Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Reka Karsa © Jurusan Teknik Arsitektur Itenas | No. | Vol.

Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Agustus2016]

Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong


dengan Metode Membangun Menggunakan
Tunnel Formwork
ALTON FAIZALLINO
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional

alfaizallino@gmail.com

ABSTRAK
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Provinsi Jawa Barat. Setiap tahunnya
pertambahan penduduk semakin meningkat berbanding lurus dengan kebutuhan tempat
tinggal namun hal tersebut tidaklah sebanding dengan ketersediaan lahan yang semakin
terbatas dan daya beli masyarakat menengah ke bawah. Pembangunan rumah susun
sederhana milik di kawasan Kiaracondong merupakan salah satu solusi permasalahan
kebutuhan tempat tinggal dan kemampuan membeli masyarakat menengah ke bawah.
Pembangunan Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong diperuntukan bagi warga RW. 08,
Kelurahan Kebon Waru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung serta masyarakat
menengah ke bawah di Kota Bandung. Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong
menerapkan sistem tunnel formwork. Penggunaan bekisting yang berbentuk terowongan,
memungkinkan pekerjaan dinding dan plat lantai dikerjakan dalam satu waktu pengecoran.
Tunnel formwork dapat digunakan hingga lima ratus kali pemakaian, dan membutuhkan
tenaga kerja lebih sedikit. Penggunaan tunnel formwork diharapkan dapat menekan biaya
pembangunan sehingga harga jual menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat menengah ke
bawah.

Kata Kunci : Rusunami, Kiaracondong, Tunnel formwork

ABSTRACT
Bandung is the most populous city in West Java Province. Each year the bulge of the
population is increasing relatable to the needs of residency, but it is not relatable to the
availability of land which is limited and the mid low societies’ purchasing potency. The
construction of the flat in kiaracondong area is one solution to the problem of housing and
mid low societies' financial. The development of Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong
is designed for society of RW 08, Kebon waru, Batununggal, Bandung and mid low societies
in bandung. Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong applies tunnel formwork system.
The using of tunnel shaped formwork can possibly cast flooring plat and wall in one time.
The tunnel can be used up to five hundred times, and less labour needed. The using of
tunnel formwok hopefully can press the construction cost so the price can be more
affordable to mid low society.

Keywords : Flat, Kiaracondong, Tunnel formwork

Jurnal Reka Karsa - 1


Alton Faizallino

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan perumahan dengan konsep vertikal seperti rumah susun merupakan salah
satu solusi akan terbatasnya ketersediaan lahan permukiman di Kota Bandung. Perencanaan
Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong berada di Jalan Ibrahim Adjie RW. 08,
Kelurahan Kebon Waru, Kecamatan Batununggal yaitu berada di daerah dengan kepadatan
penduduk yang cukup tinggi dengan status kepemilikan tanah pemerintah. Berdasarkan
analisis proyeksi pertumbuhan penduduk pada Kelurahan Kebon Waru tahun 2015-2031
yang disesuaikan dengan kenaikan jumlah penduduk menurut Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Bandung di Kecamatan Batununggal [1] mengalami kenaikan jumlah jiwa dengan rata-
rata 1,78% pertahunnya (Lihat tabel 1).
Tabel
Tabel 1 Analisis
Analisa PertumbuhanProyeksi
Penduduk danPertumbuhan
KK RW 08 KelurahanPenduduk 2015-2031
Kebon Waru Berdasarkan Kel. Penduduk
Pertumbuhan KebonKecamatan
Waru Batununggal
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031
Jumlah Jiwa
159990 163286 166583 169880 173177 176474 179770 183067 186364 189661 192958 196254 199551 202848 206145 209442 212738
Kecamatan Batununggal
Kenaikan Jumlah
2,06% 2,02% 1,98% 1,94% 1,90% 1,87% 1,83% 1,80% 1,77% 1,74% 1,71% 1,68% 1,65% 1,63% 1,60% 1,57% 1,55%
Jiwa / Tahun
Jumlah Jiwa RW 08
yang Direlokasi 1021 1045 1069 1093 1117 1141 1165 1189 1213 1237 1261 1285 1309 1333 1357 1381 1405
Berdasarkan Jumlah Penduduk
Jumlah KK RW 08
yang Direlokasi 292 299 306 313 320 327 334 341 348 355 362 369 376 383 390 397 404
Berdasarkan Jumlah Penduduk
(Sumber: RTRW Kota Bandung untuk Kecamatan Batununggal)

Warga RW. 08 Kelurahan Kebon Waru yang akan direlokasi memiliki jumlah penduduk pada
tahun 2015 sebanyak 1021 jiwa akan mengalami peningkatan hingga tahun 2031 menjadi
1405 jiwa, dan jumlah Kepala Keluarga pada tahun 2015 sebanyak 292 Kepala Keluarga
menjadi 404 Kepala Keluarga pada tahun 2031 (Lihat tabel 1) sehingga dibutuhkan
pembangunan rumah susun.

1.2 Tujuan Perancangan


Tujuan dari perancangan Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong adalah merancang
serta membangun hunian vertikal yang layak, nyaman, ramah lingkungan, dan ekonomis
untuk mengatasi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat di Kota Bandung khususnya
untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Di samping upaya optimalisasi lahan yang
tersedia, diharapkan juga perancangan ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup
masyarakat berpenghasilan rendah.

1.3 Data Proyek


Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong merupakan desain bangunan bertingkat
menengah. Lokasi proyek terletak di Jalan Ibrahim Adjie, Kelurahan Kebon Waru,
Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Site memiliki luas 10.445 m² yang berbatasan
langsung dengan tanah kosong di sisi utara, Jalan Ibrahim Adjie di sisi timur, PT. Dease
Garmin di sisi selatan, dan Permukiman padat di sisi barat. Site memiliki ketentuan regulasi
antara lain; KDB 40%, KLB 4, KDH 50%, GSB 8 m, GST 4 m, dan GSS 10 m (Lihat gambar
1 dan 2).

Gambar 1 Peta Kel. Kebon Waru Gambar 2 Site


(Sumber: RTRW Kota Bandung 2011-2031)

Jurnal Reka Karsa - 2


Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong dengan Metode Membangun
Menggunakan Tunnel formwork
Tapak yang berada di Jalan Ibrahim Adjie secara geografis kondisi topografi tanah relatif
datar. Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung peruntukan lahan di
Kiaracondong merupakan lahan komersil, pabrik, perkantoran, dan permukiman padat.
Adapun sarana lingkungan yang memenuhi standar kebutuhan hunian massal adalah
sarana ekonomi, transportasi, kesehatan, pendidikan, dan keamanan.

2. METODOLOGI PERANCANGAN

2.1 Tema Perancangan


Tema yang diangkat pada perancangan rusunami adalah metode membangun dengan
tunnel formwork. Tunnel formwork adalah salah satu tipe bekisting yang memiliki bentuk
menyerupai terowongan yang memungkinkan pekerjaan dinding beton dan plat lantai beton
dapat dikerjakan dalam satu waktu pengecoran pada siklus harian (Lihat gambar 3).
Tunnel formwork mengkombinasikan antara kecepatan, kualitas, dan akurasi pengerjaan
fabrikasi dengan fleksibilitas dan nilai ekonomi pada pengerjaan di site. Penggunaan tunnel
formwork hanya bisa diaplikasikan pada sistem modular sedangkan pada ruangan yang
bersifat open plan seperti basement metode ini tidak bisa diterapkan. Terdapat dua macam
bekisting berdasarkan pada bentangan ruangan, yaitu half tunnel yang diaplikasikan pada
bentangan lebih dari 3 m, dan full tunnel yang bisa diaplikasikan pada bentangan kurang
dari 3 m.

Gambar 3 Tunnel formwork


(Sumber : Modular Tunnel Formwork System, Mesa Imalat)

Keuntungan pada penggunaan metode ini, antara lain; a) Waktu, dari segi waktu menjadi
lebih singkat karena pengerjaan pengecoran dinding dan lantai dikerjakan dalam waktu
bersamaan, b) Kekakuan, bangunan dengan tunnel formwork memberikan kinerja seismik
yang lebih unggul dibandingkan dengan pengerjaan konvensional, c) Biaya, bekisting dapat
digunakan hingga ratusan kali sehingga dapat mengurangi biaya investasi. Karena
permukaan yang halus, dinding tidak perlu diberi tambahan seperti plester [2].
Berdasarkan penjelasan PT. Mesa Formwork Asia untuk penerapan sistem tunnel formwork
dibebankan biaya sebesar USD 250 - 300/m² atau berkisar Rp 3.393.752,05 – Rp
4.072.502,46/m2. Harga tersebut sudah termasuk kepada keseluruhan sistem. Pertimbangan
harga dipengaruhi oleh kesulitan desain bangunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem ini menjadi lebih murah dibandingkan struktur rangka adalah; a) Sistem ini
memungkinkan pengecoran dinding beton dan plat lantai beton dalam satu waktu, b)
Pemakaian bekisting yang berulang hingga lima ratus kali pemakaian, c) Tenaga kerja yang
lebih sedikit, 15-25 orang per 500-600 m², d) Pekerjaan struktur perlantai dihasilkan hanya
dalam waktu enam hari.
Adapun kerugiannya, antara lain; a) Biaya sistem bekisting menjadi lebih mahal jika
diterapkan pada proyek kecil, b) Pengeluaran biaya yang terus menerus harus diimbangi
dengan kecepatan produksi, c) Cepatnya produktivitas maka fungsi manajemen pihak yang

Jurnal Reka Karsa - 3


Alton Faizallino

terkait sangatlah vital. Kesalahan koordinasi akan mengakibatkan keterlambatan jadwal


yang luar biasa, d) Membutuhkan tenaga kerja yang terampil [3].

3. HASIL PERANCANGAN

3.1 Pendekatan Desain Perancangan


Desain perancangan pada bangunan Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong ini
mengacu pada tema “Metode Membangun dengan Tunnel formwork”. Dengan pengerjaan
yang relatif cepat dan dampak buruk terhadap lingkungan yang cukup sedikit, sistem
tunnel formwork dinilai cukup efisien dalam pembangunan rumah susun. Bentuk
struktur yang sangat modular memungkinkan pembangunan hunian yang memiliki
banyak unit menjadi lebih cepat.

3.2 Zona Pada Tapak


Pembagian zona tapak merupakan hasil dari analisis tapak yang telah dilakukan. Pembagian
zona dilihat berdasarkan sisi fungsionalitas dan penggunanya. Pada tapak zona dibagi
menjadi beberapa bagian antara lain, zona publik, zona semi publik, zona privat, dan zona
servis. Zona publik dirancang pada bagian timur site yang berfungsi sebagai area penerima
pengguna bangunan dari Jalan Ibrahim Adjie. Bagian utara, barat, dan bagian tengah site
difungsikan sebagai fasilitas umum dan fasilitias sosial pada rumah susun. Zona semi publik
merupakan area transisi dari zona publik yang berada di sisi timur site menuju zona privat.
Fungsi lain zona semi publik sebagai penghubung dari dua zona privat yang berada di sisi
utara dan sisi selatan site. Zona privat yang dirancang terpisah di sisi utara dan sisi selatan
site difungsikan sebagai tower hunian yang hanya penghuni rumah susun dapat beraktifitas
didalamnya. Zona servis dirancang hanya di bagian belakang site atau di sisi barat site, yang
bertujuan agar jauh dari zona publik (Lihat gambar 4).

Utara
Keterangan

: Publik
: Semi Publik
: Privat
: Servis

Gambar 4 Zona Pada Tapak

3.3 Gubahan Massa


Bentuk dasar dari bangunan rumah susun ini adalah kubus. Pada transformasi bentuk
pertama bangunan dibagi menjadi dua tower. Pada transformasi kedua agar tower tidak
terlihat bulky maka lebar tower diperkecil sehingga terbentuk bangunan yang menyiku di
setiap tower. Pada transformasi akhir bagian dasar bangunan dibuat menjadi terbuka pada
bagian tengah untuk menciptakan ruang terbuka di antara dua tower (Lihat gambar 5).

Jurnal Reka Karsa - 4


Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong dengan Metode Membangun
Menggunakan Tunnel formwork

Bentuk Dasar Transformasi Transformasi Ke Transformasi Ke


pertama dua tiga

Gambar 5 Transformasi Bentuk

Pola penataan massa bangunan dirancang mengikuti bentuk site, dengan dua buah massa
bangunan yang berada di sisi utara dan sisi selatan site yang memanjang ke arah timur dan
barat dengan sebuah ruang terbuka yang ada di antara dua massa bangunan tersebut
memungkinkan terjadinya perputaran udara, sehingga temperatur ruangan yang awalnya
panas karena terkena cahaya matahari langsung menjadi lebih dingin. Kedua massa
bangunan dihubungkan dengan lantai dasar yang merupakan lantai dengan zona-zona
fasilitas umum dan fasilitas sosial Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong.
Penataan bangunan dikonsentrasikan di tengah sehingga menciptakan ruang terbuka di
sekeliling tapak hal ini bertujuan agar bangunan rusunami tidak menutupi cahaya matahari
ke bangunan di sekitar site, terutama permukiman warga di sisi barat site. (Lihat gambar 6
dan 7).

Gambar 6 Zona Gubahan Massa Gambar 7 Gubahan Massa

3.4 Sirkulasi dan Aksesibilitas Pada Tapak


Sirkulasi kendaraan di Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong didesain praktis demi
mempercepat pencapaian pengguna menuju bangunan. Sirkulasi dirancang dengan jalan
yang cukup lebar di dalam tapak. Hal ini bertujuan mempermudah akses kendaraan dan
evakuasi apabila terjadi bencana seperti gempa bumi ataupun kebakaran.
Pencapaian pengguna yang akan masuk ke bangunan dibagi menjadi empat tipe pengguna,
antara lain; a) Penghuni yang berkendara diarahkan langsung menuju tempat parkir di semi
basement di bagian depan bangunan sisi utara, dan keluar berada di bagian depan
bangunan sisi selatan, b) Sirkulasi tamu yang berkendara dibuat sama dengan penghuni
agar perkerasan di dalam site bisa diminimalkan dengan tujuan untuk memperluas ruang
terbuka hijau, c) Sirkulasi pejalan kaki dari plaza diarahkan langsung menuju lobby, d)
Sirkulasi masuk dan keluar site kendaraan servis seperti truk sampah ataupun gerobak
sampah melewati satu jalur yang yaitu main entrance site. Dilakukannya hal demikian agar
mencegah bau sampah ataupun sampah-sampah yang berjatuhan tidak meluas (Lihat
gambar 8).

Jurnal Reka Karsa - 5


Alton Faizallino

Keterangan

: Sirkulasi Kendaraan
: Sirkulasi Pejalan Kaki
: Sirkulasi Servis

Gambar 8 Sirkulasi Pada Tapak

3.5 Zona Pada Bangunan


Zona ruang di dalam Rusunami Bumi Parahyangan terdiri dari, zona publik, zona semi
publik, zona privat, dan zona servis. Pada lantai 1, zona publik meliputi main entrance,
ruang komunal, dan fasilitas pendukung rumah susun seperti TK, Mushola, dan Toko. Zona
semi publik yang bersifat publik tetapi terbatas penggunanya terdiri dari kantor pelayanan,
dan ruang serbaguna. Zona servis pada lantai 1 hanya terdiri dari toilet dan janitor (Lihat
gambar 9). Pusat orientasi visual seluruh zona adalah ruang komunal. Karena bangunan
rumah susun merupakan unit hunian massal yang dihuni oleh banyak orang, sehingga ruang
komunal yang cukup besar sangat dibutuhkan sebagai sarana bersosialisasi dan rekreasi
(Lihat gambar 9).

ZONA ZONA
SERVIS SERVIS

ZONA SEMI
PUBLIK

RUANG
KOMUNAL

ZONA
PUBLIK

ZONA
PUBLIK ZONA
PUBLIK

Gambar 9 Zona Lantai 1

Pada lantai hunian terdiri dari zona semi publik dan privat. Zona semi publik meliputi lobby
lift, dan ruang duduk di setiap lantai hunian. Sedangkan zona privat yaitu seluruh unit
hunian di setiap lantai tipikal. (Lihat gambar 10).

Jurnal Reka Karsa - 6


Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong dengan Metode Membangun
Menggunakan Tunnel formwork

ZONA PRIVAT ZONA PRIVAT

ZONA SEMI PUBLIK ZONA SEMI PUBLIK

ZONA PRIVAT ZONA PRIVAT

Gambar 10 Zona Lantai Hunian Tipikal

Pada Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong hunian terdiri dari 13 lantai yang dimulai
dari lantai 2 hingga lantai 14, sedangkan lantai yang bersifat lebih publik adalah lantai semi
basement, dan lantai 1 (Lihat gambar 11).

Keterangan
: Lantai 1
: Lantai Tipikal Hunian

Gambar 11 Zona Perlantai

3.6 Struktur Bangunan


Pada bangunan ini terdapat 13 lantai yang berisi unit hunian, satu lantai fasilitas umum dan
terdapat satu lantai semi basement. Sistem struktur yang diterapkan merupakan gabungan
antara struktur rangka dan struktur dinding pendukung. Struktur rangka diaplikasikan pada
dua lantai bawah yaitu lantai semi basement hingga podium, sedangkan lantai hunian
menggunakan struktur dinding pendukung dengan mengaplikasikan tunnel formwork.
Modul struktur yang digunakan adalah 6.40m x 7.80m, dan 6.40m x 5.60m [4].
Diterapkannya modul tersebut karena dipilihnya besaran dari setiap modul tunnel formwork
yang tersedia pada perusahaan pengembang tunnel formwork dan disesuaikan dengan
persyaratan besaran maksimal dari unit hunian (Lihat gambar 12).

Gambar 12 Modul Tunnel formwork


Sumber: Modular Tunnel formwork System, Mesa Imalat

Jurnal Reka Karsa - 7


Alton Faizallino

Pada empat contoh penerapan terdapat jumlah modul tunnel formwork yang digunakan.
Pada denah unit hunian tipe 36 A dan unit hunian tipe 36 B dibutuhkan dua modul bekisting
untuk bisa memenuhi luasan unit hunian, sedangkan pada unit hunian tipe 27 pada
dasarnya hanya membutuhkan dua modul bekisting, namun karena unit hunian tipe 27 A
dan 27 B tidak dapat dipisahkan karena bentuk ruangnya maka dibutuhkan 3 modul
bekisting. Pada unit hunian tipe 18 untuk memenuhi luas unit hunian hanya membutuhkan
satu bekisting modul tunnel formwork (Lihat gambar 13).

Tipe Unit Hunian 36 A Tipe Unit Hunian 36 B

Tipe Unit Hunian 27 Tipe Unit Hunian 18

Gambar 13 Tipe Unit Hunian

3.7 Metode Membangun


A. Pekerjaan Persiapan
Dalam pengerjaan persiapan di lapangan terdapat
beberapa tahapan, antara lain; pemberian pagar
pembatas di sekeliling site, pemasangan papan
nama proyek, dilakukannya demolition pada
rumah-rumah yang ada di dalam site, pembersihan
site dari sisa puing pembongkaran, dilanjutkan
pembuatan direksi kit, gudang material, pos jaga,
Tipe Unit Hunian 36 A dan bedeng. Hal terakhir pada tahapan persiapan
Gambar 14 Tahapan Persiapan adalah penentuan titik benchmark sebagai titik
acuan pembuatan pondasi (Lihat gambar 14).

Jurnal Reka Karsa - 8


Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong dengan Metode Membangun
Menggunakan Tunnel formwork
B. Pekerjaan Pondasi
Setelah titik benchmark ditentukan, pekerjaan
dilanjutkan dengan tahapan penggalian tanah
sedalam kurang lebih 4,35 m untuk semi basement
dan konstruksi pondasi. Pekerjaan penggalian bisa
dilakukan bersamaan dengan pembuatan dinding
beton penahan tanah (Lihat gambar 15).Tahapan
selanjutnya adalah pemancangan pondasi dengan
sistem hidraulik.
Gambar 15 Tahapan Penggalian Tanah
C. Pekerjaan Konstruksi Lantai Basement dan Lantai 1
Setelah pekerjaan pemancangan dilanjutkan
dengan pemasangan tulangan sloof, kolom, dan
plat lantai. Selanjutnya dilakukan pengecoran pada
sloof, poer, plat lantai, dan pit lift secara
bersamaan. Jika telah selesai maka dilanjutkan
kepada tahapan pengecoran kolom dan
pemasangan alat-alat utilitas pada basement serta
Gambar 16 Tahap Pengecoran Lantai Dasar dilakukannya finishing lantai basement.
Setelah kolom-kolom pada basement sudah matang. Maka tahapan selanjutnya adalah
dilakukannya pemasangan tulangan pada balok, plat lantai, dan kolom untuk lantai dasar.
Dilanjutkan dengan pengecoran balok, kolom, dan plat lantai, untuk pengecoran ramp dan
tangga pada basement dilakukan bersamaan dengan pengecoran plat lantai dasar (Lihat
gambar 16).
Setelah pekerjaan pengecoran di lantai dasar sudah maksimal, dapat dilakukannya tahapan
pengecoran balok dan plat lantai dengan ketebalan 20 cm yang berguna sebagai base untuk
konstruksi sistem tunnel formwork, dan pengecoran kicker dengan tinggi 20 cm. Kicker
merupakan struktur tambahan untuk menyalurkan beban dari lantai di atasnya, sistem
kerjanya sama seperti sloof (Lihat gambar 17 dan 18).

Gambar 17 Tahap Awal Pengerjaan Tunnel Form Gambar 18 Bekisting Kicker


(Sumber: Modular Tunnel Formwork System, Mesa Imalat)
D. Pekerjaan Konstruksi Lantai Hunian
Pekerjaan pembesian untuk dinding tunnel
formwork dilakukan bersamaan dengan
pembesian plat lantai. hal ini bertujuan agar
tulangan dinding ikut tertanam saat pekerjaan
pengecoran plat lantai dan pengecoran kicker.
Pada saat pembesian struktur dinding,
tulangan pada bagian titik modul kolom
bangunan dibuat lebih rapat karena berfungsi
Gambar 19 Pemasangan Bekisting Tunnel sebagai penyalur beban vertikal (Lihat
gambar 19).
Pemasangan bekisting tunnel dilakukan setelah pemasangan komponen elektrikal yang
akan ditanam di dalam dinding seperti kabel. Setelah pemasangan bekisting maka
dilanjutkan dengan pemasangan wall stopend untuk pembatas panjang dinding unit hunian
dan wall boxout jika ada lubang pintu. Pemasangan modul tunnel formwork dilakukan

Jurnal Reka Karsa - 9


Alton Faizallino

secara berulang hingga satu segmen selesai dan dilanjutkan kepada pembesian plat lantai
pada lantai 3 serta pembesian dinding, apabila terdapat lubang shaft maka dibutuhkan slab
boxout (Lihat gambar 20).

Gambar 20 Instalasi Komponen Tunnel Formwork Secara Berulang

Setelah seluruh komponen tunnel formwork terpasang pada satu segmen pengerjaan maka
pangecoran sudah dapat dilakukan. Pengecoran terlebih dahulu dilakukan pada sela-sela
dinding dan dilanjutkan ke seluruh permukaan bekisting lantai. Beton yang digunakan pada
pengecoran ini menggunakan K-500. Pada tahapan pengecoran plat lantai hunian dilakukan
secara bersama untuk lantai koridor. Setelah proses pengecoran yang pengeringannya
dibantu dengan pemanasan menggunakan api gas LPG dan beton cair yang sebelumnya
ditambahkan zat additive dan admixture memungkinkan hanya dalam 3 hari bekisting sudah
dapat dicabut. Mekanisme kerja tersebut dilakukan secara berulang hingga pada bagian
akhir pengerjaan.
Skema pekerjaan konstruksi tunnel
formwork dimulai dari tower A di bagian
tipe unit 36, dilanjutkan pada hari ke dua
pengerjaan pada tahap ke dua di tower B
bagian tipe unit 36. Setelah menginjak hari
ke tiga pengecoran pada tahap pertama
bekistingnya sudah dapat dibongkar dan di-
aplikasikan pada tahap ke tiga di tower A
bagian tipe unit 27 dan unit 18. Pada hari
ke lima pengecoran pada tahap ke dua bisa
dibongkar dan dipasang kembali pada tahap
ke empat di tower B bagian tipe unit 27 dan
tipe unit 18. Maka pada hari ke enam
pengerjaan di tahap ke tiga bisa dilanjutkan
Gambar 21 Tahap-Tahap Pengerjaan di lantai selanjutnya di bagian tahap
pertama dan pada hari ke tujuh pengerjaan pada tahap ke empat bisa diterapkan pada
lantai selanjutnya di bagian tahap ke dua. Semua dilakukan secara berulang (Lihat gambar
21 dan 22).

Gambar 22 Pengerjaan Kembali Pada Segmen Pertama


Setelah pengerjaan lantai terus bertambah maka pekerjaan di lantai sebelumnya adalah
pemasangan dinding bata ringan untuk sekat di dalam unit dan pemasangan dinding precast
pada fasad bangunan serta pemasangan kusen-kusen pintu dan jendela pada setiap hunian.
Setelah pengerjaan tunnel form dan bagian pengerjaan konvensional maka pengerjaan atap

Jurnal Reka Karsa - 10


Rusunami Bumi Parahyangan Kiaracondong dengan Metode Membangun
Menggunakan Tunnel formwork
dilakukan untuk penempatan alat-alat utilitas, dan jalur gondola, serta dilakukan pula
pengecoran dinding parapet, pemasangan talang datar, dan waterproofing.
Pengerjaan finishing dilakukan saat pengerjaan-pengerjaan dengan alat-alat berat telah
selesai. Pada bagian indoor finishing yang dilakukan seperti pemasangan railing tangga dan
void, pemasangan kaca dan furnitur, finishing lantai dan pengecatan. Sedangkan finishing
pada bagian outdoor dilakukan pengecatan bagian luar, pemasangan alat utilitas, dan
penataan vegetasi serta, furnitur-furnitur taman.

3.8 Perspektif

Gambar 23 Perspektif Mata Burung Gambar 24 Perspektif Arah Timur

Gambar 25 Perspektif Taman Utara Gambar 26 Perspektif Taman Barat


Site Site

Gambar 27 Perspektif Unit Tipe 36 A Gambar 26 Perspektif Unit Tipe 18

Jurnal Reka Karsa - 11


Alton Faizallino

4. SIMPULAN

Kelebihan dan keuntungan penerapan tunnel formwork pada Rusunami Bumi Parahyangan
Kiaracondong telah memenuhi kriteria umum pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
05/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana
Bertingkat Tinggi. Desain bangunan rusuna bertingkat tinggi dibuat sedemikian rupa,
sehingga dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya. Diharapkan dengan kelebihan dari penerapan sistem ini yang mampu menekan
biaya pengerjaan dapat mempengaruhi terhadap harga jual menjadi lebih terjangkau
sehingga warga RW. 08 Kelurahan Kebon Waru, dan masyarakat berpenghasilan rendah di
Kota Bandung mampu membeli unit hunian.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Pemerintah Kota Bandung. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-
2031. Bandung.

[2] King Saud University Colege Of Architecture and Planning. Tunnel Form. Diambil dari:
http://fac.ksu.edu.sa/sites/default/files/8-_tunnel_forms.pdf

[3] Kanoglu, Dr. Alaattin, I.T.U. Tunnel formwork System. Diambil dari:
http://web.itu.edu.tr/~crrs_bps_cn_tunnelformworksystem.pdf

[4] Mesa Imalat. MESA – ERTF Modular Tunnel formwork System. Turki.

Jurnal Reka Karsa - 12

Anda mungkin juga menyukai