Anda di halaman 1dari 20

Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 35

PENINGKATAN PENGHASILAN
MASYARAKAT DESA MELALUI USAHA
WALL CLADDING
(Suatu Kajian Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten
Tulungagung)

ANDRI WAHYUDI
andriwahyudi1964@gmail.com

ABSTRAK
Peningkatan penghasilan masyarakat desa di era pembangunan dewasa ini di
Desa Sawo dapat dilakukan melalui usaha wall cladding. Tujuan dari penelitian ini
adalah: (a) mengetahui peningkatan penghasilan masyarakat desa melalui usaha wall
cladding di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung, (b) faktor
pendukung dan penghambat peningkatan penghasilan masyarakat desa melalui
usaha wall cladding di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukandengan
menanyakan secara langsung kepada subjek penelitian (informan) dengan pedoman
wawancara, dokumentasi dan data-data dari usaha wall cladding di Desa Sawo yang
berkenaan dengan obyek penelitian. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat keadaan yang berkenaan dengan kondisi di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan penghasilan masyarakat desa
melalui usaha wall cladding di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten
Tulungagung. Usaha ini mulai dirintis pada tahun 2013, yaitu berupa pelatihan
pengolahan dengan memanfaatkan limbah batu marmo menjadi wall clading sehingga
menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi, bisa diterima masyakat luas dalam
hal model (up to date), berkualitas dan bersaing dalam hal mutu serta harga dengan
produk sejenis lainnya di kawasan lokal, regional maupun internasional.
Faktor pendukung meliputi sumber daya manusia, pemerintah, dan letak
geografis. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu keterbatasan bahan untuk membuat
wall cladding, faktor cuaca, kurangnya daya listrik dan keterbatasan modal.
Saran dalam penelitian ini adalah peningkatan penghasilan masyarakat desa
Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung melalui usaha wall cladding
dapat lebih berhasil dan optimal hendaknya dilakukan secara terorganisir dengan baik
dan kerjasama berbagai fihak terkait sehingga dapat meningkatkan penghasilan &
kesejahteraan masyarakat desa Sawo Kecamatan Campurdarat kususnya dan
Kabupaten Tulungagung pada umumnya.

Kata Kunci: Peningkatan Penghasilan, Masyarakat Desa, Usaha Wall Cladding


36 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

ABSTRACT
Increasing the income of rural communities in the current era of development in
Desa Sawo can be done through the business of wall cladding. The objectives of this
study were: (a) to know the increase in income of rural communities through the wall
cladding business in Sawo Village, Campurdarat Subdistrict, Tulungagung District, (b)
supporting factors and inhibitors of increasing rural income through wall cladding in
Sawo Village, Campurdarat District, Tulungagung District
This study uses a qualitative approach. Data collection is done by means of
interviews, observation and documentation. The interview was carried out by asking
directly to the research subject (informant) with interview guidelines, documentation
and data from the wall cladding business in Sawo Village which was related to the
object of research. Observation is done by observing and recording the conditions
relating to conditions in the field.
The results of the study indicate an increase in income of rural communities
through the wall cladding business in Sawo Village, Campurdarat District, Tulungagung
Regency. This business began in 2013, in the form of processing training by utilizing
marmo stone waste into wall clading to produce products that have high selling value,
can be accepted by the public in terms of up to date, quality and competitiveness in
terms of quality and price with other similar products in the local, regional and
international regions.
Supporting factors include human resources, government, and geographical
location. While the inhibiting factors are limited material to make wall cladding, weather
factors, lack of electric power and limited capital.
Suggestions in this study are that increasing the income of the people of Sawo
Village, Campurdarat Subdistrict, Tulungagung Regency through wall cladding efforts
can be more successful and optimal. generally.

Keywords: Increased Income, Village Communities, Wall Cladding Efforts

PENDAHULUAN Hal ini didukung karena banyaknya


Peningkatan penghasilan ketersediaan bahan baku batu marmer,
masyarakat desa melalui usaha wall industri ini banyak menghasilkan barang-
cladding merupakan salah satu upaya barang kerajinan dari marmer (onnik)
untuk memperbaiki taraf hidup dan antara lain seperti : meja hias, kap lampu,
kesejahteraan masyarakat. Disisi lain patung dan lain sebagainya yang
juga membuka dan memberikan merupakan salah satu produk unggulan
lapangan/kesempatan kerja baru. yang bernilai dan bercita rasa tinggi yang
Tulungagung terkenal sebagai digemari wisatawan lokal dan
salah satu penghasil marmer terbesar di mancanegara karena telah menjadi
Indonesia yang didalamnya terdapat komoditi ekspor.
banyak industri marmer terpusat di Desa Kabupaten Tulungagung memiliki
Sawo Kecamatan Campurdarat kawasan perbukitan yang ditutupi oleh
Kabupaten Tulungagung. batu gamping yang telah mengeras
sehingga menjadi marmer di bagian
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 37

selatan. Luas wilayah Kabupaten dengan semakin majunya usaha/industri


Tulungagung yang mencapai 1.055,65 di bidang ini.
Km² yang terbagi dalam 19 Kecamatan Sampai dengan tahun 2018 jumlah
dan 271 desa/kelurahan. Dengan jumlah usaha/industri yang tercatat di
penduduk 1.040.490 jiwa sampai dengan Disperindag Kabupaten Tulungagung
tahun 2018. (diaskses melalui sebanyak kurang lebih 79 Perusahaan
https://tulungagung.co.id10Mei2018) yang memiliki tenaga kerja berkisar
Daerah ini mempunyai dataran antara 2-20 tenaga kerja per unit
sedang-tinggi dan dilintasi pegunungan usaha/industri tergantung seberapa besar
kapur di bagian selatan. Kabupaten skala tersebut, industri yang tercatat
Tulungagung menyimpan sumberdaya merupakan industri dengan skala
alam berupa batuan gamping yang produksi kecil sampai besar yang
kualitasnya baik, sehingga batu- terbesar memiliki 20 tenaga kerja. Secara
batuan/kekayaan alam didaerah ini dapat ekonomi, peningkatan jumlah
diolah menjadi marmer, marmo beserta usaha/industri dipandang sebagai sarana
kerajinan-kerajinan batu turunannya. untuk memberikan/kesempatan dan
Menurut Undang-Undang Dasar peluang yang besar adanya
Negara 1945 Pasal 33 disebutkan bahwa tambahan/peningkatan penghasilan
pemerintah menguasai sumber daya alam masyarakat dalam kerangka mewujud –
yang digunakan sebesar-besarnya untuk kan kesejahteraan masyarakat.
meningkatkan kemakmuran rakyat. Peningkatan penghasilan
Dalam pasal 3 pada Peraturan masyarakat berjalan seiring dengan
Pemerintah No. 23 Tahun 1997 tentang perkembangan usaha wall cladding di
lingkungan hidup pun disebutkan bahwa desa Sawo Kecamatan Campurdarat
pengelolaan lingkungan hidup bertujuan yang ditandai dengan banyaknya
untuk mewujudkan pembangunan pengusaha-pengusaha lokal skala kecil-
berkelanjutan yang berwawasan menengah.
lingkungan hidup. Namun pada Bertitik tolak pada paparan tersebut
kenyataannya pihak pemerintah belum diatas permasalahan dalam penelitian ini
dapat melakukan monitoring dan adalah bagaimana peningkatan
pengontrolan terhadap limbah batu penghasilan masyarakat melalui usaha
marmer yang berbentuk cair maupun wall cladding di desa Sawo Kecamatan
padat yang semakin bertambah seiring Campurdarat Kabupaten Tulungagung
38 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

termasuk juga apa yang menjadi faktor Kecamatan Campurdarat Kabupaten


pendukung dan faktor penghambatnya. Tulungagung serta untuk mengetahui
Rencana pemecahan masalah juga yang menjadi faktor pendukung dan
yang diinginkan dari penelitian tentang yang menjadi faktor penghambat
peningkatan penghasilan masyarakat peningkatan penghasilan masyarakat
desa melalui usaha wall cladding ini desa melalui usaha wall cladding di desa
adalah dapat memberikan hasil baik Sawo Kecamatan Campurdarat
langsung maupun tidak langsung Kabupaten Tulungagung.
mempengaruhi/berpengaruh pada Pada tahun 2013-an masyarakat
kehidupan masyarakat desa Sawo desa Sawo Kecamatan Campurdarat
Kecamatan Campurdarat Kabupaten Kabupaten Tulungagung mulai
Tulungagung, terutama dalam aspek memproduksi kerajinan wall cladding
ekonomi dan ekologi. Dalam aspek yang bahan bakunya diambil dari sisa
ekonomi misalnya, usaha wall clading ini potongan marmo, namun demikian selain
telah menambah/membuka lapangan itu ada juga pengusaha wall cladding
kerja baru karena terdapat pola ekonomi yang menggunakan batu alam.
baru dalam masyarakat. Pada dasarnya proses produksi
Proses pengolahan wall cladding hanya peduli untuk menghasilkan nilai
bermula dengan memotong bahan baku tukar maksimal bagi setiap biaya yang
menggunakan mesin potong, kemudian dikeluarkan. Prioritasnya adalah untuk
hasil potongan tersebut diolah dan menekan biaya produksi serendah
memasuki tahap pengeliman. Umumnya mungkin dan menghasilkan keuntungan
wall cladding digunakan untuk menghias semaksimal mungkin. Produsen akan
dinding pagar, perumahan, maupun menghindari pembiayaan lebih untuk
gedung. Pada saat sekarang, kerajinan melestarikan keseimbangan ekologis
wall cladding banyak digunakan untuk yang hal ini tidak terlepas dari aktivitas
mempercantik bangunan perumahan/ ekonomi yang boleh jadi bisa
pemukiman, gedung sekolah, instansi, merusak/mengganggu kelestarian
maupun perkantoran. lingkungan (Gorz, 2005: 37).
Selanjutnya yang menjadi tujuan Ilmu Ekologi memberikan perhatian
dari penelitian ini diantaranya adalah -nya pada batas-batas eksternal yang
untuk mengetahui sekaligus memberikan harus dihormati dan diperhatikan oleh
pemahaman terhadap peningkatan aktivitas ekonomi, sehingga dapat
penghasilan masyarakat desa melalui menghindari dampak yang bertentangan
usaha wall cladding di desa Sawo dengan aktivitas usaha wall cladding
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 39

masyarakat desa Sawo Kecamatan pada umumnya dapat ditempuh dan


Campurdarat tersebut. dipengaruhi oleh dua faktor yakni Sumber
Disamping itu manusia dan Daya Manusia & Sumber Daya Alam.
lingkungan merupakan satu kesatuan Selanjutnya berpijak dari dua hal
yang saling berhubungan. Interaksi yang tersebut diupayakan untuk maksimalisasi
dilakukan oleh manusia terhadap usaha wall cladding di masyarakat desa
lingkungan ini kemudian saling Sawo Kecamatan Campurdarat
mempengaruhi dan saling mengkait satu Kabupaten Tulungagung agar dapat
sama yang lainnya. (Soemarwoto, meningkatkan penghasilan masyarakat.
1994:54). Namun begitu yang tidak boleh
Keselarasan antara manusia dan dikesampingkan peningkatan penghasilan
alam menjadi persoalan ekologi dimana masyarakat dimaksud jangan
sumberdaya alam menjadi kebutuhan menimbulkan dampak negatif terhadap
manusia untuk keberlangsungan lingkungan, dengan kata lain dituntut
hidupnya.Meningkatnya aktivitas manusia adanya pengelolaan yang baik terhadap
akibat dari praktek industrialisasi, telah sumber-sumber daya/kekayaan alam.
meningkatkan pula jumlah limbah sebagai Empowerment atau yang
sisa hasil produksi tersebut. diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
Limbah marmo dibedakan menjadi berarti pemberdayaan merupakan sebuah
dua yakni limbah cair dan limbah padat. konsep yang lahir sebagai bagian dari
Untuk limbah cair yakni berupa lumpur perkembangan alam pikiran masyarakat
yang akan diolah sebagai Dolosit yang dan kebudayaan barat utamaya Eropa.
digukan untuk campuran bangunan, Untuk memahami konsep empowerment
sedangakn limbah padat yakni berupa secara tepat dan jernih memerlukan
sisa potongan disebut marmot. Marmo upaya pemahaman latar belakang
yang tidak bisa dipakai atau pecah bisa kontekstual yang melahirkannya.
diolah menjadi kerajinan yang saat ini Secara konseptual, pemberdayaan
berkembang dan disebut wall cladding. atau pemerkuasaan (empowerment)
Sedangkan sisa thithik-an marmo bisa berasal dari kata power (kekuasaan atau
diolah menjadi Mil. keberdayaan). Karena ide utama
Sebagaimana sedikit telah pemberdayaan bersentuhan dengan
disinggung dan dikemukakan didepan kemampuan untuk membuat orang lain
dalam paparan teoritis berikut terkait melakukan apa yang kita inginkan,
peningkatan penghasilan masyarakat
40 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

terlepas dari keinginan dan minat mereka Dari beberapa definisi pemberdaya
(Suharto, 2009:57). -an diatas dapat disimpulkan bahwa
Pemberdayaan adalah sebuah pemberdayaan merupakan suatu usaha
konsep yang fokusnya adalah kekuasaan. atau upaya yang dilakukan dalam rangka
Pemberdayaan secara substansial mengembangkan kemampuan dan
merupakan proses memutus (breakdown) kemandirian individu atau masyarakat
dari hubungan antara subjek dan objek. dalam memenuhi kebutuhan -nya.
Proses ini mementingkan pengakuan Tujuan yang ingin dicapai dari
subjek akan kemampuan atau daya yang pemberdayaan adalah untuk membentuk
dimiliki objek. Secara garis besar proses individu dan masyarakat menjadi mandiri.
ini melihat pentingnya mengalirkan daya Kemandirian tersebut meliputi
darisubjek ke objek. Hasil akhir dari kemandirian berpikir, bertindak dan
pemberdayaan adalah beralihnya fungsi mengendalikan apa yang mereka lakukan
individu yang semula objek menjadi tersebut.
subjek (yang baru), sehingga relasi sosial Lebih lanjut perlu ditelusuri apa
yang nantinya hanya akan dicirikan yang sesungguhnya dimaknai sebagai
dengan relasi sosial antar subyek dengan suatu masyarakat yang mandiri.
subyek lain.(Aziz dkk, 2005:169) Kemandirian masyarakat adalah
Pemberdayaan adalah suatu merupakan suatu kondisi yang dialami
kegiatan yang berkesinambungan masyarakat yang ditandai oleh
dinamis secara sinergis mendorong kemampuan untuk memikirkan,
keterlibatan semua potensi yang ada memutuskan serta melakukan sesuatu
secara evolutif melibatkan semua potensi yang dipandang tepat demi mencapai
serta fihak terkait.(Suhendra, 2006:7475) pemecahan masalah-masalah yang
Pemberdayaan tidak sekedar dihadapi dengan mempergunakan daya
memberikan kewenangan atau dan kemampuan yang terdiri atas
kekuasaan kepada pihak yang lemah kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik,
saja. Dalam pemberdayaan terkandung dengan pengerahan sumber daya yang
makna proses pendidikan dalam dimiliki oleh lingkungan internal
meningkatkan kualitas individu, masyarakat tersebut, dengan demikian
kelompok,atau mayarakat sehingga untuk menuju kemandirian perlu
mampu berdaya, memiliki daya saing, dukungan kemampuan berupa sumber
serta mampuhidup mandiri (Os M. Anwas, daya manusia yang utuh dengan kondisi
2013 : 49). kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif,
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 41

dan sumber daya lainnya yang bersifat dan kerja sama antara berbagai
fisikmaterial (Ambar Teguh, 2004: 80-81). kelompok, penggolongan, dan
Masyarakat dalam istilah bahasa pengawasan tingkah laku serta
Inggris adalah society yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan manusia.
kata Latin socius yang berarti (kawan). Masyarakat merupakan suatu
Istilah masyarakat berasal dari kata bentuk kehidupan bersama untuk jangka
bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut waktu yang cukup lama sehingga
serta dan berpartisipasi). Masyarakat menghasilkan suatu adat istiadat.
adalah sekumpulan manusia yang saling (Soerjono Soekanto, 2006:22).
bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling Desa menurut definisi universal
berinteraksi. Suatu kesatuan manusia adalah sebuah permukiman di area
dapat mempunyai prasarana melalui pedesaan (rural). Ada juga yang
warga-warganya dapat saling memaknai desa sebagai suatu
berinteraksi. pembagian wilayah administratif di bawah
Definisi lain, masyarakat adalah kecamatan yang dipimpin oleh Kepala
kesatuan hidup manusia yang Desa.
berinteraksi menurut suatu sistem adat Selain itu desa juga dinyatakan
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, sebagai suatu wilayah yang ditempati
dan yang terikat oleh suatu rasa identitas oleh sejumlah penduduk sebagai
bersama.Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat termasuk
kesatuan masyarakat yang memiliki didalamnya kesatuan masyarakat hukum
keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar yang mempunyai organisasi
warga-warganya, 2). Adat istiadat, pemerintahan terendah langsung di
3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas bawah Camat dan berhak
kuat yang mengikat semua warga menyelenggarakan rumah tangganya
(Koentjaraningrat, 2009: 115-118). sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Semua warga masyarakat Republik Indonesia. (UU no. 5 tahun
merupakan manusia yang hidup bersama, 1979).
hidup bersama dapat diartikan sama Kemudian ada yang memberikan
dengan hidup dalam suatu tatanan batasan bahwa desa adalah desa & desa
pergaulan dan keadaan ini akan tercipta adat atau yang disebut dengan nama lain,
apabila manusia melakukan hubungan. selanjutnya disebut desa adalah kesatuan
Masyarakat adalah suatu sistem masyarakat hukum yang memiliki batas
dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang wilayah yang berwenang untuk mengatur
42 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

dan mengurus urusan pemerintahan, Pemberdayaan masyarakat adalah


kepentingan masyarakat setempat sebuah proses dalam bingkai usaha
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak memperkuat apa yang lazim disebut
asal usul dan/atau hak tradisional yang community self-reliance atau
diakui dan dihormati dalam sistem kemandirian.Dalam proses ini masyarakat
pemerintahan Negara Kesatuan Republik didampingi untuk membuat analisis
Indonesia.(UU no. 6 tahun 2014). masalah yang dihadapi, dibantu untuk
Pemberdayaan masyarakat menemukan alternatif solusi masalah
adalah upaya meningkatkan kemampuan tersebut, serta diperlihatkan strategi
dan potensi yang dimiliki masyarakat, memanfaatkan berbagai kemampuan
sehingga masyarakat dapat mewujudkan yang dimiliki.(Abu Huraerah, 2008:87).
jati diri, harkat dan martabatnya secara
maksimal untuk bertahan dan Pemberdayaan masyarakat
mengembangkan diri secara mandiri baik merupakan proses pembangunan dalam
di bidang ekonomi, sosial, agama dan meningkatkan harkat dan martabat serta
budaya. (Widjaja,2003:169) kesejahteraan manusia. Oleh karena itu
Pemberdayaan terdiri dari dua profesi mulia sebagai agen
unsur utama sebagai pembentuknya yang pemberdayaan perlu ditunjang oleh
terdiri dari kewenangan dan kemampuan. kompetensi yang mampu memberdaya
Keduanya tidak dapat dipisahkan, karena kan masyarakat di era global sekarang ini
walaupun sudah memperoleh (Oos M.Anwas, 2013 : 10).
kewenangan, akan tetapi apabila Berdasarkan pada pengertian dan
mayarakat belum atau tidak mempunyai teori para ahli di atas, dalam penelitian ini
kemampuan untuk menjalankan dan dapat dikatakan bahwa pemberdayaan
melaksanakan kewenangan tersebut masyarakat melalui usaha wall cladding
maka pemberdayaan belum terwujud adalah sebagai upaya untuk
( Soetomo,2011:12). meningkatkan penghasilan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah Pengertian usaha adalah kegiatan
upaya mempersiapkan masyarakat dengan mengerahkan tenaga, pikiran,
seiring dengan langkah memperkuat atau badan untuk mencapai suatu
kelembagaan masyarakat agar mereka maksud.( Kamus Besar Indonesia, 2016 )
mampu mewujudkan kemajuan, Dalam Undang-undang tentang
kemandirian,dan kesejahteraan dalam wajib daftar perusahaan, usaha adalah
suasana keadilan sosial yang setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan
berkelanjutan. ( Sumaryadi ,2005:11) apapun dalam bidang perekonomian yang
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 43

dilakukan oleh setiap pengusaha atau Tahap pembuatan wall cladding


individu untuk tujuan memperoleh melalui beberapa proses sebagai berikut
keuntungan atau laba. (Solihin, 2007:27) yakni wall cladding digergaji atau
Salah satu usaha adalah dipotong-potong sesuai ukuran,
memproduksi, di mana produksi adalah selanjutnya potongan di keringkan
suatu proses atau siklus kegiatan dengan cara dijemur dibawah sinar
ekonomi untuk menghasilkan barang atau matahari. Setelah potongan kering, tahap
jasa tertentu (Hidayat, 2010:218) selanjutnya memasuki proses pencetakan
Usaha adalah mengikhtiarkan, wall cladding menggunakan lem batu atau
melakukan sesuatu untuk mencari akal resin dan dibawah batu dilapisi
(jalan keluar).Berdasarkan uraian di atas menggunakan plastik agar proses
dapat disimpulkan bahwa usaha adalah pengangkatan wall cladding menjadi lebih
suatu upaya yang dilakukan dengan mudah.Setelah wall cladding mengeras
maksud tertentu agar semua kemudian diangkat proses selanjutnya,
permasalahan yang ada dapat membersihkan sisa-sisa lem batu yang
terselesaikan dengan baik dan dapat ada di samping kanan dan kiri wall
mencapai tujuan yang diharapkan. cladding. Tahap terakhir adalah packing
Wall cladding yang memiliki arti wall cladding yang menggunakan kardus
menutup dinding merupakan salah satu agar tidak mudah patah saat dikirim.
produk susun sirih yang terbuat dari batu Sebagai salah satu jenis batuan
alam yang akan di aplikasikan pada yang banyak diminati oleh orang- orang,
dinding. Adapun ukuran wall clading yang wall cladding ternyata mempunyai
biasa digunakan adalah 20 x 40 cm dan banyak manfaat yang mempunyai
20 x 50 cm. Selain variasi dalam ukuran, visualisasi indah, yang sering digunakan
wall clading juga memiliki variasi dari jenis untuk berbagai keperluan manusia.
batu yang digunakan, yaitu wall clading mengenai manfaat yang diperoleh
seragam (satu jenis batu) dan wall clading manusia dari wall cladding adalah
kombinasi dimana varian ini tersusun dari sebagai penghias rumah.
dua atau lebih jenis batuan yang Fungsi yang paling sering diambil
membentuk pola tertentu sesuai manusia dari wall cladding adalah
kebutuhan.(diaksesmelaluihttps://batuala menjadikannya sebagai bahan penghias
mtulungagung1.blogspot.co.id/2015wall- rumah. Struktur wall cladding yang indah
clading-batu-alam 22 maret 2018). dengan pola- pola tertentu dan juga
percampuran berbagai warna ini tampak
44 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

cocok sekali apabila dijadikan bahan Tulungagung. Faktor pendukung seperti


penghias rumah.misalnya,veneer atau Sumber Daya Manusia, Pemerintah
dinding, pagar rumah. Desa, Letak geografis kemudian Faktor
Metode penelitian ini adalah dengan penghambat seperti Faktor cuaca, Daya
cara ilmiah untuk memperoleh listrik, serta keterbatasan modal
data/informasi dengan tujuan dan Lokasi penelitian ini berada di Desa
manfaat tertentu. Suatu penelitian agar Sawo yang merupakan daerah industri
dapat mencapai tujuan yang tepat dan marmer dan marmo di Kabupaten
keakuratan suatu penelitian maka Tulungagung. Desa ini merupakan
diperlukan suatu metode yang berisi cara- pengolah batu marmer setelah Desa
cara yang digunakan secara sistematis Besole.untuk menuju Desa Sawo dapat
dengan prosedur yang harus dilalui agar ditempuh dari terminal pusat kota
mencapai tujuan yang diinginkan. Tulungagung dengan menggunakan ojek
Pendekatan yang digunakan dalam motor atau angkutan umum jurusan
penelitian ini adalah pendekatan Telaga Buret, dengan jarak tempuh
Kualitatif. yakni bermaksud memperoleh kurang lebih satu jam. Kondisi jalan
gambaran adalah meningkatkan menuju lokasi ini cukup baik, mengingat
penghasilan masyarakat desa melalui kawasan ini dilalui jalan utama menuju
usaha wall cladding. pariwisata pantai selatan.
Pedekatan kualitatif menjadi desain Data merupakan elemen yang
dan pilihan dalam penelitian ini. sangat penting dalam suatu penelitian.
Pendekatan kualitatif merupakan Selanjutnya data diperoleh dari informan
prosedur penelitian yang menghasilkan di lokasi penelitian atau objek penelitian
data deskriptif berupa kata-kata tertulis dengan cara mengumpulkan data-data
maupun lisan dari orang-orang dan yang berguna dan permasalahan yang
perilaku yang diamati. (Moleong, 2007: 3). diangkat. Dalam hal ini data diperoleh
Adapun yang menjadi fokus langsung dari narasumber/pengusaha
penelitian ini adalah peningkatan wall cladding.
penghasilan masyarakat desa melalui Instrumen penelitian atau alat
usaha wall cladding di Desa Sawo pengumpul data adalah alat-alat yang
Kecamatan Campurdarat serta faktor- digunakan untuk memeperoleh atau
faktor yang mempengaruhi peningkatan mengumpulkan data dalam rangka
penghasilan masyarakat desa melalui memecahkan masalah penelitian atau
usaha wall cladding di Desa Sawo mencapai tujuan penelitian.(Sopiah& Etta
Kecamatan Campurdarat Kabupaten Emmang,2010:46).
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 45

Adapun instrumen dalam penelitian untuk mencari jawaban atas


adalah peneliti sendiri dengan permasalahan yang telah dirumuskan.
menggunakan metode wawancara, Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa
observasi, dokumentasi. Dalam secara kualitatif, artinya dari data yang
melaksanakan wawancara memerlukan diperoleh dilakukan pemaparan serta
wawancara, buku catatan dalam interpretasi secara mendalam. Data yang
dokumentasi memerlukan beberapa ada dianalisa serinci mungkin sehingga
referensi beberapa penelitian yang diharapkan dapat diperoleh kesimpulan
dimaksud dengan instrumen penunjang yang memadai yang bisa digeneralisasi
seperti alat tulis yang akan digunakan kan.
untuk mencatat data-data dan informasi Analisis data adalah proses mencari
terkait. dan menyusun secara sistematis data
Metode yang ada di dalam yang diperoleh dari hasil wawancara,
pengumpulan data dalam penelitian ini catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
adalah metode observasi, metode sehingga dapat mudah dipahami, dan
wawancara dan metode dokumentasi. temuannya dapat diinformasikan kepada
Pada dasarnya kegiatan manusia orang lain (Bogdan dalam Sugiyono,
dilakuakan dengan berpedoman kepada 2013:244).
nilai-nilai dan aturan-aturan dari Teknik analisis data dilakukan
masyarakatnya, berdasarkan pengalaman melalui empat tahap yaitu reduksi data,
dan pengetahuan yang dimilikinya, menampilkan data, verifikasi data dan
dipengaruhi oleh apa yang dirasakan kesimpulan. Display Data adalah data
sebagai kebutuhan-kebutuhannya, disusun dan disajikan kedalam bentuk
sentiment-sentimennya, pendapat- yang mudah dipahami,sehingga
pendapatnya dan pemikiran-pemikiran memberikan kemungkinan adanya
lain serta mengingat orang lain yang penarikan kesimpulan dan memudahkan
dihadapinya (Bachtiar, 1996: 119). bagi peneliti untuk melihat
Sesuai dengan tipe penelitian yaitu gambaransecara keseluruhan atau
deskriptif, maka setelah data yang bagian-bagian yang tertentu dari
terkumpul, proses selanjutnya adalah penelitian.
menyederhanakan data yang diperoleh ke Data yang diperoleh sejak awal
dalam bentuk yang mudah dibaca, senantiasa dibuat kesimpulan.Kesimpulan
dipahami dan diinterpretasi yang pada tersebut diverifikasi secara terus-
hakekatnya merupakan upaya peneliti menerus selama penelitian berlangsung
46 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

sehingga diperoleh kesimpulan bersifat “ diberlakukan standar untuk melihat


grounded”. tingkat kepercayaan atau keberhasilan
Analisis data dilakukan secara hasil penelitian. Sehingga data yang
berkelanjutan, berulang-ulang dan terus- dikumpulkan dapat dipertanggungjawab
menerus. Masalah reduksi data, kan. Ada empat kriteria yang digunakan
penyajian data,dan penarikan yakni kepercayaan(credibility), keteralihan
kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran (transferability),ketergantungan
keberhasilan secara berurutan sebagai (dependability), dan kepastian
rangkaian kegiatan analisis yang saling (konfirmobility). (Prastowo, 2011:37).
susul menyusul.
Dalam rangka memberikan PEMBAHASAN
pengertian dan pemahaman yang lebih Desa Sawo merupakan wilayah
jelas tentang model interaktif, yang yang secara geografis merupakan
komponen-komponennya meliputi tiga dataran rendah, memiliki pegunungan
komponen analisis (reduksi, penyajian dan lahan persawahan yang juga tidak
data,penarikan kesimpulan/verifikasi) luas.Desa Sawo sesuai dengan peta
ditambah dengan pengumpulan data, adalah:
Miles & Hubermen dalam Sugiyono a. Peta Wilayah Binaan
(2013:247) mendeskripsikannya melalui b. Batas-batas wilayah
gambar: - Utara : Desa Gamping
Gambar 1 - Selatan : Desa Ngentrong
Komponen-komponen Analisa Data - Barat : Desa Gedangan
Model Interaktif - Timur : Perhutani
c. Luas wilayah : 188,875 Ha
d. Pembagian administrasi daerah
Pengumpula Display
n data 1. Jumlah desa :1
data
2. Jumlah dusun : 2
Reduksi 3. Jumlah RW :7
data
4. Jumlah RT : 26
Kesimpula e. Pembagian Geografis
n/
Verifikasi 1. Tanah pekarangan: 57,5Ha
2. Tanah persawahan dan ladang:
Sumber : Miles & Hubermen, dalam Sugiyono
(2013:247)
90,005 Ha

Keabsahan data Dalam setiap 3. Tanah perumahan : 24,64 Ha

Penelitian kualitatif senantiasa 4. Irigasi : 5,4 Ha


Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 47

5. Sawah tadah hujan: 11,5 Ha 5. Mewujudkan masyarakat yang terampil


f. Keadaan tanah : subur dan mampu melaksanakan
g. Iklim : tropis pembangunan secara mandiri melalui
h. Curah hujan : sedang pelatihan-pelatihan
i. Keterangan jarak wilayah 6. Mewujudkan kerjasama atau
- Jarak Desa kewilayah Kecamatan : 6 km kemitraan yang harmonis anatara
- Jarak Desa kewilayah Kabupaten:22 km
masyarakat, aparat dan lembaga-
- Jarak Desa kewilayah Provinsi: 183 km
lembaga Desa serta kaum peduli
Dalam merumuskan sesuatu
dalam melaksanakan pembagunan
tentunya ada pijakan sebagai arah dalam
7. Mewujudkan Desa Sawo menjadi
perumusan, begitu juga dengan rumusan
Desa yang selalu terdepan dengan
pembangunan Desa harus tahu akan
memanfaatkan sector-sektor unggulan
dibawa kemana dan apa saja yang harus
8. Mewujudkan insan pembangunan
dikerjakan agar dapat mencapai tujuanya.
yang beriman dan bertakwa sebagai
Perumusan RPJMDes tidak lepas dari
modal pembangunan manusia yang
pada visi dan misi suatu desa, untuk itu
berkualitas
Desa Sawo memiliki visi yaitu Membentuk
9. Pembinaan generasi muda lewat
Desa yang agamis, membangun Desa
organisasi social keagamaan dan
dan membangun masyarakat Desa
karang taruna.
terutama generasi muda sehingga
Di Desa Sawo, masyarakat
tercipta Desa Sawo yang,aman, nyaman
mencoba untuk dapat mandiri melalui
dan makmur mulyo lan tinoto.
usaha pemberdayaan yang efektif
Guna mencapai visi tersebut,
sehingga diharapakan mereka akan
pemerintah Desa Sawo mempunyai misi :
mampu mengatasi permasalhanya secara
1. Meningkatkan perekonomian
mandiri dan berkelanjutan. Usaha
masyarakat melalui pembinaan usaha
memberdayakan masyarakat dimulai
kecil dan bantuan modal
dengan menumbuhkan kesadaran kritis,
2. Meningkatkan derajat kehidupan politik
kemudian mengenaal potensi /
yang demokratis
sumberdaya yang mereka miliki untuk
3. Meningkatkan pemberdayaan
kemudian membantu mereka
perempuan dan kesejahteraan
mengaktualisasikan seluruh kemampuan
keluarga.
dan potensi mereka secara maksimal
4. Meningkatkan tugas pokok dan fungsi
melalui berbagai kegiatan positif dalam
pemerintah dan lembaga Desa
rangkaa mengatasi persoalan-persoalan
48 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

yang mereka hadapi. Khusus di Desa berbahan dasar batu alam dengan
Sawo, berbagai potensi yang bisa mendirikan tempat penggergajian dan
dianalisis antara lain : pengeliman wall cladding. Selain itu juga
a. Swadaya dana usaha wall cladding ikut bergabung dalam
b. Tenaga / SDM UKM (Usaha Kecil Menengah) yang
c. Kepedulian berada di Kabupaten Tulungagung.
d. Banyak petani handal Usaha wall cladding dari awal
e. Areal sawah yang sangat luas merintis sampai sekarang semakin
f. Dekat pegunungan meningkat. Berkat ide kreatif dan
g. Tersedia material inovatifnya Bapak “RZ” mampu
h. Kepedulian pemerintah desa memberikan manfaat dan hasil untuk
i. Lembaga Desa yang efektif kesejahteraan masyarakat sekitar dengan
j. Usaha ekonomi : pengrajin kerajianan memberikan keterampilan untuk
marmer,onyx dan pualam kecakapan hidupnya dan menambah
Pemberdayaan masyarakat dimulai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
pada tahun 2013, dimulai dengan keluarganya.
pendirian kelompok usaha oleh sebagian Usaha wall cladding merupakan
kecil masyarakat desa Sawo. kerajinan batu alam yang berbahan dasar
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari limbah marmo ( sebitan ) . Kerajinan
dalam kegiatan wawancara dengan batu alam ini adalah salah satu dari
informan diperoleh data bahwa usaha beraneka ragam kerajinan Indonesia yang
wall cladding di dirikan pada tahun 2013. patut dikembangkan, selain itu juga
Awalnya Dusun Buret Desa Sawo kerajinan batu alam ini tersebar luas di
ingin limbah marmo (sebitan) menjadi Indonesia salah satunya di Desa Sawo
barang yang bermanfaat dan bernilai Kecamatan Campurdarat Kabupaten
ekonomi. Bahan yang berasal dari batu Tulungagung.
alam. Maka dari itu Bapak “RZ” selaku Berangkat dari keinginan
pendiri dan pengelola usaha wall cladding masyarakat untuk melakukan usaha
mengembangkan ide kreatifnya yang menunjukan Desa Sawo dengan adanya
awal mulanya mengolah limbah marmo pemberdayaaan melalui usaha wall
(sebitan ) yang berbahan dasar dari batu cladding dapat meningkatkan
alam tersebut menjadi wall cladding. penghasilan/ kesejahteraan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu Bapak Yang dirasakan dari pemberdayaan
“RZ” mengajak masyarakat dalam masyarakat melalui usaha wall cladding,
mengolah dan mengembangkan kerajinan kegiatan kemasyarakatan/masyarakat
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 49

menjadi aktif dalam berinteraksi sosial wilayah Desa Sawo dapat dijadikan fokus
dengan masyarakat lainnya sehingga utama dalam mengembangkan Desa
menciptakan solidaritas diantara anggota sentra kerajinan batu alam. Dengan
masyarakat. Indikator keberhasilan pada demikian pemberdayaan masyarakat
dampak sosial ini adalah mereka menjadi salah satu pendukung untuk
berkomunikasi kepada anggota tercapainya kesejahteraan.
masyarakat lainnya sehingga dengan Melalui usaha wall cladding akan
cara berdialog mereka secara alamiah memberikan lapangan pekerjaan baru
dan didasari dengan penuh pemahaman dengan berbahan dasar lokal mampu
dan ditindaklanjuti dengan aksi sosial memberikan perubahan baik dari
yang nyata. lingkungan, peningkatan ekonomi serta
Selain membangun dan berjalannya interaksi sosial antar
mengembangkan potensi wilayah Desa masyarakat lainnya. Dengan adanya
Sawo melalui usaha Wall cladding akan usaha wall cladding masyarakat Desa
menambah penghasilan serta merubah Sawo diberdayakan yaitu memberikan
pola pikir masyarakat kearah yang lebih keterampilan cara pembuataan wall
maju. Indikator dalam merubah pola pikir cladding dan pemasaranya sehingga
tersebut masyarakat mampu mereka menjadi lebih produktif.
mengorganisasi dirinya sendiri dan Dengan adanya usaha wall cladding
kemandirian dalam masyarakat. memberikan manfaat kepada masyarakat
Hasil observasi dan wawancara di Desa Sawo dalam peningkatan
lapangan, terlihat bahwa usaha wall penghasilan hal ini dengan indikator
cladding yang ada di Desa Sawo bahan keberhasilan dalam mencukupi
dasarnya memanfaatkan limbah marmo. kebutuhan keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara Dalam upaya meningkatkan
dapat disimpulkan bahwa usaha wall produktivitas sumber daya manusia dan
cladding akan meningkatkan kemandirian sumber daya alam tidak hanya sebatas
masyarakat dalam bidang ekonomi teori melainkan memberdayakan
sehingga dari kemandirian tersebut masyarakat agar menjadi kreatif dan
mampu menambah penghasilan terampil untuk kecakapan hidupnya.
keluarga/masyarakat. Selain itu juga Maksud dari kreatif dan terampil disini
mengembangkan sumber daya manusia adalah dalam mendesain pola, sehingga
yang ada di Desa Sawo. Hal ini nantinya bisa menghasilkan barang
menguatkan bahwa potensi yang ada di produksi yang berkualitas dan mampu
50 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

bersaing dengan produk lainnya. Maka Sumber daya manusia merupakan


dari itu manfaat yang dirasakan oleh faktor pendukung baik sebagai
masyarakat yang mengikuti usaha wall penggusaha sampai karyawan selalu
cladding yaitu menjadi berkembang kerjasama dan antusias dalam kegiatan.
dalam segi kreatif dan terampil dalam Dari kerjasama dan antusias mereka
menciptakan produk lokal. maka kegiatan-kegiatan berjalan dengan
Peningkatan penghasilan baik dan berkembang.
masyarakat desa melalui usaha wall Pemerintah desa yang memberikan
cladding memberikan manfaat baik untuk dukungan sebagai penunjang berupa
masyarakat atau lingkungan Desa Sawo. dukungan moral maupun materi selalu
Dengan memanfaatkan limbah marmo diberikan, terlaksananya kegiatan yang di
yang tidak terpakai dengan menjunjung lakukan pada usaha wall cladding karena
tinggi nilai lokal dan menciptakan dengan adanya dukungan dari
lapangan pekerjaan, dapat membantu pemerintah memberikan kepercayaan
menangani masalah pengangguran dan kepada masyarakat Desa Sawo untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat meningkatkan kualitas hidup dan
Desa Sawo. menambah/meningkatkan penghasilan
Dalam menjalankan suatu usaha melalui kegiatan pemberdayaan
tidak terlepas dari beberapa faktor masyarakat.
pendukung yang menunjang agar Dengan adanya pemberdayaan
kegiatan bisa terlaksana. Faktor masyarakat melalui usaha wall cladding
pendukung usaha wall cladding ini berdampak kepada masayarakat ke arah
berasal dari semua potensi yang ada di yang lebih baik dengan memberikan
Desa Sawo. Dengan adanya potensi baik peluang kerja kepada masyarakat
potensi alam maupun potensi masyarakat sehingga mengurangi beban pemerintah
sehingga mendukung dan ditingkatkan dalam menangani masalah
agar mampu menunjang kebutuhan serta pengangguran untuk kesejahteraan
kesejahteraan masyarakat Desa Sawo masyarakat Desa Sawo Kecamatan
Kecamatan Campurdarat Kabupaten Campurdarat Kabupaten Tulungagung.
Tulungagung. Terdapat beberapa faktor Dengan letak geografis yang
pendukung yang secara nyata dapat berada didekat lokasi industri membuat
menunjang kegiatan atau proses demi masyarakat mudah dalam mendapatkan
berjalannya kegiatan usaha wall cladding. bahan baku pembuatan wall cladding.
Faktor-faktor ini merupakan potensi- Sehingga dalam upaya pemberdayaan
potensi yang di miliki Desa Sawo. dan pembinaan berjalan dengan optimal.
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 51

Usaha wall cladding dalam Dari paparan tersebut dalam


kerangka meningkatkan penghasilan menjalankan suatu usaha secara
masyarakat desa memiliki berbagai faktor keseluruhan pada pemberdayan
penghambat yang sering menghambat masyarakat melalui usaha wall cladding
kegiatan tersebut. Adapun faktor pada dasar berasal dari beberapa faktor
penghambat yang menjadi penghalang internal, yaitu kemampuan dari pribadi
adalah cuaca yang tidak menentu. Cuaca masing-masing sumber daya manusia
yang tidak menentu dapat menghambat yang tergabung dalam kepengurusan
penambangan batu marmer atau batu maupun pengrajin usaha wall cladding.
alam untuk digunakan menjadi marmo Sehingga pengelola atau pengrajin yang
sehingga tidak ada limbah marmo eksis harus mampu menyiasati beberapa
(sebitan) yang akan dijadikan bahan baku faktor yang menjadi penghambat
wall cladding. tersebut.
Listrik merupakan faktor penting
dalam mendukung jalanya produksi KESIMPULAN
usaha wall cladding karena semua proses Berdasarkan hasil penelitian dan
pemotongan menggunakan mesin potong pembahasan yang dilakukan tentang
batu yang bergantung pada listrik dengan peningkatan penghasilan masyarakat
daya yang cukup memadai. Karena desa melalui usaha wall cladding, maka
banyaknya pengusaha yang memakai dapat disimpulkan sebagai berikut:
aliran listrik sehingga daya listrik sering 1. Peningkatan penghasilan masyarakat
menurun dan mengakibatkan mesin desa melalui usaha wall cladding
potong kurang maksimal dalam bekerja. dengan mengembangkan dan
Modal merupakan tumpuan suatu membangun potensi yang ada di
usaha, hambatan pada usaha wall wilayah Desa Sawo, baik potensi
cladding ini adalah modal karena pada sumber daya alam maupun sumber
saat pemesanan melonjak pastinya harus daya manusia bertujuan agar
memiliki modal yang banyak, dan waktu menambah/meningkatkan
pemasaran (pameran) bisa sampai luar penghasilan/kesejahteraan
kota butuh biaya untuk transportasi masyarakat. Dengan mengembangkan
merupakan menjadi penghambat dalam potensi sumber daya alam yang ada
proses pemasaran dan pesanan jika dan pemahaman belajar yang
melonjak. mendidik baik dari formal, Infomal
maupun non formal sehingga
52 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

menciptakan sumber daya insani atau KabupatenTulungagung agar kedepannya


istilah lain dari sumber daya manusia bisa menjadi lebih baik maka :
yaitu dengan cara kemanusiaan dan 1. Bagi Pemerintah hendaknya
memanusiakan manusia, agar sumber memberikan sosoalisasi pengarahan
daya manusia dapat dikelola secara tentang cara penggunaan alat
baik dan profesional sehingga tercipta produksi, dan melengkapi fasilitas,
keseimbangan antara kebutuhan sarana prasarana, modal usaha agar
sumber daya manusia dengan tuntutan pelatihan bisa berjalan lebih baik lagi
manusia. dan semakin berkembang.
2. Peningkatan penghasilan masyarakat 2. Bagi Pemerintah untuk lebih
desa melalui usaha wall cladding, tidak meningkatan kerja sama baik dengan
terlepas dari berbagai faktor pengusaha maupun masyarakat agar
pendukung dan penghambat. Adapun produksi wall clading bisa lebih dikenal
faktor pendukungnya antara lain: masyarakat bahkan sampai
sumber daya manusia,masyarakat mancanegara.
sekitar yang mendukung, pemerintah, 3. Sumber daya insani juga lebih
dan letak geografis. Selain itu juga ada ditingkatkan lagi untuk menumbuh
faktor penghambat dalam kembangkan potensi-potensi yang
pemberdayaan masyarakat melalui dimilkinya sehingga dapat
usaha wall cladding, yaitu antara lain: memunculkan manusia yang memilki
faktor cuaca, kurangnya daya listrket kompetensi yang berbeda-beda hingga
modal. Dengan adanya berbagai pada akhirnya akan terwujud sumber
penghambat tersebut, langkah yang daya insani berkualitas yaitu memilki
dilakukan pengelola yang selalu eksis pemikiran kritis, sistematis, logis,
harus mampu menyiasati dan kreatif dan kemauan untuk bekerja
melakukan pembaharuan, dan secara efektif.
memberikan solusi pada hambatan.

DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Buku-Buku:
Berdasarkan hasil penelitian
Ambar Teguh, Sulistyani, 2004,
mengenai peningkatan penghasilan Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan, Yogyakarta : Graha
masyarakat desa dengan pemberdayaan
Ilmu.
masyarakat melalui usaha wall cladding di
Anwas, Oos. M, 2103, Pemberdayaan
Desa Sawo Kecamatan Campurdarat
Masyarakat di Era Global.
Bandung : Alfabeta.
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 53

Almansharu, Djunaidi Ghony & Fauzan, Kartasasmita, G, 1996, Pembangunan


2014, Metodologi Penelitian untuk Rakyat: Memadukan
Kualitatif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Pertumbuhan dan Pemerataan,
Media. Jakarta : CIDES

Aziz, Moh. Ali dkk, 2005, Dakwah Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu
PemberdayaanMasyarakat, Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.
Yogyakarta :
PT.LKiS Pelangi Nusantara. Lexy J. Moleong, 2005, Metodologi
Bachtiar, Harsya W, 1996, “Pengamatan Penelitian Kualitatif, Bandung:
Sebagai Metode Penelitian”dalam Remaja Rosdakarya.
Koentjaraningrat, Metode-Metode Lexy J. Moleong, 2007, Metodologi
Penelitian Masyarakat, Jakarta: Penelitian Kualitatif, Bandung:
Gramedia. Rosdakarya.

Buchari, Alma, 2003, Dasar – Dasar Etika Mayasari,Fitri Agustina, 2016, LKS
Bisnis Islam. Bandung : Alfabeta. Kewirausahaan , Depok : Cv. Arya
Duta.
Edi Suharto,2009, Definisi Pemberdayaan
Membangun Mayarakat Prastowo, Andi, 2011, Memahami
Memberdayakan Rakyat Kajian Metode-metode Penelitian, Ar-Ruzz
Strategis Pembangunan Media:
Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Yogyakarta
Sosial, Bandung: Refika Aditama.
Prasojo,E, 2004, People and Society
Fitri Agustina Mayasari,S.P, 2006, Empowerwent Perspektif
Panduan Belajar Mandiri membangun partisipasi publik,
Kewirausahaan, Jurnal Ilmiah Administrasi Publik,
Jakarta: CVArya Duta. Vol,IV No 2: 10-25.

Gorz, Andre, 2005, Anarki Kapitalisme, Sopiah,&Sangadji, Etta , 2010,


Yogyakarta: Langit Aksara. Metodologi Penlitian (Pendekatan
Praktis dalam
Hidayat, Mohammad, 2010, pengantar Penelitian), CV. Andi Offset:
ekonomi syari’ah, Jakarta: zikrul Yogyakarta.
hakim.
Soemarwoto,Otto,1994, Ekologi,
Hikmat.Harry,2004, Strategi Pemberdaya Lingkungan Hidup, dan
an Masyarakat, Bandung: Pembangunan,
Humaniora Jakarta: Djambatan.
Utama Press. Soetomo, 2011, Pemberdayaan
Masyarakat (Mungkinkah muncul
Huraerah.A, 2008, Pengorganisasian dan Antitesisnya),Yogyakarta: Pustaka
Pengembangan Masyarakat Model Belajar.
dan Strategi Pembangunan yang
Berbasis Kerakyatan, Bandung: Soerjono, Soekanto, 2006, Sosiologi
Humaniora. Suatu Pengantar, Jakarta: Raja
Ismail, Solihin, 2007, Pengantar Bisnis, Grafindo Persada.
Pengenalan Praktis dan Studi Sudarto, 1995, Metodologi Penelitian
Kasus, Jakarta : Kencana. Filsafat, Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
54 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding

Http://batualamtulungagung1.blogspot.co.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian id/2015wall-clading-batu-alam.
Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Diakses pada tanggal 22 maret 2018
Bandung, Alfabeta. Pukul 20.00 WIB.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Http://wardanabatualami.blogspot.co.id/20


Kuantitatif & Kualitatif, R&D, 16/01/cara-membuat-
Bandung, Alfabeta. Batu-alam-dinding. Diakses pada tanggal
22 maret 2018 Pukul 21.00 WIB.
Suharto, Edi, 2009, Membangun Http://tulungagung.co.id.p
Masyarakat Memberdayakan
Masyarakat,
Bandung: PT Refika Aditama.
Suhendra, 2006. Peranan Birokrasi dalam
Pemberdayaan Masyarakat.
Bandung:
Alfabeta.

Sugiono, 2008, Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif, Bandung
:Alfabeta.

Sumaryadi,I Nyoman, 2005, Perencanaan


Pembangunan Daerah Otonom dan
Pemberdayaan Masyarakat,
Jakarta : Citra Utama.

Suryono, Agus Trilaksono Nugroho, 2007,


Paradigma Model Pendekatan
Pembangunan da n Pemberdayaan
Masyarakat di Era Otoda, Malang:
Lembaga Penerbitan dan
Dokumentasi FIA-Unibraw.

Widjaja, HAW, 2003, Otonomi Desa


Merupakan Otonomi Asli Bulat dan
Utuh, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Peraturan-Peraturan:

Undang-Undang Dasar Negara 1945

Internet :
Nurul Rizkika,
http://http://repository.radenintan.ac.id/47
7/1/skripsi lengkap.Pdf.

Faktor-faktorpengembanganusaha,
Http://tatangfh.wordpress.com. Kebijakan
Umum Pembinaan dan Pengembangan
KUKM,Diakses Pada tanggal 10 April
2018 Pukul 00.01 WIB.

Anda mungkin juga menyukai