Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

SYOK HIPOVOLEMIK

OLEH :

Nama : Fauzi Rahman


NPM : 1814201110022
Semester : VI
Tempat : Rumah Sakit Islam Banjarmasin
CT : Mira, Ns.,M.Kep
CI : Lutfia Harisa, S.Kep.,Ns

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fauzi Rahman


NPM : 1814201110022
Ruangan/ Rumah Sakit : IGD/Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Judul Laporan Pendahuluan : 1. Syok Hipovolemik

Judul Resume : 1.
2.

Telah menyelesaikan semua laporan stase Keperawatan Gawat Darurat II diruangan


tersebut.

Banjarmasin, 2021
Mahasiswa

(..................................)

Mengesahkan,

Koordinator Praktik Lapangan Pembimbing Akademik


Keperawatan Gawat Darurat II

(Mira, Ns.,M.Kep) (Mira, Ns., M. Kep)


NIDN. 1128128601 NIDN : 1128128601

Ka.Prodi S1 Keperawatan

Izma Daud, Ns., M. Kep


NIDN : 1116068402
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Fauzi Rahman


NPM : 1814201110022
Ruangan/Rumah Sakit : IGD/Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Judul Laporan Pendahuluan : Syok Hipovolemik
Judul Resume :

Telah menyelesaikan semua laporan stase Keperawatan Gawat Darurat II di ruangan


tersebut.

Banjarmasin, 2021
Mahasiswa

(.......................................)

Menyetujui
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(..............................................) (.............................................)
NIDN................................ NIDN..............................

SYOK HIPOVOLEEMIK
A. Definisi
Hipovolemia merupakan penurunan volume cairan intravaskular, interstisial,
dan/atau intraselular. Syok hipovolemik merupakan suatu keadaan medis dimana
terjadinya kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan organ
disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang
tidak adekuat (Mila, 2021; SDKI, 2017).
Menurut Sari (2019) dalam Andriati, Pratiwi dan Trisutrisno (2021) menjelaskan
bahwa syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan
cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan multiorgan. Syok hipovolemik juga
dapat terbagi berdasarkan penyebabnya, yaitu karena adanya perdarahan yang disebut
juga syok hemoragik dan karena adanya kehilangan cairan tubuh atau non hemoragik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa syok hipovolemik adalah keadaan medis dimana
seseorang mengalami kehilangan cairan dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak,
sehingga berakhir pada kegagalan salah satu atau beberapa organ.

B. Pathway

Syok hipovolemik merupakan


suatu keadaan medis dimana
terjadinya kehilangan cairan
dengan cepat yang berakhir
pada kegagalan organ
disebabkan oleh volume
Syok Hipovolemik Klasifikasi :
1. Syok Hemoragik :
disebabkan oleh
adanya perdarahan
Trauma pada Kehilangan cairan 2. Syok Non Hemoragik :
jaringan tubuh aktif (pengeluaran disebabkan oleh
keringat berlebih, kehilangan cairan
diare, muntah, tubuh.
Luka bakar Perdarahan intake air dan Andriati, Pratiwi dan
elektrolit tidak Trisutrisno (2021)
adekuat
Kehilangan Destruksi
Etiologi: kapiler Komplikasi syok
protein melalui
1. Kehilangan cairan aktif hipovolemik :
2. Kegagalan mekanisme sel yang terbuka Berkurangnya 1. Kerusakan organ seperti
regulasi cairan di pada ginjal atau otak
3. Peningkatan permeabilitas seluruh 2. Gangrene pada daerah
kapiler Berkurangnya kompratment tangan dan kaki
4. Kekurangan intake cairan protein plasma tubuh, 3. Serangan jantung
5. Evaporasi intravaskuler termasuk 4. Kematian
(SDKI, 2017) intravaskuler hallosehat.com (2021)

Manifestasi klinis: Tekanan Keluarnya


Penatalaksanaan :
1. Frekuensi nadi meningkat osmotik koloid cairan dari
1. Mempertahankan suhu
2. Nadi teraba lemah plasma intravaskuler tubuh.
3. Tekanan darah menurun menurun ke jaringan 2. Memberikan cairan
4. Tekanan nadi menyempit intravena seperti larutan
5. Turgor kulit menurun isotonik kristaloid.
6. Membran mukosa kering 3. Memberikan jumlah cairan
7. Volume urine menurun Ketidakefektifan perfusi
(input) sesuai dengan
8. Hematokrit meningkat jaringan perifer Menurunnya output (jumlah cairan yang
9. Status mental berubah volume keluar).
(merasa lemah) Defisien volume cairan intravaskuler 4. Pada perdarahan maka
10. Suhu tubuh meningkat dapat diberikan 3-4 kali
(SDKI, 2017) dari jumlah perdarahan.
Hipertermia Andriati, Pratiwi dan
Trisutrisno (2021)
1.Defisien volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (NANDA, 00027; Hal.
181) Daftar Pustaka :
NOC : Dalam waktu 15 menit, keseimbangan cairan klien dapat terpenuhi Andriati, Riris, Rita Dwi Pratiwi dan Dedi
dengan kriteria hasil : Trisutrisno. (2021). Pengaruh Resusitasi Cairan
Turgor kulit (turgor kulit jelek : > 2 detik dan tidak elastis menjadi baik : <
Terhadap Status Hemodinamik Mean Arterial
2 detik dan elastis), keseimbangan intake dan output dari banyak Pressure (Map) Pada Klien Syok Hipovolemik
terganggu menjadi cukup terganggu, kelembaban membran mukosa Di Igd Rsud Balaraja. Journal of Medical
(membran mukosa kering menjadi lembab), hematokrit klien dari banyak Surgical Concerns.
terganggu menjadi cukup terganggu (NOC, 0601; Hal. 192) Bulechek, Gloria M., et al. (2016). NIC.
NIC : Pemasangan infus (NIC, 4190; Hal. 243), Manajemen Elsevier. Herdman, T. Heather dan Shigemi
elektrolit/cairan (NIC, 2080; Hal. 167) Kamitsuru. (2018) NANDA-I Diagnosa
Keperawatan. EGC
2.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d trauma (NANDA, 00204; hallosehat.com (Kementerian Kesehatan
Hal. 236) Republik Indonesia), 2021
NOC : Dalam waktu 16-30 menit, perfusi jaringan: perifer klien Mila, Cahyani Heryanto. (2021). Asuhan
mengalami perbaikan dengan kriteria hasil : Keperawatan Hipovolemia Pada Klien
Pengisian kapiler jari (CRT < 3 detik), kekuatan denyut nadi radialis (nadi Dengan Syok Hipovolemik Di Ruang Igd
normal : 16-22x/menit), tekanan darah sistolik dan diastolik klien dari Rsud Sanjiwani Gianyar Tahun 2021.
deviasi yang cukup besar dari kisaran normal menjadi deviasi sedang dari Poltekkes Denpasar.
kisaran normal (NOC, 0407; Hal. 447) Moorhead, Sue, et al. (2016). NOC. Elsevier.
NIC : Manajemen hipovolemi (NIC, 4180; Hal. 183), Monitor TTV (NIC, Sawitri, Ratna. (2015). Pathway Syok
6680; Hal. 237) Hipovolemik Intensif. Scribd.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar
3.Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme (NANDA, 00007; Hal. Diagnosis Keperawatan Indonesia.
434) C. Pemeriksaan Penunjang (Andriati, Pratiwi dan TrisutrisnoSawitri,(2021)
Ratna. (2015). Pathway Syok
NOC : Dalam waktu 15 menit, TTV klien mengalami perbaikan dengan Hipovolemik Intensif. Scribd
kriteria hasil :
Suhu tubuh dari deviasi yang cukup besar dari kisaran normal menjadi
deviasi sedang dari kisaran normal (suhu normal : 36,5oC - 37,5oC)
NIC : Aplikasi panas/dingin (NIC, 1380; Hal. 70), Perawatan demam
(NIC, 3740; Hal. 355)
No JenisPemeriksaan Nilai pemeriksaan
1 Endoskopi Endoskopi dilakukan untuk mengamati
kondisi organ di dalam tubuh, seperti
saluran pencernaan, pernapasan, saluran
kemih, dan rahim.
2 Elektrolit serum berbagai ketidakseimbangan mungkin
terjadi dan menyebabkan asidosis,
perpindahan cairan, dan perubahan fungsi
ginjal.
3 CT Scan Mendeteksi masalah pada tulang dan
sendi, seperti fraktur dan tumor.
4 Laktat serum meningkat dalam asidosis
metabolic,disfungsi hati, syok.
5 Glukosa serum terjadi hiperglikemia yang terjadi
menunjukan glukoneogenesis dan
glikogenolisis di dalam hati sebagai
respon dari perubahan selulaer dalam
metabolism
6 Urinalisis adanya SDP / bakteri penyebab infeksi.
Seringkali muncul protein dan SDM.
7 Sinar X film yang mengindentifikasikan udara bebas
abdominal dan dada didalam abdomen dapat menunjukan
bagian bawah infeksi karena perforasi abdomen / organ
pelvis.
8 EKG dapat menunjukan perubahan segmen ST
dan gelombang T dan disritmia yang
menyerupai infark miokard.

D. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada syok hipovolemik menurut Andriati,
Pratiwi dan Trisutrisno (2021), diantaranya :
1. Mempertahankan suhu tubuh
Jika klien mengalami demam, maka jangan menutupi tubuh klien dengan selimut.
Lakukan aplikasi panas/dingin (kompres) untuk menurunkan suhu tubuh klien.
Kombinasi pemberian antipiretik juga perlu diperhatikan apabila suhu tubuh klien
tidak mengalami penurunan setelah diberikan kompres.
2. Pemberian Cairan
2.1. Jangan memberikan minum kepada klien yang tidak sadar, mual-mual, muntah,
atau kejang karena bahaya terjadinya aspirasi cairan ke dalam paru. Penderita
hanya boleh minum bila penderita sadar betul dan tidak ada indikasi kontra.
Pemberian minum harus dihentikan bila penderita menjadi mual atau muntah.
2.2. Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan pertama
dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan volume intravaskuler,
volume interstitial, dan intra sel. Cairan plasma atau pengganti plasma berguna
untuk meningkatkan tekanan onkotik intravaskuler.
2.3. Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang dengan
jumlah cairan yang hilang. Sedapat mungkin diberikan jenis cairan yang sama
dengan cairan yang hilang, darah pada perdarahan, plasma pada luka bakar.
Kehilangan air harus diganti dengan larutan hipotonik. Kehilangan cairan
berupa air dan elektrolit harus diganti dengan larutan isotonik. Penggantian
volume intra vaskuler dengan cairan kristaloid memerlukan volume 3–4 kali
volume perdarahan yang hilang, sedang bila menggunakan larutan koloid
memerlukan jumlah yang sama dengan jumlah perdarahan yang hilang. Telah
diketahui bahwa transfusi eritrosit konsentrat yang dikombinasi dengan larutan
ringer laktat sama efektifnya dengan darah lengkap.
2.4. Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian cairan
yang berlebihan.
3. Pemberian posisi Passive leg raising (PLR)
Passive leg raising (PLR) merupakan posisi yang rutin digunakan sebagai tatalaksana
awal pada intensive care unit sebelum mendapatkan resusitasi cairan pada klien
hipovolemik dan hipotensi. Efek hemodinamik yang dihasilkannya bermanfaat
sebagai auto transfusi pada klien hipovolemik dan hipotensi. Pada manuver ini kedua
kaki klien diangkat 0 - 90 derajat sehingga aliran darah dari tubuh bagian bawah ke
bagian sentral tubuh akan bertambah, seperti ke otak dan kompartemen sentral tubuh
yaitu di kavitas jantung.

E. Daftar Pustaka

Andriati, Riris, Rita Dwi Pratiwi dan Dedi Trisutrisno. (2021). Pengaruh Resusitasi Cairan
Terhadap Status Hemodinamik Mean Arterial Pressure (Map) Pada Klien Syok
Hipovolemik Di Igd Rsud Balaraja. Journal of Medical Surgical Concerns.
Bulechek, Gloria M., et al. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa
Indonesia. Elsevier.
hallosehat.com (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), ditulis oleh Shylma Na’imah pada
08/01/2021. Diakses Kamis, 22 Juli 2021 pukul 20.33 : https://hellosehat.com/kelainan-
darah/hemofilia/syok-hipovolemik/
Herdman, T. Heather dan Shigemi Kamitsuru. (2018) NANDA-I Diagnosa Keperawatan.
EGC.
Mila, Cahyani Heryanto. (2021). Asuhan Keperawatan Hipovolemia Pada Klien Dengan
Syok Hipovolemik Di Ruang Igd Rsud Sanjiwani Gianyar Tahun 2021. Poltekkes
Denpasar.
Moorhead, Sue, et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Bahasa
Indonesia. Elsevier
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Sawitri, Ratna. (2015). Pathway Syok Hipovolemik Intensif. Scribd.

Banjarmasin, 2021
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(Mira, Ns., M. Kep ) (Lutfia Harisa, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai