Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PEKERJAAN
RENOVASI ASRAMA
DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN UPTD. BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN
PERKEBUNAN PROVINSI NTB.

LOKASI
JALAN RAYA TIBUPILING - KM.15, – NARMADA

TAHUN ANGGARAN 2023


KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)

A. TINJAUAN UMUM

1. PENDAHULUAN

Fenomena kepadatan penduduk merupakan permasalahan yang sudah tidak asing terjadi di
kota kota di Indonesia. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan jumlah
penduduk Indonesia adalah kelahiran, kematian dan juga perpindahan penduduk. Di kota kota
besar di Indonesia faktor perpindahan penduduk merupakan salah satu faktor yang memiliki
pengaruh besar terhadap kepadatan penduduk. Perpindahan penduduk yang dilakukan
masyarakat desa ke kota dengan tujuan mencari pekerjaan yang lebih baik sehingga daerah
perkotaan menjadi semakin padat. Selain itu hal yang mempengaruhi perpindahan penduduk
dari satu daerah ke daerah lainnya adalah pendidikan

Dinas Pertanian dan Perkebunan pada UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Provinsi NTB menanggapi gejala ini dengan mendukung lebih banyak
pembangunan asrama. Perkembangan penyediaan hunian bagi karyawan/staf kemudian
berkembang dari tempat tinggal/berteduh di malam hari [living environment) menjadi tempat
terjadinya proses pembelajaran [learning environment) serta proses pembinaan sosial [social
environment)2. Bentuk hunian kemudian menjadi lingkungan kooperatif, dengan pola
kehidupan akademis dan sosial yang terkait dan terintegrasi. Pemikiran ini -living and learning
environment (and social enviroment)- berangkat dari pemahaman bahwa ilmu pengetahuan
dan proses pembelajaran tidak hanya terjadi di kampus/sekolah -kata schola yang berasal dari
bahasa latin secara harfiah berarti waktu luang, atau dapat diartikan sebagai waktu luang yang
digunakan secara khusus untuk belajar. Keberadaaan fasilitas pembelajaran di hunian Asrama
diharapkan mampu mengembangkan potensi yang lebih baik, mengatasi masalah
keterbatasan waktu untuk belajar, dan secara tidak langsung mendukung filosofi dan metode
pembelajaran lewat pembentukan kelompok-kelompok diskusi formal dan informal,
menyediakan fasilitas pertemuan dan pelatihan, serta untuk mengembangkan kemampuan
dan kepekaan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan memanfaatkan waktu luang
yang dimiliki di sela-sela aktifitasnya.

Hunian Asrama merupakan Hunian yang sangat penting dalam membangun Indonesia
secara keseluruhan, terutama untuk Pengembangan kawasan Indonesia Timur. Asrama
merupakan bagian dari sistem Hunian yang perlu dikembangkan untuk menjaga pemerataan
pertumbuhan ekonomi nasional yang pada akhirnya akan memberikan dampak untuk
perkembangan sektor-sektor lain seperti pertanian, perkebunan, pertambangan serta
pariwisata. Tersedianya sarana prasarana yang bagus di Kawasan Indonesia Timur ini akan
memberikan dampak terhadap percepatan pembangunan.

Asrama merupakan salah satu jenis infrasruktur untuk pengembangan sektor


pertanian yang terkait dengan aktivitas pada daerah belakang (hinterland). Asrama memiliki
peran yang sangat strategis dalam menunjang pendidikan dan ekonomi Indonesia. Asrama
juga menjadi titik pertemuan serta pintu gerbang strategis untuk aktivitas ekonomi, sehingga
memiliki peran penting. Peran pembangunan terhadap pembangunan ekonomi sangat
signifikan dalam peningkatan efisiensi aktivitas logistik, khususnya dalam sektor pertanian
intermoda atau multimoda. Kinerja logistik yang baik akan berimplikasi pada rendahnya biaya
transportasi, sehingga dapat meningkatkan daya saing perekonomian;

Melalui Kegiatan Tata Kelola Pekerjaan Renovasi asrama Dinas Pertanian dan
Perkebunan pada UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB
”Dalam rangka menunjang Optimalisasi dan Peningkatan Gedung Asrama” dengan melakukan
penyempurnaan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Rehab Asrama UPTD. Balai Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB .

2. LATAR BELAKANG

Kegiatan Renovasi Asrama UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
Provinsi NTB ini dilatar belakangi oleh usia bangunan yang sudah cukup lama sejak dibangun
ditambah adanya kerusakan yang cukup parah akibat dari bencana Gempa Bumi yang melanda
Pulau Lombok pada bulan Agustus sampai Desember tahun 2018 lalu.

