Laporan Magang PPSDM
Laporan Magang PPSDM
Latar Belakang Kemajuan teknologi dan perkembangan industri yang pesat sean dubutuhkannya
sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional di bidangnya Hal ini dapat diperoleh dari
lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non formal melaha peningkatan kualitas pendidikan
sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan Peran serta dari dunia industri dapat memberikan
dukungan sarana dan prasarana yang
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi diperlukan adanya indusui yang maju dengan tenaga
kerja yang profesional dalam bidangnya. Keahlian tenaga kerja harus ditunjang oleh beberapa hal,
antara lain pengetahuan dasar, pengetahuan keahlan keahlian dasar nalar (analisis dan sintesis),
manajemen industri, meupun kepemimpinan di lapangan industri.
Kerja praktek adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakart. Kerja praktek ini bertujuan untuk
membuka wawasan mahasiswa terhadap pengalaman dalam bidang industri secara nyata, hubungan
personal antara pekerja dan keterkaitan setiap disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lainnya. Salah
satu lembaga atau instansi yang mempunyai keterkaitan dengan bidang teknik kimia adalah
Pusdiklat Migas Cepu. Pusdiklat Migas Cepu merupakan salah satu lembaga kedinasan yang
mendidik dan melatih seluruh pegawai industri migas di Indonesia serta memberikan sertifikasi yang
bertaraf nasional.
Pusdiklat Migas Cepu merupakan salah satu lembaga yang berada di bawah Badan Diklat Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral. Pusdiklat Migas Cepu mempunyai tugas melaksanakan pendidikan,
latihan-latihan, dan kursus-kursus dalam bidang perminyakan dan gas. Sarana pendidikan dan
pengolahan minyak bumi yang ada di Pusdiklat Migas Cepu terdiri dari beberapa unit seperti :
Bagian tata usaha bertugas untuk mengatur urusan dan kepegawaian, rumah tangga, ketatausahaan,
serta keuangan Pusdiklat Migas Cepu. Berdasarkan Peraturan Merseri No. 18 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal 810, Bidang Tata Usaha memiliki fungsi :
a. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Sub Bidang Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, kepegawaian, organisasi,
tat laksana, hukum, hubungan masyarakat, serta keprotokolan.
b. Sub Bagian Keuangan Sub Bidang Keuangan dan Rumah Tangga : :yai tugas melakukan urusan
keuangan dan administrasi « .: « H negara
Bidang Program dan Kerjasama bertugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis,
rencana, program, anggaran, kerja sama dan pelaporan di bidang pendidikan dan pelatihan minyak
dan gas bumi. Berdasarkan Peraturan Menteri No.18 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian ESDM Pasal 814, Bidang Program dan Kerjasama memiliki fungsi :
a) Penyiapan bahan penyusunan pedoman, standar, prosedur, kriteria, rencana, program dan
anggaran, serta penyusunan laporan di bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
b) Penyiapan kerja sama dan pengolahan informasi di bidang pendidikan dan minyak dan gas bumi.
Perdasarkan pasal 816 dan 817 Bidang Program dan Kerjasama terdiri atas :
Sub Bidang Rencana dan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan ponyusunan
pedoman, standar, prosedur, kriteria, rencana, program, dan anggaran, serta penyusunan laporan di
bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
Sub Bidang Kerjasama dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapem kerja ssama dan
pengolahan informasi di bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi, serta pelayanan
sertifikasi kompetensi tenaga minyak dan gas bum.
.
. Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan (BDM D) Bidang Penyelenggaraan
dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan bertugas
pelatihan minyak dan gas bumi. Menurut Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010
tentang Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal 818, Bidang Penyelenggaran dan
pelatihan minyak dan gas bumi b) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pendidikan dan
pelatihan minyak dan gas bumi. Berdasarkan pasal 820 dan 821 Bidang Penyelenggaraan dan
Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas :
a Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan mempunyai tugas melakukan penyiapan penyelenggaraan dan pelayanan jasa di
dibang pendidikan dan pelatihan minyak bumi.
5.
Hub Isidang Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melakukan penyiapan
penyelenyyaraan dan pelayanan jasa di bidang pendidikan dan pelatihan minyak bumi,
A Pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan prasarana b Pengelolaan
dan pelayanan jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan prasarana Berdasarkan Pasal 824 dan
825 bidang Sarana dam Prasarana Teknis terdiri atas : a. Sub Bidang Kilang dan Utilitas Subbidang
Kilang dan Utilitas mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat uji
kompetensi sarana dan prasarana teknis kilang dan mlntas. B. Sab Bidang Laboratorium dan Bengkd
Subbidang laboratorium dang bengkel mempunyai tugas melakukan pengelolaan dam pelayanan
jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan prasarana teknis
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada
Seksetaris Badan man Kepala Pusat yang bersangkutan. Kelompok Jabatan Fangsondi di lingkungan
Badan Pendidikan dan Sumber Daya Mineral bertugas
Tugas lainnya yang berdasarkan pada keahlian atau keterampilan tertentu sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang memiliki 3 Sub Bidang, yaitu :
Karyawan merupakan salah satu aset utama yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Karyawan memiliki
peran yang sangat penting, bahkan sukses tidaknya suatu perusahaan sangat tergantung dari
karyawan. Sistem kerja yang berlaku di Pusdiklat Migas Cepu adalah sistem Pegawai Negeri Sipil
(PNS), dimana sehabis masa kerjanya akan mendapat pensiun. Saat ini karyawan yang ada di
Pusdiklat Migas Cepu sebanyak 548 karyawan yang terdiri dari :
Karyawan di Pusdiklat Migas Cepu terbagi menjadi dua kelompok yaitu karyawan non shift dan
karyawan shift. a. Karyawan non shift terdiri dari karyawan tetap dan honorer. Hari dan jam kerrja
karyawan yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah :
Tabel 2. Hari dan Jam Kerja Karyawan Non Shift Pusdiklat Migas Cepu
Pimpinan tertinggi di Pusdiklat Migas Cepu dipegang oleh seorang kepala yang
. Kesejahteraan Karyawan
b) Fasilitas Perumahan
c) Fasilitas Olahraga Sarana yang tersedian berupa GOR, lapangan tembak, lapangan sepak
bola, lapangan atletik, tenis, golf dan kolam renang.
d) Fasilitas Kesenian dan Hiburan Sarana yang tersedia berupa peralatan band, kulintang,
karawitan dan sanggar tari.
e) Fasilitas lain meliputi : cuti selama 12 hari dalam 1 tahun, koperasi, dana pensiun dan dana
gotong royong.
Proses produksi di Pusdiklat Migas Cepu terdapat di unit kilang dengan bahan baku berupa minyak
mentah (crude oil). Pengolahan minyak dilakukan
Dengan proses distilasi atmosferis yaitu pemisahan minyak berdasarkan titik didihnya dengan
tekanan 1 atm.
Unit destilasi atmosferis atau Crude Destilation Unit (CDU) yang berada di kilang Pusdiklat Migas
Cepu mengolah minyak mentah yang bersal dari sumursumur minyak yang terdapat di Kawengan,
Ledok, Ngoblo dan Semanggi yang bernaung dibawah PT Pertamina EP Region Jawa Area Cepu serta
sumur minyak
Umpan unit destilasi di Pusdiklat Migas Cepu adalah minyak mentah jenis HPPO (High Pour Point Oil)
yang merupakan campuran antara minyak mentah
Dari sumur Kawengan yang berjenis LPPO (Light Pour Point Oil) dan bersifat naftanis.
Produk-produk yang dihasilkan dari unit destilasi Pusdiklat Migas Cepu adalah :
E Residu
Kapasitas operasi di kilang Pusdiklat Migas Cepu adalah 308 m//hari, sedangkan kapasitas maksimal
furnace mencapai 330-500 kL/hari dengan
Unit kilang Pusdiklat Migas Cepu megolah crude oil menjadi Petrasol CA, CB, CC, Kerosin, Solar, PH
Solar dan Residu.
Minyak mentah (crude oil) yang akan diolah oleh unit kilang Pusdiklat Migas Cepu terlebih dahulu
dihilangkan ampuritasnya oleh Pertamina
(treatment), kemudian diproses dengan tahap-tahap pengolahan selanjutnya seperti berikut ini :
2.1.3.1. Pemanasan awal di Heat Exchanger
Minyak mentah dari tangki penyimpanan T.101/102 yang bersuhu & 46,9”C dialirkan dengan pompa
P-3/4/5 menuju ke HE-4,5 kemudian ke HE-1 dan HE-2,3 untuk pemanasan hingga mencapai
Suhu & 127,7”C. Media pemanas yang digunakan pada HE-4,5 adalah residu, sedangkan pada HE-1
menggunakan nafta dan HE-2,3
Merupakan campuran udara, fuel gas, fuel oil (residu), dan steam.
Steam digunakan untuk proses atomizing (pengkabutan) fuel oil agar pembakaran berlangsung lebih
cepat dan sempurna. Suhu pada furnace dijaga agar tidak melebihi 370”C karena pada suhu terscbut
Api dalam furnace tidak mati seluruhnya jika furrnace tidak sedang bekerja karena masih terdapat
api yang berasal dari fuel gas. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya flash back (penyalaan api
yang mendadak dari furnace sehingga terjadi perbedaan tekanan antara
Hasil pembakaran dari furnace berupa gas CO», O2 excess, Nzinert, CO dan uap air yang dialirkan
melalui cerobong yang dilengkapi dengan stack dumper untuk mengatur keluarnya gas buang (fuel
gas).
Crude oil yang keluar dari furnace, sekitar 60Y5 berubah menjadi uap kemudian masuk ke
evaporator V-1 untuk memisahkan fase cair dan fase uap. Fase uap (fraksi ringan) yang berupa fraksi
produk campuran pertasol, nafta, kerosin, solar dan PH solar akan keluar dari puncak V-1 pada suhu
& 290,4”C dan dialirkan menuju ke kolom fraksinasi C-1, sedangkan fase cair (fraksi berat) berupa
residu keluar dari dasar V-1 pada suhu & 281,8”C dan dimurnikan ke residue stripper
C-5 dengan bantuan steam injection (steam stripping).
Injeksi steam menggunakan steam kering yang bertujuan untuk memperkecil tekanan persial
hidrokarbon. Hal ini dikarenakan jika tekanan parsial hidrokarbon turun maka penguapan
hidrokarbon menjadi lebih besar sehingga pemisahan uap hidrokarbon dari liguid menjadi lebih
sempurna. Apabila steam mengandung air, sedangkan suhu evaporator lebih tinggi dari suhu steam
maka air yang masuk akan menguap dalam evaporator dam memperbesar tekanan total. Steam
kering diperoleh dari steam yang dilewatkan akumulator terlebih dahulu sehingga steam yang gnasih
mengandung air akan dipisahkan
Fraksi produk di bagian bawah C-5 yang berupa residu siap pakai diolah lebih lanjut dan didestilasi
(pengolahan residu cracking). Residu tersebut digunakan sebagai pamanas pada HE-4,$ kemudian
didinginkan dalam Box Cooler BC.02 sampai suhu & 75”C dan ditampung ke tangki T.104, 122, 123.
Fraksi ringan akan keluar dari
Fraksi ringan di kolom C-1 akan naik ke atas kolom dan terjadi perpindahan panas dan massa melalui
tray-tray yang bertipe bubble cup tray (pemisahan fraksi ringan berupa campuran pertasol CA, CB
dan
Nafta).
