Anda di halaman 1dari 4

Topik 1 (Gubernur Jendral Hindia Belanda Dan Kebijakan-Kebijakannya Tahun

1900-1942)

 William Roseboom (1889) :


a. meresmikan pusat kursus bahasa belanda
b. memperluas penggunaan bahasa belanda
c. meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat bumiputera
 
2. Benedictus van Heutsz (1903 - 1909) :
a. Mendorong pendidikan praktis
b. penggunaan bahas-bahasa daerah sebagai bahasa pengantar
 
3. Federick Idenburg (1909 - 1916)  :
a. meresmikan hutan depok sebagai cagar alam pertama Hindia Belanda
b. menjadikan sekolah pribumi terhubung secara sistematis
 
4. Van Limburg Stirum (1916 - 1921) :
a.  mendiirikan Comite Indie Wererbar (Pertahanan Hindia) pada tahun 1916
b. Pendirian Volksraad (Dewan Rakyat) pada 18 Mei 1918
c. Mendirikan sekolah setingkat HBS yaitu AMS
d. Mendiirikan Technische Hoogeschool te Bandoeng
 
5.  Dirk Fock (1921 - 1926)
a. Perlakuan represif terhadap pergerakan nasional
b. pengurangan peran penasehat bumiputra 
 
6. Andries Cornelis Dirk de Graeff (1926 - 1931) :
a. Mendirikan Kamp pengasingan Boven Digoel 
b. Mengubah STOVIA menjadi sekolah tinggi kedokteran pada 1928 atau disebut GHS
 
7. Cornelis de Jonge (1931 - 1936) :
a. Jonge mengeluarkan Ordonasi Sekolah Liar yang bersifat preventif
 
8. Tajrda van Stakendborgh (1936 - 1942) :
a. Memberikan kebebasan mengungkapkan pendapat
b. Berusaha mengulur pendudukan Jepang atas Hindia-Belanda
 

2. Gubernur Jenderal Van Heutsz (1904 – 1909)

3. Alexader Willem Frederick Idenburg (1909 – 1916)

4. Johan Paul Van Limburg Stirum (1916 – 1921)

5. Dirk Fock (1921 – 1926)

6. Andries Cornelis Dirk de Graeff (1926 – 1931)

7. Bonifacius Cornelis de Jonge (1931 – 1936)

8. Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Stakenborgh Stachouwer


(1936 – 1942)

Kebijakan Gubernur Jendral Hindia Belanda 1900-1942

1. Willem Rooseboom (1899-1904)

2. Gubernur Jenderal Van Heutsz (1904 – 1909)

3. Alexader Willem Frederick Idenburg (1909 – 1916)

4. Johan Paul Van Limburg Stirum (1916 – 1921)

5. Dirk Fock (1921 – 1926)

6. Andries Cornelis Dirk de Graeff (1926 – 1931)

7. Bonifacius Cornelis de Jonge (1931 – 1936)

8. Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Stakenborgh Stachouwer


(1936 – 1942)

Topik 7 (Perkembangan Politik dan Pertumbuhan Organisasi Baru Sesudah


Tahun 1926)

Perkembangan politik setelah 1926


1. Perkembangan politik

Orientasi politik

a. Garis-garis pokok manifesto politik PI

b. Munculnya kepemimpinan kaum intelektual yang bukan


anggota

c. Mobilitas rakyat telah mengarah ke suatu momentum

d. Gubernur Jenderal de Graeff masih memberi ruang gerak


politik bagi kegiatan kaum nasionalis

2. Gaya baru dalam pergerakan nasional

a. PNI

b. PPPKI

c. Partindo

d. Parindra

e. Gerindro

f. GAPI

Topik 9 (Perjuangan Mengarah ke Persatuan dan Kesatuan Selama Masa


Pergerakan Nasional)

1. Perjuangan Melalui Non Parlemen (non kooperatif)

a. Partai Komunis Indonesia

1. Pada tahun 1920 didirikan Indische Communistische Partij

2. Pada 23 Mei 1923 di ubah nama menjadi partai komunis Indonesia

3. Pada 1926-1927 terjadi penumpasan PKI

b. Partai Nasional Indonesia

1. Pada 4 juli 1927, lahir partai rakyat nasional

2. Jumlah anggota PNI sekitar 1000 orang


c. Partai Indonesia

2. Berjuang melalui parlemen (kooperatif)

a. Paridra

b. Gerindo

c. GAPI

d. Pengajuan Mosi

1. Mosi Thamrin

2. Mosi Kewargaan Hindia

3. Mosi Wiwoho

4. Memorandum GAPI

Topik 10 (Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kolonial)

1.Persoalan ruang Lingkup

2. Latar belakang Tradisonal

3. Masyarakat kolonial & strukturalnya

4. Peranan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai