Disusun Oleh :
Aurahma Fadhilah
Luthfi Rizka
Mika Alyana
Tiaranissa Anindita
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pencernaan merupakan satu sistem yang berfungsi untuk mencerna atau
menguraikan makanan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil untuk di serap oleh saluran
pencernaan. Sistem ini penting untuk kebutuhan energi dan nutrien pada tubuh manusia.
Sistem pencernaan dimulai pada saat makanan masuk ke dalam mulut dan berakhir di usus
besar melalui beberapa tahap, yaitu ingesti; dimana intake makanan masuk ke dalam tubuh
kita melalui proses memasukan makanan ke dalam mulut, pengunyahan dan menelan; digesti
dimana terjadi perubahan fisik dan kimia zat makanan untuk dapat di absorbsi. Absorbsi
dimana partikel zat makanan dari saluran cerna ke dalam aliran darah dan pembuluh limfe.
Setelah tahap digesti dan absobsi dilalui,molekul-molekul kecil siap di gunakan oleh tubuh
kita. Organ-organ yang terlibat dalam sistem pencernaan sendiri adalah mulut, oesophagus,
gaster, pankreas, hepar, vesica fellea usus halus dan usus besar. Dalam makalah ini sendiri
akan dibahas tentang sistem pencernaan pada tubuh manusia agar kita dapat mengetahui
lebih jelas tentang sistem pencernaan itu. Di dalam makalah ini akan dijabarkan mengenai
system Gastrointensinal (GI) pada hepar dan kantong empedu (vesica fellea).
Rumusan masalah
1. Bagaimanakah system GI pada hepar?
2. Bagaimanakan system GI pada vesica fellea?
Tujuan:.
1. Untuk mengetahui system GI pada hepar
2. Untuk mengatahui system GI pada vesica fellea
BAB II
PEMBAHASAN
Hati (hepar) merupakan system pencernaan terbesar dari system pencernaan yang ada
dalam tubuh manusia. Berwarna coklat,sangat vaskuler lunak, mempunyai berat sekitar
1300-1550 gram. Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas dibawah diafragma
sebagian besar terletak pada region hipokondria dengan region epigastrium.
Hepar dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang
lebih kecil. Walaupun ligamentum falciform sering digunakan untuk membagi hepar
menjadi lobus kanan dan kiri, true / surgical Couinauds segmental anatomy dari hepar
yang paling banyak digunakan oleh ahli bedah sebagai deskripsi secara anatomi fungsional
atau anatomi modern. Sedangkan deskripsi secara klasik atau tradisional anatomi, hepar di
bagi menjadi empat lobus yaitu lobus kanan, lobus kiri, kaudatus, dan quadratus.
Bagaimanapun juga deskripsi lobus secara tradisional ini yang berdasarkan pada anatomi
permukaan tidak menggambarkan true segmental anatomy dari hepar seperti pada
couinaud. Klasifikasi Couinaud membagi hepar kedalam 4 sektor didasarkan pada jalannya
tiga vena hepatika utama. Masing-masing sektor menerima suplai darah dari pedikel portal
secara terpisah. Lobus kanan lebih lanjut dibagi menjadi segmen anterior dan segmen
posterior. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial (yang dikenal lobus quadratus) yang
menempati sisi kanan ligamentum falciform dan fisura umbilikalis dan segmen lateral
menempati sisi kirinya. Sistim yang di kenal seperti ini cukup untuk tindakan mobilisasi
hepar dan tindakan hepar yang sederhana, tetapi tidak dapat menggambarkan lebih banyak
kerumitan dan anatomi fungsional yang di perlukan bagi ahli bedah hepar. Hepar
selanjutnya dibagi atas 8 segmen yang masing-masing disuplai oleh pedikel yang terdiri dari
vena portal, arteri hepatika dan duktus biliaris. Segmen-segmen ini lebih lanjut di bagi
kedalam 4 sektor yang dipisahkan oleh scissura yang mengandung tiga vena hepatika
utama. Sistim ini mula-mula digambarkan pada tahun 1957 oleh Goldsmith dan
Woodburney sebagaimana juga oleh Couinaud, yang mengambarkan anatomi hepar ,
dimana itu paling berkaitan dengan pembedahan hepar
Hepar kanan dibagi menjadi sektor anterior (segmen V dan segmen VIII) dan sektor
posterior (segmen VI dan segmen VII) oleh scissura kanan yang mana terdapat vena
hepatika kanan. Pedikel portal kanan yang terdiri atas arteri hepatika kanan, vena porta
kanan dan duktus biliaris kanan yang kemudian menjadi pedikel anterior kanan dan pedikel
posterior kanan yang mensuplai sektor anterior dan posterior. Hepar kiri memiliki fisura
yang nampak berada di sepanjang permukaan inferior yang di sebut fisura umbilikalis.
Ligamentum teres (sisa vena umbilikalis) berada pada fisura ini. Morfologi dan segmen
Dilihat dari permukaan anterior, hepar terdiri atas Lobus hepatis dextra dan lobus hepatis
sinistra yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme hepatis dan fossa sagitalis sinistra.
Dilihat dari permukaan posterior, terlihat lobus hepatis dextra yang terbagi lagi menjadi 3
buah lobus yaitu Lobus caudatus, lobus quadratus dan lobus hepatis dextra itu sendiri.
Lobus ini mempunyai ukuran yang lebih besar daripada lobus hepatis sinistra, yaitu kira-
kira 5/6 bagian dari seluruh hepar. Lobus ini terletak di hipokondrium dextra dimana
dipisahkan dengan lobus hepatis sinistra oleh ligamentum falciforme pada facies diafragma,
sedangkan pada facies visceralis dipisahkan oleh fossa sagitalis sinistra (Facies sagitalis
sinistra dibentuk oleh fossa ductus venosi pada bagian dorso cranial dan fossa vena
umbilikalis pada bagian ventro caudal). Pada facies visceralis lobus hepatis dextra terdapat
2 buah fossa yaitu fossa vesica fellea yang ditempati oleh fundus dari vesica fellea dan fossa
vena cava yang ditempati oleh vena cava inferior. Kedua fossa ini bersama-sama
membentuk fossa sagitalis dextra. Diantara kedua fossa sagitalis sinistra dan dextra terdapat
cekungan yang berjalan melintang yang disebut porta hepatis yang membagi 2 bagian
menjadi lobus qudratus dan lobus caudatus (Spigeli)
Lobus ini terletak pada facies inferior dari lobus hepatis dextra, dibatasi oleh :
Pada gross anatomi, lobus ini dideskripsikan sebagai bagian dari lobus hepatis dextra, tetapi
secara fungsional lebih berhubungan dengan lobus hepatis sinistra.
Lobus caudatus ini terletak di facies posterior lobus hepatis dextra setinggi vertebra
thoracal X XI, dibatasi :
Lobus ini mempunyai tonjolan yang agak ke antero lateral, yang memisahkan fossa vena
cava dan fossa vesica fellea, yang dinamakan processus caudatus. Disebelah kiri dari
processus caudatus, berbatasan dengan porta hepatis dan fossa ductus venosi, terdapat
processus papillaris.
4. Lobus Hepatis sinistra
Lobus ini bentuknya jauh lebih kecil daripada lobus hepatis dextra, lebih pipih dan hanya
berukuran kira-kira 1/6 dari ukuran hepar keseluruhannya. Lobus hepatis sinistra ini terletak
didalam region epigastrium dan sedikit didalam hypocondrium kiri. Lobus ini terletak
disebelah kiri dari ligamentum falciforme, tidak memiliki subdivisi dan berakhir pada pada
bagian apeks yang tipis pada quadrant kiri atas.
5. Segmen Couinaud
Clinical nomenclature yang dapat diterima secara luas adalah yang dideskripsikan oleh
Couinaud (1957) dan Healey and Schroy (1953) Arsitektur dalam dari hepar dibagi menjadi
beberapa segmen, secara utama didasarkan atas segmen Couinaud. Couinaud menjadikan
distribusi dari portal dan vena hepatis sebagai dasar sedangkan Healey dan Schroy
mempelajari arteri dan anatomi bilier. Hepar lebih jauh lagi dibagi menjadi beberapa
segmen, setiap segmen tersebut disuplai oleh cabang arteri hepatis, vena porta dan duktus
bilier. Lobus kiri terdiri dari segmen I, II, III dan IV dan segmen V, VI, VII, dan VIII
mengisi lobus kanan. Lobus kanan lebih jauh lagi dapat dibagi menjadi sektor anterior dan
posterior. Sektor posterior kanan dibentuk oleh segment VI dan VII dan anterior kanan
dibentuk oleh segmen V dan VIII. Segmen kiri juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian;
Segmen IV sesuai dengan sektor medial kiri dan segmen II dan III sesuai dengan sektor
lateral kiri. Segmen I sesuai dengan lobus caudatus dan segmen IV sesuai dengan lobus
quadratus.
VASKULARISASI HEPAR
Sirkulasi darah pada hepar dibentuk oleh arteri hepatica, vena porta, dan vena hepatica,
disebut sirkulasi portal. Arteri celiakus yang bercabang berasal dari aorta muncul dari hiatus
diafragma, yang secara karakteristik sangat pendek dan bercabang menjadi arteri gastrika
kiri, arteri lienalis dan arteri hepatika komunis.
Merupakan cabang dari arteri coeliaca, berjalan ke ventral agak ke kanan pada margo
superior pancreas, di sebelah dorsal pars superior duodeni. Kemudian arteri itu membelok
dan masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale di bagian caudal foramen epiploicum
Winslowi; berjalan didalam ligamentum itu bersama-sama dengan duktus choledocus, vena
portae, pembuluh limfe, dan serabut saraf menuju porta hepatis. Didalam ligamentum
hepatoduodenale, arteri hepatis comunis berada disebelah anterior agak ke kiri dari duktus
choledocus dan berada disebelah anterior vena porta. Sampai pada porta hepatis, arteri
hepatica communis bercabang menjadi 2 yaitu :
a) Arteri hepatica propria dextra
Berjalan di sebelah ventral vena porta, kemudian menyilang ductus hepaticus communis,
berjalan terus ke kanan dan sebelum masuk ke dalam lobus hepatis dextra memberi cabang
arteri cystica, yang memberi suplai darah kepada vesica fellea.
Berjalan ke arah porta hepatis, berada disebelah kiri dari duktus hepaticus dextra dan
sebelum masuk ke dalam lobus hepatis sinistra memberi cabang ke cranial dan caudal, serta
memberi suplai darah untuk capsula hepatis glissoni dan lobus caudatus hepatis.
Dibentuk oleh gabungan antara vena mesenterica superior dan vena lienalis. Berjalan
disebelah dorsal pars superior duodeni, lalu berjalan ascendens masuk ke dalam ligamentum
hepatoduodenale. Didalam ligamentum hepatoduodenale, vena porta berada disebelah
dorsal dari arteri hepatica communis, sampai pada porta hepatis, vena portae bercabang 2
membentuk ramus dextra dan sinistra, dan bersama-sama dengan arteri hepatica propria
dextra dan sinistra masuk kedalam lobus hepatis dextra dan lobus hepatis sinistra.
3. Vena Hepatica
Membawa darah dari hepar masuk kedalam vena cava inferior. Terdiri dari :
Arteri hepatika komunis, berjalan dalam jarak yang pendek di retroperitoneal kemudian
melewati permukaan suprior dan sisi kiri dari duktus hepatika komunis. Arteri hepatika
komunis mensuplai 25 % aliran darah ke hepar dan vena porta mensuplai sisanya yaitu 75
%. Dari aksis celiakus, arteri hepatika komunis menuju ke atas dan kelateral berdekatan
dengan duktus biliaris komunis. Arteri gastroduodenal yang mensuplai proksimal duodenum
dan pankreas adalah cabang pertama dari arteri hepatika komunis. Lalu arteri gastrika kanan
sebagai cabangnya yang menuju ke kurvatura minor dalam omentum minus. Kemudian
arteri hepatika melintas menuju hilus dan segera bercabang menjadi arteri hepatika kanan
dan kiri. Saat melalui ligamentum hepatoduodenal arteri hepatika komunis, duktus biliaris
komunis dan vena porta dibungkus dengan peritonel sheath dalam suatu ligamentum
hepatoduodenal. Arteri hepatika kanan bercabang lebih dulu dari duktus biliaris komunis
dan vena porta. 80 % kasus arteri hepatika kanan berada diposterior duktus hepatika
komunis sebelum masuk parenkim hepar. 20% kasus, arteri hepatika kanan di anterior
duktus hepatika komunis. Setelah mencapai parenkim hepar arteri hepatika kanan
bercabang ke sektor anterior kanan (segmen V dan VIII) dan posterior kanan (segmen VI
dan VII). Cabang ke sektor posterior awalnya melintas secara horizontal melalui hilar
tranverse fissure dari Banz yang secara normal berada pada basis segmen V dan
bersebelahan dengan procesus kaudatus. Arteri hepatika kiri melintas secara vertikal menuju
fisura umbilikalis dimana memberi cabang-cabang kecil (sering disebut middle hepatic
artery) ke segmen IV, sebelum meneruskan mensuplai segmen II dan III. Tambahan cabang-
cabang kecil dari arteri hepatika kiri mensuplai lobus kaudatus (segmen I) walau cabang-
cabang arteri kaudatus dapat juga berasal dari arteri hepatika kanan. Vena porta dan duktus
biliaris segmental dan sektoral mengikuti cabang-cabang arteri hepatica
Aliran darah hepar berasal dari 2 sumber yaitu vena portal dan arteri hepatika. Ini
merupakan 25 % dari cardiac output (COP). Vena portal memberikan aliran darah dan
sebagian darah vena portal telah melewati kapiler gastrointestinal; banyak oksigen telah
terpakai. Darah yang dari arteri hepatika mengandung banyak oksigen dan oksigen
digunakan oleh hepar berasal dari arteri hepatika. Cabang vena portal dan arteri hepatika,
memberi cabang venula portal, arterial hepatika yang masuk ke acinus hepatika. Aliran
darah dari pembuluh-pembuluh terminal ini ke sinusoid yang mana merupakan jaringan
kapiler dari hepar. Sinusoid berhubungan dengan pembuluh hepatika terminal. Drainase
venula-venula terminal ini di bentuk cabang-cabang besar vena hepatika yang merupakan
tributaries vena cava inferior. Tekanan vena portal secara normal sekitar 10 mmHg pada
manusia, dan aliran vena hepatika sekitar 5 mHg. Mean pressure pada cabang-cabang arteri
hepatika yang membungkus sinusoid sekitar 90 mmHg.
Komponen struktural dasar hepar adalah hepatosit atau sel hepar. Unit fungsional dasar
hepar adalah lobulus hepar yang pada manusia ada beberapa juta jumlahnya. Pada beberapa
daerah, lobulus di batasi oleh jaringan penghubung yang mengandung duktus biliaris,
limfatik, saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Daerah-daerah ini berlokasi pada sudut
lobulus dan ditempati oleh portal triad disebut portal spaces. Terdapat 3-6 portal triad
perlobulus, masing-masing mengandung venula (cabang vena portal); arteriol (cabang arteri
hepatika), duktus (bagian dari sistim biliaris) dan pembuluh limfatik. Hepatosit-hepatosit
disusun seperti jeruji roda pada tiap lobule, membentuk sebuah lapisan dan terdiri dari 1
atau 2 sel tebalnya. Lempengan seluler ini arahnya dari perifer ke pusat lobulus. Ruang
antara lempengan sel ini mengandung kapiler yang dikenal sebagai sinusoid hepar. Sinusoid
ini adalah pembuluh yang berdilatasi yang mengandung sel-sel endotelial yang berpori. Sel
endotelial dipisahkan dari hepatosit sebelahnya oleh ruang subendotelial yang dikenal
dengan ruang dari Disse, dimana proyeksi hepatosit seperti serabut retikuler dan mikrovili
dapat ditemukan. Permukaan hepatosit dalam hubungan yang erat/ rapat dengan dinding
endotelial, dimana mudah bagi makromolekul untuk pertukaran dari lumen sinusoid ke sel
hepar. Tipe-tipe lain sel yang dapat ditemukan pada lobulus hepar adalah makrofag dan fat-
storing cell. Sel kupffer merupakan fagosit mononuklear dan ditemukan pada permukaan
luminal sel endotelial. Fat- storing cell disebut sebagai Ito cell dan berada di ruang Disse.
FISIOLOGI HATI
Aliran darah ke hati 1500 cc/ 1,75 m2 dan 75% berasal dr V. porta, 25% dr A.hepatica
Tekanan V.porta 7 10 mmHg, tekanan ini dpt meningkat sekali pd cirrhosis hepatis yaitu
40 50 mmHg. Sedangkan tekanan sinusoid hanya 2 4 mmHg
Bilirubin dibuat dari pemecahan Hb oleh jaringan RES di berbagai tempat, terutama di
sumsum tulang dan limpa.
FUNGSI HATI
Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama
lain yang disebut Metabolic Pool
Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen,
mekanisme ini disebut Glikogenesis
Proses deaminasi, hati mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.
Proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan non nitrogen.
Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan globulin dan
organ utama bagi produksi urea.
globulin selain dibentuk di hati, juga dibentuk di limpa & sumsum tulang
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan
koagulasi darah. Misalnya: fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X
Benda asing menusuk kena pembuluh darahyang beraksi adalah faktor ekstrinsik. Bila
ada hub dg katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik
Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, misalnya proses oksidasi, reduksi, metilasi,
esterifikasi dan konjugasi thd berbagai macam bahan spt zat racun, obat over dosis (juga
racun)
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui
proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi globulin sbg imun
livers mechanism
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena
mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit
hati pada sebagian besar vertebrata.Setiap harinya cairan empedu disekresikan oleh hati
sebanyak 500-1000cc di mana sekresinya berjalan terus menerus, jumlah yang disekresikan
akan meningkat jika mencerna lemak. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di dalam
kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan
makanan. Sebuah kantong empedu berbentuk terong dan merupakan membran berotot,
letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan di bawah hati sampai pinggir depannya,
panjangnya 812 cm, berkapasitas 60 mL. Lapisan empedu(kantong) terdiri dari lapisan
luar serosa/pariental, lapisan otot bergariss ,lapisan dalam mukosa/viseral yang disebut juga
membran mukosa.
1. Fundus vesika felea, merupakan bagian kantong empedu yang paling akhir setelah
korpus vesika felea. berbentuk bulat biasanya menonjol kebawah tepi inferior hati
dan berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi rawan ujung kosta ke-9
kanan.
2. Korpus vesika felea, bagian dari kantong empedu yang dalamnya berisi getah
empedu(cairan empedu). bersentuhan dengan permukaan veseral dan mengarah ke
atas, belakang dan kiri.
3. Kollum vesika fellea : berlanjut dari duktus sistikus, berjalan ke omentum minus dan
bersatu dengan sisi kanan duktus hepatikus kommunis membentuk doktus
koledokus.
4. Leher kandung kemih, merupakan leher dari kantng empedu yaitu saluran pertama
masuknya getah empedu ke kantong empedu.
5. Duktus sistikus, panjangnya 3 cm berjalan dari leher kantung empedu dan
bersambung dengan duktus hepatikus , membetuk saluran empedu ke duodenum.
6. Duktus hepatikus, saluran keluar dari leher.
7. Duktus keledokus, saluran yang membawa getah empedu ke duodenum.
CAIRAN EMPEDU
Cairan empedu merupakan cairan yang kental dan berwarna kuning keemasan kehijauan
yang dihaslkan secara terus menerus oleh sel hepar 500 1000 ml sehari. Empedu
merupakan zat esensial yang diperlukan dalam pencernaan dan penyerapan lemak. Cairan
empedu merupakan suatu media untuk menyekresi zat tertentu yang tidak dapat disekresi
oleh ginjal.
1. Garam garam empedu : disentesis oleh hepar, berasal dari kolesterol, suatu alkohol
steroid yang banyak dihasilkan hati. Garam empedu berfungsi membantu
pencernaan lemak dan mengemulsi lemak dengan kelanjar lipase dari pankreas.
2. Sirkulasi entero hepatik : garam empedu (empedu) diabsorpsi oleh usus halus masuk
ke dalam vena porta dialirkan kehati untuk digunakan ulang.
3. Pigmen empedu : pigmen empedu merupakan hasil utama dari pemecahan
hemoglobin sel hati mengangkut hemoglobin dari plasma dan menyekresinya ke
dalam empedu .
4. Pigmen empedu tidak mempunyai fungsi dalam proses pencernaan.
5. 4.Bakteri dalam usus halus : bakteri dalam usus halus mengubah billirubin menjadi
uorubilin yaitu satu zat yang direabsorpsi dari usus dan diubah menjadi sterkobilin
yang disekresi dalam feses sehingga feses berwarna kuning.
SALURAN EMPEDU
Saluran empedu berkumpul menjadi duktus hepatikus dan bersatu menjadi duktus
sistikus. Oleh karena tersimpan dalam kandung empedu maka empedu mengalami
pengentalan 5 10 kali kemudian dikeluarkan dari kandung empedu oleh kolesistokinin,
hormon yang dihasilkan oleh membran mukosa dari bagian atas usus halus tempat
masuknya lemak.
Kolesistokinin menyebabkan kontraksi dan relaksasi otot kandung empedu pada waktu
bersamaan sehingga empedu mengalir kedalam duktus sistikus dan kedalam duktus
koledokus kemudian terjadi peristaltik usus lalu masuk ke duodenum.
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap.
Warna hijau gelap disini bukan karena warna jaringannya melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu.
Terdiri atas :
Fundus
Corpus
Collum : terdapat valvula spiralis heysteri
Saluran empedu : ductus cystikus bersama dengan duktus hepaticus menjadi
duktus choledocus.
Pendarahan vesica fellea dari A. Cystica (cabang dari A. Hepatica dextra) dan pembuluh
baliknya V. cystic (cabang V. porta dextra). Persyarafan vesica fellea melalui plexus
celiacus.
Gambar vesica fellea ini dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini :
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
dari tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Guyton A. C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa. Irawati [et al.]. Edisi 11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.207-26.
Scanlon V. Buku ajar anatomi dan fisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2007.h.251