A. Anatomi
Hepar
Hepar merupakan organ yang terbesar di dalam tubuh manusia. Warna coklat
kemerah-merahan, konsistensi padat dan menganung banyak pembuluh darah. Berat
hepar kira-kira 1/50 bert badan; pada pria berat 1,4 – 1,6 kg dan pada wanita 1,2 – 1,4 kg.
Ukuran hepar dalam arah transversal kira-kira 20 -22,5 cm, arah vertical 15 – 17,5 cm (di
bagia literal), dan ukuran antero-posterior kurang lebih 10 – 12,5 cm. Hepar dibungkus
oleh capsula glissoni, yaitu suatu jaringan ikat yang transparan.
o Morfologi
Hepar mempunyai bentuk hemisphere dan irregular, serta mempunyai permukaan
yang rata. Mempunyai facies diaphragmatica yang konveks dan facies visceralis yang
konkaf.
Hepar terdiri dari dua buah lobi, yang dipisahkan oleh incisura umbilicalis
[ligamentum falciforme hepatis] dan fossa sagittalis sinistra menjadi lobus hepatis dexter
dan lobus hepatis sinister.
- Lobus Hepatis Dexter
Lobus hepatis dexter mempunyai ukuran yang lebih besar daripada lobus hepatis
sinister, yaitu kira-kira 5/6 bagian dari seluruh hepar.
Fossa sagitalis sinistra terdiri atas :
fossa ductus venosi [ di dorso – cranial ] ;
fossa venae umbilicalis [ di ventro – caudal ].
Pada facies visceralis [ = facies postero – inferior ] terdapat dua fossae, yaitu :
1) fossae vesicae felleae, yang ditempati oleh vesica fellea ;
2) fossae venae cavae, yang ditempati oleh vena cava inferior.
Kedua fossae tersebut, bersama-sama membentuk fossa sagitalis dextra.
Di antara kedua fossae sagitalis sinistra dan fossa sagitalis dextra terdapat suatu
cekungan, letak melintang, disebut porta hepatis, yang membagi dua lobus hepatis dexter,
di antara kedua fossa tersebut tadi, menjadi dua buah lobi yang lebih kecil. Dengan
demikian di antara kedua fossae sagitalis tadi tampak suatu bangunan berbentuk huruf “ H
“ oleh adanya porta hepatis. Kedua lobi yang dimaksud adalah :
1) lobus quadratus hepatis ;
2) lobus caudatus hepatis.
Lobus quadratus hepatis terletak pada facies inferior lobus hepatis dexter, dibatasi
di :
depan oleh margo anterior hepatis,
dorsal oleh porta hepatis
di bagian sinister oleh fossa venae umbilicalis
di sebelah kanan oleh fossa vesicae felleae.
Pada lobus ini terdapat suatu cekungan, yang dibentuk oleh pars pylorica ventriculi
dan pars superior duodeni, dan disebut impressio duodeni lobi quadrati.
- Lobus caudatus hepatic
Lobus ini berada pada facies posterior lobus hepatis dexter setinggi vertebra
Thoracalis 10 – 11, dan dibatasi di :
ventro-caudal oleh porta heaptis,
kanan oleh fossa venae cavae,
kiri oleh fossa ductus venosi.
Lobus ini mempunyai tonjolan yang berjalan agak ke antero-lateral, yang
memisahkan fossa venae cavae dan fossa vesicae felleae, tonjolan itu dinamakan
processus caudatus. Di sebelah kiri dari processus caudatus, berbatasan dengan porta
hepatis dan fossa ductus venosi, terdapat processus papillaris, suatu tonjolan kecil.
o INNERVASI HEPAR
Hepar mendapatkan innervasi dari ;
a) Nn.splanchnici
Innervasi ini bersifat sympathis untuk pembuluh darah di dalam hepar. Diperoleh melalui
plexus coeliacus dan merupakan serabut-serabut postganglioner.
Chorda anterior [ dari N.vagus sinister ], mengikuti a.gastrica dexter masuk ke dalam
ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis. Sebagian serabut chorda
anterior tidak melalui plexus coeliacus dan sebagian lagi mengikuti percabangan
plexus coeliacus, masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale, dan berakhir pada
hepar ;
Chorda posterior [ dari N.vagus dexter ], setelah mempersarafi gaster lalu masuk
plexus coeliacus, lalu mengikuti ligamentum hepatoduodenale menuju ke porta
hepatis, memberi rami hepatici.
c) N.phrenicus dexter
Setelah masuk ke dalam cavum abdominis, lalu menuju ke plexus coeliacus, mengikuti
ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis. Nervus ini bersifat viscero-
afferent untuk ligamentum falciforme hepatis, lig.coronarium hepatis, lig.triangulare
hepatis dan capsula Glissoni.
Semua serabut saraf tersebut tadi membentuk plexus hepaticus anterior dan plexus
hepaticus posterior, dalam hal ini turut dibentuk oleh serabut-serabut dari plexus
coeliacus dexter et sinister.
a. Vescira fellea
b. Ductus cysticus
c. Ductus hepaticus
d. Ductus Choledochus
Vesica Fellea (Gallbladder)
Vesica fellea merupakan suatu kantong berbentuk memanjang, berjalan dari
caudo-anterior pada fossa vesica fellea ke cranio-posterior sampai porta hepatis.
Mempunyai dua facies, yaitu facies anterior yang berhubungan dengan dasar fossa
vesica fellea, dan facies posterior yang ditutupi oleh peritoneum.
Morfologi vesica fellae terdiri dari corpus, collum dan fundus. Fundus vesica
fellea terletak pada tepi costa 8 – 9 dexter, di sebelah lateral m.rectus abdominis, yaitu
pada arcus costarum dexter. Berbatasan di dorso-caudal dengan colon transversum dan
pars descendens duodeni. Mucosa vesica fellea berlipat-lipat membentuk villi, disebut
plicae tunicae mucosae. Kadang-kadang fundus vesica fellea seluruhnya dibungkus oleh
peritoneum sehingga seakan-akan mempunyai mesenterium, dan kelihatan fundus
tergantung pada hepar.
- Vascularisasi : a.cystira, suatu cabang dari a.hepatica propria dexter; vena cystica
bermuara ke dalam ramus dexter yang portae.
- Innervasi : cabang-cabang dari plexus coeliacus.
- Lymphe drainage : menuju ke lymphonodi hepatici.
o Ductus Cysticus
Merupakan lanjutan dari vesica fellea, terletak pada porta hepatis. Panjangnya kira-kira 3
– 4 cm. Pada porta hepatis ductus cysticus mulai dari collum vesicae fellea, kemudian
berjalan ke postero-caudal di sebelah kiri collum vesicae felleae. Lalu bersatu dengan ductus
hepaticus communis membentuk ductus choledochus. Mucosa ductus ini berlipat-lipat terdiri
dari 3 – 12 lipatan, berbentuk spiral yang pada penampang longitudional terlihat sebagai
valvula, disebut valvula spiralis [ Heisteri ].
o Ductus Hepaticus
Ductus hepaticus berasal dari lobus dexter dan lobus sinister bersatu membentuk ductus
hepaticus communis pada porta hepatis dekat pada processus papillaris lobus caudatus.
Panjang ductus hepaticus communis kurang lebih 3 cm. Terletak di sebelah ventral
a.hepatica propria dexter dan ramus dexter vena portae. Bersatu dengan ductus cysticus
menjadi ductus choledochus.
o Ductus Choledochus
Mempunyai panjang kira-kira 7 cm, dibentuk oleh persatuan ductus cysticus dengan
ductus hepaticus communis pada porta hepatis. Di dalam perjalanannya dapat di bagi
menjadi tiga bagian, sebagai berikut :
1) bagian yang terletak pada tepi bebas ligamentum hepatoduodenale, sedikit di sebelah
dextro-anterior a.hepatica communis dan vena portae;
2) bagian yang berada di sebelah dorsal pars superior duodeni, berada di luar
lig.hepatoduodenale, berjalan sejajar dengan vena portae, dan tetap di sebelah dexter
vena portae ;
3) bagian caudal yang terletak di bagian dorsal caput pancreatis, di sebelah ventral vena
renalis sinister dan vena cava inferior.
Pada caput pancreatis ductus choledochus bersatu dengan ductus pancreaticus
Wirsungi membentuk ampulla, kemudian bermuara pada dinding posterior pars
descendens duodeni membentuk suatu tonjolan ke dalam lumen, disebut papilla duodeni
major.
B. Fisiologi
Hepar
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Hati terletak di bawah diafragma.Hati dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus
kanan dan lobus kiri.Hati dihubungkan oleh rangkaian duktus.Bermula dari duktus
hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung menjadi satu pada duktus hepatikus
utama.Duktus hepatikus utama bergabung dengan duktus kistikus dari kandung empedu,
keduanya membentuk duktus empedu.Duktus empedu menuju duodenum dan bermuara
di ampula hepatopankreatikus bersama-sama dengan duktus pankreatikus.
1) Menghasilkan garam empedu, yang digunakan oleh usus halus untuk mengemulsikan
dan menyerap lipid
2) Menghasilkan antikoagulan heparin dan protein plasma seperti protrombin, fibrinogen,
dan albumin
3) Sel-sel retikuloendotelial hati, memfagosit (memangsa) sel-sel darah yang telah rusak,
juga bakteri
4) Menghasilkan enzim yang memecah racun atau mengubahnya menjadi struktur yang
tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika asam amino hasil pemecahan protein dipecah
lagi menjadi energy, dihasilkan sampah-sampah nitrogen beracun (misalnya ammonia)
yang akan diubah menjadi urea. Selanjutnya urea dibuang melalui ginjal dan kelenjar
keringat.
5) Nutrient yang baru diserap akan dikumpulkan di hati. Tergantung kebutuhan tubuh,
kelebihan glukosa akan diubah menjadi glikogen atau lipid untuk disimpan. Sebaliknya
hati juga dapat mengubah glikogen dan lipid menjadi glukosa kembali jika dibutuhkan.
6) Hati menyimpan glikogen, tembaga, besi, vitamin A, B12, D, E, dan K. Juga
menyimpan racun yang tak dapat dipecah dan dibuang (misalnya DDT)
7) Hati dan ginjal berperan dalam aktivasi vitamin D.
Kandung Empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu.
Bagian-bagian dari kandung empedu adalah:
o Fundus vesika felea merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah
korpus vesika felea
o Korpus Vesika Felea merupakan bagian dari kandung yang di dalamnya berisi getah
empedu.
o Leher Kandung Kemih merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran pertama
masuknya getah empedu ke kandung empedu.
o Duktus sistikus memiliki panjang sekitar 33/4 cm berjalan dari leher kandung empedu
dan bersambung dengan duktus hepatikus ,membentuk saluran empedu ke duodenum.
o Duktus Hepatikus merupakan saluran yang keluar dari leher
o Duktus koledokus merupakan saluran yang membawa empedu ke duodenum.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
o Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
o Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
SUMBER:
1. . Netter, Frank H. Atlas Of Human Anatomy 25th Edition. Jakarta: EGC, 2014.
2. Sherwood, Lauralee, 2016. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi VIII.Jakarta : EGC.