Anda di halaman 1dari 41

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN DEMAK


2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
2.1.1 Letak Geografis
Wilayah Kabupaten Demak terletak di bagian utara Pulau Jawa dengan luas wilayah 89.743 ha
dengan jarak bentangan Utara ke Selatan 41 km dan Timur ke Barat 49 km dan berbatasan
langsung dengan Laut Jawa. Adapun kecamatan yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa
adalah kecamatan Sayung, Bonang, dan Wedung. Secara geografis Kabupaten Demak terletak
pada 110º27’58’’-110º48’47’’ Bujur Timur dan 6º43’26’’-7º09’43’’ Lintang Selatan dengan batas-
batas administrasi wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa
 Sebelah Timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan
 Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang
 Sebelah Barat : Kota Semarang
Sebagai daerah agraris yang kebanyakan penduduknya hidup dari pertanian, sebagian besar
wilayah Kabupaten Demak terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 50.893 ha (56,71 persen),
dan selebihnya adalah lahan kering.Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah yang
digunakan berpengairan teknis 36,11 % dan tadah hujan 34,83 %, dan setengah teknis dan
sederhana 29,06 %. Sedang untuk lahan kering 34,82 % digunakan untuk tegal/kebun, 29,60
persen digunakan untuk bangunan dan halaman, serta 18,17 % digunakan untuk tambak.

2.1.2 Hidrologi
Sumber-sumber air di wilayah Demak berupa sumber air di permukaan tanah dan air tanah.
Sumber air di permukaan tanah berasal dari sungai-sungai, laut dan pantai.
Sungai-sungai utama yang terdapat di wilayah Demak adalah sebagai berikut:
- Sungai Jragung, Kali Jragung berhulu di G. Ungaran dan mengalir menuju timur laut
bermuara di Laut Jawa. Anak sungai Jragung yang berada di wilayah Kabupaten Semarang
adalah Kali Klampok, K. Sililin, dan K. Trima.
- Sungai Tuntang, Hulu sungai ini berasal dari G.Ungaran di sebelah barat dan G.Merbabu
di sebelah selatan menuju timur laut. Salah satu anak sungai Tuntang adalah Kali Senjoyo
yang merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Semarang (+35 km), dengan anak
sungainya yaitu K. Tlogo, K. Taman, dan K. Macanan. Anak Sungai Tuntang yang lain adalah
K. Kurmo, K. Bade, K. Ngromo/Bancak. Sungai ini dimanfaatkan oleh penduduk sebagai
saluran pengairan terutama di daerah hilir di Kabupaten Demak.
- Sungai Serang, Kali Serang merupakan sungai utama yang berhulu di sekitar G. Merbabu
dengan beberapa anak sungai yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang, yaitu K. Gading,
K. Regunung, K. Ngadirejo, K. Pepe. K. Klatak, dan K. Bandung.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 1


Tabel 2.1.
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Demak
Debit (m³/dtk)
Nama DAS Luas (Ha)
(rata-rata/tahun)
DAS BABON 594 15
DAS JRAGUNG 30.585 44
DAS SERANG 32.100 90
DAS TUNTANG 26.464 16
Sumber : BBWS Jratun Seluna
Peta daerah aliran sungai terlampir (Peta 2.1.)
Selain itu di kawasan Demak juga memiliki potensi cekungan air tanah yang cukup tinggi yakni :

Tabel 2.2.
Jenis Air Tanah di Kabupaten/Kota
No. Jenis Air Tanah Debit
1 Air tanah dangkal 166,2 juta m³/th
2 Air tanah dalam 4,1 juta m³/th
Sumber : RTRW Kabupaten Demak Tahun 2011-2031

2.1.3 Administratif
Secara administrasi Kabupaten Demak terdiri dari 14 kecamatan, 243 desa, dan 6 kelurahan, 512
dusun, 6.326 Rukun Tetangga (RT) dan 1.262 Rukun Warga (RW), dengan luas wilayah 89.743 ha
(Peta 2.4. terlampir). Jarak Ibukota Kabupaten Demak dan Ibukota Kabupaten lain di sekitarnya :
Demak – Semarang : 26 km
Demak – Kudus : 25 km
Demak – Jepara : 45 km
Demak – Grobogan : 38 km

Tabel 2.3.
Tabel Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Demak Tahun 2010
Luas Wilayah
No. Kecamatan Kelurahan Desa Jumlah %
Ha
Thd Total
1. Mranggen 0 19 19 7.222 8,06
2. Karangawen 0 12 12 6.695 7,46
3. Guntur 0 20 20 5.753 6,41
4. Sayung 0 20 20 7.869 8,77
5. Karangtengah 0 17 17 5.155 5,74
6. Bonang 0 21 21 8.324 9,27
7. Demak 6 13 13 6.113 6,81
8. Wonosalam 0 21 21 5.788 6,46
9. Dempet 0 16 16 6.161 6,85
10. Gajah 0 18 18 4.783 5,33
11. Karanganyar 0 17 17 6.776 7,56
12. Mijen 0 15 15 5.029 5,60
13. Wedung 0 20 20 9.876 11
14. Kebonagung 0 14 14 4.199 4,68
Jumlah 6 243 249 89.743 100
Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2011

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 2


Peta 2.2.
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 3


Peta 2.3.
Orientasi Kabupaten Demak Dalam Provinsi Jawa Tengah

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 4


2.1.4 Kondisi Topografi
Kabupaten Demak mempunyai relief yang beraneka ragam, terdiri dari pantai, dataran rendah,
dataran tinggi dan pegunungan. Kondisi topografi wilayah Kabupaten Demak antara 0 – 100 m di
atas permukaan air laut (dpl). Pembagian daerah berdasarkan ketinggian adalah sebagai berikut:
1. Region A :
- Ketinggian 0 – 3 meter
Lokasi : Kecamatan Demak, Bonang, Karangtengah, Mijen, Sayung dan Wedung.
2. Region B
- Ketinggian 3 – 10 m
Lokasi : sebagian besar Kecamatan di Kabupaten Demak
- Ketinggian 10 – 25 m
Lokasi : sebagian dari Kecamatan Dempet, Karangawen dan Mranggen.
- Ketinggian 25 – 100 m
Lokasi : sebagian kecil dari Kecamatan Mranggen dan Karangawen.
3. Region C
- Ketinggian lebih dari 100 m
Lokasi : sebagian kecil dari Kecamatan Mranggen dan Karangawen.
Peta topografi terlampir (Peta 2.4)

2.1.5 Struktur Geologi


Tekstur tanah dari wilayah Kabupaten Demak dibagi dua region :
- Region A :
Tekstur tanah halus (liat), meliputi sebagian dari hampir seluruh kecamatan dari wilayah
Kabupaten Demak kecuali Kecamatan Karangtengah seluas : 49.066 Ha.
- Region B :
Tekstur tanah sedang (lempung) meliputi sebagian dari hampir seluruh kecamatan dari
wilayah Kabupaten Demak kecuali Kecamatan Dempet dan Gajah seluas : 40.677 Ha.
Struktur Geologi Kabupaten Demak terdiri dari struktur Aluvium, miosen fasies sedimen, pliosen
fasies sedimen, plistosen fasies gunung api dan pliosen fasies batu gamping.
- Struktur Aluvium terdapat hampir semua kecamatan di Kabupaten Demak yaitu di
Kecamatan Mijen, Bonang, Demak, Gajah, Karanganyar, Wonosalam, Karangtengah,
Dempet, Sayung, Guntur, Mranggen dan Karangawen.
- Miosen, fasies sedimen terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen yaitu di Desa
Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen.
- Pliosen, fasies sedimen terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen yaitu di Desa
Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen.
- Plistosen, fasies gunung api terdapat di sebagian kecamatan Karangawen yaitu Desa
Margohayu dan Wonosekar dan terdapat di Kecamatan Mranggen khususnya di Desa
Sumberejo.
- Pliosen, fasies batu gamping yaitu hanya terdapat di Kecamatan Mranggen.
Peta geologi terlampir (Peta 2.5.)

