Anda di halaman 1dari 14

Refarat

SYOK HIPOVOLEMIK

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepanitraan Klinik Senior
Departemen/ SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama RSUD Meuraxa Banda Aceh

Oleh:
Muslifa Fatricia
21174085

Pembimbing :
dr. Zurryani, Sp.PD

DEPARTEMEN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan Refarat yang berjudul “Syok

Hipovolemik”. Shalawat beriringkan salam kepada pangkuan Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah membuat perubahan Islam bagi

umat manusia. Refarat ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti

kegiataan kepaniteraan klinik dibagian Stase Ilmu Penyakit Dalam yang

dilaksanakan di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Pada kesempatan ini saya ucapkan

terima kasih kepada dokter pembimbing yaitu dr. Zurryani, Sp.PD yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan

kepada penulis sehingga refarat ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam refarat ini terdapat

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis berharap dari semua pihak

yang membaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar dapat

menjadi masukan untuk masa yang akan datang bagi penulis dan pembaca. Besar

harapan penulis agar refarat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat

memberikan suatu pengetahuan baru bagi mahasiswa untuk meningkatkan

keilmuannya.

Banda Aceh, Agustus 2022

Muslifa Fatricia

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................2
2.1 Definisi Syok Hipovolemik...........................................................................2
2.2 Epidemiologi Syok Hipovolemik..................................................................2
2.3 Etiologi Syok Hipovolemik...........................................................................3
2.4 Patofisiologi Syok Hipovolemik...................................................................3
2.5 Gejala klinis Syok Hipovolemik....................................................................5
2.6 Diagnosa Syok Hipovolemik.........................................................................6
2.7 Tatalaksana Syok Hipovolemik.....................................................................7
2.8 Prognosis Syok Hipovolemik........................................................................8
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Syok adalah suatu sindrom klinis ditandai dengan kegagalan dalam


pengaturan peredaran darah sehingga terjadi kegagalan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Kegagalan sirkulasi ini biasanya disebabkan oleh
kehilangan cairan (hipovolemik), karena kegagalan pompa jantung ataupun
karena perubahan resistensi vaskuler perifer. Berdasarkan sumber penyebabnya
terdapat 4 macam syok, yaitu syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok
obstruktif, dan syok distributif.1

Syok hipovolemik merupakan keadaan berkurangnya perfusi organ dan


oksigenasi jaringan yang disebabkan gangguang kehilangan akut dari darah atau
cairan tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan. Penyebab terjadinya
syok hipovolemik diantaranya adalah diare, luka bakar, muntah, dan trauma
maupun perdarahan karena obsetri.2

Syok hipovolemik merupakan salah satu syok dengan angka kejadian


yang paling banyak dibandingkan syok lainnya. Syok hipovolemik kebanyakan
akibat dari kehilangan darah akut sekitar 20% dari volume total. Tanpa darah
yang cukup atau penggantian cairan, syok hipovolemik dapat menyebabkan
kerusakan irreversible pada organ dan system.2

Kemungkinan besar yang dapat mengancam nyawa pada syok


hipovolemik berasal dari penurunan volume darah intravascular, yang
menyebabkan penurunan cardiac output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan.
Kemudian jaringan yang anoxia mendorong perubahan metabolisme dalam sel
berubah dari aerob menjadi anaerob. Hal ini menyebabkan akumulasi asam laktat
yang menyebabkan asidosis metabolic.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik dapat disebabkan oleh kehilangan volume massive yang


disebabkan oleh: perdarahan gastro intestinal, internal dan eksternal hemoragi,
atau kondisi yang menurunkan volume sirkulasi intravascular atau cairan tubuh
lain, intestinal obstruction, peritonitis, acute pancreatitis, ascites, dehidrasi dari
excessive perspiration, diare berat atau muntah, diabetes insipidus, diuresis, atau
intake cairan yang tidak adekuat.2

Kemungkinan besar yang dapat mengancam nyawa pada syok


hipovolemik berasal dari penurunan volume darah intravascular, yang
menyebabkan penurunan cardiac output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan.
Kemudian jaringan yang anoxia mendorong perubahan metabolisme dalam sel
berubah dari aerob menjadi anaerob. Hal ini menyebabkan akumulasi asam laktat
yang menyebabkan asidosis metabolic.3

2.2 Epidemiologi Syok Hipovolemik

Menurut WHO cedera akibat kecelakaan setiap tahunnya menyebabkan


terjadinya 5 juta kematian di seluruh dunia. Angka kematian pada pasien trauma
yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit dengan tingkat pelayanan yang
lengkap mencapai 6%. Sedangkan angka kematian akibat trauma yang mengalami
syok hipovolemik di rumah sakit dengan peralatan yang kurang memadai
mencapai 36%. 1,4

Dalam sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh Yamaguchi dan Hopper


(1964), dari 10 kasus ada 3 kasus dimana pasien mengalami syok yang
disebabkan oleh komplikasi dari sindrom nefrotik. Di Indonesia sendiri, angka
kematian penderita hypovolemic shock akibat Demam Berdarah dengan ranjatan
(dengue shock syndrome) yang disertai dengan perdarahan yaitu berkisar 56
sampai 66 jiwa ditahun 2014.

2
2.3 Etiologi Syok Hipovolemik

Kasus-kasus syok hipovolemik yang paling sering ditemukan


disebabkan oleh perdarahan sehingga syok hipovolemik dikenal juga
dengan syok hemoragik. Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh berbagai
trauma hebat pada organ-organ tubuh atau fraktur yang yang disertai
dengan luka ataupun luka langsung pada pembuluh arteri utama.5

2.4 Patofisiologi Syok Hipovolemik

Tubuh manusia berespon terhadap pendarahan akut dengan mengaktivasi


sistem fisiologi utama sebagai berikut: sistem hematologi, kardiovaskular, ginjal,
dan sistem neuroendokrin.

Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat


dan akut dengan mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi
pembuluh darah (melalui pelepasan tromboksan A2 lokal). Selain itu,
platelet diaktivasi (juga melalui pelepasan tromboksan A2 lokal) dan
membentuk bekuan darah immatur pada sumber pendarahan. Pembuluh
darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang selanjutnya menyebabkan
penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah. Dibutuhkan waktu
sekitar 24 jam untuk menyempurnakan fibrinasi dari bekuan darah dan
menjadi bentuk yang sempurna.

Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok


hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan
kontraktilitas miokard, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon
ini terjadi akibat peningkatan pelepasan norepinefrin dan penurunan
ambang dasar tonus nervus vagus (diatur oleh baroreseptor di arcus
caroticus, arcus aorta, atrium kiri, dan penbuluh darah pulmonal). Sistem
kardiovaskuler juga berespon dengan mengalirkan darah ke otak, jantung,
dan ginjal dengan mengurangi perfusi kulit, otot, dan traktus
gastrointestinal.
Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan
peningkatan sekresi renin dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan
mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang selanjutnya akan
dikonversi menjadi angiotensin II di paru-paru dah hati. Angotensin II
mempunyai 2 efek utama, yang keduanya membantu perbaikan keadaan
pada syok hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol otot polos, dan
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
bertanggungjawab pada reabsorbsi aktif natrium dan akhirnya akan
menyebabkan retensi air.

Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan


meningkatan Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH
dilepaskan dari glandula pituitari posterior sebagai respon terhadap
penurunan tekanan darah (dideteksi oleh baroreseptor) dan terhadap
penurunan konsentrasi natrium (yang dideteksi oleh osmoreseptor). Secara
tidak langsung ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dan garam
(NaCl) pada tubulus distalis, duktus kolektivus, dan lengkung Henle.

Berdasarkan skema diatas, terjadinya syok hipovolemik terjadi


dalam 3 fase yaitu fase kompensasi, dekompensasi dan fase syok
ireversibel. Masing-masing kondisi ini memiliki tampilan klinis yang
berbeda. Berikut akan dijelaskan perbedaan antar fase tersebut.6

Penurunan Volume Darah Fase Kompensasi (Vasokonstriksi Takikardi,


Takipnu) Metabolisme Anaerob Meningkat Penumpukan Asam Laktat -->
Asidosis ATP yang dihasilkan sedikit Energi Untuk Kompensasi Habis Fase
Dekompensasi Mulai Timbul Kematian Sel --> Jaringan --> Organ Multi Organ
Failure --> Irreversible Shock

1 Fase Kompensasi : Pada fase ini metabolisme masih dapat dipertahankan.


Mekanisme sirkulasi dapat dilindungi dengan meningkatkan aktivitas
simpatik. Sistem sirkulasi ini mulai menempatkan organ-organ vital
sebagai prioritas untuk mendapatkan perfusi yang baik. Tekanan darah
sistolik normal, sedangkan diastolik meningkat karena mulai timbul
tekanan perifer.
2 Fase Dekompensasi : Pada fase ini metabolisme anaerob sudah mulai
terjadi dan semakin meningkat. Akibatnya sistem kompensasi yang terjadi
sudah tidak lagi efektif untuk meningkatkan kerja jantung. Produksi asam
laktat meningkat, produksi asam karbonat intraseluler juga meningkat
sehingga terjadi asidosis metabolik. Membran sel terganggu, akhirnya
terjadi kematian sel. Terjadi juga pelepasan mediator inflamasi seperti
TNF. Akhirnya sistem vaskular mulai tidak dapat mempertahankan
vasokonstriksi. Sehingga terjadi vasodilatasi yang menyebabkan tekanan
darah turun dibawah nilai normal dan jarak sistol-diastol menyempit.
3 Fase Syok Irreversibel : Saat energi habis, kematian sel mulai meluas,
kemudian cadangan energi di hati juga lama-kelamaan habis. Kerusakan
pun meluas hingga ke level organ,. Pada fase ini, walaupun sirkulasi sudah
diperbaiki, defisit energi yang terlambat diperbaiki sudah menyebabkan
kerusakan organ yang ekstensif. Akhirnya terjadi gagal sirkulasi, nadi
tidak teraba, dan gagal organ multipel.1

2.5 Gejala Klinis Syok Hipovolemik

Gejala-gejala klinis pada suatu perdarahan bisa belum terlihat jika


kekurangan darah kurang dari 10% dari total volume darah karena pada saat ini
masih dapat dikompensasi oleh tubuh dengan meningkatkan tahanan pembuluh
dan frekuensi dan kontraktilitas otot jantung. Bila perdarahan terus berlangsung
maka tubuh tidak mampu lagi mengkompensasinya dan menimbulkan gejala-
gejala klinis. Secara umum syok hipovolemik menimbulkan gejala peningkatan
frekuensi jantung dan nadi (takikardi), pengisian nadi yang lemah, kulit dingin
dengan turgor yang jelek, ujung-ujung ektremitas yang dingin dan pengisian
kapiler yang lambat.7

Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis adanya syok


hipovolemik tersebut pemeriksaan pengisian dan frekuesnsi nadi, tekanan darah,
pengisian kapiler yang dilakukan pada ujung-ujung jari (refiling kapiler), suhu
dan turgor kulit. Berdasarkan persentase volume kehilangan darah, syok
hipovolemik dapat dibedakan menjadi empat tingkatan atau stadium. Setiap
stadium syok hipovolemik ini dapat dibedakan dengan pemeriksaan klinis
tersebut.
2.6 Diagnosa Syok Hipovolemik

Hypovolemic shock umumnya karena kehilangan darah ataupun cairan tubuh


pada tubuh manusia yang mengakibatkan jantung kekurangan darah untuk
disirkulasi sehingga dapat mengakibatkan kegagalan organ. Kehilangan darah ini
dapat diakibatkan karena trauma akut dan perdarahan, baik secara eksternal
ataupun internal.

Gejala-gejala yang dimiliki bergantung pada persentase darah yang hilang dari
seluruh darah yang dimiliki pasien, namun ada beberapa gejala umum yang
dimiliki oleh seluruh penderita hypovolemic shock. Pada umumnya, pasien yang
menderita hypovolemic shock memiliki tekanan darah yang rendah (dibawah
100mmHg) dan suhu tubuh yang rendah pada bagian-bagian tubuh perifer.
Tachycardia (diatas 100 bpm), brachycardia (dibawah 60 bpm), dan tachypnea
juga umumnya terjadi pada pasien-pasien yang menderita hypovolemic shock.
Kandungan haemoglobin yang relatif kurang (<=6g/l) pada darah juga dapat
menjadi pertanda adanya perdarahan dan dapat membantu dalam mendeteksi
hypovolemic shock.
2.7 Tatalaksana Syok Hipovolemik

Ketika mendapati seseorang yang menunjukan gejala gejela hipovolemia


maka yang pertama harua dilakukan adalah mencari bantuan medis, sembari
menunggu bantuan medis datang Berikan pertolongan pertama pada penderita
hipovolemia, perlu digaris bawahi bahwa penangan pertama yang tepat pada
penderita hipovolemia sangat dibutuhkan karena dapat menghindari kematian
pada penderita. Berikut hal hal atau langkah langkah untuk memberi pertolongan
pertama pada penderita:

1 Jangan memberi cairan apapun pada mulut penderita contoh memberi


minum
2 Periksa ABC (airway, breathing, circulation)
3 Buat pasien merasa nyaman dan hangat, hal ini dilakulan agar mencegah
hipotermia pada pasien
4 Bila ditemukan adanya cedera pada kepala, leher atau punggung jangan
memindahkan posisinya
5 Apabila tampak adanya perdarahan eksternal maka segera lakukan
penekanan pada lokasi perdarahan dengan menggunakan kain atau handuk,
hal ini dilakukan untuk meminimalisir volume darah yang terbuang. Jika
dirasa perlu kain atau handuk dapat diikatkan
6 Jika ditemukan benda tajam masih menancap pada tubuh penderita jangan
dicabut hal ini ditakutkan akan menyebabkan perdarahan hebat
7 Beri sanggaan pada kaki 45° atau setinggi 30 cm untuk meningkatkan
peredaran darah. Saat akan dipindahkan ke dalam ambulans usahakan
posisi kaki tetap sama
8 Jika adanya cedera pada kepala atau leher saat akana dinaikan menuju
ambulan berulah penyangga khusus terlebih dahulu.

Saat bantuan medis datang dan penderita dibawa menggunakn ambulan,


berikan oxygen pada pasien untuk mempertahankan suplai oksigen ke jaringan.
Terapi cairan intravena biasanya dilakukan untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang, nmun cairan intravena todak dapat mengankut darah sehingga tetap
disarankan untuk segera mendapatkan transfusi darah. Selain oemberian cairan
intravena sering pula dilakukan metode permissive hypotension metode ini
diutamakan bagi penderita trauma atau yang lebih dikenal sebagai terapi cairan
restriktif, metode ini digunakan agar tekanan darahbsistolik meningkattanpa
mencapai tekanan darah normal dengan tujuan pencegahan terlarutnya faktor
pembekuan secara berlebih.7

2.8 Prognosis Syok Hipovolemik

Pada umumnya, Hypovolemic shock dapat menyebabkan kematian meskipun


sudah diberikan penanganan medis. Faktor usia juga merupakan faktor yang
mempengaruhi Hypovolemic shock, biasanya orang-orang yang sudah lanjut usia
jika mengalami Hypovolemic shock akan sulit ditangani dan disembuhkan.
Hypovolumic shock dapat disembuhkan jika segera diberikan penanganan atau
tindakan meskipun tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan kematian
terhadap orang tersebut. Hypovolemi shock biasanya tergantung dari hal-hal
berikut:

1 Banyaknya darah yang hilang


2 Kecepatan penggantian cairan tubuh
3 Kondisi kesehatannya
4 Penyakit atau luka yang menyebabkan perdarahan8
BAB III
KESIMPULAN

Syok hipovolemik merupakan kegagalan perfusi jaringan yang disebabkan


oleh kehilangan cairan intravaskuler. Proses kegagalan perfusi akibat kehilangan
volume intravaskuler terjadi melalui penurunan aliran darah balik ke jantung
(venous return) yang menyebabkan volume sekuncup dan curah jantung
berkurang. Penurunan hebat curah jantung menyebabkan hantaran oksigen dan
perfusi jaringan tidak optimal yang dalam kedaan berat menyebabkan syok.
Gejala klinis syok hipovolemik baru jelas terlihat bila kekurangan volume
sirkulasi lebih dari 15% karena pada tahap awal perdarahan kurang mekanisme
kompensasi sisitim kardiovaskuler dan saraf otonom masih dapat menjaga fungsi
sirkulasi dalam kedaan normal.
Gejala dan tanda klinis juga tidak muncul pada waktu bersamaan, seperti
perubahan tekanan darah sitolik terjadi lebih lambat dari adanya perubahan
tekanan nadi, frekuensi jantung dan penurunan produksi urin. Oleh karena itu
pemeriksaan dan penatalaksanaan yang cermat harus dilakukan untuk
penatalaksanaan yang tepat, serta penanggulangan segera kasus-kasus yang
beresiko agar tidak jatuh kedalam kondisi syok.
DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton A, Hall J. Textbook of medical physiology. Edisi ke-12.


Philadelphia, Pensylvania: Saunders; 2010..
2. Kakunsi, Yane D., Killing, Maykel, and Deetje, Supit. Hubungan
pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syokhipovolemik di ugd
rsud pohuwato. Buletin Sariputra. 2015;5(3):90-96.
3. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. Hal. 2607-
2613.
4. Wijaya, IP. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed VI. Interna
Publishing. Jakarta.
5. Lamm, Ruth L., and Coopersmith, Craig M. 2012. Comprehensive Critical
Care:Adult. Chapter 10. Illinois: Society of Critical Care Medicine.
6. Worthley. IG, Shock: A Review of pathophysiology and management.
Department of critical care medicine. Flinders medical centre. Adelaide.
2000;2:55-6.
7. Queensland Ambulance Service. 2016. Clinical Practice Guidelines:
Trauma/Hypovolaemic Shock. Queensland;. Diakses pada [13 Oktober
2016].
8. Jun Wang, Teresa Liang, Luck Louis, Savvas Nicolaou, Patrick D. Mc
Laughlin. Hypovolemic Shock Complex in the Trauma Setting: A Pictorial
Review. Canadian Association of Radiologists. 2013;64:156-163.

Anda mungkin juga menyukai