Anda di halaman 1dari 8

Jurnal

Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah)


Vol. X, No. X, Juni-Desember 20XX.
Geografika
©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM. (Geografi Lingkungan Lahan Basah)

INDUSTRI KERAJINAN GERABAH KASONGAN DI DESA


BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN
BANTUL
Maulana Habibi1(Mahasiswa Program Studi Geografi), Dr. Nasurddin,M.Sc.2(Dosen
Program Studi Geografi)
1,2,3,4,5,6,7
Program Studi Geografi Murni, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
JL. Brigjen Jalan Hasan Basri, Pangeran, Kec, Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin
Kalimantan Selatan 70123
E-mail addresses: 2210416310027@mhs.ulm.ac.id

Diterima 2021-XX-XX /Revisi 2021-XX-XX Diterima 2021-XX-XX


©2021 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM.

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yakni 582 pengrajin,
teknik pengambilan sampel dengan Proportionate Stratified Random Sampling, menerapkan rumus
Slovin dengan taraf kesalahan 10% maka jumlah sampel yang diperoleh yakni 85 pengrajin. Metode
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, survey, dan dokumetasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan tabel frekuensi.

Kata Kunci: Industri Kerajinan, Gerabah, Kompleks Wilayah

Abstract: This research is a descriptive research. The population in this study were 582 craftsmen,
the sampling technique was Proportionate Stratified Random Sampling, applying the Slovin formula
with an error rate of 10%, so the number of samples obtained was 85 craftsmen. Methods of data
collection using observation, interviews, surveys, and documentation. Data analysis techniques using
quantitative descriptive analysis with frequency tables.

Keywords: Craft Industry, Pottery, Regional Complex


Penulis1, Penulis2, Seterusnya/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX - XX

A. PENDAHULUAN dengan banyak industri, yaitu Kabupaten


Industri adalah salah satu aktivitas Bantul meliputi gerabah, kulit, kipas,
perekonomian yang sangat berperan dalam patung batu, bambu dan patung kayu
peningkatan pembangunan di Indonesia. primitif. Salah satu industri yang banyak
Kegiatan industri bisa menyerap banyak dikenal masyarakat luas yaitu industri
tenaga kerja sehingga akan mengurangi gerabah Kasongan yang terletak di Desa
pengangguran. Industri ialah kegiatan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan.
ekonomi yang mengolah bahan mentah, Bangunjiwo adalah sebuah desa di
bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau bagian selatan Kecamatan Kasihan. Desa
barang jadi menjadi barang dengan nilai ini berjarak 7 km dari kota Yogyakarta.
yang lebih tinggi untuk pemakaiannya, Desa Bangunjiwo luasnya 15,43 km2 dan
termasuk kegiatan rancang bangun dan berpenduduk 27.154 jiwa. (2013 Demografi
perekayasaan industri (UU No. 5 Tahun Desa Bangunjiwo). Kawasan Industri
1984). Keramik Kasongan meliputi Desa
Permasalahan yang dihadapi para Jerontabag, Jagan, Turen, Goren, Beto,
pengrajin keramik adalah sulitnya Kasongan, Karangpule, Sembungan,
mendapatkan bahan baku keramik. Para Gedongan, Kalongan, Tirto, Kalipucang,
perajin sulit mendapatkan bahan baku Gesik, Kajen dan Sentana. Jumlah
berupa tanah liat karena ketersediaannya pengrajin keramik di Kasongan sebanyak
yang semakin berkurang. Kendala pengrajin 582 orang (Unit Pelayanan Teknis
selain bahan baku yaitu modal. Cukup Pembangunan Keramik Kasongan/UPT,
banyak modal yang dikeluarkan perajin data pasca gempa tahun 2006).
hanya untuk membeli tanah liat (bahan
baku). Harga bahan baku tanah liat per anak C. METODE PENELITIAN
kuda Rp 450.000,00 (UPT Pengembangan Penelitian ini bersifat deskriptif
Keramik Kasongan). Musim juga menjadi kuantitatif. Penelitian deskriptif lebih
kendala dalam proses pembuatan gerabah. bertujuan untuk menunjukkan masalah atau
Keramik membutuhkan waktu lebih lama keadaan sebagaimana adanya dan fakta-
untuk mengering saat musim hujan fakta yang ada, walaupun terkadang
dibandingkan saat musim kemarau. Proses diberikan interpretasi atau analisis (Moh.
produksi gerabah yang masih tradisional Pabundu Tika, 2005:4). Penelitian ini
juga menjadi kendala dalam industri menggunakan domain yang kompleks.
gerabah Kasongan. Alat gerabah para Pendekatan kompleks wilayah untuk
pengrajin masih tradisional. Produk mempelajari interaksi antara desa
keramik Kasongan kurang inovatif Bangunjiwo dengan wilayah lain dalam
sehingga tidak bisa menguasai pasar memenuhi kebutuhan sarana produksi
berupa tanah liat. Pendekatan kompleks
B. KAJIAN PUSTAKA wilayah juga digunakan untuk mempelajari
Daerah Istimewa Yogyakarta interaksi antara wilayah produksi dengan
merupakan kota besar dengan kegiatan wilayah lain dalam kegiatan pemasaran
ekonomi yang tinggi karena terdapat produk industri keramik Kasongan di Desa
banyak kegiatan industri. Salah satu Bangunjiwo.
penguasa daerah khusus Yogyakarta

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Penulis1, Penulis2, Seterusnya/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX - XX

tanah liat dan sungai besar Bedog mengalir


D. HASIL DAN PEMBAHASAN melalui Desa Bangunjiwo. Sungai Bedog
A. Deskripsi Lokasi Penelitian mengalir ke arah timur kota Bangunjiwo.
Secara astronomis Kabupaten Sungai ini selalu membawa air pada musim
Bantul terletak antara 07o44'04'' - hujan dan kemarau, serta jumlah air yang
08o00'27''LS dan 110o12'34'' - banyak.Suhu rata-rata harian di Desa
110o31'08''BT. Kecamatan Sayang terletak Bungunjiwo adalah 25,80 oC. Curah hujan
di bagian utara ibu kota Kabupaten Bantul. rata-rata di desa Bangunjiwo adalah 11,69
Luas wilayah Kecamatan Kasihan adalah mm per tahun dan kelembaban udara 0,80
3.437.957 hektar. Wilayah administrasi serta jumlah bulan hujan 6 bulan. Menurut
Kecamatan Kasihan meliputi desa Schmidt dan Ferguson, Desa Bangunjiwo
Ngestiharjo, Bangunjiwo, Tirtonirmolo dan memiliki tipe iklim D yaitu sedang.
Tamanirto. Secara administratif Desa Kepadatan penduduk Desa Bangunjiwo
Bangunjiwo berbatasan dengan wilayah adalah 1760 jiwa/km2, yang berarti 1760
lain, batas-batas Wilayah Desa Bangunjiwo jiwa, 4512 jiwa mendiami setiap kilometer
dengan wilayah lain adalah sebagai berikut: persegi Desa Bangunjiwo. Masyarakat Desa
Bangunjiwo masih belum memiliki sikap
Sebelah Utara : Desa bahwa pendidikan penting untuk
Ambarketawang dan kelangsungan hidup mereka.
Tirtonirmolo
Sebelah Timur : Desa Pendowoharjo B. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelah Selatan : Desa Guwosari dan 1. Proses Pembuatan Gerabah
Sendangsari Keramik yang dibuat oleh pengrajin
Sebelah Barat : Desa Triwidadi meliputi tahapan pembuatan, penanganan
bahan, pembentukan badan keramik,
pengeringan, pembakaran dan finishing.

sebuah. fase persiapan


Pada tahap ini para perajin menyiapkan
bahan baku tanah liat dan alat produksinya.
b. tahap pengolahan bahan
Pada fase ini, material diproses sesuai truk
industri. Tanah liat dicampur dengan pasir
halus dan air untuk membuat bahan yang
bisa digunakan untuk membuat potongan
Gambar 1. Peta Administratif Desa
keramik.
Bangunjiwo
c. Membentuk Rangka Keramik Teknik
yang digunakan para perajin untuk
Tanah di Desa Bangunjiwo sebagian
membentuk rangka keramik adalah
besar berwarna hitam, sehingga dapat
pembubutan dan pembentukan.
disimpulkan bahwa tanah di Desa
d. fase pengeringan
Bangunjiwo sangat subur karena kaya akan
Pengeringan dapat dilakukan dengan panas
unsur hara. Tanah Desa Bangunjiwo adalah
matahari. Keramik yang dikeringkan

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Penulis1, Penulis2, Seterusnya/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX - XX

dengan panas matahari dapat diproduksi perkembangan jaman, kacamata Kasongan


keesokan harinya setelah pembentukan juga banyak mengalami penyempurnaan
badan keramik selesai. jenis lainnya. Saat ini dengan
e. Fase mudah terbakar
Keramik dibakar sekali selama 10-12 jam. Sangat mudah menemukan kacamata
Keramik dibakar dalam tungku yang dengan sentuhan yang lebih mewah dan
tertutup rapat sehingga pembakarannya modern. Salah satunya adalah mozaik, atau
sempurna. Oven terdiri dari tumpukan batu potongan-potongan keramik yang disusun
bata yang disusun menyerupai ruangan membentuk wadah yang unik dan berbeda.
yang direkatkan dengan tanah liat agar Pengrajin melatih desain atau model baru
mudah dibongkar dan dipasang kembali. untuk membuat pembaruan produk.
Menembak tembikar dengan kayu bakar Renovasi produk keramik Kasonga
dan kerang. diperlukan untuk menarik wisatawan dan
f. Fase Penutupan menjaga agar produk keramik tetap laku di
Pemurnian adalah tahap akhir produksi pasaran.
keramik setelah diproses 3. Daerah Pemasaran dan Omset
Penjualan Gerabah Kasongan
untuk membakar Penghalusan dapat Produk keramik Kasongan dikenal di
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya seluruh dunia. Area penjualan di Indonesia
dengan pewarnaan dengan pernis berwarna, dan luar negeri.
pengecatan dan pengeleman bahan lain 1) Area pasar industri keramik Indonesia
seperti kaca. meliputi area berikut:
2. Produk Inovasi Gerabah
Pada awal industri gerabah Kasongan, a.Pulau Jawa
produk gerabah hanya sebatas peralatan Pemasaran keramik di Pulau Jawa meliputi
rumah tangga seperti kompor, silet, kotak wilayah Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa
uang, periuk, dan lain-lain. Seiring waktu, Tengah, dan Jawa Timur.
pengrajin membuat produk inovatif lainnya (1) Daerah Istimewa Yogyakarta Pemasaran
untuk menarik pembeli. Produk inovasi produk keramik Kasongan juga dilakukan
tersebut antara lain souvenir, gelas, patung secara lokal yaitu di daerah Yogyakarta,
Loro Blonyo, patung Budha, patung seperti.
Punakawan, Wuwung dan masih banyak
keramik lainnya. (2) Jawa Barat
Salah satu produk keramik Kasongan Pemasaran produk keramik Kasongan di
yang banyak diminati wisatawan adalah Jawa Barat meliputi wilayah Bandung. (3)
kapal yang dulunya hanya digunakan Jawa Tengah
dengan finishing natural yaitu. melukis Pemasaran produk keramik Kasongan di
Kacamata alami ini populer di kalangan Jawa Tengah meliputi wilayah Solo,
wisatawan karena tersedia dalam berbagai Semarang, Magelang, Boyolali, Wonosobo
warna dan corak. Kacamata yang selesai dan Cilacap.
secara alami ini menciptakan citra asli dan
otentik dan benar-benar menampilkan 2) Daerah pemasaran keramik luar negeri
produk Kasongan sendiri. Seiring

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Penulis1, Penulis2, Seterusnya/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX - XX

Wilayah penjualan produk keramik keramik dari daerah lain seperti China. B.
Kasongan ke luar negeri meliputi negara- Keramik Desa Panjangrejo Daerah
negara di Asia, Eropa, Australia, Malaysia, Istimewa Yogyakarta, Keramik Desa
India, Amerika, Jepang, Kanada, dan Banyumulek Pulau Lombok, Keramik Desa
Belanda. Produk keramik Kasongan yang Plered Purwakarta, dan keramik daerah
dipasarkan di luar negeri berbeda. Keramik lain.
yang dipasarkan di Australia cenderung Tabel 1. Omset Penjualan Dalam dan Luar
memiliki warna yang mencolok karena Negri
orang Australia menyukai warna yang Omset Penjualan
cerah. Produk keramik Kasongan yang (Milyar Rupiah)
No. Tahun
dikirim ke Amerika cenderung lebih Luar
Indonesia
berwarna klasik ketimbang mencolok. Negeri
1. 2006 5,94 6,32
Produk populer di luar negeri adalah 2. 2007 9,90 10,54
patung, vas, dan guci. Distribusi keramik ke 3. 2008 13,50 15,70
luar negeri meliputi: 4. 2009 11,55 13,64
Jumlah 40,89 46,20
a) Asia Sumber: UPT Pengembangan
Di benua Asia, pemasaran keramik meliputi Keramik Kasongan
Malaysia, India, dan Jepang.
Dari Tabel 1. dapat disimpulkan bahwa
b) Eropa
omset tertinggi pada tahun 2008. Dari tahun
Pemasaran keramik di benua Eropa juga
2007 hingga 2008 penjualan meningkat
termasuk Belanda.
sebesar 3,6 miliar. Pada 2009, penjualan
(c) Australia
keramik Kasongan turun Rp 1,95 miliar.
d) Amerika
Pada tahun 2009, penjualan keramik
Pemasaran keramik di Amerika termasuk
mengalami penurunan karena sudah adanya
Kanada.
persaingan produk dari beberapa industri
lain di Indonesia, antara lain keramik dari
Omset Penjualan Gerabah Kasongan
daerah lain, seperti keramik dari desa
Omset penjualan gerabah Kasongan di
Panjangrejo di Daerah Istimewa
Indonesia dan luar negeri berbeda.
Yogyakarta, keramik dari desa Banyumulek
Pendapatan pemasaran keramik Kasongan
di pulau Lombok, keramik dari desa dari
di Indonesia ditunjukkan pada Tabel 27.
Plered, Purwakarta dan gerabah dari daerah
Penjualan keramik Kasongan di Indonesia
lain.
tertinggi pada tahun 2008 sebesar 13,50
Keramik Kasongan merupakan produk luar
miliar, sedangkan penjualan ke luar negeri
negeri yang paling laris pada tahun 2008,
tertinggi pada tahun 2008 sebesar 15,70
dengan total penjualan sebesar 15,7 miliar.
miliar. Omzet keramik Kasongan di
Pada 2006-2007 penjualan meningkat
Indonesia mencapai 40,89 miliar euro dan
sebesar 4,22 miliar euro. Pada 2007-2008,
keramik Kasongan di luar negeri mencapai
penjualan meningkat sebesar 5,16 miliar
46,20 miliar euro. Marketing sales di luar
euro. 2008-2009 turun 2,06 miliar. Penurunan
negeri lebih tinggi dibandingkan penjualan
pendapatan pemasaran disebabkan adanya
di Indonesia karena produk keramik
persaingan dengan produk industri lainnya.
Kasongan dibandingkan dengan produk

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Penulis1, Penulis2, Seterusnya/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX - XX

mengering dalam waktu lama sehingga


menyulitkan proses pembuatan gerabah
selanjutnya.
Gambar 3. Peta Pemasaran
Gerabah Kasongan di Indonesia
2. Kendala dalam proses produksi keramik
Kendala bagi pengrajin dalam proses
pembuatan gerabah adalah sulitnya model
yang dipesan oleh pembeli. Terkadang
pembeli menginginkan desain yang berbeda
dari keramik lainnya.
3. hambatan pemasaran
Kendala pemasaran produk keramik
Kasongan merupakan kendala yang cukup
perlu diperhatikan. Pada bulan-bulan
Gambar 2. Peta Pemasaran Gerabah Kasongan
di Indonesia
tertentu pemasaran keramik kasongan
cukup sulit, seperti menjelang bulan April
hingga September, pembeli biasanya sepi.
Pada Oktober hingga Maret, produk
keramik Kasongan laris manis karena
bertepatan dengan liburan sekolah,
persaingan dengan industri lain juga
menjadi kendala pemasaran produk keramik
Kasongan.
yaitu Hambatan untuk produk sensitif
Hambatan lain yang dihadapi
Gambar 3. Peta Pemasaran Gerabah Kasongan kerajinan tangan yaitu produk keramik
di Luar Negeri rapuh. Produk keramik Kasongan mudah
pecah sehingga pengrajin lebih berhati-hati
Hambatan dalam Industri Gerabah dalam proses pembuatannya terutama
Kasongan dalam finishing. Keramik yang mudah
Dalam mengelola industri gerabah di pecah merupakan hasil dari proses
Kasongan, para perajin/responden pembakaran yang tidak sempurna.
mengalami banyak kendala. Kendala yang
ada pada industri gerabah Kasongan adalah Upaya Mengatasi Hambatan dalam
sebagai berikut: Industri Gerabah Kasongan
Berbagai upaya perajin untuk
1. Hambatan fisik (Alami) mengatasi kendala dalam industri gerabah
Hambatan fisik dalam hal ini adalah adalah:
hambatan yang diakibatkan oleh faktor
alam. Kendala fisik ditemui Dari pengrajin a. Upaya mengatasi hambatan faktor fisik
keramik dari Kasongan yaitu berkaitan (alam)
dengan musim. Saat musim hujan, keramik

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Penulis1, Penulis2, Seterusnya/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX - XX

Pengrajin keramik berusaha mengatasi dapat disimpulkan bahwa modal dan jumlah
kendala faktor fisik alam dengan tenaga kerja berhubungan positif. Modal
menempatkan keramik yang sudah dan jumlah tenaga kerja terkait dengan
terbentuk di dalam alat pengering. industri Desa Bangunjiwo. Industri gerabah
Pengrajin menggunakan alat pengering ini Kasongan di Desa Bangunjiwo menurut
saat musim hujan. klasifikasi BPS sebagian besar termasuk
b. Upaya mengatasi kendala dalam proses
produksi produk keramik Kasongan pada kelompok industri kecil, karena modal
Pengrajin bekerja untuk mendobrak awal pengrajin kecil, dan jumlah tenaga
hambatan praktik gerabah dengan kerja pada industri ini hanya 5-19 orang.
menghasilkan desain baru untuk menarik
pembeli. Penting bagi pengrajin untuk E. KESIMPULAN
melakukan inovasi produk keramik agar Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
produknya memiliki permintaan dan disimpulkan:
permintaan di pasar. 1. Proses pembuatan keramik
c. Untuk mengatasi hambatan pemasaran Proses produksi keramik meliputi tahapan
Pengrajin keramik Kasonga mendobrak produksi, material handling, pencetakan
hambatan pemasaran dengan rangka keramik, pengeringan, pembakaran
menyelenggarakan pameran di ruang pamer dan finishing. Ada dua jenis teknik yang
yang berada di Unit Pelayanan Teknis digunakan untuk membuat potongan
(UPT) Kasongan. Tujuan dari pameran keramik, yaitu teknik pemintalan dan teknik
tersebut adalah untuk menarik wisatawan cetak. Peralatan yang digunakan untuk
berkunjung ke Kasongani. Selain membuat gerabah meliputi gerabah,
menggelar pameran dagang, upaya perajin cetakan, gilingan, scrubber, dan perusak.
untuk mengatasi hambatan pasar juga 2. Produk inovasi keramik Kasonga
dilakukan dengan berbagai kampanye. yaitu Produk keramik inovatif Kasongan antara
Perusahaan mengatasi hambatan produk lain souvenir, gelas, patung Loro Blonyo,
yang sensitif patung Buddha, patung Punakawan,
Upaya pengrajin untuk mengatasi Wuwung modern, dompet Hello Kitty, meja
kendala tersebut meningkatkan kualitas kursi, wastafel, souvenir dan berbagai
produk keramik. Untuk mendapatkan desain.
produk keramik yang berkualitas baik, 3. Pemasaran gerabah Kasongan
keramik harus dibakar dengan suhu 600 Pemasaran produk keramik Kasongan
derajat. Temperatur 600 derajat cocok dilakukan di dalam dan luar negeri, dimulai
untuk pembakaran keramik, maka daya dari pemasaran lokal yaitu daerah
rekat tanah liat lebih tinggi. Penembakan Yogyakarta, Semarang, Solo, Boyolali,
sempurna menghasilkan produk keramik Cilacap, Surabaya, Bali, Sulawesi,
yang optimal, dan pengrajin tidak kalah. Kalimantan hingga ke luar negeri.
Pemasaran luar negeri keramik meliputi
6. Hubungan modal dengan jumlah tenaga Malaysia, India, Jepang, Belanda, Australia
kerja pada industri gerabah Kasongan dan Kanada.
Modal yang dikeluarkan berbanding 4. Hambatan dalam industri keramik
lurus dengan jumlah tenaga kerja, sehingga

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
Penulis1, Penulis2, Seterusnya/Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX - XX

Kendala yang dihadapi industri gerabah


Kasongan adalah:

a) Faktor fisik (alami) berupa musim


b) Proses pembuatan gerabah merupakan
model yang sulit REFERENSI
c. Pemasaran dalam bentuk persaingan Bintarto. (1991). Metode Analisa Geografi.
dengan industri lain Jakarta: LP3ES
Data Kependudukan Desa Bangunjiwo tahun
yaitu Produk yang halus
2013
5. Bisnis mengatasi hambatan
sebuah. Faktor fisik (alami) Hadi Sabari Yunus. (2010). Metodologi
Menggunakan pengering keramik saat Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:
musim hujan. Pustaka Pelajar
Ida Bagus Mantra. (2003). Demografi Umum.
b. proses pembuatan tembikar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Seminar dan pelatihan untuk menghasilkan
desain keramik yang lebih inovatif. c. Mohammad Pabundu Tika. (2005).
pemasaran Metode Penelitian Geografi. Jakarta:
Bumi Aksara Sugiyono. (2008). Metode
Menyelenggarakan pameran dan kampanye Penelitian Kuantitatif,
di media cetak dan elektronik. Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
yaitu Produk yang halus
Suharyono & Moch Amien. (2013). Pengantar
Keramik dibakar pada suhu 600 °C agar
Filsafat Geografi. Yogyakarta:Penerbit Ombak
tingkat kelengketan tanah liat lebih tinggi.
6. Hubungan modal dengan jumlah tenaga Walkodri. (2009). Profil Sentra Industri
kerja industri gerabah Kasongan: Kajigelem (Kerajinan Gerabah,Kerajinan
Bambu, Kerajinan Kulit, dan Kerajinan Patung
Batu). Yogyakarta: Pemerintah Kabupaten
Terdapat hubungan yang positif antara Bantul Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
modal dengan jumlah tenaga kerja, karena Koperasi
semakin kecil modal pengrajin maka
Wiyoso Yudoseputro, dkk. (1996). Desain
semakin banyak tenaga kerja yang
Kerajinan Keramik Petunjuk Pelatihan
dimilikinya. Keterampilan Industri Kerajinan Keramik
Untuk SMIK. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Menengah Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX

Anda mungkin juga menyukai