2.1.6 Iklim
Sebagaimana musim di Indonesia pada umumnya, di Kabupaten Demak hanya dikenal dua musim
yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin
berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim
kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung
uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, sehingga terjadi musim penghujan. Keadaan
seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei
dan Oktober – November.
Menurut Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Pertambangan dan Energi (DPUPPE) Kabupaten
Demak, selama tahun 2010 di wilayah Demak telah terjadi sebanyak 29 sampai dengan 135 hari
hujan dengan curah hujan antara 223 mm sampai dengan 3.112 mm. Jumlah hari hujan terbanyak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 5


terjadi di daerah Brumbung, sementara curah hujan tertinggi terjadi di daerah Mijen. Peta curah
hujan terlampir (Peta 2.6.)

Tabel 2.4.
Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Demak menurut Stasiun Hujan
Tahun 2010

Sumber : Demak Dalam AngkaTahun 2011

2.2. Demografi
2.2.1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Demak berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010
sebanyak 1.063.768 jiwa terdiri dari 528.925 laki-laki (49,72 persen) dan 534.843 perempuan
(50,28 persen). Jumlah penduduk ini naik sebanyak 79.819 orang atau sekitar 0,74 persen dalam
kurun waktu sepuluh tahun dari tahun 2000.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seakan-akan terjadi penurunan jumlah penduduk di
tahun 2010. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan metodologi antara data tahun 2010 dengan
tahun sebelumnya. Jumlah penduduk tahun sebelumnya merupakan jumlah penduduk hasil

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 6


registrasi yang diperoleh dari desa, sedangkan jumlah penduduk tahun 2010 merupakan hasil
Sensus Penduduk 2010 ditambah mutasi penduduk bulan Juni hingga Desember.

Gambar 2.1.
Piramida Penduduk Kabupaten Demak Tahun 2010

Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Kabupaten Demak termasuk dalam usia
produktif (15-64 tahun) sebanyak 716.641 orang (67,09 persen), dan selebihnya 351.367 orang
(27,86 persen) berusia dibawah 15 tahun dan 43.258 orang (5,05 persen) berusia 65 tahun keatas.
Sedangkan besarnya Angka ketergantungan (dependency ratio) Kabupaten Demak adalah 490,62.
Hal ini berarti bahwa setiap 1.000 orang berusia produktif menanggung sebanyak 490 orang lebih
penduduk usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas.
Dilihat dari kepadatan penduduknya, pada tahun 2010 kepadatan penduduk Kabupaten Demak
mencapai 1.185 orang/Km2. Penduduk terdapat di Kecamatan Mranggen dengan kepadatan 2.200
orang/Km2, sedang penduduk paling jarang berada di Kecamatan Wedung dengan kepadatan
hanya 724 orang/Km2.
Selama tahun 2010 terdapat 13.944 orang (7.428 laki-laki dan 6.516 perempuan) yang datang dan
menjadi penduduk Kabupaten Demak. Jumlah ini turun dari tahun sebelumnya yang sekitar 18.081
orang. Sedang penduduk yang pergi mencapai 9.455 orang (4.351 laki-laki dan 5.104 perempuan)
turun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 11.159 orang.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 7


Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk dan Sex Ratio
Kabupaten Demak Tahun 2006 – 2010
Jenis Kelamin
Tahun Total Sex Ratio
Laki – Laki Perempuan
2006 515.006 528.105 1.043.111 97,52
2007 531.606 541.581 1.073.187 98,16
2008 531.646 545.334 1.076.980 97,49
2009 536.243 549.740 1.085.983 97,54
2010 528.925 534.843 1.063.768 98,89
Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 2.6.
Rata-rata Jumlah Penduduk per Desa/Kelurahan dan per Rumah Tangga
Di Kabupaten Demak Tahun 2010

Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 8


Selama tahun 2010, di Kabupaten Demak terdapat 13.842 kelahiran. Kelahiran tertinggi terjadi di
Kecamatan Mranggen yaitu sebesar 2.441 kelahiran atau sekitar 17,6 persen dari total kelahiran
yang terjadi di Kabupaten Demak, sedang tingkat kelahiran terkecil terdapat di Kecamatan
Kebonagung sebesar 309 kelahiran atau 2,23 persen. Dilihat dari tingkat kelahiran kasar (Crude
Birth Ratio - CBR) yang merupakan jumlah anak yang dilahirkan per 1.000 orang penduduk,
tercatat CBR Kabupaten Demak tahun 2010 adalah 13,08. Sedang menurut tingkat kematian kasar
(Crude Death Ratio - CDR) yang merupakan jumlah kematian per 1.000 orang penduduk, maka
CDR Kabupaten Demak pada tahun yang sama adalah 4,90.
Angka-angka ini naik di banding angka tahun sebelumnya (2009) dimana tingkat kelahiran kasar
sebesar 8,22 dan tingkat kematian kasar 4,13. Rasio anak terhadap wanita usia 15-49 tahun (Child
Women Ratio - CWR) Kabupaten Demak adalah 309,13 yang berarti bahwa terdapat 309 anak
berusia 0-4 tahun pada setiap 1.000 wanita usia 15-49 tahun. Angka ini sedikit dibawah angka
tahun 2009 yang mencapai CWR sebesar 362,23.
Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan
dalam proses pembangunan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), yang dimaksud dengan
penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas. Penduduk usia kerja ini
dibedakan sebagai angkatan kerja yang terdiri dari bekerja dan mencari pekerjaan, serta bukan
angkatan kerja yang terbagi atas yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.
Penduduk Kabupaten Demak usia 15 tahun keatas yang bekerja pada tahun 2010 sebanyak
503.793 orang yang terdiri atas 291.889 laki-laki dan 211.904 perempuan, dirinci menurut
lapangan usahanya. Menurut Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Demak,
banyaknya pencari kerja yang mendaftar selama tahun 2010 adalah sebanyak 12.623 orang.
Sebagian besar dari pencari kerja tersebut berpendidikan setingkat SLTA (65,52 persen), dan
selebihnya 13,72 persen berpendidikan setingkat SLTP, 18,96 persen berpendidikan Diploma/
Perguruan Tinggi dan 1,81 persen berpendidikan SD.
Mayoritas penduduk di kabupaten Demak bekerja pada sektor pertanian sebesar 40,23% dari
jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja. Selanjutnya yang banyak menyerap tenaga
kerja adalah sektor perdagangan sebesar 17,27%, sektor industri pengolahan 15,98%, sektor jasa
12,24% dan sektor kostruksi 9,83% . Sedangkan sektor lainya (pertambangan/penggalian, listrik,
air, gas, angkutan, komunikasi dan keuangan) menyerap 4,45%.
Pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan kematian disebut
pertumbuhan alami dan pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian
dan migrasi disebut pertumbuhan non alami. Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Rembang
menggunakan rumus geometri sebagai berikut:
Pn = Po (1 + r) n

Keterangan :
Pn = Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
Po = Jumlah Penduduk Tahun Dasar
r = Laju Rata-rata Pertumbuhan Penduduk
n = Selisih Tahun Proyeksi dengan Tahun Awal

Melalui proyeksi penduduk dengan rumus perhitungan tersebut di atas, akan didapatkan angka-
angka proyeksi jumlah penduduk untuk masing-masing kecamatan. Proyeksi penduduk ini
selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan penduduk di masa yang
akan datang dan juga untuk mengetahui tingkat kebutuhan fasilitas dan utilitas umumnya.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 9


Tabel 2.7.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun
(Tahun 2010 - 2014)

Jumlah Penduduk Jumlah Kepala Keluarga Pertumbuhan


Nama Kecamatan Tahun Tahun r
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 %
Mranggen 158.882 160.968 163.082 165.223 167.392 40.181 40.709 41.243 41.785 42.333 1,31
Karangawen 84.193 84.459 84.726 84.994 85.262 23.559 23.633 23.708 23.783 23.858 0,32
Guntur 72.551 72.885 73.220 73.557 73.895 19.960 20.052 20.144 20.237 20.330 0,46
Sayung 98.907 99.659 100.416 102.179 101.948 23.698 23.878 24.060 24.242 24.427 0,76
Karangtengah 59.425 59.536 59.647 59.759 59.871 59.163 59.274 59.384 59.496 59.607 0,19
Bonang 96.292 96.912 97.536 98.164 98.797 23.452 23.603 23.755 23.908 24.062 0,64
Demak 98.511 98.962 99.415 99.871 100.328 25.970 26.089 26.208 26.328 26.449 0,46
Wonosalam 71.761 71.978 72.197 72.415 72.635 19.416 19.475 19.534 19.593 19.652 0,30
Dempet 51.458 51.726 51.995 52.265 52.537 15.698 15.780 15.862 15.944 16.027 0,52
Gajah 43.452 43.584 43.716 43.848 43.981 13.065 13.105 13.144 13.184 13.224 0,30
Karanganyar 68.650 68.905 69.162 69.419 69.677 17.717 17.783 17.849 17.915 17.982 0,37
Mijen 71.426 50.657 50.890 51.124 51.358 13.458 13.520 13.582 13.644 13.707 0,46
Wedung 71.469 71.764 72.061 72.358 72.657 19.416 19.496 19.577 19.658 19.739 0,41
Kebonagung 37.791 38.122 38.456 38.793 39.133 11.176 11.274 11.373 11.472 11.573 0,88
Total 1.063.768 1.070.118 1.076.518 1.082.969 1.089.471 325.929 327.669 329.423 331.190 332.970
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2011 dan Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 10


2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1 Keuangan Daerah
Realisasi penerimaan daerah Kabupaten Demak selama tahun 2010 tercatat 1.149,23 milyar
rupiahs, lebih besar dari tahun 2009 yang sebesar 739,92 milyar rupiah, atau naik sekitar 55,32
persen. Menurut jenisnya penerimaan tersebut berasal dari pendapatan asli daerah sebesar 56,96
milyar rupiah, dana perimbangan 601,42 milyar rupiah, Pendapatan dari pemerintah pusat 89,66
juta rupiah dan dari pemerintah propinsi 103,73 milyar rupiah. Dari jumlah penerimaan tersebut
sebagian besar berasal dari Dana Alokasi Umum yang mencapai 193,73 persen dari total
penerimaan daerah.
Realisasi pengeluaran daerah selama tahun 2010 tercatat sebesar 826,98 milyar rupiah, yang
terbagi atas pengeluaran untuk belanja operasi 84,33 persen, dan belanja modal 15,46 persen,
sebagian besar belanja operasi digunakan untuk belanja pegawai yang mencapai 53,46 persen
dari total pengeluaran. Jumlah pengeluaran ini lebih besar dari pengeluaran tahun sebelumnya
yang sebesar 748,92 milyar rupiahs atau naik sekitar 10,42 persen. Dilihat dari target dan
realisasinya, selama tahun 2010 tercatat realisasi pada hampir semua jenis penerimaan berada
dibawah target yang telah ditetapkan.
Informasi inflasi sebagai tolok ukur kestabilan perekonomian daerah saat ini sangat penting
keberadaannya dalam perencanaan dan penetapan anggaran daerah. Pada tahun 2010, inflasi di
Kabupaten Demak mencapai angka 6,87 persen lebih tinggi dari tingkat inflasi tahun sebelumnya
yang sebesar 3,10 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 1,68 persen dan bulan
September 0,98 persen. Besarnya angka inflasi tahun 2010 dipengaruhi oleh perubahan harga
menurut kelompok barang. Secara umum kenaikan harga masing-masing kelompok barang pada
tahun 2010, adalah makanan 15,27 persen, makanan jadi 8,21 persen, perumahan 4,26 persen,
kesehatan 4,01 persen, transport dan telekomunikasi 2,85 persen, sandang 2,57 persen,
pendidikan dan rekreasi 1,97 persen.
Penyebab inflasi tahun 2010 terutama disebabkan oleh andil kelompok makanan yang cukup besar
yaitu 15,27, selanjutnya adalah kelompok makanan jadi 8,21 dan perumahan 4,26.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 11


Tabel 2.8.
Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Demak 5 Tahun Terakhir
(Tahun 2007 – 2011)

No Anggaran 2007 2008 2009 2010 2011


1 2 3 4 5 6 7
A Pendapatan          
1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 36.541.675.821 46.818.818.000 57.821.547.000 68.555.957.000 78.032.015.000
2 Dana Perimbangan (Transfer) 583.762.607.832 603.449.809.000 597.463.293.000 658.309.836.000 786.271.024.000
3 Lain-lain Pendapatan yang sah 66.530.469.800 69.226.534.500 207.263.456.000 382.583.991.000 206.007.364.000
  Jumlah Pendapatan 686.834.753.453 719.495.161.500 862.548.296.000 1.109.449.784.000 1.070.310.403.000
             
B Belanja          
1 Belanja Tidak langsung 473.437.541.828 521.580.054.600 561.014.537.750 676.909.422.450 698.393.342.250
2 Belanja Langsung 274.159.526.195 257.941.536.900 350.400.955.250 503.542.344.550 476.476.156.750
  Jumlah Belanja 747.597.068.023 779.521.591.500 911.415.493.000 1.180.451.767.000 1.174.869.499.000
             
  Surplus/Defisit anggaran (60.762.314.570) (60.026.430.000) (48.867.197.000) 71.001.983.000) (104.559.096.000)
Sumber : DPKKD Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 12


Tabel 2.9.
Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi APBD 5 Tahun Terakhir
(Tahun 2007 – 2011)

No Anggaran 2007 2008 2009 2010 2011


1 2 3 4 5 6 7
1 DINKES          
Pengawasan kualitas air (depot 20.000.000 14.600.000
air minum dan sarana air
Peningkatan cakupan rumah 50.000.000 30.000.000
sehat
Fasilitasi klinik sanitasi 52.000.000 13.100.000
Peningkatan cakupan jamban 15.000.000 15.000.000
Pembentukan desa sehat 20.000.000 5.000.000
Pengkajian pengembangan 63.140.000
lingkungan sehat
Jumlah Sub Total 157.000.000 77.700.000 63.140.000
2 DPUPPE
Pemberdayaan P3A 50.000.000
Pendampingan WISMP 75.000.000
Perbaikan drainase lingkungan
50.000.000
alun-alun Demak
Biaya operasional
pembangunan sanitasi
lingkungan berbasis 64.140.000
masyarakat Kec. Bonang dan
Wedung
Pemeliharaan TPA sampah
150.000.000 100.000.000 100.000.000
kalikondang
Pemeliharaan TPA sampah
100.000.000 50.000.000 100.000.000
candisari
Pemeliharaan TPS (Tempat
50.000.000 50.000.000 100.000.000
Penampungan Sementara)
Pemeliharaan kontainer, becak
50.000.000 50.000.000 100.000.000
sampah dan gerobag sampah
Pengadaan kontainer, becak
250.000.000 100.000.000
sampah dan gerobag sampah
Pemeliharaan riool dalam kota
50.000.000 50.000.000 100.000.000
demak
Pengadaan alat
30.000.000 30.000.000 50.000.000
kebersihan/persampahan
Operasional pengelolaan
464.420.000 475.000.000 500.000.000
kebersihan
DED drainase Pucanggading 50.000.000
Pembuatan drainase Jl. Sultan
Fatah Hadiwijaya Demak 927.000.000
(Bangub dan penunjang)
Pembangunan sanitasi
514.195.000
lingkungan berbasis

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 13


masyarakat Kec. Mijen (DAK
dan Pendanping)
Pembangunan sanitasi
lingkungan berbasis
514.195.000
masyarakat Kec. Kebonagung
(DAK dan Pendamping)
Biaya operasional kegiatan
pembangunan sanitasi
lingkungan berbasis 90.000.000
masyarakat Kec. Mijen dan
Kec. Kebonagung
Biaya operasional Pamsimas 160.000.000
DED drainase depan pasar
50.000.000
Mranggen
DED instalasi pengelolaan air
50.000.000
(IPA IKK Karangawen)
DED air minum (DAK) 50.000.000
Penataan lingkungan kawasan
500.000.000
kumuh Kab.Demak
Rehabilitasi lingkungan
100.000.000
drainase Mangunjiwan Demak
Pembangunan drainase RT 04
50.000.000
RW 11 Krapyak Bintoro Demak
DED drainase kota demak 50.000.000
Rehabilitasi drainase dan
pembangunan folder RT 03 RW 75.000.000
7 Mangunjiwan Demak
DED kawasan permukiman
50.000.000
kumuh kab.demak
DED sanitasi kota demak 50.000.000
Pekerjaan drainase desa
Botorejo RT 01 s/d RT 05 RW 200.000.000
V Kec. Wonosalam (Bangub)
Pembangunan saluran
500.000.000
drainase Jl Sultan Fatah
Pengadaan sarana pengumpul
450.000.000
sampah
Pembangunan sanitasi
lingkungan berbasis
masyarakat Kelurahan Bintoro 315.600.000
Kec. Demak (DAK dan
Pendamping)
Pembangunan sanitasi
lingkungan berbasis
masyarakat Kelurahan Kalicilik 315.600.000
Kec. Demak (DAK dan
Pendamping)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 14


Pembangunan sanitasi
lingkungan berbasis
315.600.000
masyarakat desa Bango Kec.
Demak (DAK dan Pendamping)
Pembangunan sanitasi
lingkungan berbasis
315.600.000
masyarakat desa Raji Kec.
Demak (DAK dan Pendamping)
Pembangunan sanitasi
lingkungan berbasis
masyarakat desa Kedondong 315.693.000
Kec. Demak (DAK dan
Pendamping)
Penunjang percepatan
pembangunan sanitasi
90.000.000
permukiman (operasional
pembangunan sanitasi)
Penunjang percepatan
pembangunan sanitasi
160.000.000
permukiman (operasional
Pamsimas)
Jumlah Sub Total 1.383.560.000 4.285.390.000 3.928.093.000
3 BAPPEDA
Operasional Pamsimas 30.000.000
Kegiatan air minum dan
15.000.000
penyehatan lingkungan (AMPL)
Koordinasi kegiatan pamsimas 25.000.000
Koordinasi penyelesaian
permasalahan penanganan 40.000.000
sampah perkotaan
Koordinasi perencanaan air
minum, drainase dan sanitasi 175.000.000
perkotaan
Jumlah Sub Total 30.000.000 40.000.000 215.000.000
4 Kantor Lingkungan Hidup
Penyusunan laporan
20.000.000 15.000.000
pemantauan kualitas air
Penyusunan Status lingkungan
15.000.000 14.000.000
hidup daerah
Pengadaan brosur informasi
20.000.000 2.500.000
lingkungan
Monitoring kualitas air badan
sungai, laut dan udara 20.000.000 9.000.000
(DBHCHT)
Pengamanan kualitas
638.200.000
lingkungan hidup (DAK)
Pendamping DAK 63.820.000

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 15


Penyusunan laporan periodik
12.000.000 12.000.000
sampah
Kelestarian lingkungan hidup
693.600.000
(DAK)
Pendamping DAK 69.360.000
Pengawasan dan pengendalian
20.000.000
penggunaan air tanah
Penambahan atap samping
dan pemlesteran halaman
8.210.000
rumah kompos (sisa DAK TA
2010)
Pengadaan sarana prasarana
persampahan dan sanitasi
30.000.000
lingkungan di sekitar industri
hasil tembakau (DBHCHT)
Pemantauan kualitas air badan
sungai, laut dan udara 20.000.000
(DBHCHT)
Peningkaran sarana prasarana
125.000.000
rumah kompos
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam
10.000.000
pengendalian pencemaran
lingkungan
Peningkatan peran serta
perempuan dalam pengelolaan 25.000.000
lingkungan hidup
Sosialiasasi hukum lingkungan 7.000.000
Status kajian lingkungan hidup 110.000.000
Pengawasan lingkungan hidup 17.000.000
Penyediaan sarana prasarana
46.800.000
persampahan
Pengembangan teknologi
550.000.000
pengolahan persampahan
Bimbingan teknis persampahan 78.700.000
Pemantauan kualitas
358.699.000
lingkungan
Pengawasan pelaksanaan
kebijakan bidang lingkungan 30.000.000
hidup
Peningkatan pengelolaan
19.000.000
lingkungan pertambangan
Koordinasi pengelolaan
38.000.000
PROKASIH/SUPERKASIH
Koordinasi penyusunan
38.000.000
AMDAL

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 16


Peningaktan peran serta
masyarakat dalam 19.000.000
pengendalian lingkungan hidup
Pengujian emisi udara akibat
19.800.000
aktivitas industri
Pengujian kadar polusi limbah
23.200.000
padat dan limbah cair
Penyuluhan dan pengendalian
77.500.000
polusi dan pencemaran
Jumlah Sub Total 789.020.000 1.187.670.000 1.298.699.000
5 Bapermas KB
Operasional Pamsimas 72.500.000
Belanja Bantuan Penunjang
330.000.000 357.500.000
PAMSIMAS
Belanja Bantuan Replikasi
660.000.000
PAMSIMAS
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Megonten Kec. 27.500.000
Kebonagung

Belanja Bantuan PAMSIMAS


Reguler ds. Wonoagung Kec. 27.500.000
Karangtengah

Belanja Bantuan PAMSIMAS


Reguler ds. Rejosari Kec. 27.500.000
Karangtengah
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Morodemak Kec. 27.500.000
Bonang
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Sumberejo Kec. 27.500.000
Bonang
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Trimulyo Kec. 27.500.000
Guntur
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Sidoharjo Kec. 27.500.000
Guntur
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Kalitengah Kec. 27.500.000
Mranggen
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Mutihkulon Kec. 27.500.000
Wedung

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 17


Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Jungsemi Kec. 27.500.000
Wedung
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Getas Kec. 27.500.000
Wonosalam
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Babat Kec. 27.500.000
Kebonagung
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Werdoyo Kec. 27.500.000
Kebonagung
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Ngelowetan Kec. 27.500.000
Mijen
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Mojosimo Kec. 27.500.000
Gajah
Belanja Bantuan PAMSIMAS
Reguler ds. Baleromo Kec. 27.500.000
Dempet
Belanja Bantuan Replikasi
PAMSIMAS ds Klampoklor 220.000.000
Kec. Kebonagung
Belanja Bantuan Replikasi
PAMSIMAS ds Sukodono Kec. 220.000.000
Bonang
Belanja Bantuan Replikasi
PAMSIMAS ds Kuncir Kec. 220.000.000
Wonosalam
Belanja Bantuan Replikasi
PAMSIMAS ds Klampoklor 220.000.000
Kec. Kebonagung
Jumlah Sub Total 330.000.000 1.090.000.000 1.320.000.000
6 Disperindagkop & UMKM
Pembangunan landasan
35.000.000
kontainer sampah pasar
Pengangkutan sampah pasar 250.000.000 270.000.000
Pengadaan tong sampah 25.000.000 22.500.000
Pengadaan gerobag sampah 50.000.000 45.000.000
Pemeliharaan kontainer
95.000.000
sampah
Pengadaan kontainer sampah 54.000.000
Pemeliharaan sampah-sampah 42.500.000

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 18


Peningkatan operasi
pemeliharaan prasarana dan 1.292.000.000
sarana persampahan
Jumlah Sub Total - - 455.000.000 434.000.000 1.292.000.000
Jumlah Total Belanja Modal
- - 3.144.580.000 7.114.760.000 8.116.932.000
Sanitasi
Proporsi Belanja Sanitasi
- - 0,35 % 0,60 % 0,69 %
terhadap Belanja Total APBD
Sumber : DPKKD Kabupaten Demak

Tabel 2.10.
Rekapitulasi Belanja Modal Sanitasi per Subsektor untuk Periode 5 Tahun

No Subsektor 2007 2008 2009 2010 2011 Rata- Pertumbuh


rata an
%
1 Air Limbah - -
2 Drainase - -
3 Persampahan - -
4 PHBS - -
5 Total Belanja Sanitasi - - 3.144.580.000 7.114.760.000 8.116.932.000
6 Total Belanja APBD - - 911.415.493.000 1.180.451.767.000 1.174.869.499.000
7 Proporsi Total Belanja - - 0.35 % 0,6 % 0,69 %
Sanitasi terhadap Total
Belanja APBD
Sumber : DPKKD Kabupaten Demak

Tabel 2.11.
Rekapitulasi Retribusi Sanitasi per Subsektor untuk Periode 5 Tahun

No Subsektor 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata Pertumbuhan


%
1 Retribusi Air Limbah - - - - - - -
(Sedot Tinja)
2 Retribusi Drainase - - - - - - -
3 Retribusi Sampah 27.750.000 32.400.000 46.150.000 46.150.000 47.150.000 39.920.000 6,4
Sumber : DPKKD Kabupaten Demak

Tabel 2.12.
Rekapitulasi Retribusi Sanitasi per Subsektor untuk Periode 5 Tahun

No Subsektor 2007 2008 2009 2010 2011


1 Belanja Modal Sanitasi - - 3.144.580.000 7.114.760.000 8.116.932.000
2 Jumlah Penduduk - - 1.085.983 1.063.768 1.070.118
3 Belanja Modal Sanitasi per - -
2.867,98 6.688,26 7.585,08
Penduduk
Sumber : DPKKD Kabupaten Demak

2.3.2 Perekonomian Daerah


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang disajikan secara series memberikan gambaran
kinerja ekonomi makro dari waktu ke waktu, sehingga arah perekonomian regional akan lebih jelas.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 19


Mulai tahun 2003, penghitungan PDRB menggunakan tahun dasar baru (2000) sebagai pengganti
tahun dasar 1993. Hal ini dilakukan karena adanya perkembangan teknologi dan perekonomian
yang mengakibatkan perubahan struktur perekonomian sehingga penggunaan tahun dasar 1993 di
anggap tidak representatif lagi.
Perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan Propinsi Jawa Tengah pada
khususnya, selama kurun waktu tiga tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang
positif, begitu juga dengan perkembangan perekonomian Kabupaten Demak. Dari hasil
perhitungan, kinerja ekonomi Kabupaten Demak pada tahun 2010 sedikit meningkat dibanding
tahun 2009, yaitu dari 4,08 persen menjadi 4,12 persen. Pada tahun 2010 semua sektor ekonomi
mengalami peningkatan (tumbuh positif).
PDRB Kabupaten Demak atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten Demak sebesar 5,334,22 milyar rupiah dan pada
tahun 2010 sebesar 5.932,79 milyar rupiah atau mengalami kenaikan 11,22 kali selama kurun
waktu dua tahun (2009-2010). Sedang untuk PDRB atas dasar harga konstan mengalami kenaikan
4,12 kali pada periode yang sama, yaitu dari 2.901,15 milyar rupiah pada tahun 2009 menjadi
sebesar 3.020,82 milyar rupiah tahun 2010.
Sementara itu, selama kurun waktu dua tahun tersebut PDRB perkapita atas dasar harga berlaku
juga mengalami kenaikan dari 4,91 juta rupiah pada tahun 2009 menjadi 5,41 juta rupiah pada
tahun 2010 atau naik 10,1 persen. Begitu juga dengan PDRB perkapita atas dasar harga konstan
yang mengalami sedikit kenaikan dari 2,68 juta rupiah pada tahun 2009 menjadi 2,75 juta rupiah
pada tahun 2010.
Dilihat dari struktur ekonomi Kabupaten Demak tahun 2009-2010 atas dasar harga berlaku,
pertanian masih merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan
PDRB yang rata-rata mencapai lebih dari 44 persen setiap tahun dari total PDRB. Sektor lain yang
memberikan sumbangan terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa,
serta sektor industri pengolahan dengan sumbangan sebesar 17,99 persen, 11,6 persen, dan 9,5
persen setiap tahun. Kontribusi terkecil diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian yang
memberikan andil kurang dari satu persen.
Secara umum belum nampak adanya pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Demak selama
tahun 2008 - 2010. Hal ini bisa dilihat dari kontribusi sektor-sektor dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Demak yang tetap dan sedikit berfluktuatif.

Gambar 2.2.
Laju Inflasi Kabupaten DemakTahun 2006 - 2010

Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011


Dari hasil perhitungan, selama tiga tahun terakhir (2008-2010) telah terjadi pertumbuhan ekonomi
yang positif dan selalu naik. Jika pada tahun 2008 pertumbuhan PDRB sebesar 4,11 persen, maka
pada tahun 2009 tumbuh sebesar 4,08 persen dan tahun 2010 tumbuh sebesar 4,12 persen.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 20


Pada tabel tersebut juga terlihat laju pertumbuhan seluruh sektor yang menunjukkan partumbuhan
positif. Hal ini menunjukkan telah membaiknya perekonomian, dimana seluruh sektor ekonomi
berhasil bangkit dengan laju pertumbuhan positif terkecuali beberapa subsektor pertanian.
Pada tahun 2010 sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan
dengan sektor-sektor ekonomi yang lain dengan pertumbuhan sebesar 6,11 persen. Sementara
sektor pertanian merupakan sektor dengan pertumbuhan terendah yaitu 2,74 persen.

Tabel 2.13.
Data mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Demak 5 tahun terakhir

Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah


Tahun
(IRFD)
2008 0,1115
2009 0,1249
2010 0,1229
2011 0,1451
2012 0,0916
Sumber : www.djpk.depkeu.go.id

Tabel 2.14.
Data Perekonomian Umum Daerah Kabupaten Demak 5 tahun terakhir

No Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010


(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
PDRB harga konstan
1 (struktur perekonomian) 2.570.573,49  2.677.366,77   2.787.524,02  2.901.151,51 3.020.821,04 
(jutaan Rp.)
2 Pendapatan Perkapita
2.499.218 2.562.473 2.597.944 2.684.238 2.753.008
Kabupaten/Kota (Rp.)
3 Upah Minimum Regional
450.000 581.000 647.500 772.262 813.400
Kabupaten/Kota (Rp.)
4 Inflasi (%) 6,06 5,98 12,64 3,10 6,87
5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,02 4,15 4,11 4,08 4,12
Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2010 - 2011

2.4. Tata Ruang Wilayah


2.4.1 Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang Kabupaten Demak, selanjutnya tujuan tersebut akan
dijabarkan dalam kebijakan sebagai berikut :
1. pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif;
2. pengembangan komoditas pertanian yang prospektif;
3. pengembangan kawasan pesisir;
4. pengembangan pusat pelayanan;
5. pengembangan prasarana wilayah pada kawasan perkotaan dan perdesaan;
6. peningkatan pengelolaan kawasan lindung;
7. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan;

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 21


8. pengembangan kawasan industri yang mempertimbangkan efektivitas ruang;
9. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan.
Kebijakan yang telah ditetapkan diatas, selanjutnya masing-masing dijabarkan dalam strategi
penataan ruang sebagai berikut :
1. Strategi pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif meliputi :
- mengarahkan perkembangan kegiatan terbangun pada lahan-lahan yang bukan
merupakan sawah irigasi;
- menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
2. Strategi pengembangan komoditas pertanian yang prospektif meliputi :
- menentukan zona kawasan pertanian lahan basah, lahan kering, dan
hortikultura;
- mengembangkan budidaya tanaman buah-buahan.
3. Strategi pengembangan kawasan pesisir meliputi :
- mengembangkan kawasan pesisir yang berbasis minapolitan;
- melindungi kawasan yang terkena abrasi;
- mengembangkan kawasan pengolahan perikanan.
4. Strategi pengembangan pusat pelayanan meliputi:
- mengembangkan sistem keterkaitan ekonomi kawasan perkotaan-perdesaan;
- mengembangkan pusat pelayanan baru yang mampu berfungsi sebagai PKL;
- mengoptimalkan peran Ibukota Kecamatan sebagai PPK.
5. Strategi pengembangan prasarana wilayah pada kawasan perkotaan dan perdesaan
meliputi:
- meningkatkan kualitas jaringan jalan yang menghubungkan simpul-simpul
kawasan produksi dengan kawasan pusat pemasaran;
- meningkatkan pelayanan sistem kelistrikan dan telekomunikasi di kawasan
perdesaan;
- mengembangkan sistem prasarana sumberdaya air;
- mengembangkan sistem sanitasi lingkungan di kawasan perkotaan.
6. Strategi peningkatan pengelolaan kawasan lindung meliputi:
- meningkatkan kualitas perlindungan di kawasan lindung sesuai dengan sifat
perlindungannya
- meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat perlindungan kawasan
lindung;
- memindahkan secara bertahap permukiman berada di kawasan rawan banjir
dan/atau rob dan/atau abrasi.
7. Strategi pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan meliputi :
- membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan
bencana;
- mengembangkan ruang kawasan perkotaan perkotaan secara efisien dan
kompak;
- mengembangkan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan;
- membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan.
8. Strategi pengembangan kawasan industri yang mempertimbangkan efektivitas ruang
meliputi :
- menentukan batas kawasan peruntukan industri;
- mengatur kegiatan industri pada masing-masing kawasan peruntukan industri;
- meningkatkan pengelolaan kawasan industri.
9. Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan meliputi:
- mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi
khusus pertahanan dan keamanan;
- mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan strategis nasional;

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 22


- turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan.

2.4.2 Rencana Sistem Perkotaan


Setiap pusat pelayanan suatu kawasan dibentuk oleh suatu wilayah pengembangan dengan
beberapa kawasan pengembangan di dalamnya. Setiap pusat wilayah pengembangan membawahi
beberapa pusat kawasan pengembangan dan berfungsi melayani kawasan di sekitarnya
(hinterland) yang hirarki pelayanannya lebih kecil sesuai dengan konsep pengembangan yang
telah ditetapkan. Wilayah pengembangan dan kawasan pengembangan dalam struktur tata ruang
Kabupaten Demak ditentukan berdasarkan efisiensi jangkauan pelayanan dan kawasan-kawasan
strategis. Pengembangan tersebut secara efektif tidak termasuk pada kawasan – kawasan yang
dilindungi (kawasan lindung).
Titik simpul pengembangan (kota-kota), baik sebagai pusat pertumbuhan maupun pusat-pusat
pelayanan dari permukiman. Kawasan pengembangan dan Wilayah pengembangan mempunyai
hubungan timbal balik dengan pola memusat berupa orientasi pada kawasan-kawasan terdekat
yang mempunyai tingkat pelayanan (hirarki) lebih tinggi. Dengan demikian maka kawasan-
kawasan permukiman akan berorientasi ke pusat pelayanan dan pengembangan, dan pusat
kawasan pengembangan akan berorientasi pada pusat wilayah pengembangan sehingga
membentuk suatu struktur tata ruang yang dinamis dan kompak.
Penentuan skala pelayanan (hirarki kota-kota) berdasarkan pada penilaian yang sudah ada,
dengan memperhatikan :
- Penyediaan fasilitas pelayanan besaran kota
- Tingkat aksesbilitas
- Tingkat Interaksi / Garfitasi kota
- Kecenderungan orientasi perkembangan (ruang dan kegiatan)
- Jumlah penduduk
Fungsi masing-masing dari pusat pelayanan adalah hasil analisis kesesuaian lahan dan sekaligus
mempertimbangkan kebijaksanaan daerah yang berlaku. Secara rinci masing-masing pusat
pelayanan di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :
- Kota Hirarki I : Kota Demak
- Kota Hirarki II : Kota Mranggen
- Kota Hirarki III : Kota Wedung, Gajah dan Kota Dempet
- Kota Hirarki IV : Kota Sayung, Bonang, Karangtengah, Karangawen, Guntur, Wonosalam,
Mijen, Karanganyar, Kebonagung
Dengan mempertimbangkan kondisi wilayah Kabupaten Demak, maka untuk memudahkan dalam
dalam pembagian sistem pusat pelayanan, maka akan ditentukan pula sistem perwilayahan
pembangunan dalam Satuan Wilayah Pembangunan berdasarkan keterkaitannya dengan sistem
pelayanan.

2.4.3 Bencana Alam dan Lingkungan


Kabupaten Demak tidak memiliki potensi bencana alam yang besar seperti Gunung Berapi,
gerakan tanah ataupun tanah longsor. Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kondisi
topografi dan geologi adalah adanya daerah angin topan, banjir, abrasi dan rawan banjir di
Kabupaten Demak (Peta 2.11.). Permasalahan lingkungan tersebut diatas, dapa dijabarkan
sebagai berikut :
- Angin Topan
Bencana angin topan di kabupaten demak terdapat di Kecamatan Bonang yaitu (Desa Purworejo),
Kecamatan Karanganyar (Desa Ketanjung), Kecamatan Sayung (Desa Surodadi, Tugu Dan
Gemulak), Kecamatan Dempet (Desa Sidomulyo Dan Gempoldenok) Kecamatan Wonosalam
(Desa Botorejo).
- Banjir

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 23


Adapun daerah yang sering terjadi banjir pada musim penghujan yaitu hanya terdapat di
Kecamatan Guntur yang terdapat didesa Blerong. Bencana banjir yang terjadi sering menggangu
aktifitas penduduk yang ada di daerah kecamatan Guntur.
- Rawan Banjir
Rawan banjir pada musim penghujan berada di sebagian besar kecamatan Demak, Sayung,
Karangtengah, Bonang, Karanganyar, Wonosalam, Guntur dan Mranggen. Hal tersebut
dikarenakan berbagai aktivitas manusia dan pesatnya perkembangan pembangunan yang
mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap lahan. Perubahan penggunaan lahan
dari lahan pertanian dan hutan menjadi lahan untuk perumahan, akan berpengaruh pada
berkurangnya tingkat peresapan air ke dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim hujan
dan menurunnya permukaan air tanah.
- Abrasi
Abrasi terjadi di Kawasan Pesisir Daerah Pantai Kabupaten Demak diakibatkan oleh aktivitas
manusia (penebangan hutan mangrove untuk diambil kayunya, dan konversi hutan mangrove
menjadi tambak) dan proses alami (terpaan gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus
serta perubahan pola arus yang menyusur pantai). Konfigurasi daratan pantai yang berupa
tonjolan(tanjung) memiliki kontribusi utama sebagai penyebab terjadinya pembelokan arus
menyusur pantai (AMP) dan defraksi gelombang yang menuju pantai, sehingga berakibat
terjadinya abrasi (erosi) di pantai tertentu. Sebagai imbangan terjadinya fenomena abrasi, akan
terjadi pula fenomena akresi (sedimentasi), yang mengakibatkan terjadinya tanah timbul di tempat
lain. Dari hasil pengamatan terlihat beberapa tempat yang mengalami abrasi antara lain: sebagian
daerah pantai utara yaitu kecamatan sayung, boning dan wedung. Hal tersebut disebabkan kurang
mantapnya sistem penyangga pantai, terutama sebagai akibat struktur tanah yang rapuh ( dispers)
serta kurangnya tanaman pelindung pantai di ketiga sebagian kecamatan yang berbatasan dengan
laut tadi

2.4.4 Kawasan Perbatasan


Wilayah Kabupaten Demak berbatasan dengan Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Jepara. Kawasan perbatasan yang perlu
diperhatikan perkembangannya adalah Genuk - Sayung , Semarang Timur – Mranggen, Dempet –
Godong, Mijen – Welahan (Jepara) dan Karanganyar – Kudus. Adapun lokasi dari kawasan
perbatasan tersebut, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Permasalahan kawasan perbatasan Kabupaten Demak dengan daerah disekitarnya ini adalah
adalah adanya ketimpangan perkembangan, ketimpangan sosial ekonomi, dan peyediaan
permasalahan prasarana serta sarana umum (PSU). Jika permasalahan ini tidak ditangani dengan
baik, maka dapat menimbulkan permasalahan sosial di kawasan perbatasan. Dalam upaya
menumbuhkan Kawasan Perbatasan, maka dalam pengelolaannya perlu adanya kerja sama
dengan daerah yang bersangkutan, sehingga tidak merugikan kedua belah pihak. Kawasan
Perbatasan di wilayah Kabupaten Demak meliputi :

a. Kawasan Sayung – Genuk (Kota Semarang)


Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan pada kawasan perbatasan Sayung - Genuk adalah :
- Pengembangan industri
- Transportasi (Pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
- Penanganan rob dan banjir.
b. Kawasan Mranggen – Pedurungan (Kota Semarang)
Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan di kawasan perbatasan Pedurungan - Mranggen
adalah
- Pengembangan industri
- Transportasi (Pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
c. Kawasan Dempet – Godong (Kabupaten Grobogan)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 24


Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan di kawasan perbatasan Pedurungan - Mranggen
adalah :
- Perlindungan lahan sawah beririgasi
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
d. Kawasan Mijen – Welahan (Kabupaten Jepara)
Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan di kawasan perbatasan Mijen - Welahan adalah :
- Perlindungan lahan sawah beririgasi
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
e. Kawasan Karanganyar – Kudus (Kabupaten Kudus)
Aspek-aspek yang perlu dikerjasamakan di kawasan perbatasan Karanganyar - Kudus
adalah:
- Perlindungan lahan sawah beririgasi
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya

Gambar 2.3.
Kawasan Perbatasan di Kabupaten Demak

Sumber : RTRW Kabupaten Demak Tahun 2011-2013


2.5. Sosial dan Budaya
2.5.1 Pendidikan
Pembangunan pendidikan memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kualitas sumber daya
manusia. Pembangunan pendidikan dikonsentrasikan pada tiga pilar yaitu pemerataan akses
memperoleh pendidikan, mutu dan relevansi, serta tata kelola dan pencitraan publik
penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap penduduk, bahkan setiap penduduk berhak untuk dapat
mengenyam pendidikan, khususnya penduduk usia sekolah (7-24 tahun). Jumlah penduduk usia 7-
24 tahun yang pada tahun 2010 masih bersekolah sebanyak: SD 104.706 orang, SLTP 25.281
orang, dan SLTA 12.038 orang.
Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan
seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai. Berdasarkan data dari Kantor
Depdiknas Kabupaten Demak, pada tahun 2010 diketahui ada 576 Sekolah Dasar (SD), 77
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 67 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 25


Gambar 2.4.
Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan dan Status
di Kabupaten Demak Tahun 2010

Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

Sedang jumlah guru berturut-turut 6.085 untuk SD, 1.932 untuk SLTP dan 908 untuk SLTA. Dari
jumlah guru dan murid diatas dapat dihitung rasio murid terhadap guru, dimana rasio murid
terhadap guru untuk SD adalah 17,21 untuk SLTP 13,08 dan untuk SLTA 13,25. Ini berarti bahwa
setiap guru SD harus menangani sedikitnya 17 orang, begitu juga untuk SLTP dan SLTA.

Tabel 2.15.
Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Demak

Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 26


Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
Mranggen 51 12 13 - 21 20 14
Karangawen 41 6 4 - 11 7 4
Guntur 43 3 4 - 11 8 -
Sayung 48 7 8 - 7 8 -
Karangtengah 36 4 4 - 3 4 1
Bonang 42 5 2 - 16 13 4
Demak 59 8 7 6 6 6 -
Wonosalam 42 4 5 - 3 7 3
Dempet 37 7 3 - - - -
Gajah 35 4 3 - 2 5 3
Karanganyar 45 2 1 - 4 7 3
Mijen 31 2 1 - 4 6 -
Wedung 32 3 2 - 17 13 7
Kebunagung 27 7 - - 3 - 3
Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

Dari sumber yang sama didapat jumlah anak putus sekolah (drop-out) selama tahun 2010 menurut
tingkat pendidikan adalah untuk tingkat SD 128 orang, SLTP 69 orang dan SLTA 47 orang,
sehingga jumlah seluruhnya mencapai 244 orang.

2.5.2 Kesehatan
Kesehatan merupakan masalah kita bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, dan oleh
karena itu kesehatan perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satu peran
pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat luas baik dari segi finansial maupun lokasinya. Sarana kesehatan
tersebut antara lain berupa Rumah Sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan tenaga
kesehatan.
Selama ini Kabupaten Demak telah memiliki sarana kesehatan yang memadai di hampir pelosok
desa, namun kualitasnya masih di bawah standar terutama untuk penyediaan sarana kesehatan
dasar. Pada tahun 2010, di Kabupaten Demak terdapat 3 RSU, 26 puskesmas, 53 puskesmas
pembantu dan 40 balai pengobatan.

Tabel 2.16.
Banyaknya Prasarana Kesehatan
di Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 27


Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

Selain itu, sarana kesehatan lain yang berupa tenaga kesehatan adalah 8 dokter spesialis, 65
dokter umum, 13 dokter gigi, 4 apoteker, 28 sarjana kesehatan, 115 sarjana muda kesehatan, 168
perawat, 24 perawat khusus gigi, dan 352 bidan. Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Demak
masih kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya jumlah tenaga kesehatan
dibandingkan dengan jumlah penduduk mengacu pada Kepmenkes No 1202/Menkes/SK/VIII/2003
tentang Indikator Indonesia Sehat 2010. Kondisi ini perlu mendapat perhatian sehingga pelayanan
kesehatan menjadi lebih baik.
Banyaknya tersangka penderita TBC berkurang pada tahun 2010, jika dibandingkan dengan
jumlah tersangka penderita tahun sebelumnya (2009). Jika pada tahun 2009 tersangka penderita
TBC berjumlah 5.014 orang dan yang positip menderita 645 orang, maka tahun 2010 tersangka
penderita berkurang menjadi 1.180 orang dengan yang positip menderita 772 orang.

2.5.3 Sosial Masyarakat


a. Kesejahteraan Masyarakat
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Demak juga dapat dilihat dari jumlah penduduk
miskin. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak pada tahun 2005
sebanyak 245.000 orang, selama kurun waktu lima tahun menurun menjadi 198.800 pada tahun
2010. Data penduduk miskin dan rumah tangga miskin tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.17.
Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera di Kabupaten Demak Tahun 2010

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 28


Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011
Tabel 2.18.
Jumlah Rumah per Kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Rumah
Mranggen 40.181
Karangawen 23.559
Guntur 19.960

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 29


Sayung 23.698
Karangtengah 59.163
Bonang 23.452
Demak 25.970
Wonosalam 19.416
Dempet 15.698
Gajah 13.065
Karanganyar 17.717
Mijen 13.458
Wedung 19.416
Kebunagung 11.176
Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

b. Agama
Mayoritas penduduk Kabupaten Demak merupakan pemeluk agama Islam. Pada tahun 2010
pemeluk agama Islam sebesar 99.45%, Kristen 0.36%, Katholik 0.16%, Budha dan Hindu 0.03%.
Namun dalam kehidupan bermasyarakat, toleransi antar umat beragama cukup harmonis.
Keharmonisan tersebut salah satunya dapat dilihat dari banyaknya tempat ibadah yang ada
disekitar warga yang majemuk. Jumlah tempat ibadah yang tercatat pada tahun 2010 adalah :
masjid sebanyak 712 buah, mushola 3.843 buah, gereja kristen 24 buah, gereja katholik 1 buah,
serta vihara/klentheng sebanyak 1 buah. Kabupaten Demak merupakan salah satu daerah yang
memiliki pondok pesantren yang cukup banyak. Pada tahun 2010 jumlah pondok pesantren
sebanyak 222 dengan jumlah santri 32.784 orang.

Tabel 2.19.
Banyaknya Sarana Tempat Ibadah di Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 30


Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 2.20.
Banyaknya Pondok Pesantren, Santri dan Guru Santri di Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 31


Sumber : Demak Dalam Angka Tahun 2011

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah


Bersandar pada prinsip – prinsip otonomi daerah bahwa pemerintah daerah memiliki hak,
wewenang dan kewajiban mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan yang mendukung tugas – tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas – tugas
pembantuan lainnya yang terejawantahkan sebagaimana tertuang dalam :
- Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Demak
- Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Demak
- Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah, Satpol PP dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Demak
- Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan
dan Kelurahan Kabupaten Demak
- Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain
Daerah Kabupaten Demak
Pemerintah Kabupaten Demak dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selalu
mengedepankan pola pendekatan partisipastif (partisipatory approach) yang diharapkan
penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan daerah selalu berkembang dinamis dan sejalan
dengan aspirasi masyarakat, sehingga akan terjadi atau tumbuh timbal balik ( feed back) antara
pemerintah daerah, masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya secara selaras, sinergi
dan berkesinambu\ngan.
Pemerintah Daerah terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang meliputi :
a. Sekretariat Daerah
b. Staf Ahli
c. Sekretariat DPRD

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 32


d. Dinas Daerah
e. Lembaga Teknis Daerah
f. Satpol PP
g. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
h. Kecamatan
i. Kelurahan
Dalam penyelenggaraan urusan sanitasi, berdasarkan SOTK Perangkat Daerah Kabupaten Demak
telah terjabarkan pada tugas pokok dan fungsi beberapa SKPD terkait yaitu :
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah Koordinatif dan Perencanaan Pembangunan adalah Badan
Perencana Pembangunan Daerah yaitu pada Bidang Fisik Prasarana dan Bidang
Pemerintahan, Sosial dan Budaya.
b. Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Teknis, meliputi :
1. Dinas Pekerjaan Umum PPE yaitu pada Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang, Bidang
Kebersihan dan Pertamanan.
2. Dinas Kesehatan yaitu pada Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana yaitu pada Bidang
Pengembangan dan Pemberdayaan SDA, Lingkungan dan TTG.
4. Dinas Pendidikan terkait dengan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan non formal.
5. Kantor Lingkungan Hidup yaitu pada Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan.
6. SKPD lainnya yang terkait dalam koordinasi pelaksanaan program kegiatan sanitasi yaitu
Bagian Humas, Bagian Administrasi Pembangunan dan Bagian Pemerintahan Setda
Kabupaten Demak.
7. Perangkat Daerah Kewilayahan yang terdiri dari Kecamatan, Kelurahan dan Desa.
8. UPTD Puskemas
9. Jabatan Fungsional yaitu Sanitarian Kecamatan
Dalam upaya menjamin terselenggaranya pelayanan sanitasi yang berkelanjutan, pemerintah
Kabupaten Demak melaksanakan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP) pada tahun 2012. Guna mendukung pelaksanaan kegiatan program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tersebut agar berjalan efektif dan efisien serta
berdaya guna, perlu membentuk Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja) Sanitasi Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman Kabupaten Demak. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Nomor 663/1143/2011 tanggal 6 September 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA)
Sanitasi Program PPSP Kabupaten Demak, tugas pokok dari Pokja Sanitasi adalah :
a. memfasilitasi upaya peningkatan kesadaran, kepedulian dan dukungan seluruh
stakeholder dalam proses percepatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Demak;
b. menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Demak;
c. melakukan koordinasi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Demak dan stakeholder lainnya di Kabupaten Demak, serta Kelompok Kerja (Pokja)
Sanitasi Provinsi dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi
Kabupaten Demak;
d. memfasilitasi proses pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi
yang terintegrasi di tingkat Kabupaten Demak;
e. berkoordinasi dengan Kelompok Kerja (Pokja) Provinsi dalam hal pelaksanaan
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dan dalam rangka memberikan
masukan bagi penyempurnaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP);
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara berkala dan atau sewaktu-
waktu kepada Bupati; dan
g. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Bupati.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 33


Gambar 2.5.
Bagan Dinas dan Lembaga Teknis Daerah yang terkait dalam Pembangunan Sanitasi
di Kabupaten Demak

BUPATI

Dinas Kesehatan DPUPPE BAPERMAS & KB BAPPEDA KLH


Bidang Promosi Bidang Cipta Karya & Bid. Pemberdayaan Bidang Fisik & Prasarana Seksi AMDAL
Kesehatan dan Perumahan Kelembagaan Masy Seksi Pengawasan dan
Pemberdayaan Masy Bidang Kebersihan, Bid. Peningkatan Pengendalian
Bidang Pencegaan Pertamanan & PJU Partisipasi Institusi
Pemberantasan
Penyakit &
Penyehatan
Lingkungan

: Tupoksi langsung
: Tupoksi tidak langsung
Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 34


Gambar 2.6.
Ringkasan Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Demak

Perda No. 5 Tahun 2008 DPRD


Sekretariat Daerah

Perda No. 5 Tahun 2008 Perda No. 5 Tahun 2008


Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah

Perda No. 6 Tahun 2008 Perda No. 7 Tahun 2008


Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah
Perda No. 8 Tahun 2008
Kecamatan
Dinas DIKPORA BAPPEDA
Dinas Kesehatan BAPERMAS & KB
Dinas Sosial, Tng Krj & Trans Badan Kepegawaian Daerah
Dinas Perhub, Kom & Info Inspektorat Perda No. 8 Tahun 2008
Dinas Kependudukan & Capil KP4 Kelurahan
Dinas Pariwisata & Kebudayaan KLH
DPUPPE KP3A
Dinas Perindustrian, Koperasi & Kantor KESBANGLINMAS
UMKM Kantor Perpustakaan & Arsip
Dinas Pertanian Kantor Penanaman Modal
Dinas Kelautan & Perikanan Kantor Ketahanan Pangan
DPKKD RSUD Sunan Kalijaga
Satpol PP
KPPT
Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 35


Gambar 2.7.
Struktur Organisasi Sekretaris Daerah Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 36


Gambar 2.8.
Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 37


Gambar 2.9.
Struktur Organisasi DPUPPE Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 38


Gambar 2.10.
Struktur Organisasi KLH Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 39


Gambar 2.11.
Struktur Organisasi Bapermas dan KB Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 40


Gambar 2.12.
Struktur Organisasi DPKKD Kabupaten Demak

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DEMAK 41

Anda mungkin juga menyukai