Dari side stream terdapat produk pertasol CC langsung bisa dipakai sebagai pelarut (tinner). Di
bawah produk kerosin terdapat fraksi solar yang selanjutnya dimurnikan di solar stripper C-4. Produk
Bahwa C-1 berupa PH solar yang keluar pada suhu #&100-120”C. 2.1.3.5. Pemisahan pada Kolom
Fraksinasi C-2
Produk atas dari kolom C-1 dipisahkan ke kolom C-2. Produk atas yang keluar dari C-2 merupakan
uap yaitu pertasol CA. Dari side stream C-2 dihasilkan produk nafta yang keluar pada suhu &
100120”C.
Produk dari kolom fraksinasi dan kolom stripper didinginkan pada cooler atau diembunkan dengan
kondensor sebelum ditampung di
Tangki penampungan.
# Produk atas kolom fraksinasi C-2 yang berupa pertasol CA masuk ke kondensor CN-1,2,3,4 dan CN-
5,6,7,8,9,10,12 sehingga terjadi pengembunan dan keluar pada suhu & 48-50’C,
Fraksi yang melalui kondensor CN-5,6,7,8,9,10,12 didinginkan pada cooler CL.3,4 sedangkan fraksi
yang melalui kondensor CN-1,2,3,4 didinginkan di box cooler BC.03,04,05,06.
Dan CL.9 pada suhu & 98”C dan keluar pada suhu dan keluar pada suhu & 58/C.
E Produk bawah dari kolom C-2 berupa nafta yang keluar pada suhu & 117”C didinginkan ke cooler
CL.13,14 dan keluar pada suhu & 48C.
E Solar yang merupakan produksi dari C-4, setelah masuk ke HE2,3 didinginkan ke cooler
CL.6,10,11. .
E Residu yang keluar dari HE-4,5 didinginkan dengan box cooler BC.02.
Produk yang telah dihasilkan, dipisahkan terlebih dahulu dari uap air dengan menggunakan
separator sebelum disimpan dalam tangki
Penampungan.
# Pertasol CA dipisahkan dengan separator S-1 dan S-2 kemudian disimpan di tangki T.114/116/117.
# Pertasol CB menggunakan separator S-4 dan ditampung di tangki T.110. e Nafta menggunakan
separator S-2 dan disimpan di tangki T.109
Selain destilasi atmosferik terdapat proses pengolahan lainnya yaitu proses treating dan proses
blending.
a. Proses Treating
Proses ini merupakan proses pengurangan atau penghilangan impuritas yang terdapat dalam minyak
bumi di unit pengolahan kilang Pusdiklat Migas Cepu. Proses ini dilakukan dengan penambahan
NaOH terhadap pertasol untuk mengurangi kadar H)S
Dan RSH. Impuritas dalam produk perlu dihilangkan karena dapat mengakibatkan :
» Menurunkan stabilitas
Proses treating hanya dilakukan pada produk pertasol CA, nafta dan pertasol CC yaitu dengan cara
injeksi NH3 pada puncak
Terjadi sebagai berikut : RSH # N2OH RSNa # HO... (1) H»S #2Na20H Na9S #2H2D. Alir rare semena
(2)
b. Proses Blending
Proses blending dilakukan dengan mencampur dua zat atau lebih yang mempunyai komposisi
berbeda untuk memperoleh hasil yang telah ditentukan. Fungsi dari proses ini adalah:
» Menekan biaya Proses blending dilakukan untuk menghasilkan minyak BOD yang merupakan
campuran AFO dengan solar. Kegunaannya
Adalah untuk meredam goni supaya tahan lama dan R30 yang merupakan campuran antara solar
dengan residu sebagai bahan Bakar industri.
2.2. Utilitas Utilitas merupakan bagian dari suatu pabrik yang berfungsi untuk menyediakan bahan
-bahan pembantu proses sebagai sarana untuk memperlancar proses operasi di
KS Un
Boiler merupakan suatu unit yang memproduksi uap bertekanan (steam), air pendingin kilang dan air
lunak. Pada unit boiler terdapat 3 boiler merk Wanson
Uap yang dihasilkan merupakan boiler tekanan rendah dengan jenis boiler
Pipa api (fire tube) dan satu sumbu api (single burner). Bahan bakar yang digunakan untuk penyalaan
pertama berupa gas LPG dengan ignitor pada busi
(nyala busi) dan diikuti terbukanya control valve bahan bakar solar. Unit boiler
Proses penyediaan uap bertekanan (steam) yaitu air umpan yang masuk ke dalam drum dan
dipanaskan dari hasil pembakaran bahan bakar menjadi uap bertekanan (steam) dengan tekanan 6
kg/cm?.
Kebutuhan uap air (steam) digunakan untuk berbagai keperluan antara lain : proses kilang, pemanas
dan media penggerak pompa torak serta turbin uap. Pada unit boiler tersedia tiga unit ketel uap pipa
api Wanson dengan tekanan
Kerja normal 7 kg/cm? Dengan suhu operasi superhead steam 110’C. Setelah boiler dapat
menghasilkan uap bertekanan, maka tangki bahan bakar residu dipanaskan sampai temperatur
100”C, kemudian bahan bakar solar
Pembakaran dihasilkan dari blower yang dugerakkan oleh motor listrik. 2. Penyedia udara
bertekanan
8 Untuk back wash pada bak penyaringan air di unit water treatment.
Agar sesuai dengan spesifikasi yang digunakan, maka udara bertekanan harus
a) Air Filter/penyaring udara Alat untuk menyaring udara agar terbebas dari kotoran dan debu.
Alat ini
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan udara dari kompresor dengan media pendingin air. C)
Separator
Alat untuk menyerap air, sehingga udara kering. Air dryer terdiri dari 2 jenis yaitu : 1)
Adsorber/Chemis
Udara dilewatkan pada zat higroskopis yaitu alumina yel (A03) untuk menyerap bintik-bintik air. Saat
alumina gel atau silika gel telah jenuh selanjutnya dilakukan regenerasi dengan menyemprotkan
udara bertekanan dengan tekanan 4 kg/cm? Dari atas ke bawah hingga bintik-bintik air yang
menempel pada alumina gel atau silika gel tersebut terkelupas.
2) Refrigerator
Udara didinginkan dengan media freon sampai mencapai suhu 4”C sehingga bintik air mengembun
kemudian dipisahkan dengan air trap. Udara bertekanan digunakan untuk : a. Media istrumentasi
pneumatic b. Media kerja lain, misalnya pada unit wax plant sebagai daya dorong yang dihembus
cairan c. Back wash filter 3. Penyedia Air Lunak
Air industri yang berasal dari unit water treatment dimasukkan ke dalam softener agar kesadahan air
turun. Air lunak digunakan untuk umpan air ketel dan air pendingin mesin. Air yang digunakan untuk
umpan ketel harus memenuhi beberapa syarat yang telah ditetapkan diantaranya pH air sekitar
8,59,5 dengan kesadahan total mendekati nol. Persyaratan tersebut dibuat oleh organisasi pembuat
boiler di Amerika yaitu ABMA (American Boiler Manufacturing Association). Hal ini dimaksudkan
agar dalam ketel atau boiler tidak cepat terbentuk kerak atau scale sehingga tidak menurunkan
efisiensi ketel uap. Kerak dapat menjadi isolasi sehingga permukaan perpindahan panas dapat
terhalang serta dapat menimbulkan kerusakan pada pipa.
Peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk proses penyediaan air uap ketel adalah :
Air industri memiliki turbidity & 10 ppm (mgL) SiO, dilewatkan ke dalam sand filter untuk
mengurangi atau memperkecil tubidity sehingga ukuran (dalam mesh) dari lumpur-lumpur di dalm
air menjadi lebh kecil.
Pasir yang digunakan sebagi filter merupakan pasir silika memiliki kekerasan yang lebih baik bila
dibandingkan dengan pasirpasir dari daerah sekitar Cepu. Pasir Cepu biasanya hanya digunakan
sebagai pasir industri sehingga apabila digunakan sebagai filter maka terlalu halus dan dapat
mempersulit proses penyaringan.
Pasir-pasir silika tersebut akan tersusun dengan sendirinya sesuai ukuran meshnya karena adanya
perbedaan berat jenis,kemudian proses penyaringan dapat berlangsung selama 2 hari. Setelah 2 hari
maka pasir silika berada dalam keadaan jenuh dan tidak mampu lagi untuk menyaring. Hal ini
disebabkan adanya
Proses back wash atau pencucian balik dilakukan dengan menggunakan airyang didorong oleh udara
beretekanan yang berasal dari kompresor dan dilakukan dengan gerakan balik yaitu: dari bagian
bawah sand filter sehingga lumpur-lumpurnya akan keluar dari bagian atas dan lumpur tersebut
dapat digunakan lagi untuk
menyaring.
b. Softener
Proses pengolahan air dari sand filter selanjutnya dialirkan untuk menghilangkan garam-garam yang
dapat menyebabkan terjadinya kesadahan air seperti garam-garam Ca dan Mg dan juga untuk
mengolah air industri supaya menjadi lunak.
Sistem penghilangan garam-garam tersebut dilakukan dengan sistem kation exchange berbentuk
bejana silinder tegak yang didalamnya berisi bahan penukar ion yaitu : Na»R yang biasa disebut resin
atau zeolit
Resin yang digunakan adalah jenis resin JR 200 dikarenakan lebih tahan panas sehingga dapat
diregenerasi dengan air panas pada suhu 80”C dan dapat digunakan sebanyak 4000 liter.
Mekanisme reaksi yang terjadi sebagai berikut : CaCO3 # NapR CaR # Na2Cog3..e..ooooo.o (3)
MgCO3 # Na?R MgR #Na?Cog3......oooWoWom. (4)
Air yang keluar dari softener mempunyai kesadahan nol dan jika semakin lama diuji di laboratorium
maka ada kecenderungan kesadahan mengalami kenaikan sehingga pelunakan harus dihentikan dan
dipindahkan ke softener lain. Setelah 7 hari, resin berada dalam keadaan jenuh yang berarti bahwa
resin tidak mampu mengikat ion-ion Ca” dan Mg” sehingga resin perlu diregenerasi (pengaktifan
kembali) dengan menambahkan NaCl yang diaduk dengan udara bertekanan sampai larut dan
direndam salama 2jam. Untuk sekali proses regenerasi diperlukan NaCl sebanyak 600 Kg. Ion Na”
dari NaCl dapat menggantikan ion Ca dan Mg yang dapat terikat dengan resin. Mekanisme reaksi
yang terjadi sebagai berikut :
CaCl» dan MgCl) yang terbentuk selanjutnya dibuang. Selama proses regenerasi aliran air dari WTP
dihentikan, sedangkan untuk kebutuhan air di ketel uap atau boiler diambil dari tangki
Penampung air lunak yang berkapasitas 500 m’ sehingga cukup untuk waktu 3 atau 4 jam selama
proses regenerasi. Setelah regenerasi selesai, softener dioperasikan kembali secara normal.
Untuk menyaring agar resin tidak keluar. Air yang keluar dari
Softener disebut air lunak, kemudian dialirkan ke tangki penampung air lunak.
Gambar 4. Softener
c. Daerator
Pompa booster menuju ke daerator untuk menghilangkan adanya gas-gas CO» dan O». Gas CO»
akan mengakibatkan terjadinya pembusaan (foaming) akibat produksi uap yang berlebihan sehingga
dapat mengotori dan merusak peralatan-peralatan seperti : pompa
Dan turbin, sedangkan O» dapat menimbulkan karat atau korosi di dalam ketel uap.
1. Sistem Fisis
Sistem ini dilakukan dengan cara memberi panas yaitu dengan memanaskan air umpan sampai suhu
80”C sehingga gas-gas terlarut di dalam air terlepas.
Hal ini dilakukan dengan mengalirkan steam dari bagian bawah daerator sehingga terjadi kontak
langsung dan transfer panas sehingga suhu air meningkat dari 30”C menjadi 80”C dan mengurangi
tekanan sampai 0,001 Kg/cm?.
2. Sistem Chemis
Sistem ini dilakukan dengan penambahan bahan-bahan kimia, seperti: Na»SO: sebanyak 0.5 Kg
setiap 8 jam untuk menyerap atau mengikat O» sehingga tidak masuk ke dalam
Boiler karena dapat menimbulkan korosi. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah:
Na)SO3 4 -02 AN NP 0 7 MANA (7) Penambahan ini dilakukan setelah air keluar dari dalam daerator
demikian juga halnya dengan penambahan bahan-bahan kimia yang lain, yaitu:
Penambahan NaOH (soda api) NaOH ditambahkan sebanyak 0,5 Kg setiap waktu operasi selama 8
jam untuk meningkatkan pH air dari
Penambahan Na:3PO4
Tidak masuk ke boiler. Mekanisme reaksi yang terjadi: 2Na:Poi t 3CaCO3 Ca3(PO4)2 # NazCO3....(8)
Air yang dialirkan dalam pipa yang didalamnya terdapat screw atau berbentuk ulir (aliran air dari
laminer diubah menjadi turbulen) kemudian dipotong oleh medan magnet 24 V yang mengelilingi
aliran air tersebut. Tujuan dari cara tersebut supaya garam-garam Ca dan Mg lemah dan tidak
bereaksi dengan ion OH atau CO3 untuk membentuk scale.
Kebutuhan air pendingin di unit kilang dapat diperoleh dari bak YAP yang telah mengalami proses
penjernihan atau diambil dari bak segaran yang telah mengalami proses penjernihan di unit CPI
(Corrogated Plate Interceptor). Air dari bak segaran yang telah diberi PAC dimasukkan ke unit CPI
yang terdiri dari flokulator PAC yang dilengkapi dengan 1 buah pengaduk agar terjadi pencampuran
secara homogen sehingga membentuk flok-flok dan mengendap di bagian bawah, kemudian air yang
jernih berada di bagian atas dan dialirkan ke tangki flokulator II demikian seterusnya sampai pada
tangki flokulator Ill.
Endapan lumpur atau flok-flok di bagian bawah flokulator III dialirkan Ke dalam clarifier yang terdiri
dari 8 kamar/sel yang disusun secara paralel. Pada clarifier dilengkapi dengan plate-plate yang
dipasang dengan kemiringan 60” C yang berfungsi untuk menyaring atau memisahkan flok-flok yang
terdapat di dalam air sehingga flok-flok tersebut akan menempel pada plate-plate dan ada yang
sebagian mengendap di bagian bawah dan dibuang dengan cara didrainase. Air yang jemih berada
pada bagian paling atas, kemudian dialirkan ke tangki gravitasi dan dimasukkan ke bak
penampungan secara overflow
Dan BPA I air dapat mengalami pengendapan secara overflow kemudian air didistribusikan sebagai
air industri untuk dipompa ke cooling tower secara gravitasi. Air dari cooling tower ditampung dalam
bak air pendingin kemudian disirkulasi kembali ke unit kilang yaitu untuk kondensor, cooler dan box
cooler. Sistem pendingin yang digunakan adalah sistem semi open circuit dimana air yang telah
digunakan sebagai pendingin dikembalikan ke menara pendingin untuk digunakan lagi sebagai
pendingin.
Air umpan boiler adalah air yang dimasukkan kedalam boiler untuk mengganti kehilangan air karena
penguapan atau blow down (pembuangan air boiler) selama operasi berjalan. Jika air umpan boiler
bermutu rendah maka dapat menimbulkan kerak pada permukaan pipa atau seluruh sistem boiler.
Air umpan boiler berasal dari bak segaran yang sebagian dipompa dengan pompa centrifugal single
stage menujuke unit CPI (Corrugated Plate Interceptor). Air yang akan masuk ke CPI ditambahkan
atau diinjeksi tawas dan
Kaporit terlebih dahulu. Dari unit CPI air masuk ke bak air industri (BAIT) yang berkapasitas 100 m’.
Dari BAI, air dialirkan menuju ke pressure sand filter untuk menurunkan turbiditas air menjadi 10
ppm SiO». Oleh karena kesadahan air masih tinggi maka air haris dilunakkan dalam siftener untuk
menghilangkan
Proses pelunakan air dilakukan dengan cara menukar ion dikarenakan selama proses pelunakan, ion
Ca” dan Mg” dihilangkan dari air sadah dan
2NaR MgCl MgRz # 2NaCL.......oooooooo (10) Jika resin telah hampir semuanya mengganti ion Ca””
dan Mg’” maka daya serap ionnya akan turun. Oleh karena itu, resin harus diaktifkan kembali atau
diregenerasi dengan larutan NaCl, dimana ion Na” dari garam akan menggantikan ion Ca?” dan Mg”
yang terikut dalam resin. Reaksi yang terjadi:
MgR» # 2NaC1 2NaR # MgClp....ooooooooooooooo-o 2) CaCl dan MgCl) yang terbentuk selanjutnya
dibuang kemudian dilakukan pencucian resin dengan cara menghembuskan air dari atas softener.
Selama terjadi regenerasi, kebutuhan air di boiler diambil dari tangki penampungan air lunak.
Air yang telah lunak dimasukkan ke tangki penampungan air lunak kemudian dipompa dengan
booster pump menuju ke daerator untuk menghilangkan gas-gas atau udara yang terlarut dalam air
terutama O» dan CO». Proses untuk menghilangkan Ca dan Mg yang telah terbentuk dalam boiler
berupa kerak yaitu dengan menambahkan HCI sebanyak 300 mL. Air yang keluar dari daerator
dipompa menuju alat yang disebut elektromagnetik yang berfungsi untuk melemahkan ion-ion Ca”
dan Mg”.
Elektromagnetik terdiri dari kumparan-kumparan yang dialiri oleh arus listrik DC 24 volt, 15 ampere.
Hal ini didasarkan atas teori Lorenz yang menyatakan bahwa kandungan ion Ca” dan Mg” akan
lemah apabila terdapat tolakan antara air dengan medan magnet yang timbul dari arus listrik
sehingga Ca dan Mg tidak dapat bereaksi lagi dengan ion-ion OH dan CO:”.
. Penyediaan Air Pemadam Kebakaran
Air dari sungai Bengawan Solo yang telah melalui proses screening dipompa ke bak segaran sehingga
terjadi pengendapan secara gravitasi.
Air dari bak segaran dipompa dengan pompa sentrifugal menuju ke unit safety and fire sebagai air
pemadam kebakaran untuk didistribusikan ke hydrant
Unit penyediaan listrik di Pusdiklat Migas Cepu diperoleh dari generator pembangkit tenaga listrik
yang ada di lokasi pabrik. Pembangkit listrik di Pusdiklat Migas Cepu menggunakan generator set
dengan penggerak mcsin diesel. Pemilihan
Mesin diesel sebagai penggerak generator ini dikarenakan beberapa faktor yaitu:
Perawatannya mudah Suku cadangnya mudah didapat Bahan bakarnya dapat dipenuhi sendiri yaitu
solar
Mudah dipindahkan.
AA pp « »
Fungsi PLTD yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah untuk melayani kebutuhan listrik di unit kilang.
PLTD di Pusdiklat Migas Cepu didirikan pada
Tahun 1972. Unit power plant memilki 8 buah generator sebagai mesin untuk pembangkit listrik
yang terdiri dari: a. 3 buah generator dengan kapasitas 820 KVA
c. 2 buah generator dengan kapasitas 400 KVA c. 3 buah generator dengan kapasitas 1000 KVA
9000-9500 liter/hari
Kebutuhan bahan bakar solar Kebutuhan pelumas 100-125 liter/hari sebagai makeup Kebutuhan air
pendingin 15m
Tenaga listrik yang dihasilkan akan didistribusikan menggunakan transformator station yang
dipasang di daerah yang memerlukan tenaga listrik.
a. Control Panel Control panel berfungsi untuk mengontrol operasi generator. Pengontrolan ini
Dilakukan terhadap arus, tegangan, frekuensi dan daya yang dikeluarkan oleh
Generator.
b. Riil Daya
Riil daya berfungsi untuk menampung daya yang berasal dari generator. 11 c. Oil Circuit Breaker
(OCB)
c. Baterai Raterai berfungsi sebagai sumber emergency lamp bila listrik mati, indikator
Dan control relay. Sistem operasi secara kontinyu (24 jam) dijaga oleh 3 shift
Water treatment merupakan unit pengolahan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan untuk menunjang kebutuhan operasi dan pabrik. Oleh karena itu, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan air yang bersih, jernih dan bebas dari kuman penyakit. Air mudah
didapat dari permukaan bumi, tetapi air dengan mutu yang sesuai dengan penggunaannya masih
sulit untuk diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka Pusdiklat Migas Cepu
Mengambil air dari sungai Bengawan Solo untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat Memenuhi
berbagai kebutuhan.
Hasil proses pengolahan air di unit water treatment Pusdiklat Migas Cepu
Digunakan untuk :
Unit water treatment di Pusdiklat Migas Cepu memiliki beberapa unit penunjang
Yaitu :
1) Unit Water Pump Stasion Unit ini berfungsi untuk menghisap air baku sungai Bengawan Solo
dengan menggunakan pompa sentrifugal menuju kedua tempat, yaitu : a. Bak YAP (Kali Solo
II) untuk diolah menjadi produk air industri atau air bersih.
c. Bak segaran digunakan sebagai feed pada unit CPI (Corrogated Plated Interceptor) dan
keperluan air pemadam kebakaran. 2) Unit Pengolahan Air Industri (Air Bersih) Unit ini
berfungsi untuk mengolah air baku dari Bengawan Solo yang diambil dengan pompa
terpasang 12 m dibawah permukaan air dalam RPKS I dan menghasilkan air industri. Pompa
terletak 12 m di bawah permukaan air untuk menghemat tenaga, karena dengan demikian
hanya dibutuhkan tenaga untuk mendorong air saja. Meskipun berada pada kedalaman 12
m, saringan ini tidak akan tertimbun pasir, karena pompa akan menghisapnya secara
kontinyu sehingga akan terkumpul di bak segaran. Proses-proses yang digunakan antara lain:
a. Proses Screening Proses ini untuk memisahkan air dari partikel-partikel padat yang
Terhisap oleh air baku seperti kerikil dan benda-benda asing yang
Padat didalam air yang menyebabkan kekeruhan berupa lumpur atau zat padat berat lainnya.
Berikut ini merupakan tujuan dari proses sedimentasi, yaitu:
8 Waktu pengendapan: pemberian waktu yang cukup sehingga partikelpartikel padat dapat memisah
secara sempurna. Perbedaan berat jenis pertikel atau lumpur dengan air.
Yang diperoleh.
d. Proses Koagulasi dan Flokulasi Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena
Penambahan zat kimia (koagulan). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi adalah:
» Suhu
‘ PH
“ Waktu pencampuran
8 Pengadukan
Jenis bahan koagulan yang dapat digunakan dalam proses penjernihan air adalah: Alumunium Sulfat
(Al(SO4)3.18 H2O), Sodium Aluminat (Na? A-O4), Ferri Chlorida (FeC13), Ferri Sulfat (Fe»(SO4)3) dan
Chlorinated Copperas.
Flokulasi adalah proses penggabungan partikel-partikel kecil menjadi besar dengan memanfaatkan
tenaga hidrodinamik. Untuk mendapatkan flokulasi yang baik dilakukan pengadukan cepat selama
beberapa menit diikuti pengadukan cepat selama #5 (lima) menit. Gumpalan yang terbentuk akan
turun karena gaya beratnya sendiri. Agar flok bertambah berat sehingga dapat turun dengan cepat,
diperlukan penambahan bahan flokulasi (flocculating agent) misalnya: Silika aktif, Bentonit Barit,
Clay (lumpur) dan zat-zat organik (algae, pati).
Settling dan sedimentasi merupakan proses pemberian waktu dan penenangan terhadap air agar
flok yang telah menjadi besar mampu mengendap sesuai dengan waktu yang disediakan dalam bak
pengendap secara gravitasi.
Gumpalan yang terbentuk pada proses koagulasi masih berukuran kecil. Setelah proses flokulasi
terjadi benturan sehingga gumpalan menjadi besar dan mengendap di bak sedimentasi. Endapan
yang terjadi sebaiknya dibuang secara periodik agar kemampuan pengendapan tidak terpengaruh
oleh perubahan kecepatan yang terjadi dengan adanya endapan di dasar bak pengendap. Aliran air
dalam bak sedimentasi harus bersifat teratur, lambat dan tidak mengaduk.
f. Flotasi
Proses flotasi yaitu proses pemisahan partikel-partikel yang lebih Ringan dengan jalan penampungan
berdasarkan perbedaan berat jenis.
Partikel yang ringan akan naik keatas dan bisa dibuang dengan overflow
Flotasi dibantu Flotasi dibantu adalah partikel memisah dengan bantuan dari luar.
Menaikkan Suhu Dengan diberikannya pemanasan pada sistem, zat yang lebih ringan akan
bertambah ringan dan akan cepat memisah ke atas.
Memberikan hembusan udara Dengan jalan menyemprotkan udara bertekanan dari bagian dasar,
g. Klasifikasi Klasifikasi merupakan proses penjernihan atau pengendapan lumpur di dalam bak-
bak pengendapan atau bak CPI yang
Proses
Kristal. Proses ini merupakan gabungan antara proses sedimentasi, koagulasi dan flokulasi yang
dapat dilakukan dengan cara:
Recycle sludge g. Filtrasi Filtrasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan diameter
Menghilangkan bakteri, warna, rasa, bau dan membuat air menjadi lebih jernih. Pada umumnya
filtrasi yang dipakai untuk pengolahan air adalah
A Berasal dari batuan keras seperti batuan padat (basalt), batuan perangkap (trap) dan batuan
baiduri (guartz).
S» Bebas dari lempung (clay), kapur, zat-zat organik dan sebagainya.
Ukuran pasir yang efektif adalah 10” berat pasir yang lolos. Apabila pasir yang digunakan terlalu
halus maka akan sering terjadi penyumbatan filter dan kapasitas filtrasi menurun. Ukuran pasir yang
terlalu besar dapat mengakibatkan lolosnya partikel dan bakteri yang ada
Dalam air sehingga proses filtrasi tidak memberikan hasil yang baik.
Proses pengolahan air minum di Pusdiklat Migas Cepu disaring dengan pasir silika (proses Sand
Filter). Dipilihnya pasir silika karena pasir jenis ini paling tahan terhadap benturan sehingga lebih
ekonomis dan efisien. Dalam proses klasifikasi masih ada partikel-partikel yang belum mengendap,
sehingga untuk mendapatkan hasil air yang lebih baik maka dilakukan proses penyaringan. Partikel-
partikel yang memiliki diameter
Bak filtrasi beroperasi secara kontinyu menggunakan media berupa pasir silika pada bagian atas dan
bagian bawah berupa nozzle-nozzle. Air akan kehilangan sebagian energi gerakanya saat masuk ke
bak filtrasi. Hal
Partikel atau pengotor akan mengendap tertahan oleh pasir silika tersebut. Air yang sudah bersih
kemudian melewati nozzle-nozzle, ini
Bertujuan untuk menahan pasir silika agar tidak turun bersama air yang disaring.
3) Unit Pengolahan Air Minum dengan cara diolah sebagai air industri digunakan untuk air minum
deng
a. Desinfektan
an Proses desinfektan merupakan proses pembunuhan kuman yang bersifat patogen (menyebabkan
penyakit). Jenis desinfektan yang
Desinfektan yang digunakan di Pusdiklat Migas Cepu yaitu gas chlor hal ini bertujuan agar gas chlor
bereaksi secara langsung dengan air sehingga bakteri atau kuman yang terkandung di dalam air
dapat mati Sehingga air dapat terbebas dari bakteri yang membahayakan. Di dalam air gas chlor
bereaksi dengan air akan membentuk hipoklorida (HOCI) dan
asam klorida (HCI1). CI (g) # H2O HOCI (1) # HCI (Wronreneennen noona. (43) 2 (0101 K 1D Kanal »
Iis al OL 0) HAYANANAYANAN AAN (14)
b. Proses Penimbunan dan Pengumpulan Pengumpulan air dalam jumlah banyak bertujuan untuk :
Membantu pengendapan
Tekanan air
d. Aerasi
2.3. Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang yang penting, terutama untuk
Menganalisa hasil maupun feed dari pengolahan kilang, air minum, dan wax palnt secara
Laboratorium ini berfungsi untuk menguji karakteristrik bahan baku dab kualitas
Produk yang dihasilkan di Pusdiklat Migas Cepu, apakah sesuai dengan standart dan
2.3.1. Laboratorium Analisa Minyak Dalam laboratorium ini menganalisa crude oil dan produk yang
dihasilkan
Dari kilang dan wax plant, untuk mengendalikan mutu bahan baku dan
Spesifikasi gravity (SG) dengan menggunakan alat hidrometer. Hasil ini dikoreksi dengan menambah
faktor koreksi sehingga menjadi standard pada temperatur 60/60”F.
Metode : sampel dengan volume tertentu dituangkan ke bidrometer silinder dengan termometer
didalamnya, Setelah hidrometer terpung beban dan termometer menunjukkan temperatur konstun
muka pembacaan puda hidrometer sebagai specific gravity observation.
Metode : sampel dimasukkan ke dalam tabung gelas dan aguades diisikan pada tabung lain.
Keduanya cahaya pada kalorimeter, kemudian dibandingkan hasilnya dan dicatat skalanya saat
kedua warnanya sama.
c. Flash Poin
Flash poin merupakan suhu terendah dimana campuran uap minyak dan udara akan menyala apabila
terkena api pada kondisi tertentu. Tujuannya untuk menentukan flash poin dari produk minyak
bumi. Mctode yang digunakan adalah ASTM D-56 untuk kerosin dan aftur, ASTM D-92 untuk
pelumas, residu, dan pH solar sedangkan ASTM D-93 untuk Guel Oil dan Gas Oil.
Metode : sampel dimasukkan dalam cup sabanyak jumlah tertentu yang dilengkapi dengan
termometer dan dipanaskan. Pada temperatur tertentu, api pengujian diarahkan pada permukaan
sampel karena sampel menguap maka uap sampel akan menyala. Flash point dicatat sebagai titik
terendah dimana uap menyala.
d. Viscosity Redwood
Tujuannya menentukan viskositas dari produk minyak dan crude oil. Metode : sampel dengan
volume tertentu damasukkan ke dalam oil tube kemudian dipanaskan sampai pada temperataur
pemeriksaan. Setelah itu,
Minyak.
Distilasi (ASTM D-86) Tujuannya untuk mengetahui trayek titik didih dari beberapa produk
Didistilasi. Temperatur dimana untuk pertama kali terjadi tetesan kondensat dicatat sebagai Initial
Boiling Point (IBP). Selanjutnya setiap kenaikan 10Y6
Pour Point (ASTM D-97) Tujuannya untuk mengetahui temperatur terendah dimana minyak
Metode : sampel dengan volume tertentu dipanaskan kemudian didinginkan da dalam refrigerator.
Sampel diperiksa setiap periode penurunan tertentu
Aniline Point (ASTM D-611) Aniline point merupakan temperatur terendah dimana sampel minyak
Terendah terpisahnya aniline dengan sampel yang diperiksa. Metode : campuran aniline dan sampel
dimasukkan ke dalam test tube sambil
Diaduk dan dipanaskan sampai tercampur secara homogen, kemudian
Adalah harga titik aniline. Uji Lempeng Tembaga (ASTM D-130) Tujuan untuk mengetahui tingkat
korosivitas dari produk minyak.
Dengan iso-oktana kemudian dimasukkan ke dalam sampel dan dipanaskan dalam water bath
selama waktu tertentu. Setelah itu, kepingan tembaga diambil dan dicuci dengan aseton kemudian
dibandingkan warnanya dengan ASTM D-130 Copperstrip Corrotion Standart. J. Water Content
(ASTM D-95) Untuk menentukan besarnya kandungan air dalam crude oil dan
Produk minyak. Metode : sampel dengan volume 100 mL ditambahkan solven 100 mL kemudian
didestilasi secara refluks. Solven dan air akan terkondensasi dalam kondensor sehingga air akan
memisah dan berada pada bagian bawah kondensor, sedangkan pelarut dan sampel akan kembali ke
dalam labu destilasi. Jumlah kandungan air dibaca pada skala yang ada. 2.3.2. Laboratorium Analisa
Air Laboratorium ini untuk menganalisa kualitas air baku (air kali Solo) dan air olahan dari unit water
treatment berupa air utilitas (air minum, air filter dan air CPR), dari Boiler Plant berupa air boiler (air
softener, air elektromagnetik dan air blow down) dan air pendingin (pada kilang, Wax Plant dan
Power Plant). Analisa-analisa yang dilakukan adalah : a. Pemeriksaan PH Tujuannya untuk
mengetahui tingkat keasaman air. Metode : sampel dengan volume tertentu dimasukkan ke dalam
pH-meter dan dibaca skalanya secara elektronik. Sebelum digunakan pH-meter dikalibrasi
Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar anion karbonat. Metode : 100 mL sampel dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan indikator MO kemudian dititrasi dengan larutan HCI standart
0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah lembayung. C. Total Hardness
. Total Solid
Metode : sampel dengan volume tertentu dipanaskan dalam oven hingga kering kemudian
didinginkan dan dihitung secara gravimetry.
Dalam NTU SiO:. Metode : sampel dimasukkan ke dalam tabung gelas dan ditutup kemudian
Klor Aktif Tujuannya untuk mengetahui kadar klor bebas dalam air.
Sampai terbentuk warna ungu muda. Perhitungan kandungan zat organik adalah: