela untuk menyokong perbaikan Bait Suci; dan umat itu
memberi dengan berlimpah (2Raj 12:9-10). Demikian pula, pada zaman Hizkia, umat itu dengan sukarela memberi untuk
keperluan para imam dan Bait Suci itu (2Taw 31:5-19).
5. Banyak kali juga dalam sejarah PL umat Allah mementingkan diri sendiri dan menahan uang mereka daripada memberikannya
kepada Tuhan dalam persepuluhan dan persembahan teratur. Ketika membangun Bait Suci yang kedua, orang Yahudi
tampaknya lebih memperhatikan pembangunan rumah mereka sendiri, serta membiarkan rumah Allah dalam keadaan rusak.
Akibatnya, kata Hagai, banyak orang menderita kemunduran dalam keuangan (Hag 1:3-6). Hal yang sama terjadi pada zaman
nabi Maleakhi, dan sekali lagi Allah menghukum umat-Nya karena menolak untuk memberikan persepuluhan (Mal 3:9-12).
PENATALAYANAN UANG KITA.
Contoh-contoh PL tentang persepuluhan dan persembahan ini mengandung banyak prinsip penting mengenai penatalayanan
keuangan yang berlaku bagi orang percaya PB.
1. Kita harus ingat bahwa segala milik kita itu adalah milik Tuhan, sehingga apa yang ada pada kita bukan milik kita sendiri,
melainkan telah dipercayakan Allah kepada kita; kita tidak mempunyai hak milik atas apa yang ada pada kita.
2. Kita harus memutuskan di dalam hati untuk melayani Allah dan bukan uang (Mat 6:19-24; bd. 2Kor 8:1-5). Alkitab dengan jelas
menyatakan bahwa semua bentuk keserakahan adalah sejenis penyembahan berhala (Kol 3:5).
3. Persembahan kita haruslah untuk memperluas kerajaan Allah, khususnya pekerjaan gereja lokal dan penyebaran Injil ke seluruh
dunia (1Kor 9:4- 14; Fili 4:15-18; 1Tim 5:17-18), untuk membantu mereka yang kekurangan (Ams 19:17; Gal 2:10; 2Kor 8:14;
lih. art.PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT).
Untuk mengumpulkan harta di surga (Mat 6:20) dan untuk belajar takut akan Tuhan (Ul 14:22-23).
4. Pemberian kita seharusnya sesuai dengan penghasilan kita. Dalam PL persepuluhan berjumlah sepersepuluh. Memberi kurang
dari itu artinya tidak taat kepada hukum Allah dan sebenarnya mencuri dari Allah (Mal 3:8-10). Demikian pula, PB menuntut kita
memberi sesuai dengan yang diberi Allah kepada kita (1Kor 16:2; 2Kor 8:3,12;
lihat cat. --> 2Kor 8:2).
[atau --> 2Kor 8:2]
5. Pemberian kita harus dengan kemurahan hati dan sukarela; hal ini diajarkan baik dalam PL (lih. Kel 25:1-2; 2Taw 24:8-11)
maupun PB (lih. 2Kor 8:1-5,11-12). Jangan kita ragu-ragu untuk memberi lebih dari kemampuan kita (2Kor 8:3), karena itulah
sikap Tuhan Yesus ketika menyerahkan diri karena kita
(lihat cat. --> 2Kor 8:9).
[atau --> 2Kor 8:9]
Yang lebih penting bagi Allah daripada nilai keuangan persembahan kita ialah taraf pengorbanannya
(lihat cat. --> Luk 21:1-4).
[atau --> Luk 21:1-4]
6. Pemberian kita harus dengan sukacita (2Kor 9:7). Baik contoh orang Israel pada zaman PL (Kel 35:21-29; 2Taw 24:10) maupun
orang Kristen Makedonia dalam PB (2Kor 8:1-5) patut dituruti.
7. Allah telah berjanji untuk memberikan pahala kepada kita sepadan dengan bagaimana kita memberi kepada-Nya (lih. Ul 15:4;
Mal 3:10-12; Mat 19:21; 1Tim 6:18-19;
lihat cat. --> 2Kor 9:6).
[atau --> 2Kor 9:6]

MEMAHAMI ARTI PERPULUHAN
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku
dan ujilah Aku, firman YHWH Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan
berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu
dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman YHWH Tuhan semesta alam. (Maleakhi 3:10-11)
Di atas adalah Tuhan sendiri yang berfirman dan maksudNya adalah: Ujilah Aku dalam hal ini. Dari seluruh ayat di Alkitab, hanya di
bagian inilah Tuhan menginstruksikan kita untuk menguji Dia, tetapi justru di area inilah kebanyakan orang menarik diri dan tidak
bersedia menguji Tuhan.
Perpuluhan dibentuk di bawah Perjanjian Lama sebagai jalan bagi Tuhan untuk mengkomunikasikan berkatNya bagi umatNya. Kata
perpuluhan berarti yang kesepuluh bagian atau sepuluh persen.
Amsal 3:9 berkata: Muliakanlah YHWH dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.
Persembahan perpuluhan diberikan dari buah-buah pertama, brutto bukan netto. Mereka yang tidak memberi perpuluhan
sebenarnya merampok Tuhan dan menjalani hidupnya di bawah kutuk (Maleakhi 3:8-9). Buah-buah pertama dari penghasilan kita
adalah milik Tuhan; bukan milik kita untuk digunakan untuk membayar rekening-rekening tagihan.
Persembahan perpuluhan berbeda dengan persembahan benih-iman dan persembahan-persembahan lain. Perpuluhan adalah 10
persen yang Tuhan perintahkan untuk diberikan persembahan dan pemberian lain adalah jauh diatas perpuluhan. Ada orang yang
memberi sesuai dengan tuntunan Tuhan tetapi sebenarnya Roh Kudus tidak akan pernah menuntun kita berlawanan dengan
FirmanNya. Sedangkan Firman berkata: beri persembahan perpuluhan.
Memberi perpuluhan bukan sekedar perintah Perjanjian Lama, melainkan juga berkat di Perjanjian Baru. Ibrani 7:8 berkata: Imam-
imam Yahudi yang menerima persepuluhan dari umatnya, semua mati; tetapi Melkisedek hidup terus. (Dikutip dari Firman Allah
Yang Hidup).
Di Perjanjian Lama, umat Tuhan akan menempatkan perpuluhan mereka buah pertama dari keuntungan yang mereka hasilkan di
keranjang, menyerahkannya kepada imam besar, dan berkata: Dengan persembahan ini aku mengakui bahwa YHWH, Tuhanku,
telah membawa aku ke negeri yang telah dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita. (Ulangan 26:2-3).
Menurut Kolose 1:13, kita telah dibebaskan dari kegelapan kerajaan iblis dan dibawa ke dalam Kerajaan Kristus. Sebagai orang
percaya, kita hidup dan tinggal di dalam kerajaan Tuhan. Kita telah masuk ke dalam hak waris dalam Yesus Kristus dan memiliki hak
waris itu dalam Nama Yesus. Yesus adalah Imam Besar dalam Perjanjian Baru. Ketika kita membawa perpuluhan kepada Imam Besar
kita dan mengakui pembebasan kita, Dia menerima baik perpuluhan maupun pengakuan kita, dan membawanya kepada Bapa
(Ibrani 3:1, 7:8).
Ketika kita berdiri teguh dalam perjanjian kita dengan Tuhan dan melakukan hak-hak kita sebagai pemberi perpuluhan, kita
sebenarnya sedang meletakkan landasan yang kuat bagi kesuksesan dan kesejahteraan kita secara ekonomi. Setan tidak punya
peluang terhadap kita. Karena memberi perpuluhan berarti menghardik si perusak!! Ketika kita menolak setan dalam Nama Yesus,
hardikan Tuhan bekerja.
Tuhan berkata pada bangsa Israel bahwa perkataan mereka menjebak mereka, karena perkataan mereka selalu mengenai
kekurangan dan ketidakcukupan. Karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mengucapkan kata-kata yang mencerminkan
penebusan Tuhan, supaya perpuluhan kita bekerja dan membawa hasil.
Di mana kita menempatkan perpuluhan tergantung pada dari mana kita mendapatkan makanan rohani. Tuhan memerintahkan
untuk membawa perpuluhan ke rumah perbendaharaan. Di sanalah makanan rohani itu berada di mana pastor, penginjil, hamba
Tuhan atau pekerja pelayanan lain berada. Ketika kita memberi, kita tidak memberi kepada individu, tetapi kepada kelanjutan
penyebaran Injil. Jadi, karena perpuluhan adalah milik Tuhan dan karena Yesus lah yang meng-handle dan menerimanya, kita harus
selalu berdoa dan menurut perintahNya, ke mana perpuluhan itu harus diberikan.
Diterjemahkan dari Understanding Tithing oleh Kenneth Copeland.

21. Perpuluhan Adalah Milik Allah Yang Kudus
Bacalah Bagian Alkitab Ini
Imamat 27:30
Hafalkanlah Ayat Ini
Maleakhi 3:10a Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan.
Diskusikanlah Hal Ini
Apakah implikasi dari Imamat 27:30 yang menunjukkan bahwa perpuluhan adalah milik Allah dan ditetapkan menjadi bagian Allah.
Lakukanlah dalam Minggu Ini
Mulailah buat catatan tentang pemasukan dan pengeluaran anda sehingga anda dapat memantau sepenuhnya bagaimana anda menangani uang anda.
Tugas Tertulis untuk Diploma
Tuliskan satu halaman mengapa Allah menuduh orang yang tidak membayar perpuluhan merampokNya.
Renungkanlah Ayat Ini, Kata demi Kata
Matius 23:23

Perpuluhan adalah memberikan 10% dari keseluruhan penghasilan anda kembali kepada Allah dan itu harus mencakup jumlah minimal yang diminta oleh Allah dari kita supaya kita
bayarkan kepadaNya. Alkitab memberikan pandangan mendalam tentang apa sesungguhnya arti perpuluhan bagi Allah dan bagaimana kita seharusnya memandangnya.
Sekali kita memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang dimaksudkan oleh perpuluhan dan bagaimana Allah memandang perpuluhan, maka kita tidak akan mempunyai keberatan,
keraguan atau ketakutan tentang perpuluhan, dan akan menjadi kesenangan kita untuk memberikan perpuluhan secara teratur.

Titik awal sehubungan dengan perpuluhan adalah bukan masalah kita memberikan uang kepada Allah, melainkan tentang mengembalikan uang Allah: - perpuluhan adalah mengembalikan
kepada yang punya. Kita telah melihat bahwa semua uang dunia ini adalah milik Allah, dan bahwa uang yang ada dalam penguasaan kita merupakan kepercayaan yang diberikan untuk kita
kelola. Dengan memberikan perpuluhan atas semua penghasilan kita, kita mengembalikan kepada Allah karena Dialah yang pertama harus mendapatkannya.

Titik kedua sehubungan dengan perpuluhan adalah bahwa Allah memandang perpuluhan kita sebagai suatu yang bernilai tinggi dan sangat istimewa di mataNya sehingga Dia begitu senang
ketika kita mengembalikan perpuluhan kepadaNya. Perpuluhan merupakan sesuatu yang harus kita khususkan dan kita pandang sebagai sesuatu yang kudus, istimewa dan berharga, dan
kita harus memberikan perhatian yang sangat serius untuk meyakinkan bahwa kita membayar perpuluhan karena memberikan perpuluhan adalah bernilai tinggi bagi Allah.

Imamat 27:30 berkata, 'Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah
persembahan kudus bagi TUHAN.' Perhatikan bagaimana Tuhan sendiri mengumumkan bahwa perpuluhan adalah milikNya dan kudus dan harus ditetapkan tersendiri bagiNya.

Banyak orangtua yang menyisihkan uang tersendiri untuk membayar biaya ulang tahun anak-anaknya dan untuk memberi hadiah Natal dan memandang uang ini sebagai istimewa karena
mereka akan memberikannya kepada orang yang mereka kasihi untuk memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi mereka. Dengan cara yang sama kita bahkan harus lebih rajin untuk
menetapkan tersendiri perpuluhan kita kepada Tuhan dan memandang uang ini sebagai yang kudus dan sakral bagi Allah. Allah secara mendalam tertarik akan perpuluhan kita bukan
karena Dia membutuhkan uang, tetapi karena ketika kita memberikan perpuluhan Dia memperhitungkannya sebagai suatu ketaatan yang tinggi dari kita.

Melalui perpuluhan Allah telah memberikan kepada kita kemampuan untuk membawa suatu yang berharga dan istimewa yaitu hadiah kita kepada Dia dan kita akan memandang
perpuluhan kita sebagai milik kudus kepunyaan Allah.

Jadi apa implikasinya jika kita tahu bahwa perpuluhan harus ditetapkan secara khusus bagi Allah dan dikembalikan kepada-Nya, sedangkan kita memutuskan untuk tidak memberikan
perpuluhan? Kenyataannya adalah bahwa jika kita tidak memberikan perpuluhan, kita mengambil sesuatu yang sangat berharga bagi Allah dan yang sesungguhnya merupakan milik Allah.
Dan jika kita mengambil sesuatu yang bukan milik kita, berarti kita merampok harta Allah.

Kebenaran yang serius ini adalah bahwa Allah sendiri berbicara dalam Maleakhi 3:1 'Akankah seorang manusia merampok Allah? Ya, kamu merampok Aku. Tetapi kamu bertanya,
'Bagaimana kami merampok Engkau?' dalam perpuluhan dan persembahan. Kamu ada di bawah kutuk keseluruhan bangsamu karena kamu merampok Aku'.

Jelas bahwa anda tidak mungkin merampok seseorang sesuatu yang bukan miliknya, ketika Allah berkata bahwa kita merampok Dia melalui perpuluhan, itu menunjukkan bahwa


perpuluhan adalah milikNya.

Implikasi dari fakta bahwa seorang yang tidak memberikan perpuluhan merampok Allah sesungguhnya terlalu besar untuk dipertimbangkan, tetapi pikirkanlah skenario berikut. Barangkali
anda telah menjadi seorang Kristen selama bertahun-tahun dan mengatakan bahwa anda mengenal dan mengasihi Allah walaupun sepanjang umur anda sebagai orang Kristen anda tidak
pernah memberikan perpuluhan implikasinya adalah bahwa Allah yang anda katakan anda kasihi telah dirampok dari minggu ke minggu selama tahun anda mengenal Dia.

Barangkali dengan setia anda telah menghadiri suatu Gereja dan telah diperintahkan oleh firman Allah melalui Pendeta anda selama bertahun-tahun dan selama itu Pendeta anda juga
tidak pernah memberikan perpuluhan. Ini berarti bahwa anda telah menyerahkan uang dan waktu anda untuk mendengarkan seseorang yang memerintahkan kepada anda untuk
membangun hubungan yang lebih mendalam denganNya, padahal dia sendiri lemah dalam hal ini, selama minggu-minggu yang dilalui, dia merampok Allah.

Dalam keadaan di atas bagaimana anda memandang perpuluhan? Jika kita memandang perpuluhan kita secara benar maka itu akan menjadi berharga, kudus dan dikhususkan bagi Tuhan,
dan dengan mengembalikannya kepada Tuhan berarti kita telah melakukan sesuatu yang sangat berharga di mataNya.

Kita perlu mengambil tanggungjawab untuk memberikan perpuluhan dengan sungguh-sungguh dan kita harus berhati-hati untuk memastikan bahwa kita sungguh-sungguh, rajin serrta
akurat dalam perpuluhan kita, dan memperlakukan perpuluhan kita sebagai milik kudus Allah, sebagaimana Allah sendiri memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi.

Allah telah mengumumkan kepada kita dalam Maleakhi 3:10 bahwa orang yang tidak memberikan perpuluhan sedang merampok Dia. Jadi jika anda tidak ingin Allah Yang Mahakuasa
memanggil anda sebagai seorang pencuri pada hari penghakiman, berikanlah perpuluhan.


Perpuluhan
Sebelum kita mulai mengeluarkan uang, kita haruslah menghormati Tuhan dengan memberikan bagianNya terlebih dahulu. Ada
dalam Alkitab, Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu. (Amsal 3:9)
Bagian manakah dari penghasilan kita yang Tuhan minta sebagai milikNya? Ada dalam Alkitab, Demikian juga segala persembahan
persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan
kudus bagi TUHAN. (Imamat 27:30)
Perpuluhan adalah cara untuk mengajar kita bahwa Allah adalah prioritas nomor satu di dalam hidup kita. Ada dalam Alkitab,
"Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi
tahun. Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau
memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu
dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu (Ulangan 14 : 22-23)
Bagaimanakah perpuluhan digunakan pada masa lalu di Israel? Ada dalam Alkitab,, Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku
berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas
pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan (Bilangan 18: 21)
Kristus melegitimasikan perpuluhan. Ada dalam Alkitab, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan
(Matius 23:23)
Bagaimanakah Paulus mengatakan bahwa pelayanan Berita Kebenaran perlu ditunjang? Ada dalam Alkitab, Alkitab mengatakan di
dalam, Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu
dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah menetapkan,
bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu. (1 Korintus 9 : 13-14
Pada dasar fundamental apakah kewajiban untuk membayar perpuluhan itu? Ada dalam Alkitab, Tuhanlah yang empunya bumi
serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Mazmur 24:1)
Darimanakah asal kekayaan itu? Ada dalam Alkitab,Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang
memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya
dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini (Ulangan 8:18),
Selain dari perpuluhan, hal lain apakah yang diminta untuk kita bawa kehadapanNya? Ada dalam Alkitab, Berilah kepada TUHAN
kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya! (Mazmur 96:8)
Tuhan mengatakan bahwa kita merampok Allah jika kita tidak memberikan perpuluhan dan persembahan kita. Ada dalam Alkitab,
Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu
Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! (Maleakhi 3:8)
Bagaimanakah anjuran Tuhan bagi kita untuk menguji berkat-berkat yang Ia janjikan? Ada dalam Alkitab, Bawalah seluruh
persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu
sampai berkelimpahan (Maleakhi 3:10)
Berikan dengan hati yang penuh suka cita, karena engkau ingin menyenangkan Tuhan. Ada dalam Alkitab, Hendaklah masing-
masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita (II Korintus 9:7)
Tuhan mengatakan bahwa pemberianmu haruslah merefleksikan dengan sejujurnya apa yang telah diberikan kepadamu. Ada dalam
Alkitab,tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN,
Allahmu." (Ulangan 16:17)

Bagaimana Menjadi Bijak dengan Uangmu Persepuluhan
Artikel asli oleh David Cloud, diperluas dan direvisi oleh Dr. Steven Liauw
Ayat-Ayat Hafalan: Amsal 3:9-10; Maleakhi 3:10; Lukas 6:38; 2 Korintus 9:6-7

Alkitab banyak berbicara mengenai uang. Amsal banyak berbicara mengenai penggunaan uang, dan banyak dari khotbah-khotbah
Yesus menyinggung topik ini. Ia mengajarkan bahwa hati manusia terikat kepada hartanya. Oleh karena itu, penting untuk
memahami apa kata Allah tentang uang dalam hidup orang percaya.
Praktekkan Persepuluhan dan Memberi kepada Allah (Mal. 3:8-11)
Persepuluhan, yaitu memberikan minimal 10% dari penghasilan seseorang kepada Allah, adalah suatu cara untuk menghormati
Allah dan mendukung pekerjaanNya yang agung di dunia yang memerlukan ini. Allah telah berjanji untuk memberkati persepuluhan,
dan banyak sekali orang percaya yang telah menemukan bahwa mereka lebih diberkati ketika hidup dari 90% penghasilan mereka
(atau 80% atau lainnya) daripada 100%.
a. Persepuluhan dipraktekkan sebelum diberikannya Hukum Musa. Abraham adalah orang pertama yang tercatat memberikan
persepuluhan (Kejadian 14:18-20). Dia tidak memberikan persepuluhan karena diharuskan oleh Hukum; dia memberikan
persepuluhan untuk menghormati Allah melalui perwakilan Allah, yaitu raja/imam Melkisedek. Yakub melanjutkan praktek
persepuluhan (Kejadian 28:20-22). Jadi kita lihat bahwa persepuluhan bukanlah sesuatu yang bermula dari Hukum Musa.
Persepuluhan adalah suatu prinsip yang telah dimengerti oleh umat Allah sejak permulaan waktu.
b. Persepuluhan dipratekkan di bawah Hukum Musa. Di bawah Hukum Musa, bahkan ada persepuluhan ganda. Orang Israel
diharuskan untuk memberikan 10% dari semua hasil mereka (Bil. 18:24-28; Neh. 10:38), dan tambahan lagi mereka diharuskan
membawa persembahan ke hari raya tahunan (disebut persepuluhan kedua atau persepuluhan hari raya) (Ul. 14:22-25). Orang Israel
juga diharuskan untuk memberi kepada orang-orang miskin (Kel. 23:11; Im. 19:10; 23:22).
Maleakhi 3:8-12
(1) Allah mengatakan bahwa mereka yang menahan persepuluhan sedang menipu Dia. Ini karena di bawah Hukum Musa, Allah
memerintahkan persepuluhan dan persepuluhan adalah milikNya. Entahkah seseorang percaya bahwa persepuluhan secara persis
adalah suatu keharusan di Perjanjian Baru, yang jelas orang percaya memiliki banyak kewajiban finansial di jemaat lokal, dan gagal
memenuhinya sama saja dengan menipu Allah.
(2) Allah berjanji untuk memberkati mereka yang memberikan persepuluhan. Orang percaya bisa menjalani hidup dengan jauh lebih
baik jika ia memberikan persepuluhan dan persembahan, dan hidup dari sisanya, daripada jika ia tidak memberikan kepada All ah
dan mencoba untuk hidup dari 100% penghasilannya. Ribuan orang percaya telah belajar bahwa Allah sungguh memberkati mereka
yang memberikan persepuluhan. Ketika Allah berkata bahwa Ia akan menghardik belalang pelahap, itu berarti Ia tidak akan
membiarkan hal-hal tertentu terjadi yang akan menghabiskan uang kita. Ini bukan berarti bahwa orang yang mengembalikan
persepuluhan itu tidak pernah akan mengalami kesulitan, atau bahwa atap mereka tidak akan pernah bocor, atau alat-alat mereka
tidak pernah akan rusak, atau anak-anak mereka tidak akan pernah sakit. Tetapi artinya adalah bahwa ada banyak hal yang bisa
saja terjadi, tetapi dihentikan dan tidak terjadi karena berkat Allah.
(3) Persepuluhan seharusnya dibawa masuk ke rumah perbendaharaan. Dalam Perjanjian Lama, rumah penyimpanan ini adalah Bait
di Yerusalem. Hari ini, jemaat lokal adalah rumah tangga (keluarga) Allah (1 Tim. 3:15). Di jemaat pertama (di Yerusalem), umat
membawa pemberian mereka dan meletakkannya di bawah kaki para pemimpin (Kis. 4:34-35). Ini adalah teladan bagi kita hari ini.
Jemaat memiliki lebih banyak tugas daripada Bait Perjanjian Lama. Jemaat lokal telah diperintahkan untuk memberitakan Injil ke
ujung bumi (Mat. 28:18-20). Ini adalah pekerjaan yang sangat memakan biaya, dan hal ini ditanggung oleh umat Allah. Para
pemberita Injil seharusnya didukung oleh jemaat-jemaat (1 Kor. 9:14; Tit. 3:13-14; 3 Yoh. 1:5-8).
Amsal 3:9-10

(1) Orang tua sebaiknya mengajari anak-anaknya bagaimana memberikan persepuluhan. Perhatikan ayat 1, dan kita menyadari
bahwa pasal ini berisikan instruksi dari seorang ayah kepada putranya. Orang tua tidak bisa mengajarkan persepuluhan kepada
anaknya jika mereka sendiri tidak pertama-tama memberikan persepuluhan. Ketika orang tua mengajari anaknya persepuluhan,
pertama-tama mereka memberikan kepadanya sejumlah kecil uang untuk dia masukkan ke kantong persembahan tiap minggu.
Ketika anak itu mendapat uangnya sendiri, tidak peduli sekecil apapun, orang tua mengajari dia untuk memberikan 10% kepada
Allah. Ketika persepuluhan menjadi kebiasaan sejak kecil, akan mudah untuk melanjutkannya pada saat dewasa. Pada bulan
Oktober 2012, ada kejadian yang menggegerkan banyak orang. Baylor Bonham, seorang anak lelaki 11 tahun dari Oklahoma,
mengatakan bahwa ia akan memberikan persepuluhan dari uang $106.000 yang ia peroleh hasil penjualan banteng kesayangannya.
Tetapi ia memang sudah memberikan persembahan sejak kecil dan ini sudah menjadi prinsip dan suatu sukacita dalam hidupnya.
Ketika ia memenangkan $27.000 tahun sebelumnya, pada usia 10 tahun, ia memberikan sebagiannya ke pelayanan pemuda di
gerejanya.
(2) Persepuluhan seharusnya diberikan dari segala penghasilanmu (Ams. 3:9). Ini berarti bahwa kapan saja kita menerima atau
mendapatkan uang, kita perlu memberikannya persepuluhan kepada Tuhan dari hasil itu.
(3) Allah berjanji untuk memberkati orang yang mengembalikan persepuluhan. Janji ini diulang-ulang di dalam Kitab Suci karena
Allah ini menekankan kepastiannya. Kita bisa mempercayai Firman Allah!
Hagai 1:6-9
Di sini Allah memperingatkan umatNya bahwa karena mereka telah melalaikan pembangunan rumahNya setelah kembali dari
pembuangan Babilon, maka mereka tidak mendapatkan berkatNya. Mereka bekerja dan mencoba untuk sukses, tetapi Allah
melubangi pundi-pundi uang mereka! Jika kamu mendapatkan $100, jauh lebih bijak untuk menghormati Allah dengan persepuluhan
atau lebih, dan menaruh $90 atau $80 di kantong yang tidak berlubang, daripada mengejek Allah dan menyimpan semuanya untuk
dirimu sendiri, sementara menaruhnya di kantong yang berlubang.
c. Beberapa ayat Perjanjian Baru tentang persepuluhan/memberi
Matius 23:23
Banyak orang yang tidak mau mengembalikan persepuluhan memakai alasan bahwa persepuluhan tidak ada dalam Perjanjian Baru.
Tetapi sebenarnya ini tidak tepat. Yesus ada menyebut persepuluhan dalam Matius 23:23. Ia memarahi orang-orang Farisi yang
memberikan persepuluhan tetapi mengabaikan hal-hal lain dalam Hukum Tuhan. Solusi yang Yesus tekankan bukanlah
menghilangkan persepuluhan, tetapi bahwa keduanya perlu dilakukan.
Kembali akan ada yang berkata bahwa Yesus mengucapkan ini kepada orang-orang Farisi yang sedang hidup di bawah Taurat,
sehingga persepuluhan tidak berlaku untuk orang Kristen. Tetapi perhatikan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah malu-malu untuk
menyatakan Sabat tidak lagi berlaku, bahkan ketika berbicara kepada orang Farisi. Sebagai contoh adalah Markus 2:27-28 Hari
Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat; dan
Yohanes 5:18, Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari
Sabat. Jadi, Yesus tidak malu-malu untuk menyatakan bahwa Sabat tidak lagi berlaku kepada orang Kristen. Jika memang Yesus juga
meniadakan persepuluhan, kenapa tidak dikatakan dengan jelas? Faktanya, tidak ada satu pun ayat dalam Perjanjian Baru yang
meniadakan persepuluhan.
Lukas 6:38

Di sini Yesus menyatakan suatu janji yang sangat indah berkaitan dengan memberi. Di ayat ini Tuhan kita tidak berbicara secara
khusus mengenai perspuluhan, tetapi tentang memberi secara umum. Allah menyukai pemberi yang memberi dengan sukacita. Hal
ini adalah sesuatu yang Tuhan perhatikan, dan Ia memberkati dengan berlimpahnya.
1 Korintus 16:1-2
Dalam perikop ini, kita melihat bahwa orang-orang percaya di jemaat-jemaat abad pertama menjalankan persembahan ketika
mereka berkumpul di hari pertama suatu minggu. Persembahan yang khusus dibicarakan Paulus adalah suatu persembahan khusus
yang sang Rasul sedang kumpulkan untuk orang-orang Kristen di Yerusalem yang sedang menderita karena kelaparan (Roma 15:26).
Bahkan dalam kasus inipun, Paulus mengajar mereka untuik memberi sesuai dengan apa yang kamu peroleh. Ini berarti bahwa
orang Kristen sepatutnya memberi secara proporsional dengan penghasilannya. Ini adalah prinsip yang sama dengan persepuluhan.
Mereka yang mendapat lebih banyak memberi lebih banyak.
2 Korintus 9:6-7
Perikop ini sekali lagi mengacu kepada persembahan khusus yang Paulus sedang kumpulkan untuk orang-orang percaya di
Yerusalem.
Kita melihat bahwa ada persembahan sukarela, yang berarti bahwa setiap orang percaya membuat keputusannya sendiri mengenai
berapa banyak yang akan ia beri (2 Korintus 9:7).
Paulus menegaskan bahwa Allah berjanji akan memberkati semua pemberian mereka.
d. Persepuluhan harus dilakukan dengan konsep yang benar
Bisa saja seseorang memberikan persepuluhan, tetapi dengan konsep yang salah. Memberikan persepuluhan dengan konsep yang
benar adalah sangat penting, apalagi di zaman Perjanjian Baru, zaman penyembahan di dalam Roh dan kebenaran.
Adalah salah jika menganggap persepuluhan sebagai semacam pajak rohani. Pajak adalah sesuatu yang memberatkan. Tuhan
ingin agar orang percaya memberi dengan sukacita, dan dengan kerelaan hati (2 Kor. 9:7).
Adalah salah untuk menganggap bahwa 10% adalah milik Tuhan dan 90% adalah milik saya. Sebenarnya seluruh hidup orang
percaya adalah milik Tuhan (Roma 12:1; Gal. 2:20). Jadi, termasuk, seluruh harta dan uang orang percaya adalah milik Tuhan yang
Tuhan percayakan kepada anak-anakNya. Dari Firman Tuhan, kita tahu bahwa Tuhan ingin kita menaruh minimal 10% dari harta
yang Ia percayakan itu, ke tiang penopang dan dasar kebenaran (Israel/Bait Suci di PL dan jemaat lokal di PB). Sisanya, tetap adalah
milik Tuhan yang kita kelola. Jadi, orang percaya tidak boleh sembarang menggunakan uangnya apalagi untuk berdosa. Dengan
penuh doa, ia menggunakan uangnya dengan bijak.
Adalah salah untuk berpikir bahwa memberi persepuluhan adalah semacam sogok kepada Tuhan, sehingga seseorang bebas untuk
berdosa asal ia membayar persepuluhan. Tuhan tidak berkenan kepada persembahan lebih daripada ketaatan! Baca 1 Samuel
15:22-23.
Adalah salah untuk berpikir bahwa persepuluhan adalah satu-satunya persembahan yang perlu diberikan. Di dalam Perjanjian Lama,
orang Israel memberikan persepuluhan, dan juga sering memberikan persembahan khusus, misalnya ketika ada pembangunan
Kemah Suci, dan peristiwa-peristiwa lainnya. Persepuluhan adalah permulaan yang baik, tetapi jangan stop dengan persepuluhan.
Justru semakin kita belajar memberi kepada Tuhan, semakin kita dimampukan untuk memberi lebih dan lebih lagi. Tidak ada yang
lebih baik daripada ketika Tuhan berkenan untuk memakai kita sebagai saluran berkatNya, untuk pekerjaanNya di bumi ini. Saluran
berkat tidak akan kekurangan berkat.
Adalah salah untuk memberikan persepuluhan dengan motivasi investasi duniawi, mengharapkan berkat materi dalam jangka
waktu pendek. Tuhan memang berjanji akan memberkati orang yang memberikan persepuluhan, tetapi janganlah mengukur berkat
Tuhan secara materi belaka. Persepuluhan seharusnyalah diberikan dengan motivasi utama cinta akan Tuhan, dan cinta akan
pekerjaan Tuhan. Berkat akan diurus oleh Tuhan pada waktuNya.
e. Persepuluhan harus dilakukan dengan iman
Satu-satunya cara untuk melakukan persepuluhan dengan efektif adalah untuk melakukannya dengan iman. Kita harus percaya akan
janji-janji Allah bahkan di masa-masa yang sulit. Dan kita harus ingat bahwa Allah menguji iman untuk melihat apakah itu iman sejati,
dan untuk membuat iman itu semakin kuat (Yak. 1:2-4). Banyak kali ketika seorang Kristen memutuskan untuk mulai memberi
persepuluhan, ia akan terkena masalah keuangan untuk menguji keputusannya itu.
John R. Rice bercerita tentang seorang penginjil bernama Kuykendahl di Texas pada awal abad ke-20. Dia memiliki pelayanan
khotbah keliling dan persembahan yang ia dapatkan sangatlah kecil, sehingga keluarganya yang besar mengalami masa yang sulit.
Satu tahun, seorang pebisnis yang kaya berkunjung ke daerah itu untuk membagikan kesaksiannya di beberapa gereja, dan penginjil
Kuykendahl adalah tuan rumahnya, mengantarkan dia dari kebaktian ke kebaktian di kereta kudanya. Di antara hal-hal lain, si
pebisnis menantang orang-orang untuk memberikan persepuluhan. Ketika mereka berperjalanan satu hari, pebisnis itu bertanya
kepada sang penginjil apakah ia percaya akan persepuluhan.
Ia menjawab, Ya, saya akan senang sekali memberikan persepuluhan, tetapi saya sangat miskin dan harus membiayai keluarga saya
yang besar.
Pebisnis itu menjawab, Saya akan memberikanmu suatu penawaran. Jika kamu mau persepuluhan untuk satu tahun penuh, saya
akan menjaminmu. Jika pada suatu waktu, kapan saja selama tahun ini, kamu mendapatkan bahwa kamu tidak bisa memenuhi
kewajiban keuanganmu, dan tidak ada lagi tempat lain untuk berpaling, hubungi saja saya, dan saya akan mengirimkan uang yang
diperlukan. Saya seorang yang kaya, dan saya seorang yang tepat janji.
Kuykendahl menjawab dengan antusias, Saya akan dengan senang menerima tawaran ini.
Sang penginjil menepati janjinya dan memberikan persepuluhan dengan setia, tetapi ia tidak pernah perlu menghubungi si pebisnis.
Pada akhir dari 12 bulan, penginjil itu merenungkan apa yang terjadi. Allah telah memberkati dia dengan berlimpah tahun itu dan
telah memenuhi semua keperluan. Orang-orang memberikan banyak barang kepadanya, lebih dari sebelumnya, dan keluarganya
merasakan banyak berkat khusus. Sambil dia memikirkan hal-hal ini, hatinya tiba-tiba terpukul, ketika ia menyadari bahwa ia telah
mempercayai kata-kata seorang pebisnis, tetapi ia tidak rela mempecayai Firman dari Allah yang hidup, yang telah memberikan janji
yang lebih hebat!
f. Bagaimana jika ada yang mengatakan bahwa persepuluhan tidak berlaku bagi orang percaya Perjanjian Baru?

(1) Ingat bahwa persepuluhan sudah ada sebelum Hukum Musa. Jadi, bukanlah karena Hukum maka Abraham memberi
persepuluhan; ia memberi persepuluhan karena ia ingin menghormati Allah dan mendukung pekerjaan Allah yang diwakili oleh
Melkizedek. Ini adalah contoh yang baik bagi orang-orang percaya Perjanjian Baru, karena kita adalah anak-anak Abraham melalui
iman (Roma 4:16-17).
(2) Perjanjian Lama diberikan untuk menjadi contoh bagi kita (Roma 15:4; 1 Kor. 10:11). Paulus menggunakan sistem Musa tentang
memberi sebagai otoritas bagi pengajarannya bahwa orang-orang percaya Perjanjian Baru harus mendukung para pengkhotbah Injil
(1 Kor. 9:8-14).
(3) Tidak ada ayat PB yang menghapuskan persepuluhan. Ada ayat yang menyebut persepuluhan sebagai sesuatu yang harus
dilakukan (Mat. 23:23). Ada ayat yang mengilustrasikan prinsip persepuluhan dalam jemaat-jemaat PB, yaitu 1 Korintus 16:2,
hendaklah kamu masing-masing sesuai dengan apa yang kamu peroleh menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah
Persembahan orang percaya PB diinstruksikan agar sesuai dengan apa yang kamu peroleh, artinya berbanding lurus dengan
penghasilan. Orang dengan penghasilan banyak, memberi banyak. Tetapi berapa persen-kah yang sebaiknya diberikan? Minimal 10%
sudah menjadi teladan orang percaya dari zaman Abraham hingga hari ini.
(4) Persepuluhan di dalam Perjanjian Lama bukanlah sekedar suatu perintah seremonial atau simbolik. Persepuluhan memiliki fungsi
yang sangat penting dan praktis: terpeliharanya bani Lewi, keimamatan Harun, dan Bait Suci. Jadi, persepuluhan bukanlah perintah
seremonial atau simbolik yang hilang oleh kedatangan Kristus. Memang, di PB tidak ada lagi bani Lewi, dan semua orang percaya
adalah imam. Tetapi, Bait Suci yang adalah pusat tiang penopang dasar kebenaran di PL, kini digantikan oleh jemaat-jemaat lokal di
PB. Jadi, persepuluhan tetap memainkan fungsi praktis dan penting di PB.
(5) Adalah kehendak Kristus yang dinyatakan jelas bahwa umatNya menjadi umat yang pemberi (Lukas 6:38). Banyak orang yang
saya temui yang tidak percaya persepuluhan adalah orang-orang yang kikir. Mereka tidak mau menarik beban yang sepatutnya di
dalam jemaat. Kekikiran dan kepelitan tidak seharusnya menjadi ciri khas seorang anak Allah. Bahkan jika engkau tidak percaya
bahwa persepuluhan adalah hukum yang diharuskan, engkau seharusnya tetap malu jika menyimpan lebih dari 90% penghasilanmu
untuk dirimu sendiri, mengingat besarnya kebutuhan pekerjaan Allah di dunia sekarang ini. Saya harus menambahkan bahwa tidak
semua orang yang tidak percaya persepuluhan itu pelit. Tetapi, biasanya orang yang menentang persepuluhan adalah karena ia tidak
mau memberi sampai 10%, sedangkan orang yang rela memberi lebih dari 10% biasanya tidak masalah dengan persepuluhan.
(6) Orang percaya memiliki banyak kewajiban finansial. Amanat Agung adalah suatu kewajiban. Kita diperintahkan untuk membawa
Injil ke setiap orang di setiap bangsa (Mar. 16:18; Kis. 1:8). Ini disebut sebagai Amanat Agung Kristus karena diulang lima kali dalam
Perjanjian Baru, jadi ada penekanan pada pentingnya hal ini. Pemberitaan Injil ke seluruh dunia terhubung intim dengan kematian
Kristus, karena penderitaan Kristus bagi dosa manusia menjadi tidak efektif jika Injil tidak diberitakan (Luk. 24:46-47). Misi
memenangkan dunia adalah tugas yang mahal. Setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk melakukan apa yang ia bisa untuk
memajukan tugas ini, termasuk memberitakan Injil secara pribadi, berdoa, dan juga memberi. Menyokong para pengkhotbah dan
penginjil adalah suatu kewajiban (1 Kor. 9:14; Fil. 4:15-17; Tit. 3:13-14; 3 Yoh. 1:5-8). Jemaat lokal adalah suatu kewajiban. Jemaat
adalah tiang penopang dan dasar kebenaran untuk zaman ini (1 Tim. 3:15). Jemaat adalah markas penginjilan dunia (Kis. 14:1-4).
Jadi, setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk menyokong jemaat lokal secara finansial sehingga jemaat bisa melaksanakan
fungsinya yang diberikan Tuhan bagi dunia yang sangat memerlukan ini.

Persepuluhan: Apa, Kenapa & Bagaimana?
By Daniel T.A. Harahap
Tanya:
Saya ingin menanyakan konsep perpuluhan dari sudut pandang HKBP. Selama ini saya merasa terpanggil untuk melakukan
perpuluhan ke gereja dan saya sudah melakukan perpuluhan setiap bulannya tetapi menurut orang-orang tua bahwa perpuluhan
tidak langsung dengan memberikan sepersepuluh dari penghasilan itu ke gereja, tetapi bisa dengan cara memberikan kepada
orang sakit, pengemis, persembahan dan kegiatan yang lebih bersifat sosial. Apakah konsep perpuluhan kristen HKBP seperti itu
sehingga jarang sekali jemaat yang memberikan perpuluhannya ke gereja termasuk naposo yang sudah bekerja? Mohon amang
bisa bantu memberikan petunjuk apa yang seharusnya saya lakukan supaya saya tidak salah melangkah, karena perpuluhan ini
sudah menjadi pergumulan saya sejak tahun lalu dan tahun ini saya sudah berkomitmen untuk memberikan perpuluhan kepada
Tuhan. (DS, dan pertanyaan banyak orang lain via email dan message FS)
Jawab:
Sebelumnya saya menerima beberapa email dan message FS yang isinya juga menanyakan soal persembahan persepuluhan.
Menurut saya agar dapat memahami makna persepuluhan dengan baik dan benar maka kita harus memahami apa sebenarnya
makna persembahan menurut iman Kristen kita.
Pertama : Persembahan adalah tanda pengakuan
Dengan memberi persembahan kita mengaku bahwa tubuh, jiwa, dan roh serta segala yang ada pada kita adalah berasal dari Tuhan
dan pada hakikatnya milik Tuhan. Diri kita dan seluruh harta kita seratus persen adalah milik Tuhan yang dipercayakanNya kepada
kita untuk kita kelola dan nikmati sesuai dengan kehendak Tuhan, dan kita pertanggungjawabkan kepadaNya (Matius 25:14-30).
Sebagian dari apa yang ada itu kita potong (dengan sadar dan sengaja) dan kita kembalikan lagi kepada Tuhan dalam ibadah sebagai
tanda pengakuan kita bahwa diri dan segala kekayaan kita berasal dari Tuhan dan pada dasarnya milik Tuhan.
Tradisi Israel kuna menyebutkan jumlah yang harus kita potong untuk diserahkan sebagai persembahan itu adalah sepuluh persen
dari hasil panen dan ternak, sebab itulah disebut persepuluhan. Pada awalnya berbentuk natura kemudian dapat digantikan dengan
uang. Sebenarnya bukan jumlah pemberian sepuluh persen itu yang pokok, sebab seperti dikatakan di atas hidup kita seratus persen
adalah pemberian dan milik Tuhan. Satu lagi: Tuhan adalah Pemilik kehidupan dan Dia sama sekali tidak tergantung kepada
pemberian kita (Mazmur 50). Lagi pula Tuhan itu maha baik dan maha pemurah, Dia mengasihi kita dan bahkan memberikan
AnakNya yang tunggal kepada kita (Yohanes 3:16). Lantas apa makna persepuluhan itu? Dengan mengembalikan sepersepuluh atau
10% dari penghasilan dan kekayaan pemberian Tuhan kita mau melatih dan mendisiplinkan diri kita mengaku bahwa Tuhanlah yang
empunya hidup kita. Artinya: kita mau belajar memberikan persembahan secara tetap dan teratur, tidak tergantung mood atau
suasana hati, juga situasi dan kondisi ekonomi. Ini baik dalam rangka melatih iman.
Kedua:persembahan tanda syukur dan terima kasih.
Dengan memberi persembahan kita mengaku bahwa kita sudah menerima sangat banyak kebajikan dan kemurahan Tuhan. Sebagian
kita kembalikan kepada Tuhan sebagai tanda syukur atau ucapan terimakasih. Sebab itu kita memberikannya dengan penuh sukacita
dan ikhlas! Persembahan sebab itu adalah respons atau jawaban orang beriman terhadap kasih dan berkat Allah yang begitu besar
kepadanya. Persembahan adalah respons karena dan bukan syarat supaya mendapatkan berkat Allah! Persembahan termasuk
persepuluhan bukanlah situmulans untuk merangsang kebajikan Allah namun respon orang beriman terhadap kebajikan Allah.
Sebab itu Maleakhi 3:10 juga harus dipahami bukan sebagai perintah Tuhan untuk memaksa kita memberi upeti kepadaNya, tetapi
lebih sebagai seruan Tuhan agar kita percaya kepadaNya bahwa Dia baik dan setia serta selalu mencurahkan segala berkatNya. Kita
tidak sedang bernegosiasi bisnis dengan Tuhan. Tanpa disogok, atau diberi persembahan pun, Tuhan Allah tetap baik dan setia, serta
melimpahkan rahmatNya kepada kita. Namun sebagai orang-orang beriman tentu kita pantas bersyukur. Salah satu ungkapan
syukur itu adalah memberi persembahan persepuluhan. Atau: persembahan mingguan, bulanan, atau tahunan. Sebagai
persembahan syukur gereja tentu tidak perlu mematok jumlahnya. Jika kita mau komit (tanpa diperintah oleh siapapun)
memberikan 10% dari penghasilan kita baik-baik dan sah-sah saja. Jika kita menetapkan kurang atau lebih juga baik dan sah. Ingat:
Tuhan tidak membutuhkan belas kasihan umatNya. Sebaliknya Dialah yang berbelas kasih kepada umatNya. Karena itulah doa
persembahan selalu berbunyi: Siapakah kami ini sehingga dapat memberi kepadaMu?
Ketiga: tanda kasih dan kemurahan hati
Yesus Kristus sudah memberikan diriNya kepada kita, menderita dan berkorban bagi kita. Sebab itu kita juga mau memberi, berbagi
dan berkorban bagi sesama kita. Sebagaimana Kristus rela memecah-mecah tubuh dan mencurahkan darahNya untuk umat yang
dikasihiNya, kita juga mau memecah-mecah roti dan berkat kehidupan untuk sesama. Ketika memberi persembahan kita sekaligus
mau mengingatkan diri kita dan membaharui komitmen/ janji kita untuk selalu memberi, berbagi dan berkorban sebagaimana telah
diteladankan oleh Kristus, Tuhan kita. (I Yoh 3:16-18).
Tidak ada patokan yang mengatakan bahwa persembahan persepuluhan harus ditujukan kepada gereja sebagai organisasi.
Persembahan persepuluhan juga bisa diberikan kepada orang-orang miskin, lembaga sosial dan kemanusiaan. Yang penting di sini
adalah persembahan persepuluhan itu adalah juga sekaligus tanda komitmen solidaritas dan cinta kasih kita kepada saudara-saudara
Tuhan yang miskin, sakit, menderita dan terabaikan. Apa yang kita berikan kepada saudara-saudara Yesus yang miskin sama artinya
dengan memberikannya kepada Tuhan. Sebab itu DS dan kita silahkan saja tentukan kemana hendak menyalurkan komitmen
persepuluhannya. Bisa utuh kepada gereja, lembaga sosial dan kemanusiaan, atau dibagi-bagi. Jika menyampaikannya kepada gereja
bisa juga tentukan persembahan persepuluhan secara spesifik ditujukan untuk pelayanan dibidang apa: diakoni, kesaksian,
pembangunan, sekolah minggu dan lain-lain.
Keempat: tanda iman atau kepercayaan
Kita percaya bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhan kita dan menjamin masa depan kita. Sebab itu kita tidak perlu kuatir atau kikir.
Dengan memberi persembahan kita mau mengatakan kepada diri kita bahwa kita tidak takut kekurangan di masa depan sebab Allah
menjamin masa depan. Persembahan adalah tanda iman kita kepada pemeliharaan Allah di masa depan. Sebab itu kita memberi
persembahan tidak hanya di masa kelimpahan tetapi juga di masa kekurangan, tidak saja sewaktu kaya namun juga saat miskin. (Lih.
Flp 4:17-19, II Kor 9:8).
Dengan memberikan persembahan, termasuk persepuluhan, termasuk di saat kita miskin atau kekurangan, kita sebenarnya mau
melatih diri kita tetap beriman kepada Tuhan. Bahwa dengan memberikan sepersepuluh dari penghasilan kita maka kita tidak akan
jatuh semakin miskin atau mati kelaparan. Di sini tentu saja kita harus kritis. Seandainya karena satu atau lain hal kita gagal
memberikan persembahan perpuluhan kita juga tidak perlu merasa berdosa. Tuhan tidak pernah menuntut apa-apa dari kita. Dia
sangat mengasihi kita. Namun, sebaliknya kita harus juga hati-hati, sebab kita juga bisa jatuh dalam sikap pembenaran diri, bermain-
main atau seenaknya saja dalam memberi persembahan. Dan hal itu tidak baik bagi perkembangan jiwa kita. Kita harus belajar
bertumbuh dan semakin dewasa dalam iman.
Kembali ke pertanyaan DS: silahkan saja memberi persembahan persepuluhan dengan motivasi dan pemahaman sebagaimana telah
diterangkan di atas. Gereja kita HKBP memang sengaja tidak menjadikan persembahan persepuluhan sebagai sebuah aturan atau
dogma sebab dalam memberi persembahan yang terpenting bukanlah jumlah nominalnya tetapi motif atau alasan hati yang ada
dibalik persembahan itu. Persembahan apapun dan berapa pun, termasuk persepuluhan, yang keluar dari hati yang bersih dan tulus,
penuh syukur, dan tidak punya pamrih, tentu berkenan di hati Allah.
Pdt Daniel Taruli Asi Harahap

Mengelola Berkat Kerajaan September 19, 2008
Pdm. Jocis Halim
1 April 2007

Ada perbedaan besar antara memberikan perpuluhan dan mengembalikan perpuluhan. Pengertian memberikan
perpuluhan adalah kita memberikan 10% kepada Tuhan dan sisanya (90%) merupakan milik kita. Atau dengan kata lain, bahwa
sebenarnya semuanya (100%) tersebut adalah milik kepunyaan kita.
Ini berlawanan dengan konsep perpuluhan yang mengajarkan bahwa semua yang kita miliki ini merupakan kepercayaan
dari Sang Empunya segala sesuatu. Atau, segala yang kita miliki (100%) adalah milik Tuhan yang dipercayakan kepada manusia.
Lantas, mengapa Tuhan hanya meminta kita mengembalikan yang 10% saja? Sebab, kita, manusia, dipercayakan oleh Tuhan untuk
menjadi pengelola! Oleh sebab kita adalah pengelola maka Tuhan beri kita yang 90%, sedangkan yang 10% kita harus
mengembalikannya pada Tuhan, Sang Pemilik.
Maleakhi 3:10, Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan
makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Kita harus membawa seluruh persembahan persepuluhan ke dalam rumah perbendaharaan Tuhan. Rumah
perbendaharaan itu tidak lain dari gereja lokal dimana kita berkomitmen di dalamnya, mendapat makanan rohani sehingga kita
bertumbuh secara rohani.
Setelah yang 10% kita bawa seluruhnya ke rumah perbendaharaan Tuhan (baca: gereja lokal), maka kita dituntut untuk
mengelola dengan benar berkat yang 90n% tersebut. Sebab kita tidak akan mengalami berkat kelimpahan seperti dalam Maleakhi
3:10 di atas, jikalau kita memang telah mengembalikan seluruh persembahan persepuluhan tapi disamping itu kita tidak
bertanggung jawab dengan mengelola dengan benar berkat yang 90% tersebut.
Tuhan minta selain kita mengembalikan seluruh persembahan persepuluhan juga kita wajib mengelola dengan benar berkat
yang 90% itu. Dan untuk mengelola dan mengendalikan kekayaan Kerajaan Sorga dibutuhkan mentalitas yang kuat. Pertanyaannya
ialah Bagaimana (membangun) mentalitas yang kuta ini ada pada kita? Jawabannya adalah mulailah taat dan jujur dalam
mengembalikan persembahan persepuluhan kita kepada Tuhan. Mengembalikan perpuluhan kita itu merupakan tanda ketaatan dan
kejujuran kita pada Tuhan.
Di atas dari segala hal di atas, ada satu tingkatan iman yang lebih lagi yang harus kita lakukan adalah KEJUJURAN dalam
mengembalikan perpuluhan. Untuk mengakui perpuluhan adalah milik Tuhan, kita membutuhkan kerendahan hati. Untuk
mengembalikan perpuluhan dibutuhkan kejujuran (integritas). Dan untuk hidup dalam kebenaran kita wajib melakukan kebenaran.
Inilah nilai-nilai Kerajaan Sorga.
Markus 10:17-27
Dikisahkan ada seorang yang datang pada Yesus dengan kerinduan agar memperoleh hidup yang kekal. Ketika ditanya tentang
hukum Taurat, orang muda ini dengan sigap menjawab bahwa ia telah melakukan semuanya sejak masa mudanya. Tetapi Yesus
memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang
kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku, (ay. 21). Mendengar perkataan itu, orang muda ini menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Seperti yang kita ketahui bahwa hukum Taurat terbagi atas 2 bagian, yaitu yang mengatur hubungan manusia dengan Allah
(hukum I-IV), dan yang mengatur manusia dengan sesamanya (hukum V-X). Jadi, maksud Yesus di sini adalah dengan menyuruhnya
menjual seluruh harta bendanya dan memberikan kepada orang-orang miskin, tidak lain Tuhan menginginkan orang muda ini punya
hubungan dengan Allah. Sebab baginya, harta bendanya menentukan pandangan manusia terhadapnya. Apa maksud Tuhan
mengatakan hal tersebut di atas? Yang dikehendaki hanyalah totalitas pada Yesus.
Untuk dapat hidup dalam standar kebaikan manusia bukanlah sebuah hal sulit. Kita akan dikatakan baik jika kita dapat
menolong orang lain. Dan bukankah banyak orang yang tidak percaya Yesus sekalipun dapat melakukan hal yang seperti itu, atau
bahkan lebih baik? Apa maksud perkataan Yesus kalau begitu? Sebenarnya Tuhan sedang membawa anak muda kaya dengan sebuah
pola pemahaman yang satu level lebih lagi tentang hubungan manusia dengan Allah. Dengan menyuruhnya menjual harta bendanya
Tuhan lagi menyentuh area paling sensitif dari kehidupan orang muda ini. Dimana tidak ada satu orang pun yang dapat mengatakan
hal itu, selain Tuhan sendiri.
Hal yang sama juga dalam kehidupan kita. Adakah hal-hal (atau area-area) sensitif dalam kehidupan kita yang tidak ingin
terjamah siapapun, baik itu manusia maupun Tuhan? Adakah hal-hal yang kita pertahankan atau tembok-tembok dalam kehidupan
kita yang kita bangun untuk menutupi/membentengi area sensitif kita? Hal yang akhirnya membuat kita mengambil langkah sama
seperti orang ini, dimana kita menjadi kecewa, sedih lalu pergi meninggalkan Tuhan. Kita mungkin tidak meninggalkan Tuhan, tapi
kita menjadi orang percaya dengan standar manusia, yang biasa-biasa saja (tidak radikal), kompromi dan kehidupan percaya kita
seperti Kristen kapal selam. Yang muncul ke permukaan ketika Natal, Tahun Baru dan Paskah saja.
Kerinduan Tuhan tatkala kita mengikutiNya adalah biarkan Tuhan yang masuk dan menyelami seluruh kehidupan kita
hingga ke area-area terdalam (tergelap/tersembunyi) dalam kehidupan kita; tempat dimana kita tidak ingin disentuh/diketahui
bahkan orang yang paling kita kasihi sekalipun. Tuhan ingin masuk sampai ke area-area tersensitif kita.
Tuhan rindu berhubungan intim dengan manusia.
Orang muda ini menyadari bahwa pengendali kehidupannya adalah harta bendanya, dan responnya adalah dia tidak
menginginkan Yesus menyentuh saraf pengendali ini. Hari ini sama, adakah saraf pengendali dalam kehidupan kita yang tidak
ingin kita serahkan pada Tuhan? Saraf pengendali ini dapat berbicara tentang uang, gengsi, kesombongan dan harga diri kita. Sebab
Tuhan menghendaki pusat pengendali dari totalitas kehidupan kita adalah Tuhan sendiri.
Apa yang terjadi jika Tuhan yang menjadi pengendali kehidupan kita? Habakuk 3:6, Ia berdiri, maka bumi dibuat-Nya
bergoyang; Ia melihat berkeliling, maka bangsa-bangsa dibuat-Nya melompat terkejut, hancur gunung-gunung yang ada sejak purba,
merendah bukit-bukit yang berabad-abad; itulah perjalanan-Nya berabad-abad.
Gunung dan bukit itu berbicara tentang: kesombongan dan ketinggian hati manusia. Yang Tuhan kerjakan selama berabad-abad
adalah menghancurkan kesombongan manusia. Akan tetapi, orang yang mencintai Tuhan mudah merendah dihadapanNya. Ketika
Tuhan menjadi pengendali kehidupan kita maka Tuhan menghancurkan kesombongan kita sehingga yang tampak dari kehidupan
kita hanyalah Yesus. Amin!

MAKNA PERSEPULUHAN
MAKNA PERSEPULUHAN
Ditulis oleh : James Andersen- Bandung ( seorang rekan sekerja di ladang TUHAN )

Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu
Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku,
ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan
makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan
dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.Maka
segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
(Maleakhi 3:8-12)

PENDAHULUAN
Tidak salah lagi, inilah ayat favorit yang paling sering digunakan oleh para pendeta untuk ancam jemaatnya agar mereka membayar
persepuluhan. Pada umumnya mereka (pendeta) berkata bahwa siapa saja yang tidak memberikan persepuluhan adalah para
penipu (maling) yang telah merampok uang Allah. Namun yang paling menggelikan dari semuanya adalah para pendeta yang
menyatakan bahwa orang-orang yang tidak memberikan persepuluhan tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Mereka
berpendapat bahwa tidak mungkin seorang maling diterima di sana. Tetapi mungkin mereka lupa bahwa seorang pemungut cukai
yang bukan saja tidak memberikan persepuluhan, tetapi memeras uang rakyat dibenarkan oleh Allah, sementara orang Farisi yang
rajin berpuasa dan memberikan persepuluhan, nyatanya ditolak oleh Allah (Luk 18:9-14).
Apapun bentuk ancaman yang mereka berikan, pada dasarnya semua pendeta tersebut sepakat: Bayarlah persepuluhan
maka engkau akan diberkati, tolaklah persepuluhan maka engkau akan dikutuk.

Benarkah orang-orang yang membayar persepuluhan akan diberkati oleh Allah?
Sayang sekali bahwa Alkitab Perjanjian Baru sama sekali tidak mendukung teori ini. Yesus berkata: Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar,
tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (Mat 23:23)
Perhatikan bahwa orang-orang Farisi membayar persepuluhan mereka dengan setia, tetapi apa yang mereka terima bukanlah berkat
dari Allah, melainkan kutuk dari Tuhan Yesus. Sebaliknya, Tuhan Yesus malah menegaskan tentang 3 bagian terpenting dalam hukum
Taurat (sehubungan dengan masalah pemberian), yaitu: KEADILAN, BELAS KASIHAN dan KESETIAAN, yang tidak lain adalah INTI dari
MAKNA PERSEPULUHAN, yakni 3 alasan utama mengapa Allah memerintahkan persepuluhan di dalam Perjanjian Lama.

Apakah persepuluhan Alkitabiah?
Ya, persepuluhan adalah Alkitabiah karena konsep persepuluhan memang tertulis di dalam Alkitab, tetapi kita harus melangkah
lebih jauh dengan menyatakan bahwa persepuluhan bukanlah doktrin dan praktek yang diajarkan oleh Perjanjian Baru. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa persepuluhan adalah milik orang Israel, sebagaimana yang tertulis di dalam hukum Taurat, bukan
milik orang Kristen. Buktinya, di dalam Perjanjian Baru hanya ada 4 ayat yang menuliskan tentang persepuluhan. Dua ayat
menceritakan tentang kecaman Tuhan Yesus terhadap orang Farisi (Mat 23:23 & Luk 11:42), satu ayat menceritakan tentang
ketinggian hati orang Farisi (Luk 18:12), dan satu ayat lagi menceritakan tentang persembahan Abraham kepada Melkisedek
(Ibrani 7:1-9).

Bukankah Yesus berkata Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan ditinggalkan?
Ya, tetapi kita harus melihat pada konteksnya secara keseluruhan, bukan hanya mencomot satu-dua perkataan Tuhan Yesus dan
kemudian bermain dengan kata-kata. Pada saat itu Yesus sedang menjelaskan kepada orang Farisi perihal makna persepuluhan
ditinjau dari sudut pandang hukum Taurat, di mana prinsip dari hukum Taurat adalah: Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan
segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat (Gal 3:10), yang kemudian disimpulkan dengan istilah Melanggar satu berarti
melanggar semua (Yak 2:10). Dari sini kita dapat melihat bahwa Tuhan Yesus sama sekali tidak bermaksud untuk menegaskan
bahwa konsep persepuluhan masih tetap berlaku di masa Perjanjian Baru (walaupun juga tidak menolak), melainkan untuk
menegaskan kepada orang Farisi bahwa memberikan persepuluhan tetapi melupakan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan, sama
artinya dengan tidak memberikan persepuluhan.

Lalu bagaimana dengan persepuluhan Abraham kepada Melkisedek?
Ketika Abraham berjumpa dengan Melkisedek, yang ditegaskan sebagai tokoh yang lebih besar daripada Abraham, yaitu seorang
raja dan imam di kota Salem (Yerusalem kuno), yang adalah gambaran dari Tuhan Yesus sebagai raja dan imam (Ibr 7:1-4) beliau
menyerahkan sepersepuluh dari segala hasil rampasannya setelah ia mengalahkan raja Kedorlaomer dan raja-raja dari timur (Kel
14:1-20). Dari kisah ini kita dapat mengambil 3 buah kesimpulan penting:
1. Persepuluhan Abraham bersifat SUKARELA, karena pada waktu itu hukum Taurat belum diberikan.
2. Persepuluhan Abraham berasal dari JARAHAN, bukan dari penghasilannya sebagai peternak kambing-domba.
3. Persepuluhan Abraham kepada Melkisedek adalah SATU-SATUNYA persepuluhan yang diberikan Abraham seumur
hidupnya (setidaknya yang tercatat di dalam Alkitab).
Jadi tidak mungkin mengambil contoh persembahan Abraham kepada Melkisedek sebagai dasar untuk mendukung teori
persepuluhan modern yang diajarkan oleh gereja-gereja masa kini.

Apakah Perjanjian Baru menolak konsep persepuluhan?
Tidak! Perhatikan bahwa dasar dari pemberian persepuluhan Abraham kepada Melkisedek adalah berdasarkan KASIH (secara
sukarela), bukan berdasarkan PERINTAH. Hal inilah yang sesungguhnya ingin ditegaskan oleh Perjanjian Baru, yaitu bahwa kita harus
memberikan seluruh persembahan kita berdasarkan kasih.

MAKNA PERSEPULUHAN
Salah satu unsur terpenting di dalam hukum penafsiran adalah, kita harus mengetahui rancangan Allah yang semula, selanjutnya
mempelajari alasan atau makna di balik perintah-perintah hukum Taurat (setelah kejatuhan manusia), baru setelah itu kita
memberikan penafsiran atas suatu doktrin atau praktek yang tertulis di dalam Perjanjian Baru. Oleh sebab itu, penting bagi kita
untuk mengetahui alasan-alasan mengapa Allah memerintahkan persepuluhan di dalam Perjanjian Lama.

MAKNA PERSEPULUHAN DI DALAM PERJANJIAN LAMA
Di dalam Perjanjian Lama, khususnya melalui kitab Bilangan dan Ulangan, kita akan menemukan bahwa ada 3 macam persepuluhan
yang diperintahkan oleh Allah. Rabi-rabi Israel menamakan 3 macam persepuluhan itu dengan nama: Maaser Rishon
(Persepuluhan Pertama), Maaser Sheni (Persepuluhan Kedua), dan Maaser Ani (Persepuluhan Ketiga).

MAASER RISHON
Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai
milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan... Mereka tidak akan
mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel, sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel
kepada TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang Lewi sebagai milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah
berfirman tentang mereka: Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel." TUHAN berfirman kepada
Musa: "Lagi haruslah engkau berbicara kepada orang Lewi dan berkata kepada mereka: Apabila kamu menerima dari pihak orang
Israel persembahan persepuluhan yang Kuberikan kepadamu dari pihak mereka sebagai milik pusakamu, maka haruslah kamu
mempersembahkan sebagian dari padanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN, yakni persembahan persepuluhanmu dari
persembahan persepuluhan itu, dan persembahan itu akan diperhitungkan sebagai persembahan khususmu, sama seperti gandum
dari tempat pengirikan dan sama seperti hasil dari tempat pemerasan anggur. Secara demikian kamupun harus mempersembahkan
sebagai persembahan khusus kepada TUHAN sebagian dari segala persembahan persepuluhan yang kamu terima dari pihak orang
Israel. Dan yang dipersembahkan dari padanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN haruslah kamu serahkan kepada imam
Harun.
(Bilangan 18:21-28)
Dari ayat-ayat ini, kita dapat mengambil beberapa point penting yang akan kita jadikan sebagai bahan perbandingan dengan apa
yang dilakukan oleh gereja yang mengaku sebagai penerus dari bangsa Israel:
1. Persepuluhan adalah persembahan khusus yang diberikan oleh bangsa Israel kepada TUHAN, bukan kepada suku Lewi (ay
19, 24). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persembahan persepuluhan adalah milik Tuhan. Oleh sebab itu, suku
Lewi sama sekali tidak berhak untuk menuntut apalagi mengancam bangsa Israel apabila mereka lalai membayar
persepuluhan.
2. Suku Lewi menerima persembahan persepuluhan dari Tuhan sebagai upah atas pekerjaan mereka di Kemah Pertemuan
(sebelum menjadi Bait Allah), yaitu sebagai pengganti karena mereka tidak menerima tanah pusaka sebagaimana kesebelas
suku yang lain. Adapun alasan mengapa mereka tidak menerima tanah pusaka yaitu karena mereka adalah milik pusaka
kepunyaan Tuhan sendiri, yakni pengganti dari seluruh anak sulung bangsa Israel sehubungan dengan tulah kematian anak
sulung di Mesir (Bil 3:11-12).
3. Suku Lewi menerima persembahan persepuluhan dari bangsa Israel dengan perbandingan 1:11 suku.
4. Orang-orang Lewi memberikan persembahan persepuluhan dari persepuluhan yang mereka terima sebagai persembahan
khusus kepada Tuhan, dan Tuhan memberian persembahan itu kepada keluarga Harun (imam-imam).

Sekarang, marilah kita coba menerapkan konsep persepuluhan pertama (Maaser Rishon) di dalam gereja. Sebuah catatan
penting harus saya tekankan di sini. Apabila gereja menganggap bahwa konsep persepuluhan yang berasal dari Perjanjian Lama
masih tetap berlaku di masa Perjanjian Baru, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengikuti semua aturan yang tertulis
di dalam hukum Taurat (sebab Perjanjian Baru sama sekali tidak mengatur soal ini).

Pertama, dengan siapakah kita mau membandingkan para pendeta? Dengan suku Lewi atau imam-imam? Seandainya para pendeta
kita persamakan dengan orang Lewi, maka seharusnya mereka tidak boleh melakukan upacara baptisan, pemberian berkat, atau
bahkan menyelenggarakan ibadah. Karena hanya para imamlah yang berhak melakukan hal-hal tersebut. Sebaliknya, apabila kita
menganggap bahwa para pendeta adalah imam-imam, maka seharusnya mereka tidak menerima persepuluhan dari jemaat
10% melainkan sepersepuluh dari total persepuluhan yang diterima oleh suku Lewi 1%.

Pertanyaan lanjutannya adalah: Siapakah orang Lewi menurut hukum Taurat? Berdasarkan kitab Bilangan pasal 4, kita ketahui
bahwa mereka adalah orang-orang yang ditunjuk secara khusus untuk mengurus barang-barang maha kudus (bani Kehat, ay 1-20),
mengangkat segala perlengkapan Kemah Suci (bani Gerson, ay 21-28), dan mengangkat segala perkakas Kemah Suci (bani Merari, ay
29-33). Secara singkat dapat dikatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang bertanggung-jawab atas segala sesuatu yang
berhubungan dengan Kemah Suci, yaitu orang-orang yang diperbantukan kepada keluarga Harun (imam-imam) demi
terselenggaranya ibadah orang Israel.

Sekarang yang menjadi permasalahannya adalah, siapakah orang Lewi menurut versi Perjanjian Baru? Berdasarkan job
description yang mereka miliki, maka seharusnya mereka adalah seluruh full timer gereja yang tidak ditahbiskan menjadi imam
(pendeta). Mereka adalah orang-orang yang berhak untuk menerima persepuluhan dari jemaat untuk selanjutnya mereka
memberikan sepersepuluh dari pendapatan mereka kepada para pendeta.

Kedua, persembahan persepuluhan dari persepuluhan jemaat (1%) yang diberikan oleh orang Lewi kepada imam-imam, harus
diberikan secara merata kepada semua anggota keluarga Harun. Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa Harun mendapatkan porsi
yang lebih besar ketimbang anak-anaknya, Alkitab hanya menyatakan bahwa persembahan orang Lewi diberikan kepada seluruh
keluarga Harun. Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang gembala sidang mendapatkan porsi yang lebih besar ketimbang para
pendeta lainnya.

Ketiga, sekaligus point terpenting yang harus kita pahami di sini. Makna di balik perintah Maaser Rishon adalah KEADILAN. Suku
Lewi, termasuk keturunan Harun, sama sekali tidak menerima tanah pusaka. Oleh sebab itu, sebagai gantinya, sangatlah wajar
apabila mereka menerima persembahan persepuluhan dari orang Israel (dengan perbandingan 1:11).
Tujuannya adalah supaya SEMUA ORANG DAPAT MAKAN (secara adil). Adakah tujuan ini telah tercapai di dalam gereja?
Mengapa terjadi kesenjangan sosial di antara para pendeta, khususnya antara gembala sidang dengan seluruh full timer yang
bekerja di sana?

MAASER SHENI
Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi
tahun. Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau
memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu
dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu. Apabila, dalam hal engkau diberkati
TUHAN, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih
TUHAN untuk menegakkan nama-Nya di sana terlalu jauh dari tempatmu, maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa
uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau membelanjakan uang itu
untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman yang memabukkan, atau
apapun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi
rumahmu. Juga orang Lewi yang diam di dalam tempatmu janganlah kauabaikan, sebab ia tidak mendapat bagian milik pusaka
bersama-sama engkau.
(Ulangan 14:22-27)
Sekali lagi kita diperhadapkan dengan kenyataan bahwa gereja tidak konsekuen di dalam menerapkan konsep persepuluhan yang
Alkitabiah. Sampai dengan hari ini, tidak pernah sekalipun saya mendengar ada seorang pendeta yang mengajarkan bahwa di dalam
Alkitab terdapat suatu jenis persepuluhan yang boleh dimakan sendiri oleh pembawanya bersama dengan seisi rumahnya. Saya tidak
tahu apakah ada unsur kesengajaan di sini maksudnya supaya jemaat tidak mempertanyakan soal ini atau memang mereka lupa
untuk memberitakannya?

Mungkin salah satu kekuatiran yang timbul dengan mengajarkan adanya suatu jenis persepuluhan yang boleh dimakan sendiri
adalah kecenderungan manusia yang pada akhirnya tidak akan memberi sama sekali. Tetapi hal itu bukan urusan gereja, apalagi
sampai menghakimi mereka yang tidak memberikan persepuluhan.

Adapun makna di balik persepuluhan kedua (Maaser Sheni) adalah KESETIAAN. Bangsa Israel diminta untuk membawa
persepuluhan mereka ke Yerusalem (tempat yang kelak dipilih oleh Allah), atau bila terlalu jauh, mereka harus menguangkan
persepuluhan mereka dan membelanjakan uang tersebut di Yerusalem, sesuka hati mereka, dengan tujuan agar mereka makan di
hadapan Tuhan bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga mereka, yaitu setahun sekali yang dilaksanakan pada hari raya
pesta panen, atau yang lebih dikenal dengan nama hari raya tujuh minggu, yang di kemudian hari dirayakan oleh orang Kristen
sebagai hari raya Pentakosta.

Apa tujuannya? Tujuannya supaya mereka belajar untuk takut akan Tuhan, Allah mereka (ay 23).
Apa maksudnya? Maksudnya adalah, mudah sekali bagi bangsa Israel untuk jatuh ke dalam salah satu bentuk penyembahan berhala
dengan cara menyembah salah satu dewa/dewi kesuburan di tanah Kanaan (Mis: Asyera, Asytoret, Baal, dll). Dengan adanya hari
raya pesta panen, yang diiringi oleh Maaser Sheni, bangsa Israel senantiasa diingatkan kepada satu-satunya sumber berkat yang
harus mereka sembah, yaitu Yahweh (YHWH), Allah Penguasa alam semesta.
Adakah makna kesetiaan seperti ini sudah menjadi bagian dari konsep persepuluhan gereja di masa modern ? Saya
meragukannya

MAASER ANI
Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan
menaruhnya di dalam kotamu(Shaar); maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan
orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu,
memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu.
(Ulangan 14:28-29)

Pernahkah saudara menemukan ayat-ayat di dalam Perjanjian Lama yang menyebutkan tentang adanya persembahan bagi orang-
orang miskin atau yang lebih dikenal dengan istilah persembahan diakonia? Saya yakin tidak, mengapa? Karena memang tidak ada
persembahan seperti itu di dalam PL. Orang-orang miskin, yaitu janda-janda, anak-anak yatim, dan bahkan orang asing, mendapat
bagian mereka dari hasil penuaian yang terbuang (umpamanya buah yang jatuh dari pohon, Imamat 19:9-10) dan Maaser Ani yang
dilakukan setiap tahun ketiga dan keenam dalam satu periode tahun sabat (7 tahun).
Jadi, berdasarkan keterangan ini, jelaslah bahwa salah satu fungsi dari persepuluhan di dalam PL adalah menyatakan BELAS
KASIHAN, yaitu agar orang-orang miskin dan orang-orang asing tidak harus mati kelaparan, karena mereka tahu kemana mereka
harus pergi untuk mendapatkan makanan, yaitu pintu gerbang kota (Shaar = Pintu Gerbang, KJV = Gates), dimana orang-orang
lewi bertugas untuk mengatur pembagiannya.

Kemana persepuluhan itu dibawa?
Banyak pendeta menyatakan bahwa persepuluhan harus di bawa ke gereja karena gereja adalah perwujudan Bait Allah di dalam PB.
Tetapi Maleakhi 3:10 dan ayat-ayat lainnya di dalam PL menyatakan bahwa persepuluhan orang Israel harus dibawa ke rumah
perbendaharaan, bukan ke Bait Allah, dimana orang-orang Lewi bertugas untuk mengatur pembagian persepuluhan itu, agar setiap
harinya terdapat persediaan makanan di Bait Allah.

Bayangkan seandainya semua orang dari seluruh pelosok negeri Israel membawa sepersepuluh dari panen mereka ke Bait Allah,
apakah kira-kira Bait Allah dapat menampungnya?

Selain itu, secara tegas Tuhan Yesus menyatakan bahwa tidak ada lagi bangunan Bait Allah di masa Pernjanjian Baru, karena Bait
Allah yang sesungguhnya adalah diri kita sendiri, yaitu orang-orang yang percaya kepada-Nya (Yoh 2:19-21, 1 Kor 3:16-17), yang
didirikan bukan oleh tangan manusia, melainkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Jadi dari mana kita mau mempertahankan ide untuk
membawa persembahan persepuluhan ke gereja (Bait Allah)?

Kalau begitu, kemana bangsa Israel membawa persepuluhan mereka? Tergantung jenis persepuluhannya. Pertama, mereka
membawa Maaser Rishon ke kota-kota orang Lewi yang tersebar di seluruh penjuru negeri Israel (Bil 35:1-8, Yos 21:1-42). Kedua,
mereka membawa Maaser Sheni ke kota Yerusalem untuk dimakan bersama-sama di dalam perayaan pesta panen (Ul 14:24).
Ketiga, mereka membawa Maaser Ani ke pintu gerbang kota masing-masing supaya janda-janda, anak yatim dan orang asing dapat
makan dan menjadi kenyang (Ul 14:28).

Konteks Maleakhi 3
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, Maleakhi 3, khususnya ayat 6-12, adalah ayat-ayat yang banyak dipergunakan oleh para
pendeta sebagai dasar untuk menyerukan persepuluhan. Tetapi hingga detik ini, jarang sekali ada pendeta yang mau menjelaskan
sampai ke akar-akarnya bahwa konteks sejarah kitab Maleakhi adalah saat di mana bangsa Israel baru saja kembali dari masa
pembuangan di Babel dan mereka masih saja hidup dengan cara yang sama sebagaimana nenek moyang mereka berdosa terhadap
Allah (Maleakhi 1 s/d 4). Allah marah karena mereka membiarkan orang-orang Lewi lari ke ladangnya (bekerja) untuk penghidupan
mereka (Neh 13:10-13). Dengan perkataan lain, mereka menindas dan mengambil jatah yang seharusnya adalah milik orang Lewi,
janda-janda, anak yatim, dan orang asing (Mal 3:4-5).

Bagaimana dengan kondisi gereja pada hari ini? Apabila gereja tetap mempertahankan konsep tentang persepuluhan menurut
Perjanjian Lama, maka ketentuan yang sama masih tetap berlaku bagi mereka. Persepuluhan adalah milik orang Lewi (Maaser
Rishon), seluruh anggota keluarga (Maaser Sheni), serta janda-janda, anak yatim dan orang asing (Maaser Ani).

Apabila uang persepuluhan diambil oleh para pendeta (imam-imam), khususnya gembala sidang, atau bahkan dipergunakan untuk
membeli gedung dan peralatan sound system, maka penyelewengan yang dilakukan oleh gereja pada hari ini adalah penyelewengan
yang sama yang telah dilakukan oleh bangsa Israel pada masa nabi Maleakhi. Merekalah (pendeta) yang sesungguhnya pantas
disebut sebagai penipu dan maling. Mengapa? Pertama, mereka mengambil jatah yang sesungguhnya bukan milik mereka
(maling). Kedua, mereka selalu menyerukan tentang persepuluhan agar tersedia makanan di rumah Tuhan, tetapi mereka
mempergunakannya untuk membeli properti gereja, apa namanya kalau bukan penipuan?

Hati Allah di balik perintah persepuluhan
Sudah jelas kiranya mengapa Allah memerintahkan persepuluhan di dalam PL. Pertama, supaya terjadi KEADILAN diantara bangsa
Isarel, yaitu: Sebelas suku Israel mendapat tanah pusaka dan suku Lewi menerima sepersepuluh dari masing-masing suku yang
kemudian memberikan sepersepuluh dari persepuluhan itu kepada imam-imam. Kedua, supaya bangsa Israel belajar SETIA kepada
Yahweh, Allah yang memberkati panen mereka. Ketiga, menyatakan BELAS KASIHAN kepada mereka yang kekurangan. Bukankah
ketiga model persepuluhan itu sejalan dengan perintah yang terutama di dalam Perjanjian Lama? Kasihilah Tuhan Allahmu dengan
segenap hatimu, jiwamu, akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu, dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.
Hati Allah selalu tertuju kepada manusia, yaitu ciptaan-Nya yang serupa dan segambar dengan Diri-Nya. Sebagai Allah, tentunya Ia
menghendaki agar semua orang dapat saling mengasihi. Tetapi sayang, dosa telah menghancurkan tabiat manusia sedemikian rupa
sehingga Allah terpaksa memberikan perintah persepuluhan (juga perintah-perintah yang lain) agar manusia dipaksa belajar untuk
saling memperhatikan dan saling mengasihi.

MAKNA PERSEPULUHAN DI DALAM PERJANJIAN BARU
Prinsip dasar yang tidak pernah berubah di dalam menafsirkan Perjanjian Baru adalah: Perjanjian Lama sudah digenapi sekaligus
dibatalkan oleh Kristus. Prinsip dasarnya tertulis di dalam Ibrani 8:7-12 (Please dibaca) yang dikutip dari kitab Yeremia 31:31-34.

Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, Allah memberikan sebuah perjanjian yang disampaikan melalui hamba-
Nya, nabi Musa, yang dimeteraikan dengan darah anak lembu dan domba jantan (Ibrani 9:19-20, Kel 24:6-8), tetapi bangsa Israel
tidak setia terhadap perjanjian itu. Namun demikian, Allah tetap setia terhadap perjanjian-Nya. Oleh sebab itu, Ia mengutus Anak-
Nya untuk menggenapi seluruh kebenaran hukum Taurat. Dan dengan tergenapinya perjanjian yang pertama melalui kehidupan dan
pengorbanan Anak-Nya (tanpa dosa dan dikorbankan sebagai Anak Domba) prinsip kebenaran menurut Taurat adalah: Hukum
Taurat harus dilakukan sepenuhnya tanpa kesalahan sedikitpun (Yak 2:10), dan Tidak ada pengampunan tanpa penumpahan darah
(Ibr 9:22, Im 17:11) , maka Allah telah melakukan bagian-Nya di dalam perjanjian yang pertama. Bersamaan dengan itu,
berdasarkan kasih Allah, Ia mengadakan suatu perjanjian yang baru melalui Anak-Nya, Tuhan Yesus, yang dimeteraikan dengan
darah-Nya sendiri.

Alkitab menyatakan, berdasarkan perjanjian yang kedua, bahwa Allah akan menaruh hukum-hukum-Nya, yaitu melalui Roh Kudus, di
dalam hati dan akal budi setiap orang yang percaya kepada-Nya (Ibr 8:10, 2 Kor 3:1-11). Dengan demikian, perjanjian yang pertama
dinyatakan sudah tidak berlaku lagi, karena semua orang yang hidup di dalam Kristus adalah orang-orang yang terhisap ke
dalam perjanjian yang baru ((Ibr 8:13, Ef 2:15).

Apa perbedaan antara PL dan PB sehubungan dengan doktrin Persepuluhan?
Perjanjian Baru secara implisit (tersirat) menyatakan bahwa tidak ada lagi bangunan Bait Allah, tidak ada lagi kaum Lewi, dan tidak
ada lagi pembagian kasta antara orang awam dengan imam-imam.

Sebaliknya, Alkitab PB secara tegas menyatakan bahwa semua orang percaya adalah Bait Allah, yaitu tempat kediaman Roh Allah,
dan semua orang percaya adalah imam-imam Perjanjian Baru (Itulah sebabnya mereka semua dibaptis, baca training centre
bagian baptisan air). Oleh sebab itu, tidak dibutuhkan lagi adanya praktek persepuluhan terutama Maaser Rishon karena
tidak ada lagi bangunan Bait Allah, dimana secara tidak langsung tidak dibutuhkan lagi adanya kaum Lewi dan imam-imam yang
melayani di sana.

Mengapa Allah meniadakan persepuluhan di dalam Perjanjian Baru?
Bukan meniadakan, tetapi mengubah konsepnya secara keseluruhan. Di dalam PL, 10% adalah milik Allah, tetapi di dalam PB, 100%
uang kita adalah kepunyaan Allah. Bahkan secara ekstrem dapat dikatakan sebagai berikut: Hidup kita adalah milik Tuhan, apalagi
uang kita? Oleh sebab itu, tanggung jawab kita di dalam pemakaian berkat Allah (uang) jauh lebih berat ketimbang saudara-saudara
kita di dalam PL.

Doktrin persepuluhan sama sekali tidak relevan dengan Perjanjian Baru
Misalkan, Bpk. A memiliki penghasilan 2 juta rupiah per bulan. Maka persepuluhan yang harus Bpk. A berikan adalah 200 ribu rupiah
dan sisanya 1,8 juta dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari, wajar bukan? Tetapi bagaimana dengan Bpk. B yang memiliki
penghasilan 100 juta rupiah per bulan? Coba kita hitung, 10 juta rupiah untuk persepuluhan dan 90 juta untuk kehidupan pribadi,
wajarkah menurut saudara? Masih dapatkah kita berkata bahwa Bpk. B mengasihi Allah dan sesamanya? Sekarang bayangkan
bagaimana nasib orang-orang kecil yang memiliki penghasilan kurang dari 500 ribu per bulan, masihkan Injil dapat dikatakan sebagai
kabar baik apabila mereka masih tetap harus menyisihkan 50 ribu untuk gereja? Saya kira jawabannya sama sekali tidak, karena
tidak mungkin berita Injil mengoyakkan hati nurani manusia, sebab dasar dari PB adalah KASIH, bukan lagi PERINTAH (PL).

Kembali kepada kehendak Allah yang semula
Sama halnya dengan konsep perceraian dimana pada mulanya Allah tidak mengijinkan perceraian, namun karena kedegilan hati
manusia, Allah mengijinkan perceraian berdasarkan hukum Taurat, tetapi pada akhirnya Tuhan Yesus mengembalikan konsep
tersebut kepada kehendak Allah yang semula, yaitu tidak boleh bercerai, maka demikian pula dengan konsep persembahan. Pada
mulanya Allah menghendaki persembahan berdasarkan kasih, namun karena ketamakan hati manusia, Allah memerintahkan
persembahan (termasuk persepuluhan) berdasarkan hukum Taurat, tetapi kini Tuhan Yesus telah mengembalikan konsep pemberian
kepada hukum yang semula, yaitu hukum Kasih, yang dijabarkan dengan istilah: Keadilan, Belas Kasihan dan Kesetiaan, yang ditandai
dengan adanya kerelaan hati dan sukacita (2 Kor 9:7).

Dimana letak kesalahan gereja?
Letak kesalahan gereja adalah ketika gereja, yang adalah organisme, berubah menjadi organisasi (Baca training center bagian makna
gereja). Gereja adalah jemaat (Ekklesia), yaitu orang-orang yang dipanggil keluar untuk suatu pertemuan. Bukan suatu tempat,
bukan suatu institusi, apalagi menjadi suatu gedung pertemuan. Mungkin ada baiknya apabila kita mengganti kosa kata bahasa
Indonesia gereja menjadi jemaat sehingga konotasi kita tidak salah sejak semula mendengarnya.

Ketika gereja menjadi suatu institusi dan tempat ibadah, secara tidak sadar kita telah kembali kepada pola Perjanjian Lama dengan
Bait Allah dan struktur organisasinya. Kita kembali kepada pola Imam Awam dengan mentahbiskan pendeta-pendeta atau pastur-
pastur yang secara tidak langsung membuat sebuah kasta baru di dalam Perjanjian Baru dimana orang-orang awam tidak boleh
membaptis, mengucapkan berkat, atau melakukan tugas-tugas keimamatan lainnya, padahal Alkitab mengajarkan bahwa setiap
orang percaya adalah imam Perjanjian Baru.

Dengan berdirinya bait Allah bait Allah yang baru (Baca: gereja), maka secara otomatis diperlukan juga orang-orang yang bertugas
sebagai imam. Tentu saja hal ini mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan penghidupan dari imam-imam yang bekerja secara full
time di gereja tersebut. Maka tidak perlu heran apabila jalan keluarnya adalah persepuluhan sebagaimana gereja kembali ke pola
institusi dan keimamatan, yaitu kembali kepada pola Perjanjian Lama.

Kapan gereja kembali kepada pola persepuluhan?
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Cyprian pada abad ke-3 mulai memperkenalkan konsep persepuluhan untuk menyokong
kehidupan para penginjil, tetapi konsep ini sama sekali tidak populer karena gereja pada waktu itu masih berbentuk gereja rumah.
Perubahan besar terjadi ketika kaisar Konstantin bertobat pada abad ke-4 dan segera gelombang kristenisasi melanda seluruh eropa.
Hasilnya, gedung-gedung gereja mulai didirikan. Imam-imam diangkat dan ditahbiskan. Akhirnya, lahirlah institusi gereja, yang
kemudian menjelaskan asal-muasalnya gaji kependetaan, yaitu diambil dari persembahan-persembahan jemaat, termasuk
persepuluhan.
Baru pada akhirnya pada tahun 800-an, persembahan persepuluhan menjadi semacam kewajiban yang harus dibayarkan oleh
jemaat.
Mungkin beberapa pendeta harus menyelami perkataan rasul Paulus berikut ini sehubungan dengan sumber penghidupan mereka:
Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami
berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya. (2 Kor 2:17).
Salahkah menerima persembahan (termasuk persepuluhan) dari jemaat?
Tentu saja tidak, sebab rasul Paulus yang menyerukan agar kita semua tidak mencari keuntungan dari firman Allah, adalah orang
yang sama yang menyebutkan, Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya
dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan
telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu. (1 Kor 9:13-14).

Kesalahannya bukan terletak pada boleh atau tidaknya hidup dari pelayanan, yaitu menerima persembahan dari jemaat (atau PK),
tetapi pada kewajiban memberi persembahan yang ditekankan oleh institusi gereja (atau pendeta), yaitu dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup para full timernya. Jangan lupa bahwa rasul Paulus, walaupun berhak menerima persembahan dari
jemaat berdasarkan prinsip 1 Kor 9:11 , tidak mengambil persembahan tersebut, melainkan memberikan teladan bagi hamba-
hamba Tuhan lainnya dengan cara bekerja membuat tenda (Kis 18:3).
Namun demikian, ada pula saatnya dimana rasul Paulus menerima persembahan dari jemaat sebagai bekalnya untuk memberitakan
Injil (Fil 4:15-18). Jadi, dengan perkataan lain, bukan soal menerima persembahan yang salah, melainkan kuk memberi persembahan
yang kita taruh kepada jemaat yang salah.

KESIMPULAN
Memberi dengan sukacita dan kerelaan hati adalah salah satu tanda dari kedewasaan rohani, yaitu bukti adanya buah roh Kasih.
Tentunya pemberian ini harus diukur berdasarkan motivasi di balik pemberiannya, bukan hanya sekedar adanya perasaan
sukacita dan kerelaan hati. Motivasi yang paling benar adalah kasih kepada Allah, yaitu kesadaran bahwa Allah telah terlebih
dahulu menyatakan kasihnya kepada kita. Tidak ada motivasi lain yang lebih tinggi nilainya daripada kasih. Rasul Paulus pernah
menekankan bahwa dari ketiga hal ini, yaitu: iman, pengharapan dan kasih, yang terbesar diantaranya ialah kasih (1 Kor 9:13).
Kebenaran ini sejalan dengan pengajaran Tuhan Yesus perihal hukum yang terutama: Kasihilah Tuhan Allahmu dan Kasihilah
sesamamu manusia.
Standar inilah yang kemudian harus kita terapkan di dalam pelayanan kita tertuju kepada para pendeta yaitu bagaimana kita
menyatakan kasih Allah kepada jemaat. Tujuannya tidak lain supaya mereka mengenal kasih Allah yang sesungguhnya, dan
sebagai bonusnya (bukan tujuan utama) kita akan mendapatkan kasih dari mereka, khususnya dalam hal persembahan apabila
nyata bahwa kehidupan kita memang bergantung dari pelayanan.

Jadi, apabila saudara bertanya kepada saya, bagaimana caranya agar para pendeta dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, maka
saya akan menjawab saudara: Dewasakanlah kerohanian jemaat, karena ketika mereka menjadi dewasa, maka secara otomatis
mereka akan memberi (sesuai dengan kebutuhan pendetanya). Bukan untuk menjadikan pendeta mereka kaya raya! (yang pada
akhirnya melenceng dari tujuannya yang semula), melainkan agar prinsip Keadilan, Kesetiaan dan Belas Kasihan dapat dinyatakan
diantara tubuh Kristus.
Ke Mana Memberikan Persembahan Persepuluhan?
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA

Dalam PL, Tuhan memberikan perintah dengan terperinci melalui Hukum Taurat kepada orang Israel untuk dilakukan sebagai
kewajibannya terhadap Tuhan dan terhadap sesama. Salah satunya adalah mengenai persembahan Persepuluhan.
Landasan awal persembahan itu adalah bahwa saat bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, hanya 11 suku yang mendapat
pembagian tanah milik pusaka, sedangkan suku Lewi tidak.
Suku Lewi dikhususkan untuk melayani Tuhan di Kemah Suci. Sehingga Tuhan menetapkan: persembahan persepuluhan yang
dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN sebagai persembahan khusus, diberikan TUHAN kepada orang Lewi sebagai milik
pusakanya; itulah sebabnya TUHAN telah berfirman tentang orang Lewi: "Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-
tengah orang Israel." (Bilangan 18:24)
Sekarang ini, orang Kristen yang bukan orang Israel tidak memiliki kewajiban terhadap orang Lewi. Sebagai gantinya, para Hamba
Tuhan yang bekerja secara 'full time' di gereja dianggap sebagai pengganti orang Lewi dan berhak menerima persembahan
persepuluhan.
Di gereja tertentu yang pengelolaan keuangannya dilakukan sendiri oleh Pendeta, mereka menekankan bahwa persembahan
persepuluhan harus diberikan secara utuh dan rutin ke gereja tersebut. Jemaat dilarang memberikan persembahan persepuluhan
kepada pelayanan yang lain.
Tetapi di gereja Protestan, pengelolaan keuangan gereja dilakukan oleh bendahara gereja atau bendahara sinode (Presbiterial,
sinodal), dan pendeta mendapat gaji bulanan secara tetap yang jumlahnya diputuskan oleh sidang sinode atau sidang majelis.
Di gereja protestan, persembahan yang diberikan oleh jemaat digunakan selain untuk kesejahteraan Gembala Sidang, juga
digunakan untuk pelayanan meja/diakonia, penginjilan atau pun yang lain. Seluruh persembahan dari jemaat yang diberikan ke
gereja dikelola oleh majelis jemaat, dan dilaporkan secara terbuka kepada jemaat dalam laporan keuangan secara berkala. Dengan
pola seperti itu jemaat secara langsung bisa mengetahui secara jelas penggunaan keuangan gereja dan juga melakukan
pengontrolan.
Dalam Ulangan 14:29 dan Ulangan 26:12 TUHAN menetapkan bahwa persembahan persepuluhan digunakan untuk kesejahteraan:
1. Orang Lewi
2. Orang asing
3. Anak Yatim
4. Janda
Jadi bukan hanya untuk orang Lewi saja, atau jika diterapkan untuk umat Kristen sekarang ini, pemberian persembahan
persepuluhan bukan hanya untuk pendeta saja.
Dalam PB, Tuhan Yesus tidak lagi menekankan pemberian persembahan persepuluhan sebagai hukum harus dilakukan atau benar
dan salah. Tetapi sebaliknya Tuhan Yesus menyempurnakannya dengan memberikan dua contoh nyata yang sangat ekstrem.
Dalam Matius 19:16-22, Tuhan Yesus meminta kepada anak muda yang kaya supaya menjual semua hartanya, memberikan kepada
orang-orang miskin dan mengikut Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak meminta anak muda itu untuk memberikan semua hartanya
untuk orang Lewi, tetapi secara langsung memberikan kepada orang-orang miskin.
Dalam Markus 12:41-44, Tuhan Yesus menunjukkan kepada para muridnya persembahan seorang janda miskin sebesar dua peser ke
dalam peti persembahan di bait Allah. Walaupun sangat kecil, dua peser itu dikatakan Tuhan Yesus sebagai seluruh nafkahnya. Janda
miskin itu memberikan seluruh nafkahnya ke bait suci untuk orang Lewi.
Dalam dua contoh itu ternyata yang mau disampaikan oleh Tuhan Yesus adalah bukan berapa besar dan kepada siapa persembahan
itu diberikan, tetapi bagaimana sikap hati si pemberi kepada Tuhan.
Yang pertama, mengenai orang muda yang datang kepada Tuhan Yesus. Walaupun sudah melakukan semua hukum taurat sejak
masa mudanya, tetapi dia sangat terikat dengan hartanya yang banyak. Tuhan Yesus katakan dia harus menjual semua hartanya dan
memberikan kepada orang-orang miskin untuk beroleh harta di sorga. Untuk masuk sorga dia harus melepaskan semua keterikatan
kepada kekayaannya.
Contoh yang kedua, dua peser yang diberikan oleh janda miskin itu adalah seluruh nafkahnya. Tuhan Yesus menyatakan bahwa
janda miskin memberikan persembahan lebih banyak dari semua orang karena mereka memberi dari kelimpahannya sedangkan
janda miskin memberikan seluruh nafkahnya. Janda miskin itu memberikan seluruh nafkahnya karena hatinya sangat cinta akan
Tuhan.
Rasul Paulus menyatakan dalam Roma 12:1 agar orang Kristen mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah bentuk ibadah yang sejati. Roma 12:1 menyatakan tentang bentuk
persembahan yang 'utama' di hadapan Tuhan yaitu mempersembahkan tubuh; dibandingkan dengan memberikan persembahan
persepuluhan dengan 'terpaksa'.
Tetapi rupanya Roma 12:1 banyak digunakan sebagai 'perisai' oleh orang Kristen untuk menghindar memberikan persembahan
persepuluhan. Menurut mereka, mempersembahkan seluruh hidup itu jauh lebih besar nominalnya daripada persembahan
persepuluhan. Itu kelihatannya masuk akal, tetapi kenyataannya yang sebenarnya adalah: bagaimana orang bisa mempersembahkan
seluruh tubuhnya, jika untuk memberikan persembahan persepuluhan saja susah sekali.
Jika mau contoh persembahan seluruh tubuh yang nyata bisa kita lihat pada permintaan Tuhan Yesus kepada anak muda yang kaya
untuk menjual seluruh hartanya (seratus persen), memberikan kepada orang-orang miskin dan mengikut Tuhan Yesus (Matius
19:16-22).
Tuhan Yesus maupun Rasul Paulus menyatakan bahwa memberikan persembahan tidak lagi dipandang sebagai kewajiban yang
dinyatakan benar dan salah secara matematis. Orang Kristen memberikan persembahan adalah sebagai bentuk cinta kasih dan
hubungannya yang akrab dengan Tuhan. Oleh karena itu dalam 2 Korintus 9:7 dikatakan bahwa Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita. Dengan sukacita karena telah memberikan menurut kerelaan hatinya, bukan dengan sedih hati atau
karena paksaan.
Kemudian bagaimana dengan persembahan persepuluhan itu sendiri? Jumlah seperpersepuluh adalah satu tuntunan mengenai
besaran nominal persembahan yang bisa dijadikan acuan oleh orang Kristen dalam memberikan persembahan. Kalau mau setia,
maka segala bentuk penghasilan yang diterima harus dihitung sepuluh persennya sebagai persembahan - termasuk jika menerima
arisan atau angpaw dari keluarga.
Dengan berlatih memberikan persembahan persepuluhan secara setia dan dari jumlah yang kecil, orang Kristen akan dimampukan
oleh Roh Kudus untuk memberikan persembahan yang lebih besar dengan sukacita. Pada akhirnya orang Kristen akan mampu
mempersembahkan seluruh tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; karena itu
adalah bentuk ibadah yang sejati (Roma 12:1)
Mengenai cara pemberian persepuluhan - untuk gereja yang menekankan bahwa persembahan persepuluhan harus diberikan
kepada Pendeta, hendaknya dilakukan seperti itu. Karena pengelolaan keuangan dilakukan sendiri oleh pendeta yang bersangkutan.
Tetapi untuk gereja yang menerapkan sistem presbiterial (sidang majelis) atau sinodal (sidang sinode), persembahan persepuluhan
dapat dimasukkan ke dalam persembahan bulanan atau dimasukkan secara langsung ke dalam kantong persembahan.
Jika gereja tersebut telah memiliki kemampuan finansial yang besar, persembahan persepuluhan itu bisa juga diberikan kepada
pelayanan hamba Tuhan yang lain yang 'membutuhkan' atau diberikan kepada orang asing, anak yatim atau janda miskin (Ulangan
14:29, 26:12). Tetapi diingatkan oleh Rasul Paulus, bahwa janda yang berhak menerima persembahan persepuluhan adalah janda
tua yang miskin, bukannya janda muda yang cantik (1 Timotius 5:5-15).
Persembahan persepuluhan sebaiknya diberikan kepada gereja lokal tempat orang Kristen tersebut dilayani. Gereja lokal akan
mengelola persembahan persepuluhan untuk digunakan sesuai dengan pelayanan yang dilakukan di gereja tersebut.
Tetapi tidak tertutup kemungkinan, orang Kristen memberikan persembahan persepuluhan secara langsung kepada hamba Tuhan
yang lain yang 'membutuhkan', orang miskin, anak yatim atau pun janda tua miskin sesuai dengan tuntunan Roh Kudus dalam
hatinya (Matius 19:21).
Pada saat seorang Kristen memberikan persembahan persepuluhan dengan setia dan penuh sukacita, maka Tuhan PASTI
menggenapi janjiNya untuk: "Membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:10)
Tuhan Yesus tidak menilai berapa banyak dan kepada siapa persembahan persepuluhan itu diberikan, tetapi Tuhan menilai hati si
pemberi persembahan itu. Tuhan Yesus mengajarkan orang Kristen untuk memberikan persembahan dengan sukacita agar tidak
terikat kepada harta bendanya - karena SUKAR SEKALI bagi orang kaya (yang umumnya bergantung dan mengandalkan hidup pada
kekayaannya) untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Matius 19:23). Coba kalau firman Tuhan itu diperjelas: "... karena MUDAH
SEKALI bagi orang kaya untuk masuk ke dalam NERAKA." (Mengerikan sekali...)
Jadi sebaiknya orang Kristen tidak usah mempertentangkan mengenai ketentuan pemberian persembahan persepuluhan dan
kepada siapa harus diberikan. Lebih baik mencoba melakukan sendiri untuk menguji sejauh mana kebenaran firman Tuhan di
Maleakhi 3:10 dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya minta bimbingan Roh Kudus untuk menunjukkan kepada siapa
persembahan itu akan diberikan. Kepada gereja lokal, kepada hamba Tuhan yang 'membutuhkan', kepada orang asing, anak yatim
atau kepada janda miskin. Ingat: janda tua yang miskin ... :-)
* * * * *
Hendaklah masing-masing memberikan (persembahan persepuluhan atau semua jenis persembahan yang lain) menurut kerelaan
hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7)

Perpuluhan dalam Perjanjian Baru
Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan, mohon penjelasannya. Trimakasih.
Pertanyaan:
1. Sekarang tersebar sms yang memperingatkan awasan terhadap pengunaan kartu perdana AXIS
6 Rp./SMS
60 Rp/ Menit
600 Rp / MMS
Triple 666 di sebut anti krist. bagaimana pendapat Shopiah? Pertanyaa yg timbul, apakah angka 666 sudah identik dengan anti
Kris, sehingga bila angka triple 6 ini digunakan sekarang baik no tel dsb sudah digolongkan anti Kris. mohon penjelasannya.
Pertanyaan lain yang muncul. Apakah angka triple 6 ini hanya berlaku nanti ketika saat anti krist itu benar2 nyata?
2. Issu mengenai normor telpon yang kalau masuk ke HP kita, bila diangkat akan mengakibatkan kematian? Bagaimana Pendapat
shopia?
3. Mengenai Perpuluhan. Kenapa dalam PB tidak kita temukan bahwa ada perintah Persepuluhan. Yesus dan murid2Nya dalam
pelayanan tidak pernah memerintah perpuluhan dan menyinggung masalah kehidupan orang Lewi mengapa?.
Yang ada hanya bahwa kehidupan hamba Tuhan( mereka yg melayani Tempat kudus, melayani mezba dan yang memberitakan Injil
hidup dari injil itu. ( I Korintus 9:13,14). Apakah ini berarti ayat ini mengacu pada Perpuluhan?
Apakah perintah Persepuluhan dalam PL itu adalah perintah untuk segala masa?
Trimakasih untuk Jawabanny Tuhan Yesus memberkati.
Yohanes
[JAWAB]:
[CKM]:
1. Jawabannya sudah kami buat dalam topik tersendiri, silakan dibaca: Benarkah GSM Axis Antikris?
2. Ini jelas HOAX. Kemaren di TV juga sudah dijelaskan bahwa hal semacam itu tidak mungkin terjadi.
3. Jawabannya sbb:
1. Harus diketahui dahulu tujuan dari perpuluhan, yaitu:
a. Untuk makan bersama (Ul 12:5-7, 14:22-29).
b. Untuk menghidupi orang Lewi (Bil 18:21-24 bdk. Mal 3:10a). Oleh karena perpuluhan bukan dirimkan ke panti2/lembaga sosial,
tetapi kepada gereja dimana Anda mendapatkan berkat (rohani).
2. konsep di Alkitab adalah kontinyuitas dan diskontinyuitas yang berjalan bersamaan serta tidak akan pernah berubah. Dalam
konsep kontinyuitas terdapat praktek diskontinyu (berhenti lalu berubah). Meskipun Perjanjian Baru tak memberi penjelasan tapi
juga tidak ada diskontinyuitas perpuluhan. Dengan kata lain, perpuluhan tetap dijalankan sebagai kriteria minimal tapi harus dengan
motivasi yang tepat.
3. Ada juga yang berpendapat bahwa dalam Perjanjian Baru tidak ada perintah atau rekomendasi untuk orang-orang Kristen tunduk
kepada sistim perpuluhan yang legalistik. Paulus menyatakan bahwa orang-orang percaya sepatutnya menyisihkan sebagian dari
penghasilan mereka untuk mendukung gereja (1 Korintus 16:1-2). Perjanjian Baru tidak menentukan persentase penghasilan yang
harus disisihkan tapi hanya mengatakan, sesuai dengan apa yang kamu peroleh (1 Korintus 16:2). Gereja Kristen mengambil angka
10% dari Perjanjian Lama dan menerapkannya pada rekomendasi minimum untuk orang Kristen dalam memberi persembahan.
Namun demikian orang Kristen tidak perlu merasa wajib untuk selalu memberi perpuluhan. Orang Kristen sepatutnya memberi
sesuai dengan apa yang mereka mampu, sesuai dengan apa yang kamu peroleh. Kadang-kadang ini berarti memberi lebih dari
perpuluhan, kadang-kadang kurang dari perpuluhan. Setiap orang Kristen perlu berdoa dengan sungguh-sungguh dan meminta
hikmat dari Tuhan mengenai memberi atau tidak memberi perpuluhan dan/atau berapa banyak yang dia berikan (Yakobus 1:5).
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7).
4. Waktu memberikan perpuluhan jamganlah memberi dengan terpaksa (bdk. 2 Kor 9:7) juga jangan memberi dengan pamrih
supaya dibalas Tuhan dengan penghasilan lebih besar (memancing kakap dengan teri). Di sini Anda perlu dengan jelas apa itu
perpuluhan dan apa motivasinya Anda memberikan perpuluhan. Berilah perpuluhan dengan sukacita, dengan pengertian yang benar
mengenai perpuluhan dan perpuluhan itu demi kemuliaan nama Tuhan.
[MC]:
Rekan Yohanes tepat sekali dalam mengamati bahwa Yesus maupun para rasul tidak pernah secara langsung menyatakan kita untuk
membayar perpuluhan. Selain itu, kita juga tahu bahwa Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat. Nah, bila hukum Taurat
telah digenapi, apakah artinya hukum untuk perpuluhan juga telah tergenapi (seperti halnya persembahan penghapus dosa, dll)
sehingga tidak perlu kita lakukan?
Memang dalam PB tidak ada perintah untuk memberikan perpuluhan. Akan tetapi Roma 12:1 mencatat agar kita
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup Implikasi dari ayat ini adalah tuntutan Allah bagi kita bukanlah
lagi 10%, akan tetapi 100%!
Sekali lagi pengamatan rekan Yohanes adalah tepat. Dalam I Korintus 9:10-14, Paulus menyatakan bahwa mereka sebetulnya berhak
untuk menerima penghidupan dari pemberitaan Injil. Jumlahnya memang tidak disebutkan berapa, sehingga akhirnya
dipergunakanlah 10% (yang diambil dari PL) sebagai standar.
Bagaimana dengan pernyataan bahwa Yesus telah menggenapi hukum Taurat, jadi kita tidak perlu lagi memberi perpuluhan?
Kalau kita berpandangan seperti itu, bukankah artinya kita tidak perlu juga melakukan 10 Perintah? Wah, bila benar seperti itu,
orang-orang Kristen akan menjadi orang-orang yang paling mengerikan di seluruh dunia.
Maka, tidaklah demikian. Sebagian dari perintah dalam PL memang tidak kita lakukan lagi, contohnya membawa korban bakaran.
Mengapa? Karena kematian Kristus adalah korban yang sempurna, sehingga segala korban yang dipersembahkan di masa PL sudah
terpenuhi.
Tetapi ada perintah-perintah yang masih tetap kita harus lakukan, contohnya, jangan mencuri. Hal ini termasuk mencuri dari Allah.
Maleakhi 3:8-10 mencatat pertanyaan Allah kepada umat Israel. LAI memakai kata bolehkah manusia menipu Allah? Akan tetapi
bahasa Ibrani dari kata menipu adalah qaba yang artinya merampok. Alkitab bahasa Inggris dengan tepat menggunakan kata rob
(merampok).
Bagaimanakah kita merampok Allah? Ayat 8 mencatat Mengenai perpuluhan dan persembahan khusus.
Selain itu, Yesus berkata dalam Matius 22:21, Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada
Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.
Semoga bisa menjawab.

[DSB]:
Menambahkan jawaban kedua rekan saya di atas:
1. Pada Matius 23:23 Yesus mengatakan, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu
abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Dari
perkataan Yesus ini sudah jelas bahwa praktek perpuluhan harus dilakukan, namun kita jangan jatuh kepada hukum legalis karena
kita harus memperhatikan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Selain itu, janganlah kita memberi karena keharusan, melainkan
dengan sukarela dan sukacita
2. Perpuluhan adalah disiplin rohani yang baik untuk melatih iman kita kepada Tuhan, bahwa Tuhan akan mencukupkan kita,
walaupun kita hidup hanya dengan kurang dari 90% pendapatan kita.
3. Bilangan 18:21, 24 mengatakan bahwa persepuluhan pada Perjanjian Lama diberikan kepada orang Lewi. Masalahnya adalah,
jabatan Lewi dan imam pada Perjanjian Lama sudah tidak ada di masa Perjanjian Baru. Hal ini karena Bait Allah sudah tidak ada dan
pada masa kini Bait Allah tidaklah dapat ditafsirkan sebagai gereja sebagai gedung atau organisasi atau tempat ibadah. Bait Allah
pada masa kini adalah Gereja sebagai kumpulan orang percaya yang terlepas dari gedung, tempat dan organisasi. Ada gereja yang
kelihatan, ada juga gereja yang tidak kelihatan. Untuk orang-orang yang punya banyak uang, memberi perpuluhan ke gereja dan
memberi persembahan ke lembaga-lembaga Kristen misalnya memang dimungkinkan. Namun untuk orang-orang yang pas-pasan,
dan apabila Tuhan menggerakkan orang tersebut untuk memberikan uang perpuluhan yang dimilikinya untuk diberikan kepada
suatu badan misi misalnya dan bukan ke gerejanya, hal ini tidak bisa dikatakan salah. Karena badan misi juga merupakan tubuh
Kristus (gereja yang tidak kelihatan) yang perlu didukung. Kalau hal ini terjadi, istilahnya memang bukan lagi sebagai perpuluhan,
tetapi sebagai persembahan (walaupun besarnya sekitar 10% dari penghasilan).
Imam yang merupakan pengantara antara umat dengan Tuhan sudah digantikan Kristus sehingga kita sekarang sudah disebut
sebagai imamat rajani (I Petrus 2:9), sehingga jabatan tersebut sudah tidak ada. Kita tidak lagi berdoa melalui perantaraan hamba
Tuhan, baik Penginjil/Guru Injil, maupun Pendeta. Sedangkan orang Lewi pada masa kini dapat disejajarkan dengan orang-orang
yang melayani secara penuh waktu (full timer) dalam pekerjaan Tuhan. Ini berarti tidak terbatas kepada hamba Tuhan saja, tetapi
bisa juga tenaga admininstrasi di gereja, atau pemain musik ibadah full time, atau para pekerja di yayasan-yayasan parachurch dan
lain-lain.
Sekalipun demikian, gereja tempat kita beribadah tetap merupakan tujuan pertama untuk persembahan perpuluhan. Hal ini
berdasarkan pada I Korintus 9:13-14 dan Galatia 6:6, di mana jemaat mempunyai tanggung jawab untuk memelihara hidup para
hamba Tuhan yang melayani di gereja tempat mereka beribadah.
Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan
bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah menetapkan,
bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu. (I Korintus 9:13-14)
Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang
memberikan pengajaran itu. (Galatia 6:6)
3. Ulangan 14:28-29 mengatakan bahwa pada tahun ketiga, persepuluhan dikumpulkan di kota masing-masing, untuk digunakan
makan bersama dengan orang Lewi, para janda dan anak yatim. Karena persepuluhan pada masa tersebut dikumpulkan setahun
sekali, maka secara matematis berarti 33% dari persepuluhan (1 tahun dari 3 tahun) digunakan bukan hanya untuk mendukung para
hamba Tuhan/full timer melainkan juga untuk menolong orang miskin (amal). Dalam hal ini seharusnyalah gereja menggunakan
sebagian dari perpuluhan jemaat untuk membantu orang yang berkekurangan, atau mempersilakan jemaat menggunakan sebagian
dari perpuluhannya untuk amal.
Maka saya mencoba menyimpulkan mengenai persepuluhan ini sebagai berikut:
Hendaknya kita memberikan persembahan persepuluhan, namun jangan karena keharusan, melainkan dengan sukarela dan sukacita
(2 Korintus 9:7), sebagai ucapan syukur atas berkat Tuhan dan ungkapan iman yang mana Tuhan mencukupkan kita dengan 90%,
untuk kepentingan kehidupan hamba Tuhan (I Korintus 9:13-14), keperluan pelayanan Gereja, baik yang kelihatan maupun yang
tidak kelihatan, serta menolong orang yang berkekurangan. (Ulangan 14:28-29)
Persembahan Persepuluhan Untuk Siapa?
Persembahan Persepuluhan Kepada Tuhan
Perdebatan tentang ajaran persepulahan dikalangan teolog masih terus berlangsung. Ada kelompok yang berpendapat bahwa ajaran
persepuluhan bukan merupakan ajaran yang harus dilakukan gereja karena ajaran itu diberikan kepada bangsa Israel. Ada pula
kelompok yang mengajarkan bahwa perintah persepuluhan adalah mutlak bagi setiap orang percaya pada Yesus. Dua pandangan ini
mendominasi dikalangan kelompok gereja injili. Di sisi lain ada pemimpin-pemimpin gereja yang sudah menyalahartikan dan
menyalahgunakan persembahan persepuluhan untuk kepentingan pribadi. Namun ada juga pemimpin gereja merasa enggan
membicarakan dan mengajarkan persembahan persepuluhan karena rasa takut dilabel sebagai pemimpin atau pendeta yang cinta
uang. Ada suatu kesulitan bagi gereja tertentu untuk mengajar jemaatnya untuk memberi persembahan seperti ini. Sebagai
akibatnya tidak jarang sebuah gereja meminta pengkhotbah undangan untuk mengkhotbahkan doktrin persepuluhan. Apa sikap-
sikap seperti di atas layak dimiliki seorang gembala sidang? Apa yang diajarkan Alkitab tentang persembahan persepuluhan ini?
Apakah doktrin persembahan persepuluhan merupakan perintah bagi gereja atau hanya bagi umat Israel di masa Perjanjian Lama?
Pertanyaan-pertanyaan ini akan dijawab dalam artikel ini.
DOKTRIN PERSEPULUHAN SEBELUM MASA ISRAEL
Benarkah anggapan banyak orang bahwa ajaran persepuluhan merupakan ajaran masa Hukum Taurat? Penyelidikan Alkitab akan
mematahkan pandangan ini karena justru sebelum Adanya Alkitab atau Hukum Taurat, ajaran ini sudah diberikan Allah kepada
Abraham. Pertama sekali kata persepuluhan muncul dalam Alkitab ada di Kejadian 14:20. Konteksnya berkenaan dengan
peperangan antara raja Kdorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengannya melawan kerajaan-kerajaan di Sodom dan
Gomora, dimana Lot dan keluarganya berdomisili. Lot dan keluarganya ditawan dan berita itu segera terdengar Abraham dari
seorang pelarian yang memberitahukan kejadian.
Ketika Abraham mendengar bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni
mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya (Kej 14:14).
Abraham berhasil menyelamatkan Lot dan keluarganya serta harta bendanya (Kej 14:15). Pada masa itu Raja Salem (Yerusalem)
yaitu Melkisedek, seorang imam Allah Yang Mahatinggi memberkati Abraham atas apa yang telah ia perbuat. Raja Salem itu berkata,
Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang
telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu. Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya. (Kejadian 14:20).
Yang menjadi pertanyaan penting di sini adalah, dari manakah Abram mengetahui ajaran ini bahwa ketika ia diberkati Allah, ia harus
memberikan persepuluhan kepada Tuhan? Seperti yang dijelaskan diatas pernyataan hal persembahan persepuluhan baru pertama
kalinya dicatat dalam Alkitab dan pada masa Abraham, ia pun tidak memiliki Alkitab sebagai pendoman yang bisa ia pelajari.
Suatu asumsi yang bisa dianalisa dari kejadian ini adalah bahwa suatu ajaran itu didapatkan secara lisan turun-temurun dari
orangtua dan nenek moyangnya, karena di masa itu belum ada catatan firman Allah. Bisa dipastikan bahwa Abraham mendapatkan
ajaran itu dari Ayahnya, Terah, dan Terah mendapatkannya dari nenek moyangnya, Nuh, orang benar itu, dan seterusnya. Dan jika
diurut terus maka akan sampai kepada Adam. Dengan kata lain meskipun tidak memiliki bukti tertulis, ajaran ini sudah ada sejak
masa Adam. Perhatikanlah apa yang dilakukan salah satu anak Adam, yaitu Habel. Ia memberikan persembahan korban bakaran
kepada Tuhan dan persembahannya diterima Tuhan (Kej 4:4). Tetapi jika diselidiki dengan seksama, kita tidak menemukan catatan
dalam Alkitab sebelumnya yang membahas tentang cara dan jenis persembahan yang dipersembahkan kepada Tuhan. Hal ini hanya
bisa diasumsikan bahwa ajaran itu diberikan Allah kepada Adam dan ia mengajarkannya kepada anak-anaknya.
Dalam Kejadian 18:12-15 terdapat kata perpuluhan untuk kedua kalinya dalam Alktiab yaitu tentang Yakub berjanji memberikan
persepuluhan. Seperti yang kita ketahui Abraham adalah kakek Yakub, ayahnya Ishak. Hingga pada masa Yakub belum ada firman
Tertulis, Alkitab, tetapi pengajaran masih seperti biasanya, diberikan secara turun temurun. Sang ayah bertanggungjawab
mengajarkan kebenaran firman Allah kepada anak-anaknya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa Yakub bisa berjanji untuk memberikan persembahan persepuluhan kepada
Tuhan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengerti sedikit latarbelakang kejadian ini. Latarbelakangnya demiki an, ketika
Yakub melarikan diri dari Barsheba ke daerah Mesopotami, ke rumah pamannya, Laban, dalam perjalanannya menuju Haran, di
suatu malam, di Betel, Yakub bermimpi,
Di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga
itu. Berdirilah Tuhan di sampingnya dan berfirman: Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau
berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. . . . (Kej 28:12-15).
Lalu Yakub bernazar (berjanji) kepada Tuhan:
Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan
pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan
sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan
sepersepuluh kepada-Mu (Kej 28:20-22).
Yakub sangat mengerti jika Tuhan memberkatinya, ia harus memberikan persembahan persepuluhan dari apa yang ia terima dari
Tuhan. Tidak bisa dipungkiri ajaran ini menjadi ajaran yang sudah menjadi ajaran yang diturunkan secara turun temurun dan dari
mulut ke mulut. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa ajaran persembahan persepuluhan itu bukanlah ajaran yang didasarkan
pada ajaran Hukum Taurat dimana Kitab Taurat diberikan dan dituliskan Musa 400 tahun setelah masa Yakub, yaitu ketika Israel
keluar dari Mesir yang dipimpin oleh Musa.
Allah memberikan Hukum Taurat untuk Israel di padang gurun sebagai panduan bagi mereka ketika tiba nantinya di Tanah
Perjanjian. Maka berdasarkan analisa ini, kita tidak salah jika kita mempercayai bahwa ajaran persembahan persepuluhan sudah ada
sejak masa Adam. Jika demikian, itu berarti Allah menginginkan persembahan tersebut diberikan oleh setiap orang yang pernah
hidup di dunia ini, terutama mereka yang telah percaya kepada Tuhan dan menjadi umat Tuhan. Bagaimana dengan mereka yang
tidak percaya kepada Tuhan, apakah mereka wajib memberikan persembahan tersebut? Alkitab tidak mencatat lebih rinci tentang
kelompok yang tidak percaya. Itu semua menjadi wewenang Tuhan tetapi mereka yang mengasihi Tuhan harus memperhatikan dan
menuruti perintah Tuhan.
DOKTRIN PERSEPULUHAN DALAM HUKUM TAURAT
Setelah Allah memberkati Abraham dan keturunannya menjadi suatu bangsa yang besar (Kej 12:1-3), Allah memberikan firmanNya
dalam bentu TULISAN untuk diajarkan yaitu hukum Taurat. Allah memakai Musa untuk menuliskan Hukum Taurat yaitu Kelima Buku
Musa ketika bangsa Israel masih berada dalam perjalanan munuju tanah Kanaan, Tanah Perjanjian yang diberikan Allah kepada
Israel. Dalam buku inilah, diperjelas bahwa setiap umat Israel, harus memberikan persepuluhan ke rumah Tuhan dengan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan Allah. Orang Israel diperintahkan untuk memberikan persembahan persepuluhan kepada Tuhan (Im
27:30-33; Bil 18:21, 24, 26, 28; Ul 12:6, 11, 12; 26:12).
Apa yang dicatat dalam ayat-ayat ini adalah suatu perintah yang akan dilakukan bangsa Israel ketika mereka tiba di tanah Kanaan.
Semua keturunan Yakub akan mendapatkan tanah tempat mereka tinggal dan bercocok tanam serta memelihara ternak mereka.
Hanya suku Lewi yang tidak memiliki wilayah khusus seperti suku-suku lain. Suku ini menjadi suku yang dikhususkan Allah untuk
melayani Tuhan dibait Allah dan hidup disekitar bait Allah. Tetapi mereka tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam dan
memelihara ternak. Hidup mereka sepenuhnya dipakai untuk mengurus rumah Tuhan dan melayani Tuhan. Itulah sebabnya
persembahan persepuluhan yang diberikan suku-suku Israel ke rumah Tuhan merupakan hak suku Lewi. Mereka akan mendapatkan
bagian dari persembahan tersebut namun demikian mereka juga harus memberikan persembahan persepuluhan mereka setelah
mereka menerima bagian masing-masing. Tuhan berfirman,
Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai
milik pusakanya untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan (Bil 18:21).
Sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel kepada Tuhan sebagai persembahan khusus Kuberikan
kepada orang Lewi sebagai milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang mereka: Mereka tidak akan mendapat
milik pusaka di tengah-tengah orang Israel (Bil 28:24).
Butir persembahan persepuluhan ini, dimasukkan Allah sebagai bagian dari perintahNya untuk memperjelas ajaran yang telah
diberikan Allah kepada Abram, Nuh, dan Adam. Dengan dituliskannya perintah persembahan persepuluhan ini, maka umat Israel
tidak bisa berdalih untuk tidak melakukannya. Ajaran ini bukanlah perintah baru, tetapi perintah tertulis baru yang diberikan Allah
ketika Musa memimpin Israel keluar dari Mesir. Allah telah memerintahkan dan umatNya harus melakukannya. Dengan demikian
terlihat dengan jelas bahwa ajaran persembahan persepuluhan bukanlah ajaran yang hanya didasarkan oleh Hukum Taurat yang
dikhususkan untuk umat Israel, karena jauh sebelum bangsa Israel ada, ajaran ini sudah menjadi bagian dari kehidupan orang-orang
percaya atau umat Tuhan. Ajaran ini merupakan ajaran kekal yang harus dilakukan hingga sekarang ini.
DOKTRIN PERSEPULUHAN DI MASA GEREJA
Apa yang diajarkan Kitab Perjanjian Baru tentang doktrin persepuluhan? Apakah gereja harus melakukan ajaran ini? Melihat
penjelasan di atas sangat jelas bahwa ajaran ini tidak dikhususkan untuk kelompok tertentu tetapi suatu ajaran kekal yang harus
dilakukan oleh mereka yang mengasihi Tuhan, mulai dari masa Adam hingga masa yang akan datang. Namun dalam hal ini sangat
dibutuhkan penjelasan Yesus dan aplikasi pengajaran tersebut dalam kehidupan Kristen pada masa gereja mula-mula yaitu masa
rasul-rasul.
Ajaran Yesus tentang Persepuluhan
Banyak orang berpikir bahwa Yesus tidak mengajarkan dan memerintahkan pengikutnya untuk memberikan persembahan
persepuluhan karena tidak menemukan suatu ajaran atau tulisan yang ekplisit tentang itu. Namun jika diselidiki dengan seksama,
sebenaranya Yesus sendiri selama pelayananNya sungguh-sungguh mengajarkan persembahan Persepuluhan. Satu hal yang perlu
digarisbawahi adalah bahwa Yesus datang untuk meluruskan banyak ajaran yang telah disalahgunakan dan dikesampingkan serta
tidak dilakukan orang Israel masa itu. Itulah sebabnya Yesus sering menegur dan mendobrak ajaran, tradisi dan adat istiadat orang
Israel yang bertentangan dengan ajaran firman Allah. Setiap ajaran yang tidak sejalan dengan apa yang Allah tuliskan dalam Al kitab
akan diluruskan Yesus. Namun demikian kita harus ketahui bahwa Yesus tidak pernah mengutak-atik ajaran persembahan
persepuluhan karena ajaran itu harus dilakukan dan memang setiap orang Israel masa itu mengerti akan kewajiaban mereka untuk
memberikan persembahan persepuluhan walaupun dilakukan secara formalitas dan dengan berbagai kesalahan dan kecurangan.
Namun dalam pemikiran orang Israel, mereka wajib memberikan persembahan persepuluhan. Kesalahan yang dilakukan
sekelompok orang membuat Yesus harus menyinggung ajaran ini, namun bukan untuk membatalkan atau meniadakan ajaran
persembahan persepuluhan.
Coba baca Matius 22:15-22 dimana Yesus dicobai oleh orang-orang Farisi perihal membayar pajak kepada Kaisar. Orang-orang Farisi
ingin menjebak Yesus dengan suatu pertanyaan, ketika mereka bertanya,
Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? (Matius 22:17).
Namun Yesus mengetahui isi hati mereka yang hanya ingin mencobai Yesus. Lalu Yesus menjawab,
Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah
(Mat 22:21).
Apa yang wajib diberikan kepada Allah yang berhubungan dengan konteks diatas? Jawabannya adalah persembahan persepuluhan
karena persembahan ini merupakan yang wajib dilakukan umat Israel ditambah dengan persembahan khusus lainnya.
Pada kesempatan lain, Yesus menjelaskan ajaran ini, ketika Ia mengucapkan kata-kata kutuk kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat. Yesus berkata,
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas
manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan
kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan (Mat 23:23).
Dengan jelas ayat ini memberitahukan bahwa persembahan persepuluhan dan persembahan khusus lainnya memang harus
diberikan (wajib) tetapi jangan mengabaikan hal keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Semua doktrin atau ajaran Alkitab harus
diajarkan dan tidak bisa menonjolkan yang satu tetapi mengabaikan yang lain termasuk ajaran persembahan persepuluhan.
Meskipun ajaran ini tidak secara gamblang diajarkan Yesus, gereja mula-mula mengetahui bahwa ajaran ini merupakan suatu ajaran
mutlak yang wajib dilakukan gereja.
Persepuluhan di masa gereja mula-mula
Kisah Para Rasul 4:32-37 merupakan perikope penting yang tidak bisa diabaikan.
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dar i
kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul
memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab
tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual
kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul -rasul; lalu dibagi-bagikan kepada
setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Branabas, artinya anak
penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki
rasul-rasul.
Berdasarkan ayat-ayat diatas, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa persembahan persepuluhan merupakan ajaran yang telah
dilaksanakan umat Tuhan pada masa gereja mula-mula. Hal ini sangat jelas terlihat dan dicatat dalam firman Allah, bahwa gereja
mula-mula dengan kerelaan hati, mau mengembalikan persembahan persepuluhan kepada Tuhan. Kisah 4:32-37 memberikan suatu
teladan dan gambaran orang-orang percaya yang mengasihi Tuhan pada masa itu. Persembahan persepuluhan bukan merupakan
suatu pilihan bagi orang Kristen tetapi keharusan yang disertai dengan kesadaran dan kerelaan untuk mengembalikannya kepada
Tuhan. Pada kenyataannya, jemaat gereja mula-mula bukan hanya memberikan sepersepuluh dari berkat Tuhan yang diterima,
tetapi memberikan lebih dari 10%; ada yang memberi 20%, 30%, 40%, 50% bahkan lebih daripada itu, seperti yang dicatat dalam
Kisah 4:32-37. Mereka menjual harta milik mereka untuk diberikan kepada Tuhan yang kemudian dipergunakan untuk membantu
jemaat yang miskin dan berkekurangan. Pengalaman seperti ini tentu sangat jarang dijumpai sekarang ini.
PERSEPULUHAN SEBAGAI BUKTI KASIH KEPADA TUHAN
Jika berbicara tentang dosa yang dilakukan umat Kristen di masa sekarang, mungkin dosa yang paling besar adalah dosa tidak
mengembalikan persembahan Persepuluhan. Sering orang Kristen merasa berat untuk memberikan persembahan persepuluhan.
Bahkan ada orang merasa, ia harus menjadi seorang yang kaya dulu, baru kemudian memberikan persembahan persepuluhan. Ia
harus makmur dulu, baru kemudian mencari Tuhan. Permasalahan yang sangat mendasar dari orang-orang Kristen seperti ini adalah
kasih mereka yang sudah semakin menipis (kecil) kepada Tuhan.
Namun di sisi lain, ada juga orang Kristen yang rajin memberikan persembahan persepuluhan dengan maksud untuk mendapatkan
berkat yang lebih besar dari Tuhan. Tindakan seperti ini tentu sudah terkontaminasi oleh pengajaran yang tidak baik, khususnya
pengajaran gereja tertentu dengan Teologia Sukses atau Teologia Kemakmuran. Mereka memberi bukan karena mengasihi Tuhan
tetapi karena pendetanya mengajarkan bahwa jika mereka memberi lebih besar, mereka akan menerima lebih besar lagi dan jika
memberi sedikit maka akan menerima sedikit pula. Unsur kasih tidak terdapat pada tindakan seperti ini. Justru ketika mereka tidak
mendapatkan apa yang telah dijanjikan, mereka akan menjadi orang Kristen yang murtad dan kecewa. Mereka akan meninggalkan
gereja dan menganggap gereja itu pembohong besar. Orang-orang seperti ini sering ditipu oleh mereka yang menyalah-artikan dan
menyalah-gunakan ajaran firman Allah. Mereka hanya mendengar apa yang dikhotbahkan tetapi tidak melihat apa yang diajarkan
Alkitab.
Jika diselidiki lebih seksama, memberikan persepuluhan sebenarnya bukan memberi agar Tuhan senang kepada umatnya, tetapi
karena persepuluhan itu merupakan hak Tuhan dan wajib diberikan. Itu adalah bagian Tuhan. Jika ingin mengatakan dengan istilah
pemerintahan sebuah negara, itu hampir sama dengan pajak yang diberikan kepada pemerintah. Sebagai warga negara yang baik, ia
harus membayar pajak karena itu kewajibannya dan bukan agar pemerintah senang terhadapnya. Tentu Tuhan tidak menginginkan
umatnya memberikan persembahan persepuluhan seperti memberikan pajak kepada pemerintah. Tuhan ingin umatnya secara sadar
mengembalikan persepuluhan karena mereka telah merasakan berkat dan kemurahan Tuhan dalam hidupnya. Mereka sadar bahwa
TUHAN adalah Allah mereka yang sangat mengasihi mereka.
Jadi ketika seseorang memberikan persembahan persepuluhan, sesungguhnya ia ingin mengungkapkan isi hatinya yang penuh
dengan ucapan syukur. Dengan kata lain, memberikan persembahan persepuluhan itu merupakan bukti kasih orang percaya kepada
Tuhan. Setiap pemberian kepada Tuhan harus selalu didasarkan atas kasih. Seandainya seseorang memberikan sejumlah uang
kepada Tuhan, tentu ia mengasihi Tuhan lebih dari nilai uang yang telah diberikan kepada Tuhan. Jika ia lebih mengasihi sejumlah
uang tersebut, tentu ia tidak akan memberikannya kepada Tuhan.
Ketika Allah memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan memberikan tanah Kanaan sebagai warisan, mereka tidak menolak
perintah persembahan persepuluhan. Mereka tahu bahwa kasih karunia Allah bagi mereka telah tak terhitung jumlahnya. Mereka
telah dibebaskan dari perbudakan, dan akan memasuki tanah perjanjian yang makmur. Jangankan sepuluh persen, bahkan sembilan
puluh persen pun mereka tidak akan merasa keberatan karena apa yang akan mereka miliki semata-mata pemberian Allah. Kalau
dibandingkan dengan keadaan bangsa Israel, orang Kristen sepatutnya memberikan persembahan bukan hanya sepuluh persen
melainkan dua puluh persen atau bahkan lebih karena orang Kristen telah dibebaskan dari neraka dan mendapatkan hidup yang
kekal dan sorga.
Apakah kasih seseorang lebih besar kepada persepuluhan daripada kepada Tuhan? Jika memang kasihnya lebih besar kepada Allah,
sepatutnya ia tidak memiliki masalah untuk mengembalikan persepuluhan kepada Tuhan. Justru ia harus merasa bersyukur karena
bisa mengembalikan sebagian dari apa yang Tuhan berikan kepadanya. Jangan pernah merasa telah berjasa menolong Tuhan ketika
memberikan persepuluhan. Jangan juga merasa telah berjasa menolong gereja ketika memberikan persepuluhan, tetapi justru
sebaliknya, sadar bahwa itu merupakan kewajiban yang harus dilakukan sebagai umat Tuhan. Jika tidak mengembalikan
persembahan persepuluhan kepada Tuhan sepatutnya merasa malu menghadap hadirat Tuhan. Bahkan dihadapan Tuhan ia menjadi
seorang pencuri (perampok) seperti yang dicatat Nabi Maleakhi dalam Maleakhi 3:8-10,
Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: Dengan cara bagaimanakah kami menipu
Engkau? Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku,
ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan
makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Kata menipu di sini memiliki pengertian mencuri, merampas dan merampok. Itulah sebabnya Tuhan mengatakan bangsa Israel
telah kena kutuk. Jangan beranggapan lagi bahwa ajaran ini hanya untuk umat Israel tetapi ajaran kekal yang harus dilakukan
setiap umat Tuhan. Namun orang Kristen sering tidak perduli akan hal-hal rohani seperti itu, mereka lebih memilih menyenangkan
hatinya. Ilustrasi dibawah ini mungkin bermanfaat untuk merefleksikan tingkat kerohanian pembaca dan sekaligus menilai seberapa
besar kasihnya kepada Tuhan. Lihatlah apa anda memilih hal rohani atau duniawi:
Apa yang paling mengganggu kamu:
Seseorang tersesat di neraka. . . . atau satu goresan pada mobil baru kamu?
Tidak mengikuti kebaktian . . . . atau tidak masuk kerja satu hari?
Khotbah 10 menit lebih lama . . . . atau makan siang setengah jam lebih lama?
Gereja tidak bertumbuh . . . . atau taman (kebun) Anda tidak bertumbuh?
Tidak membaca Alkitab . . . . atau tidak membaca Koran?
Pelayanan gereja diabaikan . . . . atau pekerjaan rumah kamu diabaikan?
Tidak mengikuti persekutuan. . . . atau tidak nonton program TV favorit kamu?
Persepuluhan kamu menurun . . . . atau pendapatan/penghasilan kamu menurun? Anak kamu terlambat ke sekolah Minggu dan
gereja . . . . atau terlambat ke sekolah umum?
Mana yang benar-benar mengganggu?

PENYALAHGUNAAN DOKTRIN PERSEPULUHAN
Bukan suatu rahasia lagi di kalangan umat Kristen jika persembahan persepuluhan sering dimanfaatkan pemimpin gereja tertentu.
Berkenaan dengan kegunaan dari persembahan persepuluhan dalam gereja, ada tiga pandangan yang perlu ditelusuri di sini:
Pertama, kelompok yang mengajarkan bahwa PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN ITU MILIK PENDETA. Biasanya kelompok
yang mempercayai pengajaran ini akan menafsirkan suku Lewi, penerima persembahan persepuluhan di Perjanjian Lama
sama dengan Pendeta dalam gereja. Dengan demikian Pendeta mengklaim semua persembahan persepuluhan merupakan
milik dan hak prerogatifnya. Dengan motif ini, maka tidak heran jika kelompok seperti ini cenderung ingin membuka gereja
sendiri agar ia bisa mendapatkan hak ini. Semakin besar jumlah jemaatnya maka semakin besar uang yang akan didapatkan.
Biasanya para asisten dan guru injilnya mendapatkan gaji atas kemurahan Pendetanya sebagai penerima persembahan
persepuluhan tersebut. Itulah sebabnya terkadang terdengar pelaksanaan yang ekstrim dalam pemungutan persembahan
ini. Bahkan ada yang mengawasi jemaatnya hingga pada penjualan kambing, si pendeta ikut ke pasar agar ia tahu jumlah
harga jual kambing itu, dan ia langsung meminta sepersepuluh dari penjualannya. Ada juga yang menentukan minggu
tertentu sebagai minggu pengumpulan persembahan persepuluhan dan ketika jemaat tertentu tidak hadir pada kebaktian
itu, keesokan harinya pendetanya mengirimkan utusan ke rumah jemaat itu dengan membawa amplop persepuluhan agar
dibayarkan. Bahkan karena ajaran itu sudah begitu alami hingga ketika jemaat beli sepuluh buah apel, satu biji apel menjadi
milik pendeta dan diantarkan ke rumahnya. Kedengarannya memang aneh, tetapi itu telah dilakukan kelompok tertentu
dan membuktikan bahwa ada penyimpangan mengenai persembahan persepuluhan ini.
Kedua, kelompok yang mengajarkan bahwa PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN ITU BUKAN SEPENUHNYA MILIK PENDETA.
Hampir sama dengan kelompok pertama diatas, kelompok ini juga akan menyamakan pendeta dengan Suku Lewi yang
menerima hak atas persembahan persepuluhan. Tetapi kelompok akan mengataka bahwa pendeta hanya berhak
mendapatkan sebelas enplop persepuluhan dari seluruh persembahan persepuluhan yang terkumpul. Sama seperti sebelas
suku Israel membekali satu suku Lewi melalui persembahan persepuluhan. Pertanyaannya adalah, bagaimana pelaksanaan
pengambilan enplop perpuluhan tersebut? Apakah pendetanya mengambil 11 enplop terbanyak setelah diketahui isinya
atau mengambil secara acak sebelum membuka isinya, tentu itu menjadi ukuran internal gereja tersebut. Namun pola ini
juga memiliki peluang untuk disalahgunakan.
Ketiga, kelompok yang mengajarkan bahwa PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN ITU SEPENUHNYA MILIK GEREJA. Biasanya
gereja yang mempercayai ajaran ini akan mengumpulkan persembahan persepuluhan itu dan menyerahkannya kepada
bendahara gereja untuk dicatat dan disimpan. Pendeta tidak memiliki hak atas persembahan persepuluhan tersebut.
Pendeta, guru injil dan staf gereja lainnya mendapatkan gaji atau tunjangan sesuai dengan jumlah yang ditetapkan para
penatua (majelis/diaken) gereja sesuai dengan jabatan, lamanya mengabdi, tugas yang diemban, jenjang pendidikan dan
kebutuhan dasar pelayanannya. Dengan demikian persembahan persepuluhan, persembahan khusus (kolekte) dan
persembahan ucapan syukur jemaat kepada Tuhan dikumpulkan untuk dipergunakan sebagai gaji para hamba Tuhan dan
staf gereja serta menjadi modal untuk pembangunan dan pemeliharaan gedung gereja. Dana itu juga dipakai untuk
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan serta dana pembukaan pelayanan dan pengiriman misi, atau biaya program-
program lainnya yang berhubungan dengan pelayanan gereja tersebut. Namun demikian, jemaat yang diberkati melalui
pelayanan para hamba Tuhan dalam sebuah gereja masih tetap bisa memberikan persembahan khusus yang ditujukan
langsung kepada hamba Tuhan tertentu. Persembahan sedemikian, biasanya akan diberikan langsung oleh bendahara
gereja kepada hamba Tuhan yang namanya tertera dalam enplop tersebut jika persembahan itu dimasukkan ke dalam
kantong persembahan gereja.
Berdasarkan analisa penulis, kelompok ketiga ini lebih alkitabiah karena dua kelompok terdahulu tidak memiliki dasar untuk
menyamakan pendeta dengan suku Lewi. Bayangkan jika sebuah jemaat terdiri dari 5,000 jemaat yang setia memberikan
persepuluhan, pendeta itu akan menjadi seorang millionare. Tuhan tidak pernah menjadikan gereja menjadi ladang kekayaan. Petrus
yang sering dikatakan sebagai pemimpin rasul di masa gereja mula-mula, yang ketika ia berkhotbah, 3,000 orang bertobat tidak
memberikan indikasi bahwa ia pewaris persembahan persepuluhan jemaat Yerusalem masa itu. Ia justru memilih pergi
meninggalkan Yerusalem dan gereja besar itu dan memberitakan injil ke luar daerah. Kisah Para Rasul 4:32-37 yang merupakan cara
hidup jemaat mula-mula, tidak mencerminkan persembahan jemaat merupakan hak milik para pemimpin gereja tersebut, tetapi
semua persembahan dipergunakan untuk kegiatan kerohanian dan kemajuan pemberitaan Injil.
Berilah persembahan persepuluhan kepada Tuhan sebagai bukti kasih kamu kepada Kristus yang telah mengasihi dan
menyelamatkan serta memberkati kamu. Berilah persembahan persepuluhan sebagai bukti ketaatan kamu kepada perintah
Tuhan. [by samson h]
Persepuluhan dan Kekeliruan Gereja Kini

Persembahan persepuluhan pertama kali diberikan oleh Abram kepada Melkisedek (Imam El Elyn) dalam Kej. 14:20 (lihat juga Ibr.
7:2), sebagai bentuk syukur Abram atas keberhasilannya mengalahkan musuh-musuhnya.

Selanjutnya, Yakub juga bersumpah untuk memberikan persembahan persepuluhan kepada TUHAN di Bethel setelah mimpinya
tentang tangga (Kej. 28:22).


Akar Historis Persepuluhan

Kata maaser () yang digunakan dalam Bahasa Ibrani untuk persembahan persepuluhan diambil dari istilah Akkadian (bahasa
yang menjadi lingua franca di dunia Semit pada zaman Abraham) esru, esirtu atau esretu, yaitu pajak yang jumlahnya sepersepuluh
pada zaman Mesopotamia kuno.

Teks-teks kuno dari Mesopotamia kuno mengenai persepuluhan berasal dari periode Akkad Kuno hingga Neo-Babilonia, sementara
di kalangan masyarakat Ugarit, referensi tentang persepuluhan berasal dari paruh kedua milenium kedua sebelum Masehi.
Masyarakat Ugarit menyebutnya masarisa.

Beberapa teks Ugarit mengatakan bahwa masarisa tidak harus persis sepuluh persen, sebab akar kata -s-r sendiri berarti
"perjamuan." Hal yang sama juga terjadi di kalangan Neo-Babilonia. Jumlah persepuluhan bersifat tidak mengikat dan biasanya
bergantung pada status sosial seseorang.

Pada zaman Mesopotamia kuno, persepuluhan tak hanya diberikan kepada kerajaan, tapi juga kepada pejabat keagamaan atau pada
kelompok atau kaum tertentu, sama seperti pemberian persepuluhan kepada kaum Lewi dalam tradisi Israel.

Meskipun teks-teks Mespotamia Kuno tentang persepuluhan berasal dari periode-periode belakangan, namun, para ahli meyakini
bahwa praktek persepuluhan di kalangan Mesopotamia telah berlangsung jauh sebelum itu, dan bisa jadi, apa yang dilakukan Abram
dalam Kej. 14 sebenarnya hanyalah merupakan bagian dari tradisi Mesopotamia kuno. Dokumen-dokumen tua dari kota Ur, kota
asal Abram, menunjukkan bahwa tradisi persepuluhan juga sudah sangat dikenal di kota itu. Persepuluhan di kota Ur kuno diberikan
kepada dewi Ningal, dewi lokal penduduk Ur.

Bentuk persepuluhan tak hanya menjadi tradisi Mesopotamia kuno, masyarakat Syro-Palestina juga memiliki tradisi serupa, bahkan
di Mesir juga ada tradisi semacam itu. Artinya, pada masa-masa peradaban kuno, persepuluhan bukanlah hal yang baru.

Bentuk-bentuk persepuluhan kuno juga sangatlah beragam, ada yang berupa hasil bumi, ternak hingga barang-barang berharga
seperti perak dan perunggu.

Tradisi Persepuluhan dalam Perjanjian Lama (Tanakh) dan Yudaisme

Dalam Perjanjian Lama, penetapan mengenai persembahan persepuluhan di kalangan orang-orang Israel baru dilakukan pada zaman
Musa (Bil. 18:24) dan diberikan khusus kepada orang-orang Lewi (yaitu mereka yang melayani Kemah Pertemuan sebagai imam,
pemusik, pengangkat tabut perjanjian, bahkan yang merawat Kemah Pertemuan).

Sebagai konsekuensinya, orang-orang Lewi tidak mendapat bagian dalam tanah perjanjian. Mereka hidup dari dukungan suku-suku
Israel lainnya. Prinsip inilah yang kemudian ditegaskan oleh Paulus (1Kor. 9:13), berangkat dari pengajaran Yesus dalam Mat. 23:32
(band. Luk. 11:42).

Dalam Im. 27:30-34 dijelaskan mengenai apa saja persepuluhan itu. Persepuluhan berasal dari hasil pertanian. Sepersepuluh dari
hasil bumi haruslah menjadi milik TUHAN, dan jika hendak digantikan dengan uang, maka haruslah ditambahkan seperlima (Im.
27:30). Sementara, persepuluhan berupa ternak adalah hitungan kesepuluh dari setiap ternak yang ada. Sederhananya, seorang
peternak cukup menghitung ternaknya, dan setiap kelipatan sepuluh, maka ternak tersebut menjadi milik TUHAN (Im. 27:32). Ternak
kesepuluh itu tidak boleh digantikan, apapun keadaan ternak itu, haruslah menjadi milik TUHAN.

Banyak orang seringkali tidak bisa membedakan antara persepuluhan dengan persembahan sulung (Kel. 22:29, 30). Persembahan
sulung diambil dari hasil pertanian pertama, sedangkan persepuluhan dikenakan setiap tahun kepada suku-suku Israel (Ul. 14:22).

Dalam Perjanjian Lama setidaknya ditemukan empat bentuk persepuluhan: (1) persepuluhan untuk kaum Lewi (Im. 14:27; Bil. 18),
(2) persepuluhan setiap tahun ketiga, yaitu persepuluhan untuk kaum Lewi, orang asing, anak yatim dan janda (Ul. 14:28, 29; 26:12),
(3) persepuluhan dari kaum Lewi, yang diserahkan kepada imam Harun (Im. 18:26-28), dan (4) persepuluhan untuk perjamuan
bersama di Yerusalem (Ul. 14:23-27).

Perjanjian Lama membagi kaum Lewi ke dalam tiga kelompok: yaitu kohanim (para imam), keturunan Harun dan Lewiim (sisa
keturunan Lewi). Keturunan Harun ditahbiskan sebagai imam, sedangkan sisa keturunan Lewi menjadi pelayan para imam (Bil. 18:1-
7).

Persepuluhan diberikan kepada kaum Lewi, yaitu mereka yang membantu pelayanan para imam, sedangkan para imam menerima
persepuluhan dari kaum Lewi (Bil. 18:26).

Selain menerima persepuluhan dari kaum Lewi, para imam juga berhak menerima "persembahan sulung" (bkkrm) (Bil. 18:11-24)
dan "persembahan khusus" (trm) (Kel. 25:1-27).

Tradisi persepuluhan pada masa inter-testamental (periode antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dijelaskan dalam kitab
Tobit. Dalam pasal 1:7, 8 disebutkan peruntukan persepuluhan sebagai berikut:

1. Persepuluhan pertama diberikan kepada keturunan Lewi (huiois Leui), yang melayani di Yerusalem.
2. Persepuluhan kedua dijual dan diberikan (dibelanjakan makanan) setiap tahun di Yerusalem. Beberapa ahli menafsirkan bahwa
persepuluhan kedua ini digunakan untuk pembangunan kota Yerusalem.
3. Persepuluhan ketiga diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan (ois kathkei).

Selanjutnya, tradisi persepuluhan di kalangan Yudaisme disebutkan dalam Hilkhot Maaser Shen, karya Maimonides:

1. Persepuluhan pertama untuk keturunan Lewi (para pelayan Bait Suci)

2. Persepuluhan kedua diberikan untuk Yerusalem (Ul. 14:22-27)
3. Persepuluhan ketiga diberikan kepada orang-orang miskin (Ul. 26:12).

Perpuluhan Dalam Kekristenan Kini

Pada masa kini, banyak gereja mempertahankan tradisi persembahan persepuluhan yang mengacu pada Perjanjian Lama. Namun,
sayangnya, dalam aplikasinya, umumnya gereja-gereja keliru menerapkan persembahan persepuluhan.

Kekeliruan pertama adalah mengenai kapan persepuluhan itu dikumpulkan. Mayoritas gereja-gereja kini mengumpulkan
persepuluhan setiap bulan, umumnya di awal bulan. Sementara, dalam Perjanjian Lama dan tradisi Yudaisme, persepuluhan
dikumpulkan setiap tahun.

Kekeliruan kedua adalah bentuk persepuluhan. Dalam Perjanjian Lama, persepuluhan selalu berupa hasil pertanian (tanaman
maupun ternak) atau persisnya hasil yang diperoleh dari tanah atau dari pekerjaan seseorang, namun, bukan dalam bentuk uang.
Jika hasil itu diuangkan, maka haruslah ditambahkan seperlima bagian (Im. 27:30).

Kekeliruan ketiga adalah peruntukan persepuluhan. Mayoritas gereja-gereja kini memperuntukkan persepuluhan bagi para imam
(pendeta bahkan lebih spesifik untuk gembala sidang). Padahal, dalam tradisi Perjanjian Lama, para imam hanya menerima
persepuluhan dari kaum Lewi atau sekarang lebih tepat para pengerja di gereja, mulai dari para pembantu pendeta, pemusik,
pelayan ibadah, hingga koster (petugas yang merawat gedung gereja). Persepuluhan itu sendiri seharusnya dibagikan kepada kaum
Lewi non-imam. []
BAB I
A. Prinsip Perpuluhan dan Berbagai Macam Perpuluhan
1. Perpuluhan Untuk Orang Suku Lewi
Bil 18:20-21 TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka
dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-
tengah orang Israel. Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan
persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan
mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan."
Perpuluhan ini khusus diberikan kepada orang suku Lewi yang tidak mempunyai tanah atau properti seumur
hidupnya. PENTING!! Orang suku Lewi menerima perpuluhan berupa makanan karena tidak mempunyai
properti.

2. Perpuluhan Hari Raya
Perpuluhan ini lebih difokuskan untuk diri sendiri, keluarga dan seisi rumah. Anda boleh memakan
perpuluhan Anda sendiri untuk keperluanmu.
Ul 12:16 Kesanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan
persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarelamu, anak-anak sulung
lembu sapimu dan kambing dombamu."
Ul 12:17 Disanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan seisi rumahmu,
karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN, Allahmu."
Ul 12:18 Tetapi di hadapan TUHAN, Allahmu, haruslah engkau memakannya, di tempat yang akan dipilih
TUHAN, Allahmu, engkau ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu
perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN,
Allahmu, karena segala usahamu."
Baca juga Ul 14: 24- 26.

3. Perpuluhan Untuk Orang Miskin
Perpuluhan ini hanya dikumpulkan dalam waktu tiga tahun sekali. Tujuannya hanya untuk orang miskin,
janda, anak yatim dan orang asing siapa saja yang miskin. Ul 26:12 "Apabila dalam tahun yang ketiga, tahun
persembahan persepuluhan, engkau sudah selesai mengambil segala persembahan persepuluhan dari hasil
tanahmu, maka haruslah engkau memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim dan kepada
janda, supaya mereka dapat makan di dalam tempatmu dan menjadi kenyang."
Ul 26:13 Dan haruslah engkau berkata di hadapan TUHAN, Allahmu: Telah kupindahkan persembahan
kudus itu dari rumahku, juga telah kuberikan kepada orang Lewi, dan kepada orang asing, anak yatim dan
kepada janda, tepat seperti perintah yang telah Kauberikan kepadaku. Tidak kulangkahi atau kulupakan
sesuatu dari perintah-Mu itu."

4. Perpuluhan Untuk Raja
1 Sam 8:14-17 Raja akan memungut hasil rampasan, perpuluhan, dan hasil pertama untuk keperluan
politik."

5. Perpuluhan Untuk Imam
Perpuluhan untuk Imam bukan 10% tetapi 1%. Selama ini pasti Anda tidak pernah mendengar ini.
PENTING!!! Orang Israel memberi LANGSUNG perpuluhannya kepada orang suku Lewi, kemudian orang Lewi
harus membawa persembahan khusus atau persembahan yang terbaik kepada imam yaitu 1/10 dari 1/10
dari yang mereka terima, jadi imam hanya menerima 1%.
Bil 18:26 "Lagi haruslah engkau berbicara kepada orang Lewi dan berkata kepada mereka: Apabila kamu
menerima dari pihak orang Israel persembahan persepuluhan yang Kuberikan kepadamu dari pihak mereka
sebagai milik pusakamu, maka haruslah kamu mempersembahkan sebagian dari padanya sebagai
persembahan khusus kepada TUHAN, yakni persembahan persepuluhanmu dari persembahan persepuluhan
itu."
Neh 10:38 Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut
persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan dari
pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan."

PENTING!!! Ini perlu dipertanyakan, angka 1% dan 10% suatu angka yang cukup besar perbedaanya. Kenapa
para pengajar perpuluhan TIDAK mengajarkan angka diatas dan tidak pernah menjelaskan kita harus
memberi perpuluhan kepada keluarga sendiri dan kepada orang miskin. PENTNG!!! Perpuluhan dieberikan
LANGSUNG kepada orang yang membutuhkan bukan kepada suatu institusi.


B. Perpuluhan Hanya Doktrin di Perjanjian Lama, dibawah Hukum Taurat dan Hukum Musa
Kita tidak lagi hidup dalam hukum Taurat, kita sudah hidup dalam perjanjian baru yaitu iman dan kasih
karunia. Hukum Taurat ganjarannya mati kalau kita melanggar satu dari 600 peraturan yang ada. Tetapi
setelah Kalvary dengan darah Yesus telah menebus semua kesalahan kita dan segala hukum taurat yang
berlaku. Dan secara otomatis kita tidak bisa kembali lagi kepada hukum Taurat karena kita sudah ditebus.
Gal 3:24-25 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan
karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan
penuntun."

Kalau kita baca di Ef 2:15 Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat
dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di
dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera." Sangat jelas ditulis kematian Yesus sudah
membatalkan hukum Taurat dan ketentuannya. Perpuluhan termasuk dalam ketentuan.
Gal 2:19 Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku
telah disalibkan dengan Kristus."

Tidak perlu sekolah master teologi untuk mengartikan bahwa hukum taurat sudah dibatalkan karena
kematian-Nya. Bagaimana dengan ayat berikut ini :
Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Mat 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota
atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Ayat ini yang sering dipakai dan disalah artikan sehingga jemaat tidak mengerti kenapa ada ayat yang
berlawanan satu dengan yang lainnya, satu ayat mengatakan menggenapi tetapi ada lebih dari sepuluh ayat
mengatakan membatalkan.
Gal 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Gal 5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah
hukum Taurat.
Ef 2:15 Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala
perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan
dengan itu mengadakan damai sejahtera.
Rom 6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum
Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Ibr 7:18 Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai
kekuatan dan karena itu tidak berguna.
Ibr 8:13 Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai
perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada
kemusnahannya.

Firman Tuhan itu ditulis secara konsisten dan tidak mungkin berlawanan dengan ajaran satu sama lainnya.
Apalagi Yesus adalah pemimpin yang konsisten dan bijaksana. Ayat ini cukup membuat saya mengerti
sejelas-jelasnya. Paulus kasih komentar tentang hukum taurat di
2 Kor 3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis
bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-
loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
2 Kor 3:6 Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak
terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh
menghidupkan.
Perjanjian lama adalah pelayanan penghakiman yang membawa kematian. Ini adalah pelayanan dengan
hukum yang tertulis, pelayanan dengan penghakiman, yang membawa kematian.

Tidak perlu di diskusikan lebih panjang lagi tentang Hukum Taurat VS kasih karunia. Hukum Musa itu
mensyaratkan mata ganti mata, gigi ganti gigi, nyawa ganti nyawa. Setiap manusia sebenarnya harus
menerima hukuman mati karena dosanya satu orang yaitu Adam. Tetapi karena Yesus sudah menebus dosa
kita maka Dia sudah bebaskan kita dari hukuman mati di neraka yang kekal. Inilah hadiah yang luar biasa
buat kita.
Rom 5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi
mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa
oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.
Rom 5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian
pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.

Ayat tambahan Yesus mengatakan hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi untuk kita.
Rom 7:4 Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya
kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita
berbuah bagi Allah.
Rom 7:5 Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum
Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.
Rom 7:6 Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang
mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam
keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.

Pertanyaannya kalau begitu kitab Perjanjian Lama kenapa masih dipakai?
Waktu kitab Perjanjian Lama ditulis, kitab Perjanjian Baru belum ada pada saat itu, jadi Perjanjian Lama satu-
satunya Injil. Di dalam hukum taurat hanya terdapat bayangan sesuatu untuk menyatakan keselamatan yang
sempurna.
Ibr 10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan
bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-
menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil
bagian di dalamnya.
Perjanjian Lama itu tidak semuanya bicara tentang hukum saja, Perjanjian Lama menjelaskan tentang
kebesaran Tuhan, sejarah, penciptaan dunia dan manusia, pujian dan penyembahan, kata mazmur, kata
hikmat, nubuatan, simbol simbol, sejarah raja-raja dan nabi-nabi, keturunan keturunan seperti Adam dan
Hawa, Abraham dll.

Banyak keuntungan dari Perjanjian Lama yaitu:
1. Kita bisa belajar dari kesalahan orang orang pada jaman itu dan jadikan itu sebagai contoh supaya kita
tidak mengulangi lagi kesalahan yang mereka buat (1 Kor 10:1-11)
2. Jadi dengan kita belajar hukum yang ada di perjanjian lama maka kita akan mengenal Tuhan lebih lagi dan
Kristus didalam tipologi
3. Kita bisa belajar bagaimana Tuhan berurusan dengan manusia, karena cara Tuhan berurusan dengan
manusia berbeda beda , waktu kejatuhan manusia di taman Eden, waktu jaman Nuh, dsb.
4. Kita belajar juga bahwa Gentiles (orang yang bukan Yahudi) dan gereja TIDAK berada di bawah hukum
taurat.
Kel 23:32 Janganlah mengadakan perjanjian dengan mereka ataupun dengan allah mereka.

Orang Yahudi tidak boleh membuat perjanjian apapun dengan Gentile, Perpuluhan itu adalah pewahyuan
khusus untuk bangsa Israel bukan untuk Gentile atau jemaat gereja, tetapi untuk membantu kaum suku
Lewi. Dan bangsa Israel tidak boleh berbagi perjanjian dengan bangsa lain karena bangsa lain disebut apa
yang disentuhnya tidak kudus. Di Alkitab ada beberapa kategori seperti orang Yahudi, ada Gentiles, dan
gereja Tuhan/jemaat.

1 Kor 10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani,
maupun Jemaat Allah.
Mal 4:4 Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hamba-Ku, di gunung Horeb untuk
disampaikan kepada seluruh Israel.

Ini sangat penting bahwa kita ini adalah bukan orang Yahudi jadi tidak termasuk kategori yang harus
melaksanakan hukum Taurat.
Im 27:31-34 Tuhan perintahkan perpuluhan ini hanya untuk orang Israel.
Martin Luther King : kalau anda membaca Firman Tuhan anda harus tahu Tuhan sedang berbicara dengan
siapa.

Di dalam (Ef 2) sudah sangat jelas katakan sebab dengan mati-Nya sebagai manusia, Ia telah membatalkan
hukum taurat dengan segala perintah dan ketentuannya. Hukum taurat dibatalkan dengan segala perintah
dan ketentuannya. Perpuluhan itu termasuk dibdalam ketentuan itu.
Jadi apa artinya dari ayat di Matius Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat. Gal 4:4 Tetapi setelah
genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada
hukum Taurat.

Pertanyaan saya apakah Yesus boleh membatalkan hukum taurat dimasa hidupnya? Jawabannya TIDAK BISA
karena Yesus akan berdosa . Hukum taurat masih punya kekutatan penuh sebelum Yesus mati di salib. Yesus
memberi tahu murid-Nya jangan berbuat dosa hingga Aku menggenapi panggilan Bapa. Yesus menjelaskan
sebelum sampai disalib, sejak Yesus lahir dan semasa hidup dan sampai mati-Nya, Yesus berada di bawah
hukum taurat. Jadi Dia harus tunduk kepada hukum taurat. Kalau ada 1 perintah dari 600 lebih hukum taurat
yang ada, apabila dilanggar maka Dia langsung dikecam dan berdosa. PENTING!!! Sekalipun hukum Taurat
masih mempunyai kekuatan penuh, Yesus tidak pernah mengajarkan murid-murid-Nya untuk memberi atau
menerima perpuluhan.

Gal 5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di
luar kasih karunia.
Gal 2:21 Kalau masih ada kebenaran dlm hukum Taurat maka sia sia lah kematian YESUS.
Gal 5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah
hukum Taurat.

Ajaran yang keliru Anda akan dikutuk karena merampok Tuhan . Saya mau katakan Yesus itu bukan bos
mafia. Dia sudah bayar semua kutuk dan dosa bukan dengan barang yang fana seperti emas dan perak tetapi
dengan darah-Nya.
Yak 2:10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia
bersalah terhadap seluruhnya.

Marthin Luther King Senior Pastor Baptist church di Alabama yang membela kulit Hitam (1957) dia menjadi
President Southern Christian Leadership. Tahun 1968 dia menjadi Man of the Year dari majalah TIME dan
mendapatkan Nobel mengatakan kalau mau ikut hukum Musa kita harus ambil semuanya secara paket tidak
bisa cuma satu-satu. Anda bisa buka di google ketik How Christians Should Regard Moses.
Gal 3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada
tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum
Taurat.

Di dalam hukum Musa berkat tidak bisa datang kalau kita mengabaikan satu dari hukum itu , kita akan
berdosa terhadap semuanya.
Mal 4:4 Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hamba-Ku, di gunung Horeb untuk
disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum.

Ada begitu banyak ayat yang menjelaskan bahwa kita tidak lagi hidup di bawah hukum taurat. Yang mana
perpuluhan itu ada di bawah hukum taurat. Kalau masih belum jelas
Kol 2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara
lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran
kita.
Kol 2:14 Dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan
mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.

Itu telah ditiadakan-Nya dengan memalukannya di kayu salib. Apa yang ditiadakan-Nya: surat hutang,
ketentuan ketentuan hukum yang mendakwa dan mengancam kita. Bukankan selama ini kita diajarkan di
Mal 3 bahwa kita akan kena kutuk dan di hubungkan juga dengan penyakit dan kemiskinan kalau kita tidak
membayar perpuluhan.
Yesus katakan SUDAH SELESAI
Yoh 19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Apa yang diselesaikan? Yesus telah menggenapi hukum Taurat, sehingga hukum sudah dibatalkan. Ef 2:13-17
Yesus telah membatalkan dan membuang hukum Taurat dan setiap peraturan hukum, perintah, undang-
undang, dan hukum yang diberikan Musa di gunung Sinai. Setiap simbol dan bayangan sudah di GENAPI di
dalam Yesus raja kebenaran. Yesus menggantikan hukum taurat dengan kasih karunia, saya kasih contoh
seperti ini: di hukum taurat kita diajarkan untuk menghormati orang tua kita. Hukumannya rajam kalau anak
tidak menghormati orang tua.

Ul 21:18 "Apabila seseorang mempunyai anak laki-laki yang degil dan membangkang, yang tidak mau
mendengarkan perkataan ayahnya dan ibunya, dan walaupun mereka menghajar dia, tidak juga ia
mendengarkan mereka .
Ef 6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
Ef 6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji
ini.
Ef 6:3 Supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Perintahnya sama tetapi dendanya berbeda.
Kol 3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
Kol 3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Pertanyaan : apakah Anda masih hidup dalam hukum Taurat? Kita sudah dibebaskan menurut Roma 8:2
Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
Perpuluhan tidak relevan lagi untuk orang Kristen dalam Perjanjian Baru.

C. Perpuluhan Dimulai Sejak Israel Masuk Tanah Perjanjian
Ul 12:1 "Inilah ketetapan dan peraturan yang harus kamu lakukan dengan setia di negeri yang diberikan
TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu untuk memilikinya, selama kamu hidup di muka bumi.
Ul 12:5 Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk
menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.
Ul 12:6 Ke sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan
persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarelamu, anak-anak sulung
lembu sapimu dan kambing dombamu.

D. Perpuluhan Hanya untuk Bangsa Israel
Gentiles tidak boleh membawa perpuluhan karena sesuatu yang disentuh oleh Gentiles itu tidak kudus. Ini
juga penting sekali bahwa kita ini bukan orang Israel di sejarah Alkitab. Gentiles adalah orang yang bukan
Yahudi atau bukan bangsa Israel.
Im 7:34 Itulah perintah-perintah yang diperintahkan TUHAN kepada Musa di gunung Sinai untuk
disampaikan kepada orang Israel.
Bil 18:26 Apabila kamu menerima dari pihak orang Israel persembahan persepuluhan yang Kuberikan
kepadamu dari pihak mereka sebagai milik pusakamu, maka haruslah kamu mempersembahkan sebagian
dari padanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN, yakni persembahan persepuluhanmu dari
persembahan persepuluhan itu.
Kita sering mendegar ajaran kita ini kan keturunan Israel secara Roh, tetapi kenapa dihubungkan dengannya
jasmani berupa uang.

E. Imam Hanya Mendapat 1%
Perpuluhan dibawa oleh orang Isarel langsung kepada orang Lewi, kemudian orang Lewi baru membawa
yang terbaik 1/10 dari 1/10 yang mereka terima. Jadi perpuluhan bukan ke Imam tetapi ke orang Lewi.
Bil 18:26 Maka haruslah kamu mempersembahkan sebagian dari padanya sebagai persembahan khusus
kepada TUHAN, yakni persembahan persepuluhanmu dari persembahan persepuluhan itu.
Neh 10:38 Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut
persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan dari
pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan.

PENTING pendeta , pastor, atau guru, rasul itu BUKAN IMAM . lebih cocok dipanggil nabi di firman Tuhan .
Nabi, Guru ataupun rasul tidak menerima perpuluhan mereka berharap kepada pemeberian sukarela dan
mereka umumnya bekerja untuk memenuhi keperluan mereka. Waktu Yesus mengirim ke duabelas
muridnya , di mat 10 dan luk 10 , Dia tidak sama sekali mendiskusikan gaji tetapi Yesus hanya berpesan
untuk menumpang dirumah orang. Ini bicara bantuan yang sangat sederhana.

F. Hasil Pertama Bukan Perpuluhan
Hasil pertama itu hanya persembahan dalam jumlah yang kecil seukuran keranjang kecil yang bisa dipegang
dengan tangan.
Ul 26:1-4 "Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik
pusakamu, dan engkau telah mendudukinya dan diam di sana. Maka haruslah engkau membawa hasil
pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu,
dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN,
Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana. Dan sesampainya kepada imam yang ada pada waktu itu,
haruslah engkau berkata kepadanya: Aku memberitahukan pada hari ini kepada TUHAN, Allahmu, bahwa
aku telah masuk ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang kita untuk
memberikannya kepada kita. Maka imam harus menerima bakul itu dari tanganmu dan meletakkannya di
depan mezbah TUHAN, Allahmu.

G. Kata Best Tithe (Perpuluhan yang Terbaik) Bukanlah The First (Pertama) Tetapi The Tenth (yang
Kesepuluh)
Im 27:32 Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari
segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi
persembahan kudus bagi TUHAN.
Im 27:33 Janganlah dipilih-pilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan janganlah ditukar; jikalau orang
menukarnya juga, maka baik hewan itu maupun tukarnya haruslah kudus dan tidak boleh ditebus.

Kita diajarkan harus memberi yang terbaik buat Tuhan, dengan mengutip Mat 6:33 Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya padahal Firman Tuhan perintahkan yang kesepuluh bahkan yang jelek dan
cacatpun harus diberikan. Berarti ada orang yang mengajarkan ajaran yang keliru selama ini. Dan tidak ada
kata uang didalalam ayat itu, Kerajaan Allah itu bukan soal makanan dan minuman, semuanya itu adalah
kekayaan yang bersifat Roh.
Apabila Tuhan mau kita memberikan uang kita yang terbaik supaya tidak salah asumsi, karena saya percaya
Yesus itu Tuhan dan pribadi yang paling berhikmat dimuka bumi ini, harusnya Yesus menulis seperti ini
carilah dahulu Kerajaan Allah dengan memberikan uang, emas, perak, denarius, dll, tetapi Dia tidak menulis
kata itu sama sekali.

H. Perpuluhan itu Hanya Makanan
Ada 16 Pasal yang mengatakan bahwa perpuluhan itu adalah makanan. Saya mengetahui apa yang Anda
pikirkan. mungkin pada jaman itu belum ada uang, atau uang bukan sesuatu yang penting dan berharga.
Atau pertanyaan seperti ini: masa harus bawa pisang, kambing, domba ke gereja.
Pertanyaannya apakah Tuhan lupa pada waktu itu uang sudah ada dan menjadi sesuatu yang sangat penting
dan bernilai. Tuhan tidak pernah lupa, Kecuali satu hal yang Dia lupa mengingat dosa-dosa Anda karena
telah disucikan dan diputihkan seperti salju. Perpuluhan hanya sesuatu yang bisa dimakan. Seperti biji-bijian,
sayur-sayuran, buah-buahan, daging sapi, kambing, domba, dll. Ikan saja tidak termasuk dalam kategori
dalam perpuluhan.

Yesus masih bicara kepada orang Farisi tentang biji-bijian di Mat 23:23. Yesus mengkonfirmasikan kembali
bahwa perpuluhan itu hanya makanan. Alkitab menulis tentang uang melebihi dari pada topik kasih karunia .
Pertanyaan yang harus dijawab kenapa Yesus tidak mengatakan kepada orang Farisi itu bawalah
perpuluhanmu berupa uang, emas, perak, denarius, syekel. supaya tidak ada keraguan dan perdebatan
sekarang ini.
Sudah hampir 1600 tahun setelah jaman Musa, jawabannya sederhana karena Yesus mengajarkan jangan
jadi hamba uang.
Ibr 13:5 Jangan jadi hamba uang,tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
Dan Yesus tahu akan berdampak negatif kepada para pemimpin gereja, seperti Paulus juga sudah
memperingatkan bahaya akan uang. Dan Yesus tahu betul pada jaman nabi Yesaya dan Yeremia sudah ada
pemimpinpemimpin gereja yang serakah akan uang Yes 55. Makanya Dia tidak pernah bilang perpuluhan
itu uang.

I. Hanya Peternak Dan Petani Yang Memberi Perpuluhan
Mungkin Anda berpkir pada saat itu tidak ada pekerjaan lain selain bertani dan beternak. Anda salah
menebak, pada saat itu dicatat di Alkitab ada banyak pekerjaan lain selain bertani dan berternak. Pekerjaan
lain adalah penyamak kulit, tukang kayu, tukang batu, ahli pahat, bisnis tambang, pembuat roti, pembuat
minyak wangi, arsitek, ahli obat obatan, pembuat tenda, nelayan, guru, ahli pahat, ada hakim, ada
pengacara, arsitek dll. Silahkan baca di bab siapa Lewi.

PENTING!!! Untuk direnungkan kenapa Tuhan tidak melibatkan mereka memberi perpuluhan pada jaman
itu. Padahal mereka ini pembayar pajak terbesar. Karena perpuluhan itu makanan. Bisa saja mereka
membeli makanan dengan uangnya untuk perpuluhan, tetapi mereka tidak membayar perpuluhan karena
tidak DICATAT di Alkitab bahwa mereka memberi perpuluhan pada saat itu.
Nelayan saja tidak termasuk pekerjaan yang harus membayar perpuluhan kenapa? Karena ada ikan yang
tidak kudus, tidak tau asal usulnya dan tidak tau apa yang dimakan.
Im 11:10-11 Tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik di dalam lautan dan di dalam sungai, dari segala
yang berkeriapan di dalam air dan dari segala makhluk hidup yang ada di dalam air, semuanya itu kejijikan
bagimu. Sesungguhnya haruslah semuanya itu kejijikan bagimu; dagingnya janganlah kamu makan, dan
bangkainya haruslah kamu jijikkan.

J. Perpuluhan Hanya Boleh dari Tanah Kudusnya Tuhan
Ul 12:1 "Inilah ketetapan dan peraturan yang harus kamu lakukan dengan setia di negeri yang diberikan
TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu untuk memilikinya, selama kamu hidup di muka bumi.
Ul 12:5 Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk
menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.
Ul 12:6 Kesanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan
persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarelamu, anak-anak sulung
lembu sapimu dan kambing dombamu.
Ul 12:23 Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di
sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan
minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar
untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu.

PENTING!! syarat syarat perpuluhan sudah tidak berlaku di perjanjian baru . Alasan mengapa Tuhan tidak
melibatkan pekerjaan lain selain peternak dan petani karena Tuhan mau perpuluhan itu datang dari tanah
kudus-Nya Tuhan.

K. Perpuluhan Bisa Ditukar Dengan UANG
Ul 14:24-26 adalah ayat yang sangat penting, Firman Tuhan katakan perpuluhan yang berupa makanan itu
diuangkan kemudian uang itu belanjankan untuk keperluan hatimu. Jadi ada pertukaran tetapi kita
mendapatkan sesuatu untuk keperluan kita. Beda dengan ajaran sekarang yang ada dompet kita habis.
Ul 14:24-26 Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga
engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk menegakkan nama-Nya
di sana terlalu jauh dari tempatmu, maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam
bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu: dan haruslah engkau membelanjakan
uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau
minuman yang memabukkan, atau apapun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di
hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu."
Baca juga Bil 3:45-51 dan Bil 18:15-17, uang dipakai sewaktu ada pertukaran.

L. Apa Uang Telah Ada?
Di kitab Kejadian sendiri ada 32 kata tentang uang dalam bentuk emas, perak atau shekel (denarius). Dan
sebelum Im 27:30 semuanya ada 44 kata tentang uang. Ada 140 kata uang ,417 kata emas, dan 320 kali kata
perak dalam kitab King James. Jadi terbukti di Alkitab berabad-abad sebelum bangsa Israel masuk ke tanah
Kanaan sewaktu dimulainya perpuluhan bahwa uang sudah menjadi sesuatu yang sangat penting. Seperti
sekarang ini kalau kita mau beli tanah atau properti sudah pasti harus dengan uang.
a. Abraham kaya dengan emas dan perak-Kej 13:2
b. Uang dalam bentuk emas, perak, untuk membeli budak-Kej 17:12
c. Abrahamn membeli sebidang tanah dengan 400 perak-Kej 23:9-16
d. Abimelek memberi 1000 keping perak-Kej 20:16
e. Sanctuary-Kel 30:12
f. Yusuf dijual seharga 1 keping perak-Kej 37:28
g. Yusuf memberi uang kepada Benyamin 300 perak-Kej 45:22
h. Untuk kebebasan-Kel 23:11
i. Untuk bayar denda di pengadilan-Kel 21 dan Kel 22
j. Untuk bayar pajak-Bil 3:47
k. Untuk membeli kebebasan budak-Im 25:47-53
l. Untuk membeli minuman alkohol-Ul14:26
m. membeli mas kawin-Ul 22:29

Ada kata uang begitu banyak di Alkitab perjanjian lama dan baru. Uang sangat penting dan berharga pada
jaman itu.
Ul 14:24-26 Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga
engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk menegakkan nama-Nya
di sana terlalu jauh dari tempatmu. Maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam
bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu dan haruslah engkau membelanjakan
uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau
minuman yang memabukkan, atau apapun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di
hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu.

Jika anda masih berpikir uang belum ada pada jaman itu, Tuhan memberitahu orang Israel kalau
perpuluhanmu berat ( makanan itu berat), Tuhan bilang tukarkan makanan itu dengan uang kemudian
pergilah ke suatu tempat ,kemudian belanjakan uang itu untuk keperluanmu dan sesuka hatimu untuk
engkau dan seisi rumahmu. Apa Tuhan tidak berhikmat? kenapa tidak disuruh membawa uang saja?
Sehingga tidak usah repot harus ditukar dulu. Jadi ada tukar-menukar. Tetapi dengan barter kita
mendapatkan sesuatu. Dan uang sudah menjadi hal yang penting pada saat itu.
Kej 47:15 Setelah habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, datanglah semua orang Mesir
menghadap Yusuf serta berkata: "Berilah makanan kepada kami! Mengapa kami harus mati di depanmu?
Sebab tidak ada lagi uang.

M. Ketetapan Perpuluhan
Undang-undang perpuluhan ada di Bil 18 bukan Mal 3 . Ayat ini PENTING sekali. Dalam Alkitab Inggrisnya:
Num 18:19 All the heave offerings of the holy things, which the children of Israel offer unto the LORD, have
I given thee, and thy sons and thy daughters with thee, by a statute for ever: it is a covenant of salt for ever
before the LORD unto thee and to thy seed with thee.
Num 18:21 And, behold, I have given the children of Levi all the tenth in Israel for an inheritance, for their
service which they serve, even the service of the tabernacle of the congregation.
Bil 18:19 Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada
TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan
engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya
di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu.
Bil 18:21 Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan
persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan
mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.

PENTING!!! Alkitab dengan sangat jelas menulis kalimat statute / perjanjian di hadapan Tuhan bahwa tujuan
dari perpuluhan adalah untuk anak anak lewi atau orang dari suku Lewi saja. Dari 12 suku yang ada maka
yang boleh menerima perpuluhan hanya orang suku Lewi yang berjumlah 38.000 orang, mereka ini bukan
termasuk IMAM. Walaupun imam itu dari keturunan suku Lewi.

N. Hari Sabath
Di hari Sabat Tuhan tidak menghendaki perpuluhan pada TIAP tahun ke tujuh dan TIAP tahun kelima puluh.
Kel 23:11 Tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja,
supaya orang miskin di antara bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah dibiarkan
dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.
Im 25:11 Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa
yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu
petik.

Sangat tidak alkitabiah kalau mengajarkan perpuluhan tetapi tidak mengajarkan hari sabath yang mana
setiap orang tidak perlu melakukan apa apa termasuk membawa perpuluhan lagi pada tahun ke tujuh
sampai tahun ke limapuluh. Apa perpuluhan membuat Anda diberkati kelimpahan? Petinju dunia Evander
Holyfield memberikan perpuluhan sebesar 21,5 juta dollar ke gerejanya. Setelah beberapa tahun rumahnya
harus disita karena terlibat hutang.

Ada begitu banyak kesaksian seperti ini, ada cerita anak muda di Solo menjual pabriknya dan memberikan
semua uangnya kepada gereja akhirnya ia menjadi miskin.
September 2011 ada seorang bapak bunuh diri karena memberikan semua uangnya kepada gereja yang
mana uangnya untuk membeli rumah, karena baru mendengar kotbah semakin memberi banyak maka akan
mendapat banyak. Di Alkitab tidak ada dicatat cerita dari orang yang memberikan uang kepada Yesus
menjadi sukses atau kaya.

Hasil analisa yang dibuat oleh lembaga terpercaya di Amerika Barna Group, Orang Kristen di Amerika
memotong kontribusi memberikan perpuluhan. Hasil analisa adalah sbb memberikan kepada gereja Januari
2010 turun 29%, April 2011 turun 30%, memberikan kepada yayasan Januari 2010 turun 48%, April 2011
turun 39%.
Apabila kita melihat angka diatas, berarti fakta karena memberi perpuluhan bukan bearti anda akan
diberkati secara keuangan. Seperti di kampung Yahudi masih banyak orang miskin padahal nenek
moyangnya melakukan setia perpuluhan. Hasil analisa di Amerika orang kaya rata-rata memberi perpuluhan
hanya 2-3%, dan orang miskin atau orang yang pas pasan eknominya memberi sampai 15-23%. Orang kaya
mengerti untuk menjadi kaya bukan karena memberi perpuluhan, tetapi orang yang miskin berharap seperti
pergi ke Casino untuk mendapatkan 100 kalilipat.

O. Apa Negatif Dari Perpuluhan
1. Perpuluhan membawa orang percaya kembali kepada hukum Taurat. Rom 2:14 Apabila bangsa-bangsa
lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum
Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri
mereka sendiri
2. Perpuluhan mengajarkan bahwa Tuhan jatahnya 10%, dan sisanya menjadi kepunyaan kita
3. Perpuluhan cenderung membuat pemimpin gereja menjadi cinta akan uang dan pelayanannya menjadi
kepunyaannya bukan kepunyaan Tuhan
4. Perpuluhan membuat orang miskin menjadi tambah miskin ,sebenarnya gereja dipanggil untuk menolong
orang miskin. Orang miskin tidak memberi perpuluhan tetapi menerimanya pada jaman itu.
5. Perpuluhan merubah isi Firman Tuhan yang mengajarkan pemberian sukarela di Perjanjian Baru
6. Perpuluhan membawa penghakiman dan mencemarkan Iman orang percaya
7. Perpuluhan bukan sikap memberi dari hati, tetapi karena intimidasi dan tekanan. Silahkan baca bab
memberi di perjanjian baru.
8. Perpuluhan membawa orang percaya melakukan ketaatan yang keliru karena tidak sesuai dengan
perintah Yesus.
9. Perpuluhan menjadikan penghakiman bagi orang yang tidak memberi perpuluhan
10. Perpuluhan merusak visi bagi orang percaya

P. Yesus Dan Murid-Nya Tidak Mengajarkan 10%
PENTING!!! Sewaktu hukum taurat masih punya kekuatan penuh. Yesus, Petrus, Paulus dan murid-murid-
Nya tidak ada yang mengajarkan, memberi dan menerima perpuluhan. Kenapa tidak? Jawabannya
sederhana karena Yesus tidak pernah mengajarkan perpuluhan kepada murid-murid-Nya, dan juga Yesus
dan Petrus bukan dari suku Lewi tetapi suku Yudha, Paulus dari suku Benyamin. Sehingga tidak ada satupun
murid Yesus yang mengajarkan perpuluhan. Kalau Yesus dan murid muridNya tidak mengajarkan
perpuluhan, bukankah teladan kita itu Yesus Kristus? Jangan palingkan telinga anda dari kebenaran tetapi
hanya memuaskan telinga bagi cerita dongeng.

Q. Apakah Orang Miskin Memberi Perpuluhan
Orang miskin tidak memberi perpuluhan mereka hanya menerima. Tetapi kalau mereka mau memberi
mungkin dengan cara sukarela.
Im 25:6 Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi
budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang
semuanya tinggal padamu.
Im 25:25 Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang
kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual
saudaranya itu.
Ul 15:7 Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu
tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan
hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu.
Im 24:12 Jika ia seorang miskin, janganlah engkau tidur dengan barang gadaiannya."
Yak 1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim
piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh
dunia.

R. Atas Otorisasi Siapa Merubah Firman Tuhan
Ul 12:32 Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau
menambahinya ataupun menguranginya.
Ul 4: 2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya,
dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu."
Ams 30:6 Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta."

Atas otorisasi siapa yang merubah perpuluhan dalam bentuk makanan DIRUBAH menjadi UANG. Firman
Tuhan jelas dikatakan jangan menambahinya ataupun menguranginya.
Im 27:30 Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah
maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.
Im27:32 Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari
segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi
persembahan kudus bagi TUHAN.
Mal 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada
persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak
membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Luk 11:42 Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih,
inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Mat 23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang
lain jangan diabaikan.

Baca juga di Bil 18:27-28; Ul 12:17, 14:22-23, 26:12; Neh 10:37; Mat 23:23; Luk 11:42. Semuanya tentang
makanan

S. Perpuluhan Untuk Mendisiplinkan Diri
Kata disiplin paling sering dipakai oleh para pencinta pepuluhan, kalau kita perhatikan kata disiplin dan
prinsipil adalah sesuatu yang jauh berbeda. Kata prinsipil itu sesuatu yang tidak bisa diubah, tetapi kata
disiplin adalah melatih sesuatu untuk menghasilkan suatu karakter atau ketrampilan. Paulus mengajarkan
kita harus melatih iman kita. Tidak ada ayatnya yang mengatakan Tuhan ingin kita mendisiplinkan diri kita
sendiri untuk membayar perpuluhan. Jangan membuat asmusi sendiri dan merugikan orang lain.

T. Siapakah Lewi?
Kej 29:34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini
suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya
ia menamai anak itu Lewi.
Lewi adalah salah satu dari dua belas anak Yakub. Ibunya bernama Lea yang juga melahirkan anak laki-laki
lain bernama Ruben, Yudah, Simeon, Isakar dan Zebukun dan hanya mempunyai satu saudara perempuan
Dina. Lewi anak ke tiga dari Lea. Musa dan Harun adalah keturunanan dari Lewi.

Selama ini kita diajar bahwa orang Lewi itu adalah pekerja FULLTIME di gereja. Dengan kata lain pendeta
tidak mempunyai pekerjaan lain selain melayani Tuhan. Setelah saya pelajari ternyata orang suku Lewi itu
hanya bekerja 2 minggu selama 48 minggu karena dibagi-bagi perkelompok. Pada jaman raja Salomo dan
Daud pada waktu membangun bait suci Allah. Mereka membuat sensus penduduk untuk mengetahui ada
berapa orang dari suku Lewi. Setelah sensus terdapat 38.000 orang dari suku Lewi.
1 Taw 23:3 Lalu dihitunglah orang-orang Lewi, yang berumur tiga puluh tahun ke atas, dan jumlah orang-
orang mereka, dihitung satu demi satu, ada tiga puluh delapan ribu orang.

Apa pekerjaan 38.000 orang itu Mereka diberi tugas masing-masing sesuai keahlian.
1 Taw 23:4 Dari orang-orang ini dua puluh empat ribu orang harus mengawasi pekerjaan di rumah TUHAN;
enam ribu orang harus menjadi pengatur dan hakim.
1 Taw 23:5 Empat ribu orang menjadi penunggu pintu gerbang; dan empat ribu orang menjadi pemuji
TUHAN dengan alat-alat musik yang telah kubuat untuk melagukan puji-pujian," kata Daud.
Bil 26:62 Dan orang-orang yang dicatat dari mereka berjumlah dua puluh tiga ribu orang, semuanya laki-
laki, yang berumur satu bulan ke atas, sebab mereka tidak dicatat bersama-sama dengan orang Israel,
karena mereka tidak diberikan milik pusaka di tengah-tengah orang Israel.

Karena tidak mungkin sebanyak 38.000 orang bekerja bersamaan dalam suatu tempat maka diundilah
masing-masing bersama per kelompok.
1 Taw 28:13 Mengenai rombongan-rombongan para imam dan para orang Lewi dan mengenai segala
pekerjaan untuk ibadah di rumah TUHAN dan segala perkakas untuk ibadah di rumah TUHAN.
1 Taw 24-26 Tentang pembaigan kelompok dengan di undi.
1 Taw 24:7 Undian yang pertama jatuh pada Yoyarib; yang kedua pada Yedaya.
1 Taw 24:8 Yang ketiga pada Harim; yang keempat pada Seorim.
1 Taw 24:9 Yang kelima pada Malkia; yang keenam pada Miyamin.
1 Taw 24:10 Yang ketujuh pada Hakos; yang kedelapan pada Abiadst.

Sehingga mereka bekerja hanya 2 minggu dalam 48 minggu. Pertanyaannya bekerja kemana mereka selama
46 minggu? mereka ada di kota-kota Lewi yang berjumlah 48 kota.
Bil 35:7 Segala kota yang harus kamu berikan kepada orang Lewi itu berjumlah empat puluh delapan kota,
semuanya dengan tanah-tanah penggembalaannya.
Mereka tidak punya tanah atau properti sehingga dipinjamkan tanah.
1 Taw 6 Orang orang lewi dan Imam dipinjamkan tanah di Yeriko dan Hebron di kelilingi kota-kota yang
ditinggalkan oleh orang orang Lewi.

Selama 48 minggu mereka bekerja di kota kota Lewi sebagai belajar ukiran, petani dan peternak sesuai bakat
masing masing. Pelajaran yang keliru selama ini diajarkan orang Lewi pekerja FULLTIME. PENTING!! Dari
Jumlah 38.000 itu mereka bukan imam, Mayoritas dari mereka adalah pekerja untuk bait Allah. Tetapi imam
itu adalah keturunan Lewi. Jadi kalau mau jujur ,yang boleh menikmati perpuluhan adalah pekerja gereja
seperti singer, dll BUKAN Imam.

Perpuluhan orang Isrel diberikan langsung kepada 38.000 orang ini. PENTING!!! perpuluhan tidak diberikan
ke gereja, dan tidak ke imam . Ini sangat penting sekali untuk dipahami, karena di Bil 18 sudah jelas tujuan
dari perpuluhan itu untuk orang suku lewi. Perpuluhan tidak digunakan untuk membangun gereja tetapi
untuk memberi makan karena mereka bekerja membangun Bait suci Allah. Selain pekerja kasar yang sedang
membangun Bait Allah ada juga orang Lewi yang bekerja sebagai:
a. Guru-Ul 24:8 dan Ul 33:10
b. Hakim-Ul 17:9-21
c. Pengobatan-Im 13:2
d. Penyanyi/pemain musik-1 Taw 25, 2 taw 5:12-14
e. Ahli penulis surat /orang yang membuat undang-undang-Ul 24:33
f. Pengajar / Guru-2 Taw 35
g. Arsitek dan kontraktor 2 Taw 34:8-13

Setelah Bait Allah di hancurkan oleh tentara Romawi di tahun A.D 70 orang suku Lewi sudah tidak ada lagi,
karena sudah tidak bisa di ketahui lagi. Jadi sudah tidak ada lagi prinsip sistim Lewi. Jika anda masih mau
memberikan perpuluhan itu haknya anda tetapi jangan memberi karena anda salah mengerti dan
sebenarnya firman Tuhan jelas menulis yang boleh menerima adalah para pekerja BUKAN Imam . Kalau anda
menjadi singer, sekurity, penjaga toilet , penjaga gereja , arsitek, guru sekolah minggu dll berarti anda yang
boleh menikmati perpuluhan kalau memang mau dipakai prinsip perpuluhan.

Dua Alasan Suku Lewi Menerima Perpuluhan
1. Ayat 21-untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan membangun Kemah Pertemuan.
2. Karena mereka tidak boleh mempunyai properti atau tanah sebagai gantinya diberikan perpuluhan
berupa makanan supaya mereka bisa makan.

U. Kenapa Hanya Suku Lewi menerima 10%?
Karena orang suku Lewi tidak boleh mempunyai tanah atau rumah turun-temurun. sehingga diganti tanah
pusaka itu dengan perpuluhan supaya mereka bisa makan dan tidak mati kelaparan.
Bil 18:20 TUHAN berfirman kepada Harun: "Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan
tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah
orang Israel.
Syarat terpenting orang Lewi menerima perpuluhan karena mereka tidak boleh mempunyai rumah atau
properti seumur hidupnya.

V. Kenapa Orang Lewi Tidak Mempunyai properti?
Karena kejahatan yang dibuat oleh suku Lewi sehingga mereka harus menanggung akibatnya senjata dari
orang suku Lewi itu adalah kekerasan. Lewi membalas dendam kepada Sikeham yang memperkosa adik
perempuanya Dina.

Kej 34:25 Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub,
yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota
itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki.
Kej 49:5 Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.
Kej 49:7 Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab
berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka
di antara anak-anak Israel.

Perpuluhan itu adalah PEWAHYUAN KHUSUS Tuhan untuk orang Lewi . Pertanyaan saya apakah kita ini
keturunan Lewi?

W. Apakah Masih Ada Imam Lewi?
Imam Lewi sudah diganti dengan setiap orang percaya menjadi imam dan raja.
1 Pet 2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah
rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus
berkenan kepada Allah.
1 Pet 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Di Neh 10:37 ini juga sebagai ayat yang penting. Untuk memperkuat kemana perpuluhan itu harus diberikan.
Neh 10:37 Dan tepung jelai kami yang mula-mula, dan persembahan-persembahan khusus kami, dan buah
segala pohon, dan anggur dan minyak akan kami bawa kepada para imam, ke bilik-bilik rumah Allah kami,
dan kepada orang-orang Lewi akan kami bawa persembahan persepuluhan dari tanah kami, karena orang-
orang Lewi inilah yang memungut persembahan- persepuluhan di segala kota pertanian kami.

Jika ayat ini di kupas secara jelas maka konsep dari perpuluhan diberikan kepada gereja saja TIDAK
alkitabiah.
Setelah mereka dibagi undi menurut kelompok masing-masing karena TIDAK mungkin 38.000 orang bekerja
bersamaan. , 10 000 orang saja tidak mungkin. Sehingga 98% mereka bekerja di 48 kota dan 2 % ini mereka
bekerja di bait Allah. Perpuluhan yang dibawa oleh orang Israel sebesar 98% ke 48 kota-kota Lewi. Jadi
konsep memberi ke gereja itu salah total. Pada jaman Nehemia waktunya bersamaan dengan jaman
Maleakhi. Kitab Maleakhi pun penterjemahan dari storehouse di Mal 3 harusnya bilik atau gudang bukan
rumah Tuhan.

X. Apa itu Storehouse Di Maleakhi 3
Storehouse adalah bilik atau gudang untuk menyimpan makanan. Neh 13 menjelaskan bahwa bilik itu
berada bersebelahan dengan Bait Allah yang berada di Yerusalem. Dalam Ayat 5 dikatakan menyediakan
sebuah bilik besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang membawa ke bilik itu korban sajian, kemenyan,
perkakas-perkakas, persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak
orang-orang Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, dan persembahan khusus bagi para
imam.
Bilik itu berukuran 3x6 Meter di
1 Raj 6:5 Pada dinding rumah itu sekelilingnya didirikannya kamar tambahan, sekeliling ruang besar dan
ruang belakang, dan seluruhnya dibuatnya bertingkat-tingkat.
1 Raj 6:6 Tingkat bawah lima hasta lebarnya, yang tengah enam hasta dan yang ketiga tujuh hasta, sebab
telah dibuatnya ceruk-ceruk pada rumah itu sekeliling sebelah luar, sehingga dinding rumah itu tidak usah
dilobangi.

Storehouse itu bukan gereja, tetapi gudang untuk makanan dan storehouse itu juga sudah dihancurkan tidak
boleh dibangun kembali. Di Perjanjian Baru TIDAK PERNAH menjelaskan bahwa storehouse itu sebagai
gereja atau gedung yang mana Tuhan tinggal diam. Di Perjanjian Baru tempat Tuhan tinggal berdiam adalah
di dalam setiap tubuh orang percaya.

1. Bolehkah Perpuluhan untuk Pembangunan Gereja
Tidak ada catatan di Firman Tuhan bahwa perpuluhan digunakan untuk pembangunan gereja, tetapi yang
ada adalah pemberian sukarela. Sewaktu Musa mendirikan Kemah Pertemuan, kemudian Musa mencegah
mereka untuk memberikan sumbangan lagi karena keperluan untuk pembangunan sudah cukup. Musa
punya sikap yang luar biasa, Musa mencegah orang yang membawa sumbangan lagi.
Kel 35:29 Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala
pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan--mereka itu, yakni orang
Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN.
Kel 36:3 Mereka menerima dari pada Musa seluruh persembahan khusus, yang telah dibawa oleh orang
Israel untuk melaksanakan pekerjaan mendirikan tempat kudus. Tetapi orang Israel itu masih terus
membawa pemberian sukarela kepada Musa tiap-tiap pagi.
Kel 36:6 Lalu Musa memerintahkan, supaya dimaklumkan di mana-mana di perkemahan itu, demikian:
"Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus
bagi tempat kudus." Demikianlah rakyat itu dicegah membawa persembahan lagi.

2. Apa Boleh Memberi Uang Kepada Gereja
Tentu boleh, walaupun tidak di catat di Perjanjian Baru untuk memberi kepada gereja lokal. Di Perjanjian
Baru TIDAK ada yang namanya gedung gereja tetapi karena misi Tuhan adalah jadikan seluruh bangsa
menjadi murid-Ku. Untuk keperluan misi penginjilan sangat perlu dibantu.
Waktu Yesus menyuruh murid-murid-Nya menginjil Dia tidak mendiskusikan soal gaji, tetapi hanya bicara
soal bantuan yang sangat minim.

Mat 10:9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.
Mat 10:10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai,
kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Mat 10:11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya
sampai kamu berangkat.
Mat 10:8 Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

3. Apakah Ada Gedung Gereja di Perjanjian Baru
Di Perjanjian Baru TIDAK ada namanya gedung gereja, Bait Allah itu ada di setiap hati orang percaya.
1 Kor 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?.
1 Kor 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
Kudus yang kamu peroleh dari Allah,--dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?.

Ef 1:22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada
jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada 1:23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang
memenuhi semua dan segala sesuatu."
Ef 2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah. yang kudus, di dalam
Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Ef 4:12 Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh
Kristus.
Ef 4:15 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,--yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan
semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan
membangun dirinya dalam kasih.

Wah 3:12 Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan
keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru,
yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Tiga ratus tahun setelah kematian Yesus tidak ada gedung gereja, mereka berkumpul di tempat tempat yang
tersembunyi, berpindah-pindah atau gereja rumah. Tidak ada satu ayat di Perjanjian Baru mengatakan
bahwa bilik di Maleaki itu adalah gereja yang kita harus mempersembahkan perpuluhan itu. Ajaran
membawa perpuluhan ke gereja itu BUKAN suatu doktrin yang alkitabiah karena orang Israel memberi
perpuluhan langsung kepada pekerja yang sedang membangun bait Allah. Tetapi persembahan sukarela
kepada gereja di perjanjian lama adalah doktrin yang benar dan Alkitabiah. Jikalau mau dikutin anggaplah
storehouse itu sebagai gedung gereja, perpuluhan yang dibawa adalah makanan bukan uang. Saya tetap
menyarankan Anda membantu gereja. tetapi harus dilihat apakah gereja tersebut bisa dipercaya
,bertanggung jawab atas pemakaian keuangannya.

4. Pemberian Apa yang Tuhan inginkan
BILIK yang ada di Yerusalem sudah di hancurkan di tahun A.D 70 dan tidak boleh di bangun kembali. Sistem
membawa binatang sebagai pengorbananan di Perjanjian Lama untuk menebus dosa juga sudah tidak ada.
Diganti dengan sistem yang lebih baik yaitu pengorbanan darah Yesus sebagai penghapus dosa selama
lamanya. Tuhan tidak menghendaki kita memberikan 10% dari uang kita tetapi kehidupan dan karakter kita
seluruhnya yang Dia kehendaki , Tuhan hanya peduli dengan kehidupan dan karakter untuk persiapan di
kerajaan sorga.
Rom 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
1 Kor 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu!.

5. Apa Tuhan Perlu Uang
Kita tidak bisa kasih Tuhan uang. Semuanya yang ada di surga dan bumi adalah milik-Nya. Tuhan juga tidak
perlu makan karena Dia tidak makan. Tuhan juga tidak memerlukan pengorbanan dan persembahan tetapi
pengenalan akan Allah.
Mzm 40:7 Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah
membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.
Hos 6:6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan
Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

Tetapi perpuluhan itu pewahyuan khusus Tuhan, tujuannya untuk menolong orang suku Lewi, keluarga
sendiri, orang miskin, yatim piatu, janda dan orang asing. Di Perjanjian Baru Yesus mengajarkan kita untuk
menolong sesama. Tujuan dari perpuluhan dan pemberian sukarela adalah untuk menolong setiap orang
dan jemaat yang miskin. The Jewish Encyclopaedia, menurut hukum taurat setiap tahun ke tujuh adalah hari
Sabat dan tidak diperbolehkan membawa perpuluhan.

Renungan Harian Kristen Indonesia wrote a new note: Mengenai PERSEMBAHAN PERPULUHAN.
Efesus 5 : 20 : Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada ALLAH dan BAPA kita.

Ketika seorang Kristen telah memiliki penghasilan sendiri, telah ditentukan bagi mereka agar kiranya dapat menyerahkan kembali
sepersepuluh bagian dari penghasilan atau gaji sebagai persembahan ucapan syukur kepada Tuhan.

Pemberian persembahan perpuluhan dapat diartikan sebagai tanda kita "mengingat" segala kebaikkan Tuhan, yang telah
memberikan kita berkat melalui penghasilan maupun gaji yang telah kita dapatkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita, sebagai
anak-anak dan hamba Tuhan, menyerahkan kembali bagian yang merupakan hak Tuhan dalam bentuk persembahan ucapan syukur.

Penyampaian persembahan sebagai ucapan syukur telah terjadi semenjak jaman Adam dan Hawa masih hidup di bumi ini. Namun
hakekat penyampaian persembahan (terutama dalam bentuk persembahan perpuluhan) kepada Tuhan, dinyatakan dalam Kitab
Amsal 3 : 9, yang berbunyi : Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilannmu.

Firman Tuhan dalam Amsal 3 : 9 tersebut isinya mengingatkan agar setiap orang yang beriman kepada Tuhan Yesus tidak melupakan
Tuhan pada saat mereka telah memiliki harta kekayaan, dan kiranya juga tidak lalai untuk memberikan persembahan ketika kita
telah memiliki penghasilan sendiri yang ditandai dengan menerima penghasilan berupa gaji pertama dari hasil bekerja.

Sedangkan ungkapan tentang jumlah sepersepuluh bagian itu pertama kali disebutkan pada kitab Kejadian 14 : 20b, yang berbunyi :
Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya...

Peristiwa yang melatar-belakangi tindakan yang dilakukan Bapak Abraham tersebut, terjadi ketika Bapak Abraham memberikan
sepersepuluh bagian harta rampasan setelah menang berperang melawan Kedorlaomer dan para raja-raja di Timur kepada
Melkisedek, raja Salem yang juga seorang imam Allah Yang Maha Tinggi.

Ayat tersebut menyatakan bahwa Bapak Abraham memberikan sepersepuluh dari seluruh harta rampasan yang didapatkannya.

Pemberian persembahan ucapan syukur perpuluhan yang jumlahnya setara dengan sepersepuluhan bagian dari penghasilan yang
kita peroleh, adalah tindakan yang mencontoh teladan dari apa yang dilakukan Bapak Abraham tersebut.

Pada sejumlah denominasi Gereja dunia memberi arahan atau ketentuan agar setiap Jemaat yang ingin memberikan persembahan
perpuluhan, yaitu diserahkan adalah sepersepuluh bagian dari penghasilan atau gaji pertama yang diperoleh. Dalam hal ini,
denominasi Gereja tersebut, mengadopsikan isi Firman Tuhan yang tercantum dalam Amsal 3 : 9.

Namun banyak juga orang yang mengadopsi isi Firman Tuhan seperti yang tercantum dalam kitab Kejadian 14 : 20b, sama seperti
yang dilakukan Bapak Abraham.

Kedua bentuk penyampaian persembahan perpuluhan tersebut tidaklah salah. Semuanya baik dan dapat berkenan dihadapan Tuhan
karena Tuhan pasti melihat dan memperhatikan segenap kebaikkan hati, kerelaan, dan ketulusan orang-orang yang menyampaikan
persembahan sebagai sebuah pernyataan syukur kepadaNya.

Hal ini sesuai dengan bunyi Firman Tuhan dalam II Korintus 9 : 7 yang menyatakan : Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita.

Berdasarkan pengetahuan yang saya miliki, Firman Tuhan memang tidak menuliskan kenapa jumlah persembahan ucapan syukur itu
besarnya adalah sepersepuluh bagian dari penghasilan yang kita peroleh.

Lalu, muncul sejumlah pertanyaan lainnya :

Siapa sajakah yang patut memberikan persembahan perpuluhan tersebut?

Firman Tuhan yang tercantum dalam Bilangan 18 : 21 menyatakan : Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku (Allah) berikan kepada
mereka segala persembahan persepuluhan diantara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaannya yang
dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan (Kaabah).

Berdasarkan isi dari ayat Firman Tuhan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pihak-pihak yang patut memberikan persembahan
perpuluhan adalah seluruh orang-orang Israel. Untuk masa sekarang ini, pihak yang wajib memberikan persembahan perpuluhan
termasuk juga orang-orang percaya lainnya, seperti kita.

Kepada siapakah persembahan perpuluhan itu diserahkan?

Sesungguhnya Firman Tuhan yang tercantum dalam Bilangan 18 : 21 tersebut telah menyatakan bahwa persembahan perpuluhan
tersebut diserahkan kepada kaum bani Lewi yang diangkat sebagai imam di Kemah Pertemuan.

Apabila dikaitkan dengan perkembangan kehidupan iman Kristen pada saat ini, maka persembahan tersebut diserahkan kepada
imam-imam pemimpin Jemaat dimana Jemaat tersebut namanya dicatat sebagai anggota Gereja.

Pemaparan lebih lanjut dari isi Firman Tuhan yang tercantum dalam Bilangan 18 : 21 dituliskan pada kitab Ibrani 7 : 1 10,
khususnya Ibrani 7 : 5, yang berbunyi : Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut
hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel

Kemanakah persembahan perpuluhan tersebut diserahkan?

Persembahan perpuluhan tersebut diserahkan ke Bait Suci atau ke Gereja. Penjelasan akan hal itu tercantum dalam kitab Maleakhi 3
: 10 yang bunyinya : Bawalah seluruh persembahan-persembahan itu kedalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan
makanan di rumahKU...

Kalau di lihat dari sisi kewajaran, memang sudah sewajarnya kalau kita menyerahkan persembahan perpuluhan tersebut kepada
Gereja tempat dimana kita telah terdaftar dan dibaptiskan atau di Gereja dimana kita aktif beribadah.

Namun itu bukan berarti kita dilarang atau tidak diperbolehkan untuk memberikan persembahan perpuluhan kita kepada
denominasi Gereja lain, karena memang yang membedakan keberadaan Gereja-Gereja hanyalah denominasi semata.

Siapa sajakah pihak yang akan menggunakan persembahan perpuluhan itu?

Firman Tuhan dalam II Korintus 9 : 12 menyatakan : Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan
keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada ALLAH.

Berdasarkan isi Firman Tuhan tersebut, maka dapat diketahui bahwa persembahan perpuluhan tersebut kemudian akan digunakan
oleh orang-orang kudus atau para imam-imam pemimpin Jemaat dalam memperlancar tugas pelayanan mereka sebagai imam, dan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Ayat Firman Tuhan tersebut semakin diperjelas dengan adanya ayat Firman Tuhan lain yang tertulis dalam I Korintus 9 : 13 - 14 yang
isinya :
Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan
bahwa mereka yang melayani mezbah mendapat bahagian mereka dari mezbah itu

Jadi jelas, kalau pihak yang akan mempergunakan persembahan tersebut adalah para pekerja di dalam Bait Allah atau Gereja

Perlu atau haruskah persembahan perpuluhan itu disampaikan oleh mereka yang beriman kepada Yesus Kristus?

Firman Tuhan yang ada dalam Matius 22 : 21b menyatakan :
Lalu kata Yesus kepada mereka : "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada ALLAH apa
yang wajib kamu berikan kepada ALLAH."
Ketika Tuhan telah melimpahi kita dengan segenap berkat-berkatNya, maka sudah selayaknya setiap anak Tuhan yang telah
mendapatkan limpahan berkat melalui penghasilan atau gaji yang didapatkannya, menyerahkan kembali sepersepuluh bagian dari
yang mereka dapatkan. Nilai kelayakkan tersebut dinyatakan sebagai sebuah kewajiban atau keharusan, sama seperti perbuatan-
perbuatan KASIH lainnya.

Oleh karena itu, menyampaikan persembahan perpuluhan juga merupakan sebuah keharusan dari setiap umat Kristen yang telah
memiliki penghasilan.
Jadi, mulailah membiasakan diri untuk menyampaikan persembahan perpuluhan sebagai tanda ucapan syukur kita kepada Tuhan
yang telah memberikan berkat melalui penghasilan atau gaji yang kita terima.

Tuhan memberkati kita semua
Saut Hasidungan
Menempuh Pendidikan di Sekolah Tinggi Teologi Bethel Jakarta, Fakutas Teologi. Bergelut dibidang kerohanian dan gerejawi.
Perpuluhan, Upeti Jemaat kepada Pendeta/Gembala..??
OPINI | 21 November 2013 | 16:16 Dibaca: 561 Komentar: 3 1
Ketika Gereja-gereja aliran Neo Pentakosta atau Kharismatik semakin menggurita, ada salah satu fenomena yang menggelitik pribadi
saya sebagai orang terlibat dalam dunia pelayanan gerejawi, yaitu soal Perpuluhan atau Persepuluhan.
Perpuluhan menjadi sebuah bagian dari kehidupan ber-Tuhan orang-orang Kristen saat ini, bahkan gereja-gereja aliran
mainstream yang sebelumnya tidak menggunakan konsep Perpuluhan dalam gerejanya, mulai ikut-kutan mengadopsi
persembahan Perpuluhan dalam kegiatan kerohanian mereka. Kalau istilah saya, mulai mengikuti trend yang ada. Hehehehehee..
Namun dari ajaran dan praktek Perpuluhan yang diselenggarakan oleh gereja saat ini, saya kembali merasa GELISAH. Kegelisahan
saya ini dikarenakan melihat kenyataan bahwa Perpuluhan menjadi sebuah issue major dalam pemberitaan di mimbar. Tidak main-
main, pemberitaan soal perpuluhan dari mimbar-mimbar ditekankan dengan nada sedikit mengancam dan promosi. Ancaman
dan promosi itu seringkali diambil dari teks Maleakhi 3:10-11 bahwa mereka yang tidak memberikan perpuluhan akan mengalami
kerugian, tetapi siapa yang memberikan perpuluhan akan mengalami keberuntungan karena belalang pelahap di hardik dari
hidup mereka. Ajaran perpuluhan yang keliru bukan hanya itu, masih ada yang lainnya tetapi tujuannya sama, yaitu menjadi
senjata Pendeta atau Gembala yang pada akhirnya memaksa jemaat untuk memberikan perpuluhan. Namun, apakah demikian
yang diajarkan Alkitab mengenai Perpuluhan?
Ironisnya lagi, saya melihat sebuah realita yang mengiris hati saya. Pendeta atau Gembala yang memang hidupnya bersumber dari
pelayanannya sebagai Gembala, memiliki kekayaan dan aset yang melimpah oleh karena Perpuluhan yang diberikan oleh Jemaatnya.
Mohon jangan disalah artikan. Saya bukannya tidak setuju seorang gembala menjadi kaya atau memiliki harta banyak atau
melimpah, namun yang saya hendak kritisi disini, adalah sebuah hal yang memalukan, jika Pendeta atau Gembala yang memang
hidupnya murni dari pelayanan pengembalaannya, memiliki gaya hidup mewah atau wah sedangkan jemaatnya banyak yang
mengalami kesulitan ekonomi dan masih dituntut untuk memberikan Perpuluhan. Pendeta atau Gembala dan keluarganya bisa
makan enak dari hasil uang perpuluhan sedangkan jemaatnya untuk makan saja harus berpikir keras untuk menghematnya. Anak
Gembala atau Pendeta bisa sekolah di luar negeri, sedangkan anak-anak jemaatnya sekolah di sekolah negeri yang semuanya serba
terbatas. Gembala atau Pendeta tidur pakai AC dan naik Mobil kemana-mana (sebenarnya itu mobil atas nama gereja tapi dipakai
untuk kepentingan pribadi, alias mengatasnamakan pekerjaan Tuhan demi kesenangan diri) sedangkan jemaat jalan kaki dan naik
angkot dan tidur berpanas-panas ria. Itu semua dari uang perpuluhan (mungkin ditambah uang gereja, tapi itu semua bersumber
dari jemaat dan sumbangan orang lain).
Melihat kondisi seperti ini (bahkan mungkin fakta di lapangan lebih parah dari yang saya ungkapkan di atas, karena ada standart juga
di kalangan Pendeta atau Gembala, jika jemaatnya minimal 200-300 orang, minimal harus pakai Avanza atau Innova), terlintas di
pikiran saya; jika Tuhan Yesus ada saat ini secara fisik atau berinkarnasi menjadi manusia pada jaman ini, akankah IA melakukan hal
yang sama dalam pelayanan-Nya. Apakah IA juga memberikan semacam standart dalam pelayanan-Nya? Apakah dalam
pengajaran-Nya, IA akan mengajarkan seperti yang berkembang saat ini mengenai Perpuluhan? Saudara pasti punya jawaban
masing-masing.
Berpijak dari fenomena di atas, maka saya memberikan judul dalam tulisan kegelisahan saya ini, Perpuluhan, Upeti Jemaat
kepada Pendeta/Gembala? Tanpa bermaksud menjatuhkan profesi sebagai Pendeta atau Gembala, melalui tulisan yang sederhana
ini, saya hanya ingin memberikan sebuah koreksi terhadap ajaran dan praktek perpuluhan di kalangan gereja, harapan saya,
saudara yang membaca tulisan ini memiliki kedewasaan dan kejujuran serta ketulusan hati dalam merenungkan dan menilai tulisan
ini.
Konsep Perpuluhan ternyata bukan asli milik orang-orang Israel apalagi orang-orang Kristen. Dalam Kejadian 14:18, Abram (waktu
itu namanya masih Abram belum berganti menjadi Abraham), memberikan Perpuluhan kepada Melkisedek raja Salem. Pada waktu
itu, Israel sebagai sebuah umat atau bangsa belum ada, namun Abram telah memberikan perpuluhan. Ini membuktikan bahwa
tradisi memberikan perpuluhan bukanlah asli bawaan Israel melainkan bawaan dari bangsa atau kaum sebelum Israel. Saya kurang
mengetahui dengan pasti, apa makna perpuluhan pada masa sebelum bangsa Israel ada, namun melihat konteks pada masa
Abraham, kemungkinan besar perpuluhan itu semacam ucapan syukur dari seseorang kepada mereka yang disebut rohaniawan
pada masa itu atas ucapan berkat yang disampaikan.
Pada masa Israel, konsep perpuluhan diadopsi. Tuhan memberikan sebuah perintah kepada umat Israel dalam PL untuk
memberikan perpuluhan. Perintah ini tercatat dalam kitab Musa, yaitu Ulangan 14:28-29 dan 26:12-15. Berbeda dengan bangsa-
bangsa lain disekitar Israel, Allah memberikan makna baru terhadap perpuluhan. Untuk memahaminya kita harus kembali kepada
konteks historis atau sejarahnya bangsa Israel. Israel adalah sebuah bangsa yang secara fisik merupakan keturunan dari Abraham
melalu anak perjanjian yaitu Ishak. Sebelum menjadi sebuah bangsa, Israel menjadi budak di Mesir lebih kurang 400 tahun. Tuhan
mengeluarkan Israel dengan mengutus Musa dan Harun. Singkat cerita, Israel akhirnya keluar dari Mesir dan memulai perjalanan
menuju Tanah Perjanjian, sebuah tempat yang disediakan Tuhan. Israel terdiri dari 12 suku, satu dari 12 suku itu, yaitu suku Lewi
tidak mendapatkan tanah pusaka dari Tuhan sedangkan yang sebelas suku mendapatkan tanah pusaka. Pusaka suku Lewi adalah
Tuhan sendiri, maksudnya suku Lewi, dikhususkan oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan kemah suci
atau bait Allah. Itulah sebabnya, suku Lewi disebut juga suku Imamat, karena panggilan khusus mereka yang diberikan oleh Tuhan
sebagai pelayan yang mengurusi korban persembahan dan kegiatan-kegiatan ibadah bangsa Israel.
Sebelas suku Israel mendapatkan pemenuhan nafkah hidupnya dari tanah pusaka yang diberikan Allah kepada mereka dengan cara
bertani atau bercocok tanam dan berternak. Inilah bentuk KASIH dan PEMELIHARAAN Tuhan bagi sebelas suku Israel. Lalu
bagaimana dengan suku Lewi? Dengan apakah mereka memenuhi kebutuhan nafkah hidup mereka sedangkan mereka tidak
diberikan tanah pusaka oleh Allah? Apakah Allah tidak memiliki Kasih dan tidak adil? Apakah Allah tidak memelihara suku Lewi,
sedangkan yang sebelas suku Tuhan pelihara? Jawabannya tentu saja tidak. Allah Israel adalah Allah yang Kasih dan Adil yang tetap
memelihara umat pilihan-Nya termasuk di dalamnya suku Lewi. Suku Lewi yang memang dipanggil khusus untuk melayani di bait
Allah atau kemah suci tetap mendapatkan pemeliharaan Tuhan dan bentuk pemeliharaan Tuhan adalah melalui perintah Perpuluhan
yang dimandatkan kepada sebelas suku melalui hamba-Nya Musa. Ulangan 14:27-28, Allah mengingatkan kepada kesebelas suku
Israel untuk tidak melupakan suku Lewi ketika mereka mendapatkan hasil tanah atau hasil panen dengan cara memberikan
perpuluhan dari hasil tanah pusaka mereka kepada suku Lewi setiap tiga tahun sekali. Perintah untuk memberikan Perpuluhan
kepada suku Lewi dicatat kembali di Ulangan 26:12-13. Perintah untuk memberikan Perpuluhan kepada suku Lewi adalah bukti
Kasih, Keadilan dan Pemeliharaan Tuhan kepada Israel. Suku Lewi yang tidak mendapatkan tanah pusaka sehingga tidak bisa
mengolah tanah untuk mendapatkan kebutuhan nafkah hidupnya terpelihara oleh karena perpuluhan yang diberikan. Ingat juga,
bahwa Alkitab juga mencatat dalam Ulangan 14:27-28 dan 26:12-13, bahwa Perpuluhan yang dikumpulkan oleh sebelas suku Israel
bukan hanya semata-mata untuk suku Lewi, melainkan juga untuk kepada orang asing, anak yatim dan kepada janda. Anak yatim
dan janda yang telah ditinggal mati ayah dan suaminya adalah tanggung jawab semua suku pada konteks masa itu, semua suku Israel
wajib untuk memelihara mereka, pelayanan ini diadopsi di jaman Kisah Rasul yang dikenal dengan istilah pelayanan meja atau
diakonia. Sedangkan orang asing disini adalah mereka yang tinggal bersama-sama dengan bangsa Israel dan menjadi bagian bangsa
Israel (proselit) juga bangsa asing yang sekedar lewat di perkampungan atau daerah Israel harus di jamu sampai kenyang melalui
perpuluhan. Pemberian perpuluhan untuk anak yatim dan janda pada masa itu pun menunjukkan bentuk Kasih, Keadilan dan
Pemeliharaan Tuhan atas mereka oleh karena kepala keluarga yang mencari nafkah telah meninggal dan orang asing yang mendapat
jatah perpuluhan dari sebelas suku Israel juga memiliki maksud yang sama, yaitu agar mereka bisa melihat bahwa Allah Israel
adalah Allah yang Kasih, Allah yang Adil dan Allah yang memelihara semua umat manusia, sebab bagi orang-orang asing (bangsa di
luar Israel) konsep Allah mereka adalah Allah mereka kasih hanya untuk mereka (bangsa) mereka sendiri tetapi tidak untuk bangsa
atau kaum lain. Melalui perpuluhan yang diberikan sebelas suku Israel, orang asing bisa melihat betapa Allah Israel itu berbeda
dengan allah-allah asing.
Dalam konteks Malaekhi pun demikian. Bangsa Israel pada jaman Maleakhi mengalami kemerosotan rohani sampai titik nadir.
Mereka tidak mau memberikan Perpuluhan dan melupakan tujuan awal dari perpuluhan. Israel pada masa itu menjadikan uang dan
kekayaan sebagai illah mereka. Mereka tidak memberikan perpuluhan dan mereka melupakan rumah Tuhan. Pada masa itu, Israel
benar-benar bobrok kerohaniannya, Rumah Tuhan yang merupakan lambang kehadiran Tuhan di tengah-tengah Israel tidak
dipedulikan oleh Israel, hal ini menunjukkan bahwa Israel sudah tidak peduli lagi dengan Tuhan dan segala ketetapan-Nya.
Ketidakpedulian mereka terhadap rumah Tuhan adalah bentuk ketidak pedulian mereka kepada pribadi Tuhan sendiri yang telah
membebaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Itulah sebabnya Firman Tuhan datang untuk mengingatkan Israel
agar kembali menjadikan Allah Yahweh sebagai Allah mereka dan kembali memberikan Perpuluhan dan harus memperhatikan
rumah Tuhan. Hal ini dimaksudkan agar Israel bisa kembali menjadi umat Allah dan menjadi saksi kepada bangsa lain bahwa Allah
Yahweh adalah Allah yang benar, karena itu dalam Maleakhi Allah mengatakan ujilah Aku. Jadi memberikan perpuluhan dalam
konteks Maleakhi pun sama dengan konteks dalam kitab Ulangan. Belalang Pelahap dalam konteks itu adalah hama belalang yang
memang pada masa itu melanda tanah Israel. Membuka tingkap-tingkap langit, maksudnya adalah mencurahkan hujan, karena pada
masa itu Israel dilanda kekeringan yang hebat. Jika Israel kembali kepada Tuhan pada masa itu, maka Allah akan menolong mereka
sama seperti nenek moyang mereka yang ditolong keluar dari perbudakan di Mesir.
Berdasarkan uraian singkat di atas jelas, bahwa konsep Perpuluhan diberikan bukan supaya kita diberkati atau bertujuan untuk
kepentingan pribadi, melainkan perpuluhan diberikan adalah bukti bahwa kita telah diberkati oleh Allah sendiri. Memberikan
perpuluhan bukanlah seperti usaha memancing, dengan memberikan sepersepuluh dari penghasilan kita maka kita berharap
mendapatkan lebih dari apa yang telah kita beri. Ajaran ini sesat..!!! Sekali lagi Perpuluhan diberikan bukan supaya kita diberkati
melainkan karena kita telah diberkati. Lalu, harus diingat pula, bahwa ketika kita memberikan perpuluhan kita di ajarkan bahwa apa
yang telah kita terima dari Tuhan bukanlah milik kita sepenuhnya, ada bagian orang lain di dalamnya, sehingga orang lain bisa
merasakan bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang Kasih, Adil dan Pemelihara umat manusia.
Lalu untuk konteks sekarang ini, apakah masih relevan untuk memberikan Perpuluhan?
Orang-orang Kristen dituntut oleh Tuhan bukan hanya memberikan Perpuluhan, melainkan seluruh hidup kita, termasuk di
dalamnya adalah harta kita. Kita bukanlah pemilik melainkan hanya pengelola, termasuk harta kekayaan dan uang kita. Namun,
harus diakui untuk memiliki gaya hidup yang tidak terikat oleh harta kekayaan atau uang adalah hal yang sulit, karena itu dengan
belajar memberikan perpuluhan, kita sedang belajar untuk melatih diri kita untuk tidak terikat oleh kekayaan atau uang (mamon).
Namun jika 5 tahun, 10 tahun, bahkan 15 tahun kita memberi hanya sekedar perpuluhan dan merasa berat untuk membantu
pekerjaan Tuhan, membantu sesama, dll, maka sama saja bohong. Jika kondisi kita seperti itu, maka perpuluhan yang kita berikan
hanyalah sebagai kewajiban beragama. Ingat tujuan perpuluhan dalam konteks PL adalah agar bangsa Israel tidak terikat oleh
kekayaan dunia dan memiliki kesadaran bahwa harta kekayaan yang mereka miliki di dalamnya juga terdapat hak orang lain.
Bagaimana orang lain bisa mengenal Allah kita sebagai Allah yang Kasih, Adil dan Pemelihara umat manusia jika kita terikat oleh
harta kekayaan dan pelit untuk berbagi. Untuk berbagi kita tidak harus menunggu menjadi orang kaya secara materi terlebih dahulu,
tetapi bisa dimulai dari sekarang, dari apa yang kita punya.
Lalu, apakah kita harus memberikan Perpuluhan ke gereja?
Ini pertanyaan yang cukup sensitif, namun saya harus menjelaskannya suka atau tidak suka. Perpuluhan kalau kembali ke PL, dibawa
ke rumah Tuhan lalu diberikan untuk suku Lewi, orang asing, anak yatim dan para janda. Untuk saat ini, perpuluhan bisa diberikan ke
gereja, namun sayangnya banyak Pendeta atau Gembala (tanpa bermaksud menghakimi) tidak transparan dalam mengelola uang
perpuluhan ini. Gembala harus transparan dalam mengelola uang perpuluhan. Uang perpuluhan bukanlah mutlak semuanya milik
Gembala. Ingat, di dalam perpuluhan terlihat bentuk keadilan Allah bagi manusia atau istilah sekarang adalah keadilan sosial, bukan
hanya orang Lewi yang menikmati perpuluhan, melainkan anak yatim, janda dan orang asing. Gembala harus mampu menunjukkan
keadilan Allah di dalam mengatur uang perpuluhan. Jemaat yang memang benar-benar kurang mampu harus juga mendapatkan
bagian perpuluhan, sehingga mereka bisa menikmati Kasih Allah dalam persekutuan orang-orang percaya. Namun jika Gembala atau
Gereja tidak transparan dalam mengelola perpuluhan, malah memakan semua uang perpuluhan maka perpuluhan lebih baik
diberikan saja langsung kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
Kesimpulan :
1. Perpuluhan diberikan bukan supaya kita diberkati, melainkan karena kita telah diberkati oleh Allah melalui hasil usaha yang
BENAR.
2. Perpuluhan adalah bentuk Kasih, Keadilan dan Pemeliharaan Allah kepada umat manusia, karena itu Gereja atau Gembala harus
menunjukkan Kasih, Keadilan dan Pemeliharaan Allah dalam mengelola Perpuluhan, tidak boleh menjadi hak milik pribadi dan
keluarga Gembala.
3. Perpuluhan adalah latihan awal yang melatih kita untuk tidak terikat kepada harta milik atau uang, melainkan terikat kepada
Allah.
Inilah perspektif saya mengenai Perpuluhan. Jika ada perpuluhan tidak dimaksudkan untuk kepentingan Tuhan dan Kerajaan-Nya,
maka seperti juduldi atas Perpuluhan, Upeti jemaat kepada Pendeta/Gembala.
Marilah mengajarkan konsep perpuluhan yang benar kepada jemaat, jangan ada tedensi kepentingan pribadi atau manipulasi dalam
ajaran kita mengenai perpuluhan. Biarlah kebenaran yang terus kita sampaikan. Selamat memberi. Sola Gracia.

Anda mungkin juga menyukai