PENINGKATAN PENGHASILAN
MASYARAKAT DESA MELALUI USAHA
WALL CLADDING
(Suatu Kajian Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten
Tulungagung)
ANDRI WAHYUDI
andriwahyudi1964@gmail.com
ABSTRAK
Peningkatan penghasilan masyarakat desa di era pembangunan dewasa ini di
Desa Sawo dapat dilakukan melalui usaha wall cladding. Tujuan dari penelitian ini
adalah: (a) mengetahui peningkatan penghasilan masyarakat desa melalui usaha wall
cladding di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung, (b) faktor
pendukung dan penghambat peningkatan penghasilan masyarakat desa melalui
usaha wall cladding di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukandengan
menanyakan secara langsung kepada subjek penelitian (informan) dengan pedoman
wawancara, dokumentasi dan data-data dari usaha wall cladding di Desa Sawo yang
berkenaan dengan obyek penelitian. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat keadaan yang berkenaan dengan kondisi di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan penghasilan masyarakat desa
melalui usaha wall cladding di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten
Tulungagung. Usaha ini mulai dirintis pada tahun 2013, yaitu berupa pelatihan
pengolahan dengan memanfaatkan limbah batu marmo menjadi wall clading sehingga
menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi, bisa diterima masyakat luas dalam
hal model (up to date), berkualitas dan bersaing dalam hal mutu serta harga dengan
produk sejenis lainnya di kawasan lokal, regional maupun internasional.
Faktor pendukung meliputi sumber daya manusia, pemerintah, dan letak
geografis. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu keterbatasan bahan untuk membuat
wall cladding, faktor cuaca, kurangnya daya listrik dan keterbatasan modal.
Saran dalam penelitian ini adalah peningkatan penghasilan masyarakat desa
Sawo Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung melalui usaha wall cladding
dapat lebih berhasil dan optimal hendaknya dilakukan secara terorganisir dengan baik
dan kerjasama berbagai fihak terkait sehingga dapat meningkatkan penghasilan &
kesejahteraan masyarakat desa Sawo Kecamatan Campurdarat kususnya dan
Kabupaten Tulungagung pada umumnya.
ABSTRACT
Increasing the income of rural communities in the current era of development in
Desa Sawo can be done through the business of wall cladding. The objectives of this
study were: (a) to know the increase in income of rural communities through the wall
cladding business in Sawo Village, Campurdarat Subdistrict, Tulungagung District, (b)
supporting factors and inhibitors of increasing rural income through wall cladding in
Sawo Village, Campurdarat District, Tulungagung District
This study uses a qualitative approach. Data collection is done by means of
interviews, observation and documentation. The interview was carried out by asking
directly to the research subject (informant) with interview guidelines, documentation
and data from the wall cladding business in Sawo Village which was related to the
object of research. Observation is done by observing and recording the conditions
relating to conditions in the field.
The results of the study indicate an increase in income of rural communities
through the wall cladding business in Sawo Village, Campurdarat District, Tulungagung
Regency. This business began in 2013, in the form of processing training by utilizing
marmo stone waste into wall clading to produce products that have high selling value,
can be accepted by the public in terms of up to date, quality and competitiveness in
terms of quality and price with other similar products in the local, regional and
international regions.
Supporting factors include human resources, government, and geographical
location. While the inhibiting factors are limited material to make wall cladding, weather
factors, lack of electric power and limited capital.
Suggestions in this study are that increasing the income of the people of Sawo
Village, Campurdarat Subdistrict, Tulungagung Regency through wall cladding efforts
can be more successful and optimal. generally.
terlepas dari keinginan dan minat mereka Dari beberapa definisi pemberdaya
(Suharto, 2009:57). -an diatas dapat disimpulkan bahwa
Pemberdayaan adalah sebuah pemberdayaan merupakan suatu usaha
konsep yang fokusnya adalah kekuasaan. atau upaya yang dilakukan dalam rangka
Pemberdayaan secara substansial mengembangkan kemampuan dan
merupakan proses memutus (breakdown) kemandirian individu atau masyarakat
dari hubungan antara subjek dan objek. dalam memenuhi kebutuhan -nya.
Proses ini mementingkan pengakuan Tujuan yang ingin dicapai dari
subjek akan kemampuan atau daya yang pemberdayaan adalah untuk membentuk
dimiliki objek. Secara garis besar proses individu dan masyarakat menjadi mandiri.
ini melihat pentingnya mengalirkan daya Kemandirian tersebut meliputi
darisubjek ke objek. Hasil akhir dari kemandirian berpikir, bertindak dan
pemberdayaan adalah beralihnya fungsi mengendalikan apa yang mereka lakukan
individu yang semula objek menjadi tersebut.
subjek (yang baru), sehingga relasi sosial Lebih lanjut perlu ditelusuri apa
yang nantinya hanya akan dicirikan yang sesungguhnya dimaknai sebagai
dengan relasi sosial antar subyek dengan suatu masyarakat yang mandiri.
subyek lain.(Aziz dkk, 2005:169) Kemandirian masyarakat adalah
Pemberdayaan adalah suatu merupakan suatu kondisi yang dialami
kegiatan yang berkesinambungan masyarakat yang ditandai oleh
dinamis secara sinergis mendorong kemampuan untuk memikirkan,
keterlibatan semua potensi yang ada memutuskan serta melakukan sesuatu
secara evolutif melibatkan semua potensi yang dipandang tepat demi mencapai
serta fihak terkait.(Suhendra, 2006:7475) pemecahan masalah-masalah yang
Pemberdayaan tidak sekedar dihadapi dengan mempergunakan daya
memberikan kewenangan atau dan kemampuan yang terdiri atas
kekuasaan kepada pihak yang lemah kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik,
saja. Dalam pemberdayaan terkandung dengan pengerahan sumber daya yang
makna proses pendidikan dalam dimiliki oleh lingkungan internal
meningkatkan kualitas individu, masyarakat tersebut, dengan demikian
kelompok,atau mayarakat sehingga untuk menuju kemandirian perlu
mampu berdaya, memiliki daya saing, dukungan kemampuan berupa sumber
serta mampuhidup mandiri (Os M. Anwas, daya manusia yang utuh dengan kondisi
2013 : 49). kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif,
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 41
dan sumber daya lainnya yang bersifat dan kerja sama antara berbagai
fisikmaterial (Ambar Teguh, 2004: 80-81). kelompok, penggolongan, dan
Masyarakat dalam istilah bahasa pengawasan tingkah laku serta
Inggris adalah society yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan manusia.
kata Latin socius yang berarti (kawan). Masyarakat merupakan suatu
Istilah masyarakat berasal dari kata bentuk kehidupan bersama untuk jangka
bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut waktu yang cukup lama sehingga
serta dan berpartisipasi). Masyarakat menghasilkan suatu adat istiadat.
adalah sekumpulan manusia yang saling (Soerjono Soekanto, 2006:22).
bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling Desa menurut definisi universal
berinteraksi. Suatu kesatuan manusia adalah sebuah permukiman di area
dapat mempunyai prasarana melalui pedesaan (rural). Ada juga yang
warga-warganya dapat saling memaknai desa sebagai suatu
berinteraksi. pembagian wilayah administratif di bawah
Definisi lain, masyarakat adalah kecamatan yang dipimpin oleh Kepala
kesatuan hidup manusia yang Desa.
berinteraksi menurut suatu sistem adat Selain itu desa juga dinyatakan
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, sebagai suatu wilayah yang ditempati
dan yang terikat oleh suatu rasa identitas oleh sejumlah penduduk sebagai
bersama.Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat termasuk
kesatuan masyarakat yang memiliki didalamnya kesatuan masyarakat hukum
keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar yang mempunyai organisasi
warga-warganya, 2). Adat istiadat, pemerintahan terendah langsung di
3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas bawah Camat dan berhak
kuat yang mengikat semua warga menyelenggarakan rumah tangganya
(Koentjaraningrat, 2009: 115-118). sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Semua warga masyarakat Republik Indonesia. (UU no. 5 tahun
merupakan manusia yang hidup bersama, 1979).
hidup bersama dapat diartikan sama Kemudian ada yang memberikan
dengan hidup dalam suatu tatanan batasan bahwa desa adalah desa & desa
pergaulan dan keadaan ini akan tercipta adat atau yang disebut dengan nama lain,
apabila manusia melakukan hubungan. selanjutnya disebut desa adalah kesatuan
Masyarakat adalah suatu sistem masyarakat hukum yang memiliki batas
dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang wilayah yang berwenang untuk mengatur
42 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding
yang mereka hadapi. Khusus di Desa berbahan dasar batu alam dengan
Sawo, berbagai potensi yang bisa mendirikan tempat penggergajian dan
dianalisis antara lain : pengeliman wall cladding. Selain itu juga
a. Swadaya dana usaha wall cladding ikut bergabung dalam
b. Tenaga / SDM UKM (Usaha Kecil Menengah) yang
c. Kepedulian berada di Kabupaten Tulungagung.
d. Banyak petani handal Usaha wall cladding dari awal
e. Areal sawah yang sangat luas merintis sampai sekarang semakin
f. Dekat pegunungan meningkat. Berkat ide kreatif dan
g. Tersedia material inovatifnya Bapak “RZ” mampu
h. Kepedulian pemerintah desa memberikan manfaat dan hasil untuk
i. Lembaga Desa yang efektif kesejahteraan masyarakat sekitar dengan
j. Usaha ekonomi : pengrajin kerajianan memberikan keterampilan untuk
marmer,onyx dan pualam kecakapan hidupnya dan menambah
Pemberdayaan masyarakat dimulai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
pada tahun 2013, dimulai dengan keluarganya.
pendirian kelompok usaha oleh sebagian Usaha wall cladding merupakan
kecil masyarakat desa Sawo. kerajinan batu alam yang berbahan dasar
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari limbah marmo ( sebitan ) . Kerajinan
dalam kegiatan wawancara dengan batu alam ini adalah salah satu dari
informan diperoleh data bahwa usaha beraneka ragam kerajinan Indonesia yang
wall cladding di dirikan pada tahun 2013. patut dikembangkan, selain itu juga
Awalnya Dusun Buret Desa Sawo kerajinan batu alam ini tersebar luas di
ingin limbah marmo (sebitan) menjadi Indonesia salah satunya di Desa Sawo
barang yang bermanfaat dan bernilai Kecamatan Campurdarat Kabupaten
ekonomi. Bahan yang berasal dari batu Tulungagung.
alam. Maka dari itu Bapak “RZ” selaku Berangkat dari keinginan
pendiri dan pengelola usaha wall cladding masyarakat untuk melakukan usaha
mengembangkan ide kreatifnya yang menunjukan Desa Sawo dengan adanya
awal mulanya mengolah limbah marmo pemberdayaaan melalui usaha wall
(sebitan ) yang berbahan dasar dari batu cladding dapat meningkatkan
alam tersebut menjadi wall cladding. penghasilan/ kesejahteraan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu Bapak Yang dirasakan dari pemberdayaan
“RZ” mengajak masyarakat dalam masyarakat melalui usaha wall cladding,
mengolah dan mengembangkan kerajinan kegiatan kemasyarakatan/masyarakat
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 49
menjadi aktif dalam berinteraksi sosial wilayah Desa Sawo dapat dijadikan fokus
dengan masyarakat lainnya sehingga utama dalam mengembangkan Desa
menciptakan solidaritas diantara anggota sentra kerajinan batu alam. Dengan
masyarakat. Indikator keberhasilan pada demikian pemberdayaan masyarakat
dampak sosial ini adalah mereka menjadi salah satu pendukung untuk
berkomunikasi kepada anggota tercapainya kesejahteraan.
masyarakat lainnya sehingga dengan Melalui usaha wall cladding akan
cara berdialog mereka secara alamiah memberikan lapangan pekerjaan baru
dan didasari dengan penuh pemahaman dengan berbahan dasar lokal mampu
dan ditindaklanjuti dengan aksi sosial memberikan perubahan baik dari
yang nyata. lingkungan, peningkatan ekonomi serta
Selain membangun dan berjalannya interaksi sosial antar
mengembangkan potensi wilayah Desa masyarakat lainnya. Dengan adanya
Sawo melalui usaha Wall cladding akan usaha wall cladding masyarakat Desa
menambah penghasilan serta merubah Sawo diberdayakan yaitu memberikan
pola pikir masyarakat kearah yang lebih keterampilan cara pembuataan wall
maju. Indikator dalam merubah pola pikir cladding dan pemasaranya sehingga
tersebut masyarakat mampu mereka menjadi lebih produktif.
mengorganisasi dirinya sendiri dan Dengan adanya usaha wall cladding
kemandirian dalam masyarakat. memberikan manfaat kepada masyarakat
Hasil observasi dan wawancara di Desa Sawo dalam peningkatan
lapangan, terlihat bahwa usaha wall penghasilan hal ini dengan indikator
cladding yang ada di Desa Sawo bahan keberhasilan dalam mencukupi
dasarnya memanfaatkan limbah marmo. kebutuhan keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara Dalam upaya meningkatkan
dapat disimpulkan bahwa usaha wall produktivitas sumber daya manusia dan
cladding akan meningkatkan kemandirian sumber daya alam tidak hanya sebatas
masyarakat dalam bidang ekonomi teori melainkan memberdayakan
sehingga dari kemandirian tersebut masyarakat agar menjadi kreatif dan
mampu menambah penghasilan terampil untuk kecakapan hidupnya.
keluarga/masyarakat. Selain itu juga Maksud dari kreatif dan terampil disini
mengembangkan sumber daya manusia adalah dalam mendesain pola, sehingga
yang ada di Desa Sawo. Hal ini nantinya bisa menghasilkan barang
menguatkan bahwa potensi yang ada di produksi yang berkualitas dan mampu
50 Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Buku-Buku:
Berdasarkan hasil penelitian
Ambar Teguh, Sulistyani, 2004,
mengenai peningkatan penghasilan Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan, Yogyakarta : Graha
masyarakat desa dengan pemberdayaan
Ilmu.
masyarakat melalui usaha wall cladding di
Anwas, Oos. M, 2103, Pemberdayaan
Desa Sawo Kecamatan Campurdarat
Masyarakat di Era Global.
Bandung : Alfabeta.
Andri Wahyudi, Peningkatan Penghasilan Masyarakat Desa Melalui Usaha Wall Cladding 53
Aziz, Moh. Ali dkk, 2005, Dakwah Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu
PemberdayaanMasyarakat, Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.
Yogyakarta :
PT.LKiS Pelangi Nusantara. Lexy J. Moleong, 2005, Metodologi
Bachtiar, Harsya W, 1996, “Pengamatan Penelitian Kualitatif, Bandung:
Sebagai Metode Penelitian”dalam Remaja Rosdakarya.
Koentjaraningrat, Metode-Metode Lexy J. Moleong, 2007, Metodologi
Penelitian Masyarakat, Jakarta: Penelitian Kualitatif, Bandung:
Gramedia. Rosdakarya.
Buchari, Alma, 2003, Dasar – Dasar Etika Mayasari,Fitri Agustina, 2016, LKS
Bisnis Islam. Bandung : Alfabeta. Kewirausahaan , Depok : Cv. Arya
Duta.
Edi Suharto,2009, Definisi Pemberdayaan
Membangun Mayarakat Prastowo, Andi, 2011, Memahami
Memberdayakan Rakyat Kajian Metode-metode Penelitian, Ar-Ruzz
Strategis Pembangunan Media:
Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Yogyakarta
Sosial, Bandung: Refika Aditama.
Prasojo,E, 2004, People and Society
Fitri Agustina Mayasari,S.P, 2006, Empowerwent Perspektif
Panduan Belajar Mandiri membangun partisipasi publik,
Kewirausahaan, Jurnal Ilmiah Administrasi Publik,
Jakarta: CVArya Duta. Vol,IV No 2: 10-25.
Http://batualamtulungagung1.blogspot.co.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian id/2015wall-clading-batu-alam.
Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Diakses pada tanggal 22 maret 2018
Bandung, Alfabeta. Pukul 20.00 WIB.
Internet :
Nurul Rizkika,
http://http://repository.radenintan.ac.id/47
7/1/skripsi lengkap.Pdf.
Faktor-faktorpengembanganusaha,
Http://tatangfh.wordpress.com. Kebijakan
Umum Pembinaan dan Pengembangan
KUKM,Diakses Pada tanggal 10 April
2018 Pukul 00.01 WIB.