Dampak dari kerusakan tersebut menyebabkan bangunan yang ada saat ini, kurang
layak untuk dapat dihuni, sedangkan kerusakan yang cukup serius yakni pada bagian atap dan
struktur kolom yang mulai keropos. sehingga diperlukan perbaikan melalui Renovasi Asrama
UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB, tahun anggaran
2023.

Tentunya, agar dapat Dalam rangka menunjang Optimalisasi dan Peningkatan gedung
asrama dan fungsinya lebih maksimal, maka diperlukan segera melakukan Renovasi Asrama
UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB terutama untuk
mengembalikan fungsi akibat kerusakan pasca gempa sekaligus memaksimalkan kondisi agar
tidak terdampak pada konstruksi yang lainnya.

Pemilihan penyedia Jasa Pelaksana Konstuksi Pekerjaan Renovasi Asrama UPTD. Balai
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB Tahun Anggaran 2023 ini
dilakukan melalui proses pengadaan elektronik (e-procurement) atau e-lelang umum oleh Unit
Layanan Pengadaan (ULP), sehingga prosesnya dijamin berlangsung transaparan dan
akuntabel serta di junjung dengan integritas yang tinggi.

Terakhir Pengadaan Jasa Pelaksana Konstuksi, Pekerjaan Renovasi Asrama UPTD. Balai
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB, Tahun Anggaran 2023 ini di
harapkan dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dengan
menjalankan kaidah-kaidah Pelaksanaan konstruksi yang baik seperti penggunaan bahan baku
sesuai dengan rencana, tersedianya dukungan peralatan yang memadai, metode kerja yang
dilakukan secara baik dan didukung oleh SDM professional dibidangnya.

Sebagai tindak lanjut dari pekerjaan tersebut diatas maka pada Tahun Anggaran 2023,
Pekerjaan Renovasi Asrama UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
Provinsi NTB dapat dilaksanakan pekerjaan fisik, yang sumber dananya berasal dari DAK Dinas
Pertanian dan Perkebunan UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi
NTB.

3. DASAR-DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah;
2. Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
3. Undang-undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
4. Undang-undang No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
5. Peraturan pemerintah no 59 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
No. 29 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
6. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahannya dan aturan turunannya.
7. Peraturan Menteri PU. No.5/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2004 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Perubahannya.
10. Peraturan-peraturan Pemerintahan Daerah Setempat yang masih berlaku.
11. Peraturan BPJS Ketenagakerjaan No.01 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengawasan dan
Pemeriksaan Atas Kepatuhan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan.

4. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud :
Maksud dari pengadaan pekerjaan ini adalah diharapkan dengan dilaksanakan Fisik Pekerjaan
Renovasi Asrama UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB agar
sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditentukan dalam dokumen perencanaan
sehingga tidak terjadi penyimpangan yang merugikan dan membahayakan semua pihak. .

Tujuan :
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi Penyedia dalam rangka
melaksanakan Pekerjaan Renovasi Asrama UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Provinsi NTB, yang memuat masukan, azas, kriteria dan proses yang harus
dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan didalam melaksanakan tugas. Dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diharapkan Penyedia dapat melakukan pekerjaan dengan baik
untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud agar dapat dikembangkan berdasarkan
ketentuan dan standar yang berlaku.
5. SASARAN

Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan ini adalah adalah melakukan
pelaksanaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Renovasi Asrama UPTD. Balai Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB melalui aspek-aspek berikut ini:
a. Inspeksi terhadap kelengkapan Administrasi;
b. Inspeksi terhadap kelengkapan teknis;

6. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan Pekerjaan Renovasi Asrama UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Provinsi NTB di Jalan Raya Tibupiling - KM.15, – Narmada Provinsi NTB .

7. SUMBER PENDANAAN

Untuk melaksanakan Kegiatan Tata Kelola Dan Pelayanan Usaha Pekerjaan Renovasi Asrama
UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi NTB, dibiayai dari dana DAK
Tahun Anggaran 2023 dengan pagu anggaran Rp. 950.000.000,- (sembilan ratus lima puluh juta
rupiah) dengan Nilai HPS Rp. 947.710.000,- (sembilan ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus
sepuluh ribu rupiah).

8. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi harus berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, yang diberlakukan pada hal-hal sebagai berikut
1. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang telah
disusun, dengan segala tambahan dan perubahannya pada saat penjelasan penjelasan
pekerjaan / aanwizjing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan standarisasi yang
berlaku).
2. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan kualitas masukan (bahan, tenaga dan alat),
kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan).
3. Pelaksanaan Konstruksi harus sesuai dengan ketentuan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).
4. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik pekerjaan. Di dalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa
konstruksi berkewajiban memperbaiki pekerjaan yang cacat yang terjadi setelah serah
terima pertama.

9. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama Pejabat Pembuat Komitmen/PPK : LALU MAHYUDIN, SP., M.Si.
Satuan Kerja : UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.

10. STANDAR TEKNIS


Standar teknis yang akan digunakan oleh pihak Penyedia Jasa Pemborongan dalam kegiatan ini
adalah Standar Teknis yang telah diakui dan mempunyai legalitas sesuai dengan peraturan yang
berlaku (Permen/Kepmen Pekerjaan Umum).
11. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 120 (Seratus dua puluh) Hari Kalender.

12. TENAGA KERJA/ PERSONIL INTI YANG DIPERLUKAN


 Kebutuhan Tenaga Kerja/ Personil Inti, yang menjadi syarat utama dalam menjalankan dan
melaksanakan tiap – tiap tahapan pelaksanaan pekerjaan
 Tenaga Kerja dan Personil wajib untuk BPJS Ketenagakerjaan.

Daftar Tenaga Kerja/Personil inti minimal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
Uraian
Jumlah Pengalaman Lampiran
Personil Inti
SKT Pelaksana Bangunan
Pelaksana Bangunan Gedung atau SKK Pelaksana
a (STM/SMK Bangunan) 1 Orang 2Thn Lapangan Pekerjaan Gedung
Jenjang 4
Petugas K3 Konstruksi Sertifikat Pelatihan
b 0 Thn
(SMA/SMK/D3, S1) 1 Orang K3, Ijazah, CV
a. Tenaga Pelaksana :
1 (satu) orang Pelaksana lapangan disyaratkan minimal berpendidikan STM/SMK
Bangunan memilikki SKT Bangunan gedung, Ijasah, KTP dengan pengalaman minimal 2
tahun.
b. Tenaga Petugas K3:
1 (satu) orang Tenaga Petugas K3 berpendidikan SMU/STM, memilikki Sertifikat K3
Ijasah, KTP dengan pengalaman 0 nol tahun.

13.BAHAN/MATERIAL (Sesuai Spesifikasi Teknis)

14. PERALATAN MINIMAL YANG DIBUTUHKAN


Kebutuhan Peralatan yang akan digunakan, dan menunjang dalam tahapan penyelesaian
pekerjaan yang dimuat dalam dokumen pengadaan.

No Jenis Kapasitas Jumlah


1. Pic Up 2 m3 1 Unit
2. Mesin Cutting /Alat Potong Baja Mata potong 14 inch 1 Unit
3. Mesin Genset Min 3-5 kVA 1 Unit
4. Scafolding ∞ 24 Set

15. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI (terlampir)

Spesifikasi teknis yang ditawarkan harus memenuhi persyaratan


Spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi,meliputi:
o Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan
o Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan
o Ketentuan penggunaan tenaga kerja
o Metode kerja/ prosedur pelaksanaan pekerjaan;
o Ketentuan gambar kerja
o Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi.
16. TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
1. Penyedia jasa konstruksi bertanggung jawab secara profesional atas jasa
pembangunan konstruksi yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kodetata laku
profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab penyedia jasa konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Hasil pekerjaan harus memenuhi persyaratan standar yang berlaku.
b. Hasil pekerjaan harus telah mengakomodasi batasan- batasan yang telah di
berikan oleh pengguna jasa, termasuk melalui KAK ini, misal dari segi pembiayaan,
waktu pelaksanaan dan mutu pekerjaan

17. JAMINAN PELAKSANAAN


Diterbitkan oleh Bank Umum.

18. JAMINAN UANG MUKA


Diterbitkan oleh Bank Umum.

19. JENIS KONTRAK


Jenis Kontrak untuk Renovasi Asrama UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Provinsi NTB Dinas Pertanian dan Perkebunan UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan Provinsi NTB Provinsi NTB adalah Kontrak Gabungan (Harga Satuan Lump
Sump).

20. TATA CARA PEMBAYARAN


a. Pembayaran Uang muka
• Uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil, pembayaran uang
tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan teknis lain;
• Besaran uang muka dibayarkan sebesar 30 % dari Nilai Kontrak setelah penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang akan diterima;
• Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai Kontrak;
• PPK harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebut
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
• Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum;
• Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional
pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 90% (sembilan puluh).

b. Pembayaran Prestasi Pekerjaan


 Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan :
• penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan, Laporan
Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, Back Up Data Quantity dan Dokumentasi yang
telah diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas;
• pembayaran dilakukan dengan sistem prestasi termin ;
• pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk
bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
• pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila ada), pajak dan uang
retensi; dan
• pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.

c. Denda dan Ganti Rugi


• denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia;
• ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK karena terjadinya cidera
janji/wanprestasi;
• besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari sisa bagian
kontrak yang belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat
berfungsi.
• pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
• ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam adendum kontrak;
• pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data.

21. PERSYARATAN LAIN YANG DISYARATKAN :

1. Persyaratan Kualifikasi
(sesuai yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan) :
2. Untuk Persyaratan Teknis :
1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis. Dalam tahapan
pelelangan,klarifikasi teknis merupakan tahapan penting dalam menentukan kebenaran
dan konsistensi dalam menerapkan metode pelaksanaan dan schedule pelaksanaan
pekerjaan.

a. Tahapan Pekerjaan Persiapan


Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, dengan perincian metode yang akan diterapkan
dan penyesuaian terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan schedule
pelaksanaan yang disampaikan.
b. Penanganan Pekerjaan Utama (mayor item) atau Pekerjaan Spesifik
Menguraikan urut – urutan/ tahapan pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh dan
dapat dipertanggungjawabkan, beserta produktivitas yang dihasilkan per item
pekerjaan, penyesuaian terhadap schedule pelaksanaan yang disampaikan (Kurva S,
Bar Chart).
c. Penanganan Masa Pemeliharaan
Menjelaskan tahapan – tahapan dalam pelaksanaan pemeliharaan sejak Penyerahan
Pekerjaan Pertama (PHO) sampai dengan Penyerahan Pekerjaan Kedua (FHO).
2. Schedule Pelaksanaan Pekerjaan :

Dalam hal schedule pelaksanaan tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan yang
secara jelas menggambarkan jadwal yang logis dan keterkaitannya terhadap metode
pelaksanaan yang disampaikan

a. Kurva S
Penyajian schedule, yang dapat dipertanggungjawabkan dan menggambarkan
penyesuaian terhadap metode pelaksanaan yang disampaikan.

b. Jadwal MobilisasiTenaga Kerja, Per:alatan dan Material


Penyajian schedule, yang dapat dipertanggungjawabkan dan menggambarkan
penyesuaian terhadap rnetode pelaksanaan yang disampaikan Metode Kendali Mutu
dengan Penyampaian Metode Kendali Mutu yang akan diterapkan secara jelas dan
terinci .dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.

3. Metode Penempan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Keria)


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10
Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, maka

a) Penjelasan tentang' pentingnya penerapan K3 {Kesehatan dan Keselamatan Keria)


dalam pekerjaan Konstruksi ldentifikasi bahaya dan resiko K3 pada setiap item
pekerjaan yang dilaksanakan
b) dalam Pengendalian dan penanganan bahaya dan resiko K3 pada setiap item
pekerjaan yang dilaksanakan.

Penyedia menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen risiko serta


penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di
bawah ini :

Tabel. B.1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3,


( SAPESIFIK TERHADAP PEKERJAAN )

PERUSAHAAN : ................................................
PEKERJAAN : ................................................
LOKASI : ................................................
Rincian Uraian Pekerjaan Tabel B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian
Risiko K3, dengan uraian sebagai berikut :
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Risiko K3
1. Pekerjaan Atap a. Terpeleset/terjatuh saat pemasangan rangka atap
- Pek. Baja ringan 2. Terluka sedang/berat terkena material multirop
- Pek Reng baja ringan penutup atap.
- Pek Atap dan Plasing Spandek a. Terkena Paku
b. Terkena Peralatan Kerja
c. Terluka terkena mesin potong baja ringan
alumunium.
d. Terluka terkena mesin mata mesin bor baja ringan.
2. Dst nya

Tabel, B.2. Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus)


Sasaran Program
Pengendalian
No. Risiko) Uraian Jadwal Indikator Penanggung
Uraian Tolok Sumber Bentuk
Kegiatan Pelaksanaan Pencapaian Jawab
ukur Daya Monitoring

22. HAL-HAL LAIN


a. Produksi Dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini harus dilakukan
didalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dan dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
b. Persyaratan Kerja Sama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
jasa konsultansi ini maka persyaratan kerjasama harus dipenuhi.

23. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih
lanjut oleh Konsultan sepanjang keluaran/out put yang dihasilkan secara optimal sesuai dengan
yang diharapkan Pemberi Tugas.

Mataram, Mei 2023


Disetujui Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pertanian dan Perkebunan
UPTD. Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Provinsi NTB

LALU MAHYUDIN, SP., M.Si.


NIP. 196512311988031221

Anda mungkin juga menyukai