Anda di halaman 1dari 2

SIARAN PERS

Nomor: …/…/…/XI/2020

KEMENHUB SERAHKAN ERIANTO SOPIAN, TERSANGKA MEROKOK DI DALAM LAVATORY PESAWAT


UDARA BATIK AIR ID7109 DIMANA PERBUATAN TERSEBUT MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN DAN
KEAMANAN PENERBANGAN DAN / ATAU MELANGGAR TATA TERTIB SELAMA PENERBANGAN
BERLANGSUNG, BERIKUT BARANG BUKTI KE KEJAKSAAN NEGERI PARIAMAN

Pariaman (25/11/2020) – Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, resmi


menyerahkan tersangka dan barang bukti Perkara Pidana merokok di dalam lavatory pesawat udara
Batik Air ID7109 ketika penerbangan berlangsung dimana perbuatan tersebut membahayakan
keselamatan dan keamanan penerbangan dan/atau melanggar tata tertib penerbangan berlangsung.
Serah terima dilakukan oleh Penyidik Penerbangan Sipil Ditjen Perhubungan Udara yang diwakili oleh
Muh. Anshar Kasi Penindakan PPNS didampingi oleh Rachellin Debby dan Rio Permana dari Tim Penyidik
beserta Muhammar Muchtar Kasi Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan serta Rahmat selaku
Inspektur Keamanan dari Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI, Padang kepada Jaksa Penuntut
Umum Kejaksaan Agung di Kejaksaan Negeri Pariaman dengan disaksikan perwakilan dari Korwas PPNS
Bareskrim Polri, Rabu (25/11).

Serah terima dilakukan, sebagai bentuk tindak lanjut dari diterbitkannya surat dari Surat Jaksa Agung
Muda Tindak Pidana Umum mengenai pernyataan telah lengkapnya Berkas Perkara yang telah
diserahkan sebelumnya oleh Penyidik Penerbangan Sipil kepada Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Agung
RI.

Mengingat bahwa merokok pada saat penerbangan berlangsung sangat membahayakan dan
mengakibatkan kebakaran dan korban jiwa serta melanggar tata tertib selama penerbangan , Direktur
Jenderal Perhubungan Udara mendukung pihak berwajib, dalam hal ini adalah penyidik penerbangan
sipil tetap konsisten dan profesional mengawal pelaksanaan operasional penerbangan agar tetap
berjalan sesuai dengan koridor aturan yang berlaku, serta dengan tegas memberikan sanksi dan efek
jera bagi pelaku yang melanggar ketentuan tersebut agar tidak terulang kejadian serupa di kemudian
hari.

“Kami tidak memberikan toleransi dan kelonggaran bagi pelanggar peraturan dalam penerbangan,
utamanya yang membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan dan melanggar tata tertib
selama penerbangan berlangsung. Kami juga selalu mendukung aparat penegak hukum, khususnya
penyidik penerbangan sipil dalam menegakkan hukum,” tegas Direktur Jenderal Perhubungan Udara,
Novie Riyanto di Jakarta.

Dirjen Perhubungan Udara mengimbau kepada seluruh pihak terutama penumpang pesawat udara
untuk selalu mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku dalam penerbangan. Hal ini bertujuan
menjaga keselamatan dan keamanan dalam penerbangan.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Keamanan Penerbangan, Elfi Amir mendukung penuh upaya
penegakan hukum atas segala bentuk pelanggaran pidana dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2009. “Di
dunia penerbangan, segala aspek diatur secara ketat demi mewujudkan keselamatan dan keamanan
penerbangan, oleh karenanya apabila ditemukenali adanya bentuk-bentuk pelanggaran terhadap aturan
tersebut, kami mendukung penuh upaya penegakan hukumnya, dan kami berharap agar kejadian serupa
tidak terulang dikemudian hari.” tegasnya.

Sementara itu, Kasubdit Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Direktorat Keamanan Penerbangan, Rudi
Richardo mengatakan, berkas tahap II perkara pidana merokok di dalam lavatory pesawat udara Batik
Air ID7109 dimana perbuatan tersebut membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan
dan/atau melanggar tata tertib selama penerbangan berlangsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal
412 ayat (1) dan Pasal 412 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan,
kepada Kejaksaan telah lengkap.

“Sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (3) b, Pasal 107 ayat (3) dan Pasal 110 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, maka tanggung jawab terhadap tersangka beserta
barang bukti, kami serahkan kepada Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Agung RI di Kejaksaan Negeri
Pariaman” katanya setelah proses penyerahan berkas dan tersangka selesai dilaksanakan.

Rudi menambahkan bahwa proses penyidikan dilakukan guna memenuhi syarat formil dan materil
dilaksanakan tidak lama setelah kejadian berlangsung. “Hal itu dilakukan guna percepatan penanganan
dugaan tindak pidana penerbangan yang dilakukan oleh tersangka. Penyidik Penerbangan Sipil akan
bertindak independen, profesional dan konsisten dalam upayanya mewujudkan kepastian penegakan
hukum penerbangan di Indonesia. Kami menaruh harapan agar masyarakat tertib hukum sehingga tidak
terulang kejadian serupa di kemudian hari.”imbuhnya.

Sebelum diserahkan ke Kejaksaan Negeri Pariaman, terhadap tersangka atas nama ERIANTO SOPIAN
telah dilakukan pemeriksaan kesehatan sesuai protokol kesehatan COVID-19.

“Semua tahapan sudah dilakukan secara profesional oleh Penyidik Penerbangan Sipil dengan tetap
menghargai hak-hak tersangka, untuk selanjutnya kami menunggu putusan akhir dari tahap persidangan
”tutupnya.

Anda mungkin juga menyukai