Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN (APL)

SMK-SMAK BOGOR

Analisis Udara

Nama/NIS :

Kelas/Kelompok : 13-1 / 3

PENGUJIAN PENCEMARAN UDARA (NOx, SOx, NH3) MENGGUNAKAN AIR SAMPLER


IMPINGER

 Standar yang Digunakan


1. SNI 19-7119.6-2005 (Udara ambien – Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh
uji pemantauan kualitas udara ambien)
2. SNI 19-7119.1-2005 (Udara ambien – Bagian 1: Cara uji kadar NH 3 metoda indofenol
dengan spektrofotometer)
3. SNI 19-7119.2-2005 (Udara ambien – Bagian 2: Cara uji kadar NO 2 metoda Griess
Saltzman dengan spektrofotometer)
4. SNI 19-7119.7-2005 (Udara ambien – Bagian 7: Cara uji kadar SO 2 metoda pararosanilin
dengan spektrofotometer)
5. PP RI No. 41 Tahun 1999 (Pengendalian pencemaran udara)
 Data Sampling
 Nama sampel : Udara ambien
 Parameter analisis : Pencemaran udara
 Peralatan : Air Sampler Impinger
 Lokasi sampling : Area belakang laboratorium APL SMK-SMAK Bogor
 Hari/tanggal sampling : jumat / 23 agustus 2019
 Waktu sampling : 08.19 - 09.19 WIB
 Aktivitas di sekitas lokasi : Orang yang berlalu-lalang
 Komentar dan Pengamatan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengambilan sampel udara ambien untuk diuji dengan
parameter pencemaran udara. Dilakukan uji terhadap tiga parameter cemaran yaitu SO x, NOx,
dan NH3. Udara ambien merupakan udara di sekitar kita, sehingga dapat dilakukan
pengambilan sampel di area sekitar. Sebelum pengambilan sampel, alat (Air Sampler
Impinger) harus dalam kondisi baik. Tabung impinger terlebih dahulu dibersihkan sebelum
dimasuki larutan penjerap yang sesuai. Pada tabung pengaman, silica gel harus dalam kondisi
baik (warna biru, tandanya dapat menyerap uap air dengan baik). Silica gel berfungsi untuk
menyerap uap air dari udara agar tidak menyumbat pompa. Selang yang menghubungkan
tabung impinger, tabung pengaman, dan pompa harus terpasang rapat agar udara dapat
terhisap masuk. Masuknya udara dapat teramati dari adanya gelembung pada tabung
impinger dengan mengatur laju alir pompa. Digunakan satuan NL/min yang artinya aliran
udara (liter per menit) dalam kondisi normal (suhu 25°C dan tekanan 1 atm atau 760 mmHg).
 Data Pengamatan
1. Kondisi udara:

Menit ke- Menit ke- Menit ke- Menit ke-


Parameter Satuan Awal
15 30 45 60
Cuaca - Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah
o
Suhu C 26 27 27 28 29
Kelembapan % 71 71 68 66 62
Tekanan
mmHg 760 760 760 760 760
udara

Menit ke- Menit ke- Menit ke- Menit ke-


Laju alir Satuan Awal
15 30 45 60
Tabung 1
0,2 0,25 0,25 0,3 0,29
(SOx)
Tabung 3
NL/min 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
(NOx)
Tabung 5
0,4 0,5 0,5 0,4 0,5
(NH3)

2. Kondisi larutan penjerap:


Tabung Larutan Awal Akhir
Larutan penjerap SOx Larutan jernih Larutan jernih
Tabung 1
(metoda pararosanilin) tak berwarna tak berwarna
Larutan penjerap NOx Larutan jernih Larutan jernih
Tabung 3
(metoda Griess Saltzman) tak berwarna tak berwarna
Larutan penjerap NH3 Larutan jernih Larutan jernih
Tabung 5
(metoda indofenol) tak berwarna tak berwarna

 Kesimpulan
Dari hasil praktikum analisis udara ambien di area belakang laboratorium APL SMK-SMAK
Bogor pada parameter pencemaran udara dengan Air Sampler Impinger, diperoleh hasil
berupa:
1. Cemaran NO2 dinyatakan negatif. Hal ini karena pada larutan penjerap Griess Saltzman yang
juga sebagai pereaksi tidak menunjukkan perubahan warna larutan menjadi merah muda.
2. Cemaran SO2 dan NH3 belum pasti keberadaannya. Hal ini karena proses pengujian belum
selesai. Belum teramati adanya perubahan warna (penjerap SO 2 menjadi warna ungu, dan
penjerap NH3 menjadi warna biru) dimana diperlukan adanya penambahan pereaksi tertentu
yang dapat membentuk senyawa berwarna yang kemudian dilakukan pengukuran dengan
spektrofotometer.
Metode analisis tersebut mengacu pada SNI 19-7119-2005 bagian 1, 2, 7 serta 6. Hasil
analisis tidak dapat dibandingkan dengan PP RI No.41 tahun 1999, karena tidak dilakukan
perhitungan kadar cemaran udara.
PENGUKURAN KADAR PARTIKEL TERSUSPENSI TOTAL (TSP) DENGAN DUST
SAMPLER METODE GRAVIMETRI

 Standar yang Digunakan


1. SNI 19-7119.6-2005 (Udara ambien – Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh
uji pemantauan kualitas udara ambien)
2. SNI 19-7119.3-2005 (Udara ambient – Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total
menggunakan peralatan high volume air sampler dengan metode gravimetri)
3. PP RI No. 41 Tahun 1999 (Pengendalian pencemaran udara)
 Data Sampling
 Nama sampel : Udara ambien
 Parameter analisis : Kadar partikel tersuspensi total (TSP) di udara ambien
 Peralatan : Dust Sampler DS 600-03
 Lokasi sampling : Area belakang laboratorium APL SMK-SMAK Bogor
 Hari/tanggal sampling : Jumat / 23 Agustus 2019
 Waktu sampling : 08.13-09.13 WIB
 Aktivitas di sekitas lokasi : Orang yang berlalu-lalang
 Komentar dan Pengamatan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengambilan sampel udara ambien untuk diuji dengan
parameter konsentrasi partikel tersuspensi total atau Total Suspended Particle (TSP). Udara
ambien merupakan udara di sekitar kita, sehingga dapat dilakukan pengambilan sampel di
area sekitar. Sebelum pengambilan sampel, alat (Dust Sampler DS 60-03) harus dalam
kondisi baik. Selain itu, perlu disiapkan kertas saring dengan ukuran yang sesuai. Kertas
saring digunakan sebagai filter untuk menyaring debu dan partikel tersuspensi lain di udara
ambien. Sebelum digunakan pada alat, filter terlebih dahulu dikeringkan di oven dan
didinginkan di desikator. Bila tidak maka dapat terjadi kesalahan pengukuran karena
penambahan bobot karena adanya kontaminasi debu. Saat mengukur dengan alat, pompa
penghisap udara dinyalakan dengan kecepatan alir maksimal (sekrup diputar).
Setelah selesai pengukuran, terlebih dahulu sekrup diputar untuk menurunkan laju alir pompa
barulah alat dimatikan. Filter yang telah terisi debu dan partikel lain kemudian disimpan
dahulu di desikator. Saat memindahkan filter tidak boleh dipegang langsung agar kotoran dari
tangan tidak menempel dan menambah bobot, sehingga perlu dipakai pinset. Karena
pengukuran menggunakan metode gravimetri, maka dilakukan pengukuran bobot di awal dan
akhir. Tidak seperti praktik lain yang mengulang penimbangan hingga didapat bobot tetap,
penimbangan cukup sekali saja. Hal ini karena tidak ada proses lagi (seperti pemanasan,
pemijaran, dll.) sebelum analat ditimbang.
 Data Pengamatan
1. Kondisi udara:

Parameter Satuan Awal Akhir


Cuaca - Cerah Cerah
Laju Alir m/s 3,6 3,4

2. Kondisi udara (Konversi):

Parameter Satuan Awal Akhir


Cuaca - Cerah Cerah
3
Laju Alir m /menit 0,11 0,10

3. Data penimbangan:

Flow rate Filter kosong (g) Filter terisi (g) Debu (g) Waktu
0,105 m3/menit 0,7589 gram 0,7797 gram 0,0208 gram 60 menit

 Perhitungan

Kadar debu respirabel (yang dapat menembus sistem pernafasan) di udara tempat kerja
dihitung sebagai berikut :

( W 2−W 1) x 106
C=
V
( 0,7797−0,7589 ) x 106
C=
6,3
x 106
¿
6,3
3301,5873 µg /m 3
¿ 3,302× 103 µg /m3
Dimana, V =f ×t
0,105 m 3
V= ×60 menit
menit
= 6,3m3

Keterangan :
C = kadar debu respirabel (µg/Nm3)
W1 = berat filter awal (g)
W2 = berat filter akhir (g)
106 = Konversi dari satuan g ke µg
V = volume udara pada waktu pengambilan sampel (m3)
f = laju alir udara saat pengambilan sampel, flow rate=laju alir terakhir ( m3/menit)
t = waktu pengambilan sampel (menit)
 Kesimpulan

Dari hasil praktikum analisis udara ambien di area belakang laboratorium APL SMK-SMAK
Bogor pada parameter kadar partikel tersuspensi total dengan Dust Sampler, diperoleh hasil
berupa:

1. Dari hasil perhitungan, didapat kadar partikel tersuspensi total sebesar


3,302 ×103 µg /m3 .
2. Kadar partikel tersuspensi total dihitung dengan pengukuran selama 1 jam (60 menit),
Hasil ini tidak dapat dibandingkan dengan standar PP RI No. 41 tahun 1999 karena waktu
pengukuran yang tidak sesuai dengan standar yaitu minimal 24 jam.
PENGUJIAN PARTIKEL DEBU DENGAN PORTABLE ENVIROMENTAL PARTICULAR
MONITOR (HAZ DUST)

 Standar yang Digunakan


1. SNI 16-7058-2004 (Pengukuran kadar debu di udara tempat kerja)
2. SNI 19-7119.6-2005 (Udara ambien – Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh
uji pemantauan kualitas udara ambien)
3. PP RI No. 41 Tahun 1999 (Pengendalian pencemaran udara)
 Data Sampling
 Nama sampel : Udara ambien
 Parameter analisis : Kadar debu di udara ambien
 Peralatan : HAZDUST EPAM-5000 (Particular Air Monitoring
Equipment)
 Lokasi sampling : Laboratorium APL/ PKT-3 SMK-SMAK Bogor
 Hari/tanggal sampling : Jumat / 23 Agustus 2019
 Waktu sampling : 09.33-10.03 WIB
 Aktivitas di sekitas lokasi : Kegiatan praktikum
 Komentar dan Pengamatan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengambilan sampel udara ambien untuk diuji dengan
parameter kadar debu. Debu merupakan partikel padat yang terbentuk karena adanya
kekuatan alami atau mekanik. Udara ambien merupakan udara di sekitar kita, sehingga dapat
dilakukan pengambilan sampel di area sekitar. Sebelum pengambilan sampel, alat (Haz Dust)
harus dalam kondisi baik. Haz Dust dapat digunakan untuk mengukur kadar debu halus pada
udara. Debu halus akan dihisap melalui tabung inpektor yang telah dipasang pada alat. Pada
tabung inpektor terdapat filter yang ukurannya 5-10 mikron. Untuk melakukan pengukuran,
filter harus dipastikan dalam kondisi bersih. Jika filter telah kotor dapat dibersihkan dengan
merendamnya pada alkohol. Ketika menggunakan Haz Dust, tutup kotak peralatan perlu
dilepas dan alat diposisikan tidak di dekat gedung dan pohon yang tinggi. Hal ini bertujuan
agar alat dapat menyerap debu dengan optimal dari segala arah. Dengan menggunakan alat
ini dapat diketahui jumlah partikel debu yang terhisap di waktu tertentu, serta dapat diketahui
jumlah partikel debu maksimal, minimal, maupun rata-rata (Total Weight Average). Saat
melakukan praktik, tidak muncul data partikel maksimal, minimal, dan rata-rata, sehingga
perlu dihitung secara manual.
 Data Pengamatan

Pengamatan mg/m3 µg/m3

Partikel maksimal 0,187 187

Partikel minimal 0,039 39

Partikel TWA 0,062 62

Menit mg/m3 µg/m3 Menit mg/m3 µg/m3 Menit mg/m3 µg/m3

0,5 0,187 187 10,5 0,055 55 20,5 0,043 43

1 0,168 168 11 0,054 54 21 0,042 42

1,5 0,155 155 11,5 0,051 51 21,5 0,041 41

2 0,140 140 12 0,051 51 22 0,040 40

2,5 0,121 121 12,5 0,054 54 22,5 0,041 41

3 0,107 107 13 0,054 54 23 0,040 40

3,5 0,100 100 13,5 0,056 56 23,5 0,039 39

4 0,,091 91 14 0,061 61 24 0,040 40

4,5 0,083 83 14,5 0,062 62 24,5 0,040 40

5 0,077 77 15 0,056 56 25 0,041 41

5,5 0,073 73 15,5 0,054 54 25,5 0,040 40

6 0,068 68 16 0,050 50 26 0,039 39

6,5 0,066 66 16,5 0,048 48 26,5 0,039 39

7 0,065 65 17 0,045 45 27 0,040 40

7,5 0,066 66 17,5 0,043 43 27,5 0,042 42

8 0,065 65 18 0,042 42 28 0,047 47

8,5 0,063 63 18,5 0,041 41 28,5 0,050 50

9 0,062 62 19 0,040 40 29 0,051 51


9,5 0,062 62 19,5 0,041 41 29,5 0,049 49

10 0,060 60 20 0,041 41 30 0,051 51

 Kesimpulan

Dari hasil praktikum analisis udara ambien di laboratorium APL SMK-SMAK Bogor pada
parameter kadar debu dengan Portable Enviromental Particular Monitor (Haz Dust),
diperoleh hasil berupa:

1. Kadar debu minimal sebesar 39 µg/m3 dengan pengukuran selama 30 menit.


2. Kadar debu maksimal sebesar 187 µg/m3 dengan pengukuran selama 30 menit.
3. Kadar debu rata-rata atau TWA (Total Weight Average) sebesar 62 µg/m3 dengan
pengukuran selama 30 menit.
Hasil ini tidak dapat dibandingkan dengan standar PP RI No. 41 tahun 1999 karena waktu
pengukuran yang tidak sesuai dengan standar yaitu minimal 24 jam.

Praktikan, Guru Praktik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai