Anda di halaman 1dari 17

Sistem Pencernaan Dan Organ Pencernaan

Dika Ingriyana
102012377
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Email: dikaingriyy@yahoo.com

Abstrak
Pencernaan sangatlah penting untuk manusia, karena kinerja sistem pencernaan akan
menentukan gizi yang terserap dan pembuangan sisa yang tidak diperlukan tubuh. Sistem
pencernaan juga akan membentuk asam amino esensial rantai pendek (SCFA) yang berguna
dalam proses kekebalan tubuh (imunitas). Memiliki pencernaan yang sehat akan memperkuat
sistem imun tubuh yang melindungi tubuh dari berbagai penyakit, menghancurkan dan
menghilangkan mikroorganisme asing (bakteri, parasit, jamur, virus, tumor) yang masuk ke
dalam tubuh. Namun demikian, kesadaran akan kesehatan pencernaan pada masyarakat saat
ini dirasakan masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari pola makan masyarakat sehari-hari
yang dapat memicu terjadinya gangguan sistem pencernaan.
Kata kunci : Pencernaan
Abstract
Digestion is very important for people, for the performance of the digestive system will
determine how nutrients are absorbed and disposal of unneeded body. The digestive system
will also form short-chain essential amino acids (SCFA) are useful in the process of the
immune system (immune). Having a healthy digestion will strengthen the body's immune
system protects the body from various diseases, destroying and eliminating foreign
microorganisms (bacteria, parasites, fungi, viruses, tumors) that enter the body. However,
awareness of digestive health in today's society is still felt low. It can be seen from the diet of
people

everyday

keywords: Digestion

that

can

trigger

digestive

system

disorders.

Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk hidup dengan kompleksitas yang menyusunnya.
Manusia memiliki sistim sirkulasi, sistim pernafasan, sistim pencernaan dan banyak sistim
lainnya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sistem pencernaan sangat penting
dalam kelangsungan hidup terutama untuk menghasilkan energi agar manusia dapat
beraktivitas sebagaimana mestinya. Dalam sekali sirkulasi, sistim pencernaan dapat memakan
waktu satu hari mulai dari makanan yang kita makan sampai akhirnya kita keluarkan sisa-sisa
pencernaan tersebut.
Organ-organ yang termasuk kedalam sistim pencernaan ini antara lain ialah gaster,
hepar, vesica fellea, pankreas, usus kecil, usus besar sampai anus yang merupakan tahap akhir
dalam rangkaian sistim pencernaan kita yang kontinuitas. Tubuh akan merasakan hal-hal
yang tidak nyaman bila terjadi gangguan pada sistim dalam saluran pencernaannya baik itu
akut ataupun kronis. Gangguan tersebut dapat berupa adanya penekanan, penambahan massa,
penyempitan, kebocoran, luka sampai kelainan dari struktur anatomi.

Pembahasan
1.1Makroskopis
Hepar ( Hati ) merupakan kelenjar paling besar dari tubuh. Pada orang dewasa dapat
mencapai 1,5 kg atau 2 2 % dari berat tubuh; pada anak- anak relatif lebih berat, dapat
mencapai 5 % dari berat tubuh. Terletak di bawah diafragma pada regio hypochondriaca
kanan bagian atas dari regio epigastrica dan dapat mencapai hypochondriaca kiri. Hepar
mempunyai konsistensi yang lunak seperti selei, namun pada cadaver bentuk nya tetap karena
dibungkus oleh capsula glisson ( tunika fibrosa hepatis, NA ), yang merupakan dari jaringan
ikat yang kuat.2

Gambar 1. Kuadran abdomen1

Gambar 2. Regio abdomen1

Organ-organ dalam kuadran atas kanan


Lobus dexter hepatis dan vesica felea
Pylorus
Pars superior / descendens / inferior. Duodeni
Caput pancreas
Gl. Suprarenalis dan ren dexter
Flexura coli dextra ( flexura hepatica )
Colon ascendens pars superior
Colon transversum, pertengahan dexter
Organ-organ dalam kuadran atas kiri
Lobus sinister hepatis
Lien dang aster
Jejunum, ileum bag. Proximal
Corpus dan cauda pancreas
Gl. Suprarenalis dan ren sinistra
Flexura coli sinistra ( flexura lienalis )
Colon transversum, pertengahan sinistra
Colon descendens, pars superior
Hepar mempunyai bentuk seperti piramida dengan alasnya di sebelah kanan dan
puncaknya di ujung kiri. Facies diaphragmatica terletak tepat di bawah kubah diaphragma
dan merupakan suatu kesatuan lengkung dari facies anterior, superior, lateral, dan posterior.
Permukaan yang menghadap ke inferior berhubungan dengan alat alat viscera abdomen,
disebut facies visceralis. Facies visceralis berbatasan dengan facies diaphragma di depan
dengan batas yang tajam, disebut margo anterior ; namun tumpul dibelakang dan disebut
facies posterior.2
Hepar terbagi dengan adanya perlekatan ligamentum falciforme hepatis menjadi lobus
kanan yang besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Pada permukaan visceralis, dengan adanya
lekuk (fossa) sagitalis kanan dan kiri serta porta hepatis, terpisah dari lobus kanan dua lobus
kecil, yaitu lobus quadratus di depan dan lobus caudatus di belakang. Secara fungsional

kedua lobus ini termasuk bagian dari lobus kiri, dimana terdapat cabang cabang arteri
hepatica, vena porta, dan ductus hepaticus kiri. 2
Hepar terdiri dari lobuli. Di tengah lobuli terdapat venae centrales hepatis yang
mengalirkan darahnya ke venae hepatica. Di celah antara lobuli terdapat portal canalis yang
berisi triad portal (cabang-cabang arteri hepatica, vena porta, dan saluran empedu). Darah
arterial dan vena berada diantara sel sel hepar melalui sinusoid dan selanjutnya mengalir ke
vena sentralis. 2
Letak Hepar
Letak hepar tergantung pada distensi alat sekitarnya, gerak diaphragma pada
pernapasan, dan posisi tubuh. Pada posisi berdiri, letak hepar lebih rendah ( karena pengaruh
gravitasi ) jika dibandingkan dengan letak berbaring; demikian juga pada waktu inspirasi.
Pada posisi berbaring dan napas biasa, batas atas hepar tergambar pada suatu garis
horizontalis setinggi pinggir bawah articulatio xiphisternalis, yang ke kiri mencapai pinggir
bawah iga 5, dan berakhir pada sela iga 5, dekat apex cordis, kurang lebih 8 9 cm disebelah
kiri garis tengah. Ke arah kanan, garis tersebut sedikit naik ke atas, mencapai iga ke 5 pada
line medioclavicularis. Batas bawah hepar tergambar pada satu garis miring, mulai pada sela
iga ke 5 pada medioclavicularis kiri, memotong arcus costarum kiri pada ujung rawan iga 8,
menyilang garis tengah pada atau sedikit di atas bidang transpyloricum, serta memotong
arcus costarum kanan pada ujung rawan iga 9, dan selanjutnya hepar terletak di belakang iga.
Batas bawah ini lebih mudah ditentukan pada perkusi karena hepar memberikan bunyi pekak
kontras dengan bunyi tympanis dari lambung / usus. Batas atas bagian tengah sulit ditentukan
karena berbatasan dengan jantung yang memberikan bunyi yang hampir sama pada perkusi,
namun ke tepi kanan dapat ditentukan karena berbatasan dengan paru paru yang
memberikan bunyi sonor pada perkusi.2
Yang terutama memfiksasi hepar adalah perlekatannya pada diaphragma melalui
ligamentum falciforme, vena cava inferior ( yang juga terfiksasi pada diaphragma ) serta
tekanan intraabdominalis.1,2
Batas batas hepar :

Atas : diaphragma
Kanan : perpotongan sela iga 4 dengan linea midclavicula, menuju ke bawah sampai iga 7
kanan

Kiri : sela iga 5 dan tulang rawan iga 6 sampai pertengahan garis parasternal garis

midclavicular kiri.
Bawah : sesuai tepi tajam hati : sebagai garis dari kanan + 1 cm di bawah arcus costa
sampai rawan iga 9 menuju kiri atas memotong linea mediana pada jarak pertengahan

processus xypoideus umbilicus berakhir pada batas ujung kiri atas.


Peritoneum Hepar
Hepar seluruhnya diliputi oleh capsula fibrosa namun ada sebagian yang tidak diliputi
oleh peritoneum visceral, yaitu pada suatu daerah pada facies posterior yang melekat
langsung pada diaphragma disebut BARE AREA ( AREA NUDA ).
Hepar dibedakan menjadi 2 lobus yaitu lobus dextra dan sinistra. Batas lobus kanan
dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati oleh ligamentum teres hepatis
dan lig. Venosum Arantii di sebelah caudal, dan ligamentum falciforme hepatis di sebelah
cranial. Secara anatomis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang
melalui alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan vena cava inferior ( tidak terlihat dari
luar ).1
Lobus kanan terbagi menjadi lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan
fossa sagitalis dextra.
Dari luar hepar terlihat sebagai berikut :
Bagian yang berhubungan dengan diafragma = facies diafragma
Bagian yang menghadap cavum abdomen = facies visceralis / facies inferior.
Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas, sedangkan
peralihan di sebelah depan jelas, yaitu pada tepi yang tajam atau margo anterior / margo
inferior.

Gambar 3. Lobus dextra, sinistra2


Facies Inferior Hepatis
Pada facies inferior hepatis dapat dijumpai alur berbentuk huruf H, dengan deskripsi
sebagai berikut :
Alur melintang sesuai pintu masuk pembuluh darah dan saluran empedu ke dalam hepar =

porta hepatis.
Disebelah kanan terdapat alur besar = fossa sagitalis dextra, yang ditempati vena cava
inferior di sebelah atas dan vesica felea di sebelah bawah depan. Bagian anterior fossa

sagitalis dextra disebut fossa vesica felea sedangkan bagian posteriornya disebut fossa
vena cava.1
Disebelah kiri terdapat alur = fossa sagitalis sinistra, yang ditempati oleh :
o Ligamentum Venosum Arantii di sebelah posterior
o Ligamentum Teres Hepatis di sebelah anterior
Pada facies inferior hepatis, lobus sinister hepatis berbatasan dengan
Oesophagus, yang menimbulkan jejas = impressio oesophagea
Gaster, menimbulkan jejas = impressio gastrica, terdapat tonjolan sesuai lengkung
curvature minor yang masuk ke dalam bursa omentale = tuber omentale
Pada lobus dexter hepatis berbatasan dengan
Duodenum dan pylorus, menimbulkan jejas = impressio duodenalis
Colon, menimbulkan jejas = impressio colica
Kanan belakang berbatasan dengan ginjal, menimbulkan jejas = impressio renalis,
berbatasan dengan anak ginjal, menimbulkan jejas yang disebut impressio supra
renalis.

Gambar 4. Facies inferior2


Facies Diaphragmatica / Posterior
Permukaannya halus dan cembung sesuai dengan bentuk permukaan bawah dari
kubah diaphragma, namun terpisah dari diaphragma oleh adanya celah recessus subphrenicus.
Ke arah depan facies diphragmatica berhubungan dengan iga iga, processus xyphoideus,
dan dinding depan abdomen. Disebelah kanan melalui diaphragma berhubungan dengan iga 7
11 (pada linea medioaxillaris). Pada facies superior terdapat lekukan akibat hubungan
dengan jantung, disebut impressio cardiaca hepatis. Facies posterior menghadap ke vertebra
thoracalis 10 -11, dan pada sebagian besar tidak mempunyai peritoneum ( bare area ).1

Gambar 5. Facies diaphragma1


Fiksasi Hepar

Terutama dengan diaphragma dan vena cava inferior, lig. Falciforme hepatis
(menghubungkan dinding depan abdomen dengan diaphragma).
Dengan umbilicus (dinding depan perut) : lig teres hepatis yang berjalan pada tepi bebas
lig. Falciforme hepatis.
Lig. Triangulare hepatis merupakan lipatan peritoneum pada kedua ujung kanan dan kiri
hepar, melekat juga pada diaphragma, terletak pada permukaan belakang hati.
o Lig. Triangulare kiri lebih tebal dan kuat, disebut appendix fibrosa hepatis
o Lig. Triangulare dexter perkembangannya kurang baik, jadi lebih tipis.
Lipatan peritoneum yang melapisi hepar di facies diaphragmatica memisahkan diri
membentuk lig. Coronarium hepatis.
o Lembar depan jaringan ikat ini akan melanjutkan diri menjadi lig. Falciforme
hepatis
o Lembar belakang melanjutkan diri ke arah ginjal membentuk lig. Hepatorenalis,
jaringan ikat ini di bawahnya membatasi suatu kantung = recessus hepato renalis
= recessus hepato reno colica = fossa renalis dextra ( Morison ), kantung ini
penting dalam klinik, karena ikut meradang yang disebabkan tertimbunnya cairan
yang berasal dari perforasi appendicitis / perforasi duodenum.1

Pendarahan Hepar
Pembuluh nadi
o A. hepatica communis merupakan cabang a. coeliaca
o A. hepatica propria :
Merupakan cabang a. hepatica communis
Berjalan dalam lig. Hepatoduodenale ( bersama sama dengan v. porta dan
ductus choledochus )
o A. hepatica dextra dan sinistra : merupakan cabang a. hepatica propria.
Pembuluh balik
Menampung darah balik dari alat alat tractus gastro intestinal melalui v. porta.
v. porta merupakan bagian dari pembuluh balik Sistema portal yang mengumpulkan darah
dari alat alat gastrointestinal untuk di alirkan ke hepar.1
Anastomosis Pembuluh Balik Portocavalis
v. porta :
V. porta mengalirkan semua darah alat alat digestivus dan kelenjar kelenjar yang
tidak berpasangan, kecuali hati
V. porta menuju hati mengembalikan darah yang dihantarkan oleh a. coeliaca, a.
mesenterica superior, dan a. mesenterica inferior ke alat alat gastrointestinal
V. porta dibentuk oleh persatuan v. lienalis, v. mesenterica superior dan v. mesenterica
inferior
V. porta menuju porta hepatis terbagi menjadi v. porta dextra dan v. porta sinistra.

o V. porta dextra memasuki lobus dexter hepatis


o V. porta sinistra melalui porta hepatis untuk mensuplai lobus caudatus dan
lobus sinister hepatis.
Di dalam sistem portal tidak ada katup katup yang berfungsi
Di dalam radix mesenterii usus halus, v. porta terletak intra peritoneum. Di belakang
collum pancreas, pars superior duodenum, a. gastroduodenale ; v. porta terletak
retroperitoneal kemudian menjadi intraperitoneal kembali ketika memasuki lig.
Hepatoduodenalis
Letak v. porta :
o Sewaktu di atas tepi bebas omentum minus, posterior terhadap a. hepatica
propria dan ductus choledochus, di depan v. cava inferior
o V. porta kiri yang melintasi porta hepatis melekat pada lig. Teres hepatis dan
lig. Venosum arantii.
Bila terjadi sumbatan pada v. porta ( sirosis hepatis ) darah portal memasuki v. cava inferior
melalui anastomosis vena tersebut, yang kemudian akan terjadi pelebaran ( varises ) dan
dapat pecah.1
Anastomosis vena kemungkinan sbb:1
1 Pada ujung atas gastrointestinal ( oesophagus , r. oesophageal v. gastrica brevis
beranastomosis dengan r. oesophageal v. azygos. Bila anastomosis tersebut
mengalami pelebaran dan akhirnya pecah, disebut dengan hemopthoe.
2 Pada ujung bawah gastrointestinal, r. rectalis superior beranastomosis v. rectalis media
dan v. rectalis inferior dan plexus venosus pelvicus. Bila anastomosis tersebut
mengalami pelebaran dan akhirnya pecah, disebut hemorrhoid.
3 V. paraumbilicalis di dalam lig. Teres hepatis beranastomosis dengan v. epigastrica
superficialis dan profundus. Pelebaran anastomosis tersebut disebut caput medusa.
4 Cabang-cabang kecil v. colica dan v. lienalis beranastomosis dengan cabang cabang
kecil v. lienalis.
Karena vena vena yang beranastomosis jarang mempunyai katup, maka dapat
menghantarkan darah ke dalam 2 arah, tergantung apakah v. porta atau v. cava inferior yang
tersumbat.3

Gambar 6. Anastomosis portocavalis1


Vesica Felea

Sinonim : kantung empedu


Letak nya : sesuai perpotongan batas lateral M. rectus abdominis dan arcus costae dextra.
Batas batas :

Depan :
o Hepar
o Fundus vesica felea berbatasan dengan dinding depan rongga perut
Belakang :
o Flexura coli dextra / colon transversum
o Collum vesica fellea berbatasan dengan pars superior duodeni

Vesica felea diliputi peritoneum, kecuali bagian yang melekat pada hepar.
Bagian bagian :
Fundus vesica felea
Corpus vesica felea
Collum vesica felea
Saluran empedu : ductus cysticus
Mucosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk spiral = valvula spiralis heisteri
Ductus cysticus bersama sama saluran empedu intrahepatal membentuk ductus
choledochus. Ductus choledochus berjalan dalam lig. Hepatoduodenale bersama sama v.
porta dan a. hepatica propria.2
Pendarahan
A. cystica sebuah end artery yang merupakan cabang a. hepatica dextra

Gambar 7. Kantung empedu, vesica felea1

Pankreas adalah kelenjar yang bisa sebagai kelenjar eksokrin maupun kelenjar endokrin.
Organ pankreas terletak di belakang / bawah lambung. Ujung kanan organ ini lebih luas
disebut bagian kepala. Kepala pancreas terletak di bagian ujung atau atas dari usus kecil yang
disebut duodenum. Ujungnya berada di sebelah kiri lonjong dan disebut ekor. dan meluas
sampai ke limpa. Panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sapai ke
limpa, dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Pankreas terbentang pada vertebra lumbalis I dan II

di belakang lambung. Sebagai kelenjar eksokrin pankreas yang mensekresi cairan pencernaan
yang mengandung enzim untuk mencerna protein, lemak dan karbohidrat. Getah pancreas
disekresikan ke usus 12 jari melalui saluran pankreas (tabung seperti struktur) yang membuka
ke dalam usus kecil bersama dengan saluran empedu membawa empedu dari hati.1,2
Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya
dihubungkan oleh duasaluran ke duodenum (usus 12 jari), terletak pada dinding posterior
abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian
kecilcaudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan
berlobulus.1,2

GAMBAR 8 : Kelenjar Pankreas.1


Pankreas dapat dibagi ke dalam :
a. Caput Pancreatis
berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian
caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior serta
dinamakanProcessus Uncinatus.1,2
b. Collum Pancreatis
merupakan bagian pancreas yang mengecil danmenghubungkan caput dan corpus pancreatis.
Collum

pancreatisterletak

di

depan

pangkal

vena

portae

tempatdipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.

hepatis

dan

c. Corpus Pancreatis
berjalan ke atas dan kiri, menyilang garistengah. Pada potongan melintang sedikit
berbentuk segitiga.
d. Cauda Pancreatis
berjalan ke depan menuju ligamentumlienorenalis dan mengadakan hubungan dengan
hilum lienale.

Gambar 9. Pankreas.2
Lien
Sinonim : spleen, limpa
Konsistensi : kenyal, lebih lembek dari pada hepar, dan dapat berkontaksi
Warna : merah ke abu abuan
Letak : intra peritoneal, pada regio hypochondriaca sinistra, setinggi iga 9, 10, 11. Sumbu
panjang sesuai iga 10.
Proyeksi pada dinding abdomen :

Kira kira 4 cm sebelah kiri garis tengah


Setinggi ujung processus spinosus vertebra Th 9 L1 sampai linea axillaris media
sinistra.

Bagian bagian :
Mempunyai 2 permukaan, yaitu :
o Facies diaphragmatica yang menghadap dinding perut serta berbatasan dengan
diafragma tepi bawah paru kiri, dan sinus phrenico costalis.1,2
o Facies visceralis yang menghadap rongga perut, berbatasan dengan

Depan : fundus ventriculi


Belakang : ren sinister, flexura coli sinistra
Bawah : cauda pancreas
Atas : lig. Phrenicolienale, lig. Gastrolienale.
o Pada permukaan ini terdapat hilus lienalis yang bersinggungan dengan cauda
pancreatic, serta dapat dijumpai :
Av. Lienalis
Lipatan jaringan ikat, yaitu :
Lig. Gastrolienalis ( berisi aa. Gastricae breves dan a.
gastroepiploica sinistra )
Lig. Phrenicolienale
Lig. Lienorenale, yaitu bagian lig. Phrenicolienale yang
melekat di depan ginjal.
Margo anterior : mempunyai 2 -3 incisura lienalis ( ciri khas lien ).

Gambar 10 Lien2
Pendarahan Lien
Letak : intra peritoneal, pada regio hypocondrica sinistra, setinggi iga 9-11 sumbu
panjang sesuai iga 10. Konsistensinya kenyal, lebih lembek dari hepar, dan dapat
berkontraksi, warnanya merah keabua-abuan. Mempunyai dua permukaan yaitu facies
diaphragmatica yang menghadap dinding perut serta berbatasan dengan diafragma, tepi
bawah paru kiri, dan sinus phrenico costalis, dan facies visceralis yang menghadap rongga
perut. Margo anteriornya : mempunyai 2-3 incisura lienalis (ciri khas lien).1,2
Fungsi lien adalah membersihkan darah, reservoir darah, dan alat reticulo endothelial
yang di dalamnya terdapat jaringan limfoid yang berbeda dengan jaringan limfoid lain karena
lien berhubungan dengan aliran darah. Pendarahan : A. lienale dan V. lienale.1,2

lienale

o Merupakan cabang a. coeliaca yang terbesar, jalannya berkelok kelok berada di


belakang bursa omentale berjalan sepanjang tepi atas pancreas, di depan gl.
Supra renalis dan ginjal kiri, kemudian menuju hilus lienalis berjalan di antara 2
lembar lig. Renolienale, bercabang cabang >
o Tidak ada anastomosis di antara cabang cabang a. lienale.
v. lienale
o darah akan dialirkan ke dalam v. mesenterica inferior, kemudian menuju v.
mesenterica superior dan berakhir pada v. porta
A. lienale berjalan di atas v. lienale berada di belakang bursa omentalis.

Persarafan
Saraf saraf untuk lien berasal dari :
1 Simpatis : nn. Splanchnicus thoracales T5-12, L4, S2-3
2 Parasimpatis : nn. Splanchnicus pelvicus S2 4

2.1 Mikroskopis
A.HEPAR
Pada hati primata atau manusia, septa jaringan ikat di antara lobuli hati tidak jelas.
Akibatnya, sinusoid hati lobulus satu dapat berhubungan langsung dengan sinusoid lobulus
lain.4 Selain perbedaan ini, daerah porta tetap mengandung cabang-cabang vena porta, arteria
hepatika, dan duktus biliaris.
Di pusat setiap lobulus hati, terdapat vena sentral.Sinusoid hati terlihat di antara
lempeng-lempeng sel hati yang memancar dari vena sentral ke arah tepi lobulus hati. Banyak
cabang pembuluh interlobular dan duktus biliaris terlihat di daerah porta lobulus hati.3

GAMBAR 11 : MIKRO HEPAR.3

B. Vesica Fellea
Dinding kandung empedu terdiri atas mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan
ikat perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan adventisia
yang melekatkannya pada hepar.
Mukosa menampakkan lipatan-lipatan temporer yang menghilang saat kandung empedu
diregangkan oleh empedu.Lipatan ini mirip vili pada usus halus, namun ukuran dan
bentuknya berbeda, dan susunannya yang tidak teratur.Kripti atau divertikula di antara lipatan
sering membentuk indentasi yang dalam di mukosa. Pada potongan melintang, divertikula ini
di dalam lamina propria mirip kelenjar tubular; namun tidak ada kelenjar di dalam kandung
empedu.3
Epitel pelapis adalah epitel selapis silindris tinggi dengan sitoplasma terpulas pucat dan
inti di basal. Lamina propria mengandung jaringan ikat longgar dan beberapa jaringan
limfoid difus.
Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular berbaur dengan lapisan-lapisan jaringan
ikat longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan organ lain yang mempunyai serosa atau
adventisia menutupi lapisan muskular, kandung empedu memiliki lapisan lebar yang terdiri
dari jaringan ikat longgar perimuskular yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe,
dan saraf; serosa adalah lapisan terluar dan menutupi semua bangunan ini.3

GAMBAR 12 : MIKRO VESICA FELLEA.3


C. Pancreas
Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar
kelenjar.Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini
serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intra
dan interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini.3
Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil-protein berbentuk piramid
mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil.Duktus ekskretorius meluas ke dalam setiap
asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam lumennya.Produk

sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris (intralobular) yang sempit.Sel


sentroasinar berlanjut sebagai epitel duktus interkalaris.Duktus interkalaris kemudian
berlanjut sebagai duktus interlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapat
di antara lobuli. Duktus interlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan
menjadi berlapis pada duktus yang lebih besar.3

GAMBAR 13 : MIKRO PANKREAS.2


D. LIEN
Limpa dibungkus oleh sebuah kapsul jaringan ikat padat, yang menjulurkan jaringan
ikat trabekula ke bagian dalam limpa. Trabekula utama memasuki limpa di hilus dan meluas
ke seluruh organ. Pada trabekula terdapat arteri trabekularis dan vena trabekularis.3,4
Limpa ditandai oleh adanya agregasi nodulus limfoid yang banyak. Nodulus ini
membentuk pulpa putih. Nodulus limfoid juga mengandung pusat germinal yang jumlahnya
berkurang seiring bertambahnya umur. Arteri sentralis yang berada di pinggir nodulus
limfoid, melewati setiap nodulus limfoid. Arteri sentralis adalah cabang arteri trabekularis
yang diselubungi oleh jaringan limfe saat meninggalkan jaringan ikat trabekula. Selubung
limfe periarterial ini juga membentuk nodulus limfoid yang membentuk pulpa putih limpa.3,4
Di sekitar nodulus limfoid dan bercampur dengan jaringan ikat trabekula terdapat
anyaman selular difus yang membentuk bagian terbesar organ anyaman secara kolektif ini
membentuk pulpa merah atau pulpa limpa. Pulpa merah juga mengandung arteri pulpa, sinus
venosus, dan korda limpa (Billroth). Korda limpa ini tampak sebagai untaian difus jaringan
limfe di antara sinus venosus dan membentuk anyaman longgar jaringan ikat reticular, yang
biasanya tertutup oleh densitas jaringan lainnya.3,4

Limpa tidak memperlihatkan adanya korteks dan medulla yang jelas. Namun nodulus
limfoid terdapat di seluruh bagian limpa. Selain itu, limpa mengandung sinus venosus,
berbeda dari sinus limfatikus di limfonodus. Pada limpa juga tidak ditemukan sinus
subskapularis maupun sinus trabekularis. Kapsul dan trabekula pada limpa lebih tebal
daripada yang ada di limfonodus dan mengandung sedikit sel otot polos.3,4
Nodulus limfoid besar merupakan bagian pulpa putih limpa (pulpa alba). Setiap
nodulus umumnya memiliki zona perifer, selubung limfe perarterial, dengan limfosit kecil
yang tersusun padat. Arteri sentralis di nodulus limfoid terletak di pinggir atau eksentrik.
Karena arteri menempati bagian tengah selubung limfe perarterial, arteri ini disebut arteri
sentralis. Sel-sel di dalam selubung limfe periarterial terutama adalah limfosit T. Pusat
germinal tidak selalu ada. Pada pusat germinal yang terpulas lebih pucat ditemukan limfosit
B, banyak limfosit ukuran sedang, sedikit limfosit kecil, dan limfoblas.3,4
Pulpa merah (pulpa rubra) mengandung korda limpa (Billroth) dan sinus venosus
yang terdapat di antara korda. Korda limpa adalah agregasi tipis jaringan limfe yang
mengandung limfosit kecil, sel terkait, dan macam-macam sel darah. Sinus venosus adalah
pembuluh melebar yang dilapisi oleh endotel modifikasi pada sel-sel memanjang yang
terluhat kuboid pada potongan melintang.3,4
Di dalam pulpa merah juga terdapat arteri pulpa yang merupakan cabang arteri
sentralis setelah keluar dari nodulus limfoid. Juga terdapat kapiler dan vena (venula) pulpa.
Jaringan ikat trabekula dengna arteri trabekularis dan vena trabekularis tampak jelas.
Pembuluh ini memiliki tunika intima endothelial, dan tunika media muscular.3,4

GAMBAR 14 : MIKRO LIEN.3

Kesimpulan
Prosese pencernaan merupakan hal yang penting untuk manusia. Pencernaan jika terjadi
gangguan pada hati,empedu, pancreas dan lien, sistem pencernaan juga otomatis mengalami
gangguan akibat keterlibatan fungsi dari masing-masing organ tersebut dengan proses
metabolismenya atau kerjanya masing-masing.
Daftar Pustaka

1.

Winasi Wong, kindangan K, inggriani Y. buku ajar traktus digestivus. Edisi

2.jakarta:fakultas kedokteran Ukrida; 2010.


2. Veldman J. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Terjemahan. Sloane E. Anatomy and
physiology: an easy learner. Jakarta: EGC; 2004.
3. Burkitt HG, Young B, Heath JW. Buku ajar & atlas wheater histology fungsional.
Edisi 3.Jakarta : EGC; 1995.
4. Junqueira LC, carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Edisi ke 8. Jakarta : EGC; 1997

Anda mungkin juga menyukai