Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN MODIFIED AERATION

UNIT OPERASI DAN PROSES

Fikria Maharani 1706986183

Priscila Celine P. D 1706042415

Cut Rana Aldila 1706042554

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK
BAB 1

1.1. Soal
Sebuah WWTP akan dibangun di suatu wilayah agar dapar mengolah
limbah domestik dari suatu perkotaan. WWTP tersebut memiliki besar debit
rencana 175 L/detik dan nilai BOD5 dari air limbah setelah proses
preliminary dan primary treatment ialah sebesar 320 mg/L. Perbandingan
MLVSS: MLSS diketahui adalah 0,65 yang didapatkan dari beberapa
pengujian. Suhu rata-rata udara di wilayah tersebut adalah 30 derajat Celcius
(berdasarkan pengukuran) dan rencana suhu air limbah adalah sebesar 25
derajat Celcius. Buatlah laporan perencanaan biological treatment sesuai
kelompoknya.

BAB II

2.1. Dasar Teori


2.1.1. Pengertian dari Modified Aeration
2.1.2. Kekurangan dan Kelebihan dari Modified Aeration
Sistem modified aeration pada unit pengolahan biologis memiliki
beberapa kekurangan dan kelebihan dalam penggunaannya.
2.1.2.1. Kekurangan Modified Aeration

Pada umumnya, reaktor yang digunakan pada unit


modified aeration memiliki volume yang relatif kecil jika
dibandingkan dengan volume reactor pada unit lainnya.
Volume reactor berbanding lurus dengan HTR (hydraulic
retention time) yang menyatakan periode waktu untuk volume
cairan untuk dipertahankan dalam volume kerja reaktor
[ CITATION Sai08 \l 14345 ]. Semakin kecil volume reaktor,
maka akan semakin kecil pula nilai HTR yang dapat
menyebabkan ketidakstabilan hidrolik.

1
Universitas Indonesia
Selain itu, unit modified aeration memiliki umur
lumpur (sludge age) atau sering disebut waktu tinggal rata-rata
sel (mean cell residence time) yang singkat (0.2-0.5 hari).
Parameter ini menunjukkan waktu tinggal rata-rata
mikroorganisme dalam sistem lumpur aktif yang berbanding
terbalik dengan laju pertumbuhan mikroba. Umur lumpur yang
singkat menyebabkan laju pertumbuhan mikroba menjadi
sangat tinggi, sehingga unit ini lebih cocok jika diterapkan di
negara beriklim dingin karena dapat memperpanjang umur
lumpur.

Kekurangan lainnya, modified aeration memiliki rasio


F/M yang cukup besar. Rasio F/M atau Food to
Microorganism Ratio atau Food to Mass Ratio menunjukkan
jumlah zat organik (BOD) yang hilang dibagi dengan jumlah
mikroorganisme di dalam bak aerasi. Unit modified aeration
memiliki rasio F/M sebesar 1.5-3, berbeda dengan unit
konvensional yang memiliki kisaran 0.2-0.4. Rasio F/M yang
rendah menunjukkan bahwa mikroorganisme dalam tangki
aerasi semakin produktif dalam memetabolisme limbah.
Semakin rendah rasio F/M maka sistem pengolahan limbah
semakin efisien [ CITATION Sai08 \l 14345 ]. Sehingga, rasio
F/M yang tinggi pada modified aeration menunjukkan bahwa
pengolahan limbah cenderung kurang efisien dibandingkan
dengan unit pengolahan konvensional.

2.1.2.2. Kelebihan Modified Aeration

Kelebihan dari sistem modified aeration ini ialah waktu


aerasi yang diperlukan ialah 1.5-3 jam, yang relatif lebih singkat
jika dibandingkan dengan dengan sistem konvensional yang
membutuhkan waktu 4-8 jam maupun dengan extended aeration
yang waktu aerasinya mencapai 18-36 jam.

2.1.3. Proses Kerja

2
Universitas Indonesia
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Unit
2.1.5. Kriteria Desain
Berikut adalah kriteria desain menurut Tom D. Reynolds (1982):
Type of Process : Modified Aeration
 Mean Cell Residence Time (θ c) : 0,2 – 0,5
 Food-to-microbe Rasio (F/M) : 1,5 – 5,0
 Space Loading
lb BOD 5
- : 75 - 150
day−1000 ft 3
kg BOD5
- : 1,2 – 2,4
day−m 3
 Hydraulic Retention Time in Aeration Basin (θ/¿hr) : 1,5 - 3
 Mixed-liquor Suspended Solids (MLSS) (mg/L) : 200 - 500
 Recycle Rasio (R/Q) : 0,05 – 0,15
 Flow Regime : PF, DPF
 BOD Removal Effeciency (%) : 60 – 75
2.2. Persamaan yang Digunakan dalam Merancang Unit Pengolahan
Biologis
2.2.1. BOD dalam reactor
2.3. Algoritma Perhitungan
2.4. Perhitungan Desain Unit Pengolahan Biologis
2.4.1. Hydraulic Retention Time
2.4.2. Space Volumetric Loading
2.4.3. Food-to-microbe Rasio (F/M)
2.4.4. Recycle Rasio (R/Q)
2.4.5. Mean Cell Residence Time (θ c)
2.4.6. Desain Bak Aerasi

BAB III

KESIMPULAN

3
Universitas Indonesia
BAB IV

REFERENSI

4
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai