Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PEMERIKSAAN BNO-IVP

DOSEN PEMBIMBING :

OLEH :

Ahmad Badriansyah 1814201110003 Dhea Aulia 1814201110018


Annisa Putri Shaqqina 1814201110008 Eka Agustina 1814201110020
Aulia Mardatilah 1814201110010 Fauzi Rahman 1814201110022
Azizah Rhamadani 1814201110012 Hanifa Rizky Fajriani 1814201110026
Clarissa Maharani G 1814201110014 Helena Rusma D 1814201110028
Destiana Azizah 1814201110016 Kamal Ramadhan 1814201110032

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER A

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMAMDIYAH BANJARMASIN


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah “Pemeriksaan BNO-IVP”.

kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu Kedokteran saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia radiologi. Setelah
ditemukannya sinar X oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada tahun 1895 ,revolusi besar –
besaran terjadi dalam dunia kedokteran. Sinar X dapat memvisualisasikan bagian dalam
tubuh manusia tanpa harus membedahnya lagi. Dari waktu ke waktu pemanfaatan sinar X
menjadi amat berkembang hingga saat ini. Sampai sekarang , pemeriksaan dalam bidang
radiologi ini amat dibutuhkan sebagai salah satu penunjang diagnostik yang cukup
penting ,di samping pemeriksaan laboratorium ,patologi anatomik maupun pemeriksaan
mikrobiologi. Perkembangan pemanfaatan sinar X dalam bidang radiodiagnostik pun
menjadi makin berkembang seiring dengan ditemukannya bahan kontras. Bahan Kontras
merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility)
struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik.
Pemanfaatan bahan kontras ini digunakan untuk meningkatkan radiolucent maupun
radiopaque suatu gambar organ. Bahan kontras ditemukan pada tahun 1896, dipakai untuk
pemeriksaan traktus digestus. Bahan yang dipakai adalah barium sulfat. Penelitian
mengenai bahan kontras ini terus berkembang sampai tahun 1923 dengan ditemukannya
garam Iodium yang digunakan untuk pemeriksaan traktus urinarius. Pemeriksaan traktus
urinarius dengan bahan kontras yang dimasukan secara intra vena kedalam tubuh manusia
ini yang disebut pemeriksaan BNO IVP.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari BNO-IVP?
1.2.2 Apa Tujuan BNO-IVP?
1.2.3 Apa kekurangan BNO-IVP?
1.2.4 Apa Kelebihan BNO-IVP?
1.2.5 Apa saja penatalaksanaan pre dan post BNO-IVP?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari BNO-IVP?
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan BNO-IVP?
1.3.3 Untuk mengetahui kekurangan BNO-IVP?
1.3.4 Untuk mengetahui kelebihan BNO-IVP?
1.3.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan pre dan post BNO-IVP?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BNO-IVP

BNO (Blass Nier Overzicht),blass : kandung kemih , Nier : ginjal , Overzicht : penelitian.
Adalah Pemeriksaan didaerah abdomen atau pelvis untuk mengetahu kelainan – kelainan
pada daerah tersebut khususnya pada system urinaria. Sedangkan IVP (Intera Venous
Pyeloghrapy ).
BNO IVP adalah Pemeriksaan radiorafi pada system urinaria (dari ginjal, ureter hingga
kandung kemih) dengan menyuntikan zat kontras melalui pembuluh darah vena. Pada saat
media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien,media kontras akan
mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus urinary sehingga
ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih. Dengan IVP, radiologis dapat mengetahui
anatomi serta fungsi ginjal, ureter dan blass.
BNO IVP (Blaas Near Overzeigh Intravena Pyelografi) atau dengan nama lain KUB
(Kidney Ureter Bladder) ialah salah satu pemeriksaan radiografi dari traktus urinarius yang
menggunakan bahan kontras positif yang disuntikan secara intra vena ke dalam tubuh
pasien.
Perlu diperhatikan ,bahwa sebelum pemeriksaan ini ,harus dilakukan skin test dengan
tujuan untuk mengetahui apakah pasien alergi bahan kontras atau tidak. Untuk pasien
dengan klinis hipertensi ,pengambilan foto harus memakai interval waktu yang lebih singkat
daripada klinis lain. Obat – obatan emergensi harus selalu tersedia di ruang pemeriksaan dan
mudah terjangkau.

2.2 TUJUAN BNO-IVP

1. Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary,
dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien.
2. Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuria)
dan sakit pada daerah punggung.
3. Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari :
- batu ginjal.
- pembesaran prostat.
- Tumor pada ginjal, ureter dan blass.

2.3 KEKURANGAN BNO-IVP

2.3.1 Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.

2.3.2 Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan rata-rata radiasi yang
diterima dari alam dalam satu tahun.

2.3.3 Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien,
yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.

2.3.4 Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.

2.4 KELEBIHAN BNO-IVP

2.4.1 Bersifat invasive.

2.4.2 IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat
mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal
hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan.

2.4.3 Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan.

2.4.4 Radiasi relative rendah.

2.4.5 Relative aman.


2.5 PENATALAKSANAAN PRE DAN POST BNO-IVP

Foto abdomen Posisi AP


Posisikan pasien:
Supine diatas meja pemeriksaan, untuk proyeksi AP dari sistem urinari. Pendahuluan dan
pasca injeksi radiografi adalah paling sering dengan pasien supine. Tempatkan alat bantu di
bawah lutut pasien untuk meredakan ketegangan di bagian belakang. Tempatkan pasien
dalam posisi tegak atau semiupright untuk menunjukkan opacified kandung kemih dan
ginjal.
Posisi obyek:
 Pusatkan di mid sagital dari tubuh pasien ke pertengahan meja pemeriksaan
 Posisikan lengan pasien agar tidak tergambar di kaset
 Pusatkan kaset setinggi crista iliaca
 Lindungi gonad
 Respirasi
Central Ray: ke pertengahan dari kaset setinggi crista iliaca
Struktur gambaran: pada posisi AP dari sistem urinari tergambarkan ginjal, ureter
dan kandung kemih yang terisi kontras medium
Evaluasi kriteria:
 Seluruh bagian ginjal tercakup
 Kandung kemih dan simphisis pubis tercakup
 Tidak ada pergerakan
 Skala kecil dari radiografi kontras secara jelas menggambarkan kontras medium di dalam
area renal, ureter dan kadung kemih
 Perangkat kompresi dipusatkan diatas sacrum dan menghasilkan pengisian ginjal yang
jelas
 Columna vertebrae terletak di pertengahan film
 Tidak ada artefak dari pakaian dalam pasien
 Area prostat inferior dari simphisis pubis pada pasien pria lanjut usia
 Time marker
 Proyeksi PA menggambarkan ginjal yang lebih rendah dan seluruh ureter tercakup
A. Teknik Pemeriksaan
1. Plan foto BNO (kaset 30x40 cm)
Jika persiapan baik, foto baik, gambaran tercakup, pasien disuruh BAK
2. Penyuntikan kontras media melalui vena, lakukan kompresi dengan ureteric
kompression
3. Foto 5 menit / 7menit untuk melihat nefogram (kaset 24x30 cm)
4. Foto 10 menit / 15 menit untuk melihat nefogram (kaset 24x30 cm), batas atas
Processus Xyphoideus, batas bawah Crista Iliaca
Central Ray: vertikal tegak lurus
Central Point: pertengahan antara Processus Xyphoideus dan Crista Iliaca
5. Foto 20 menit / 30 menit: posisi pasien prone (film 30x40 cm)
6. Foto 45 menit: posisi pasien supine (film 30x40 cm)
7. Jika kontras media terlihat memenuhi blass (kandung kemih) maka diperintahkan
BAK, bila belum penuh tunggu sampai pasien ingin merasakan mixie. Dengan ukuran
film 18x24 cm melintang
8. Lanjutkan dengan post void dengan ukuran film 18x24 cm melintang, pasien supine,
mencakup daerah vesica urinaria, eksposi tahan nafas setelah full inspirasi
9. Lepas jarum (wing needle) dan diberi kapas alkohol
10. Pasien diperbolehkan makan dan minum
B. Teknik Penyuntikan Kontras Media
Setelah foto pendahuluan dibuat dan hasilnya baik, maka tahapan berikutnya adalah
penyutikan kontras media. Sebelumnya harus dilakukan skin tes untuk menyakinkan
bahwa pasien tidak alergi terhadap kontras media.

Vena cubiti
mediana Vena brachial Vena Aksilaris

INJEKSI
Atrium Kanan Vena Cava
Superior Vena subclavia

Ventrikel
Arteri pulmonalis Paru -paru
kanan

Ventrikel kiri Vena


Atrium Kiri
pulmonalis

Aorta
Aorta thoracalis Arteri renalis
abdominalis

Selanjutnya setelah mencapai arteri renalis kontras akan menuju arteriola aferen dan menjadi
gumpalan kapiler yang disebut glomerulus, lalu setelah mencapai glomerulus kontras akan keluar
melalui arteriola eferen hingga menuju pelvis renal.
C. Kontras Media
Dosis rendah atau dosis tinggi dari kontras media yang digunakan disesuaikan dengan
indikasi/ klinis pemeriksaan dan keputusan radiolog, misal :
1. Dosis rendah : 20 cc urovision ; 40 cc hypaque
2. Dosis medium : 50 cc conray ; 50 cc urovision
3. Dosis tinggi : diatas 50 cc

D. Prosedur pemeriksaan BNO-IVP


1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien.
2. Jika persiapan pasien baik/bersih. Suntikan media kontras melalui intravena 1 cc saja,
diamkan sesaau untuk melihat reaksi alergis.
3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat
compressive ureter terlebih dahulu disekitar SIAS kanan dan kiri.
4. Setelah ini dilakukan foto nephogram dengan posisi AP suprine 1 menit setelah
injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting sistem,
terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak.
5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film
24 x 30 untuk melihat pelviocaliscal dan ureter proximal terisi media kontras.
6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30
mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras.
7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihatgambaran bladder terisi
penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
8. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya
dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut
usia).
9. Yang terakhir lakukan foot Post void dengan posisi AP supine atau erect untuk
melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi didaerah bladder. Dengan posisi erect
dapat menunjukkan adanya ren mobile (pergerakana ginjal yang tidak normal) pada
kasus post hematuria.
10.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
BNO IVP merupakan salah satu jenis pemeriksaan radiografi yang menggunakan bahan
kontras untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik pada sistem urinary. Sebelum
melakukan pemeriksaan ini sebaiknya melakukan beberapa tindakan pencegahan alergi pada
pasien melalui beberapa tes yang diberikan. Dan dalam melakukan pemeriksaan hendaknya
mengikuti prosedur pemeriksaan yang sesuai. Serta pertimbangkan kelebihan dan
kekurangan dari pemeriksaan BNO IVP ini terhadap pasien.

3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui lebih dalam mengenai
pemeriksaan BNO-IVP agar mengetahui cara pemeriksaan BNO-IVP dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu,N. 2018. Makalah Pemeriksaan BNO-IVP. Semarang.


Suswaty, Susy, dkk. 2011. Tekhnik Radiografi Sistem Pencernaan. Cetakan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II. Jakarta.
Vebrina, D.P. 2015. Penatalaksanaan Pemeriksaan BNO-IVP Tanpa Kompresi Dengan
Kasus Double Ureter kanan Di RSUD Tarakan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai