Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2019, Volume 50, Number 3: 433-437


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Gambaran audiometri pada penderita otitis media


supuratif kronis di poliklinik THT-KL RSUP Sanglah
tahun 2016-2017

I.G.A. Trisna Dewi,* Eka Putra Setiawan CrossMark

ABSTRACT

Background: Cronies Superlative Otitis Media is one of the causes of lowest distribution are 6.9 % and the highest distribution are moderate
hearing problems in many countries. hearing loss about 34.5 %. Conduction hearing loss in this study are the
Methods: The study used a retrospective descriptive research highest in distribution about 54.0 %. Distribution mix hearing loss are
design by taking data from medical records of patients with chronic 37.9 % and sensorineural hearing loss have the lowest frequency about
suppurated otitis media treated at Sanglah Hospital Polyclinic from 8.0 %. In this study the majority frequency in gender are male, and in
January 2016 to December 2017. From 87 of CSOM patients, 66.7 % are age group are 40 – 50 years old.
male and 33.3% are female. Conclussion: The most frequency in degree of hearing loss are
Results: The greatest number case is in group age 40 – 50 years moderate hearing loss, and the type of hearing loss are conduction
(32.2%). Based on degree of hearing loss severe hearing lost are the hearing loss.

Keywords: hearing loss, characteristic, Sanglah Hospital.


Cite This Article: Dewi, I.G.A.T., Setiawan, E.P. 2019. Gambaran audiometri pada penderita otitis media supuratif kronis di poliklinik THT-KL RSUP
Sanglah tahun 2016-2017. Medicina 50(3): 433-437. DOI:10.15562/Medicina.v50i3.609

ABSTRAK

Latar Belakang: Pandahuluan Otitis media supuratif kronis kelompok penderita OMSK dengan derajat tuli sangat berat memiliki
merupakan salah satu penyebab gangguan pendengaran di berbagai distribusi terkecil yaitu 6,9 % dan kelompok dengan derajat ketulian
negara. sedang memiliki distribusi yang terbesar yaitu 34,5 %. Distribusi tuli
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan konduksi pada penelitian ini memiliki distribusi yang paling besar
pendekatan retrospective study. Peneliti menggunakan tehnik yaitu 54,0 %. Sedangkan kelompok tuli campuran sebesar 37,9 % dan
consecutive sampling dengan data sekunder berupa rekam medis kelompok tuli sensorineural memiliki distribusi yang lebih kecil yaitu
pasien di RSUP Sanglah Denpasar dari periode Januari 2016 sampai sebesar 8,0 %. Pada penelitian ini penderita paling banyak adalah
dengan Desember 2017. lelaki, kelompok umur 40-50 tahun.
Hasil: Dari 87 orang penderita OMSK didapatkan lelaki sebanyak Kesimpulan: Distribusi terbanyak adalah kelompok OMSK dengan
66,7% dan wanita 33,3%. Paling banyak terdapat pada kelompok derajat ketulian sedang. Jenis ketulian terbanyak adalah tuli
umur 40-50 tahun tahun (32,2%). Berdasarkan derajat ketulian, konduksi.

Departemen/KSM Kehatan
­Telinga Hidung Tenggorok Bedah
­Kepala Leher, Fakultas ­Kedokteran Kata kunci: Nodul pita suara, karakteristik, RSUP Sanglah
­Universitas Udayana/RSUP Cite Pasal Ini: Dewi, I.G.A.T., Setiawan, E.P. 2019. Gambaran audiometri pada penderita otitis media supuratif kronis di poliklinik THT-KL RSUP
­Sanglah Denpasar-Bali Sanglah tahun 2016-2017. Medicina 50(3): 433-437. DOI:10.15562/Medicina.v50i3.609

*
Correspondence to:
I.G.A. Trisna Dewi, Departemen/KSM PENDAHULUAN
Kehatan ­Telinga Hidung Tenggorok
Bedah ­Kepala Leher, Fakultas Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah Prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% atau
­Kedokteran U­ niversitas Udayana/ infeksi kronis di telinga tengah yang berlangsung diperkirakan sekitar 6,6 juta penduduk Indonesia.
RSUP ­Sanglah Denpasar-Bali lebih dari 2 bulan, yang ditandai dengan adanya Penderita OMSK merupakan 25% dari pasien
vios333va@gmail.com perforasi membran timpani dan keluarnya sekret yang berobat di poliklinik THT KL di Indonesia.
dari telinga yang terus-menerus atau hilang timbul. Biasanya pada penderita OMSK dijumpai tuli
Diterima: 2019-02-02 OMSK merupakan salah satu penyebab gangguan konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Disetujui: 2019-03-01 pendengaran di berbagai negara, terutama negara Tuli konduktif yang jarang melebihi 35 dB seringkali
Publis: 2019-12-01 berkembang.1 ditemukan pada pemeriksaan audiometri. Beratnya

433
ARTIKEL ASLI

ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi Berdasarkan kelompok umur didapatkan pender-
membran timpani serta keutuhan dan mobilitas ita terbanyak pada kelompok umur 40-50 tahun
sistem pengantaran suara ke telinga tengah.2 (32,2%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pada karakteristik jenis OMSK, penderita OMSK
profil dan distribusi gangguan pendengaran pada tipe aman memiliki distribusi yang lebih besar yaitu
penderita otitis media supuratif kronis sehingga 85% dan OMSK tipe berbahaya memiliki distribusi
komplikasi terkait dengan penurunan fungsi lebih kecil yaitu sebesar 14,9%. Berdasarkan karak-
pendengaran dapat dideteksi lebih dini dengan terstik telinga yang mengalami OMSK dijabarkan
adanya gambaran audimetri yang sesuai. dimana lokasi unilateral lebih banyak yaitu sebesar
64,4% daripada lokasi OMSK yang bilateral sebesar
35,8% (Tabel 1).
BAHAN DAN METODE
Sedangkan pada distribusi derajat ketulian, pada
Penelitian menggunakan rancangan penelitian penelitian kelompok penderita OMSK dengan
deskriptif retrospektif dengan mengambil data derajat ketulian sedang memiliki distribusi yang
sekunder dari catatan medis penderita OMSK yang terbesar yaitu 34,5%.Penelitian ini menunjukkan
berobat ke RSUP Sanglah pada periode Januari penderita OMSK dengan tuli konduksi memiliki
2016 hingga Desember 2017. Sampel penelitian distribusi yang paling besar yaitu 54,0%. Sedangkan
adalah semua penderita yang didiagnosis OMSK kelompok tuli campuran sebesar 37,9% dan kelom-
di poliklinik THT-KL RSUP Sanglah pada periode pok tuli sensorineural memiliki distribusi yang
waktu tersebut. Data pasien dicatat seperti nama, lebih kecil yaitu sebesar 8,0%, seperti ditampilkan
jenis kelamin, usia, jenis ketulian dan derajat pada Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini.
ketulian. Data yan didapatkan kemudian disajikan Berdasarkan jumlah telinga yang mengalami
dalam bentuk tabel dan narasi. Penelitian ini sudah OMSK tipe aman (tubotimpani) pada sampel,
kelaikan etik dari Rumah Sakit Sanglah dengan terdapat 99 telinga dimana 56,6% mengalami tuli
Nomor:17 321 UN 1 4.2.21 PD I KEP 1201 I, konduksi (Tabel 4) dan derajat ketulian terbanyak
tertanggal 26 Juli 2018. adalah penurunan pendengaran derajat sedang
yaitu 28,3% (Tabel 5).
Pada penelitian ini, terdapat 19 telinga sebagai
HASIL
sampel OMSK tipe berbahaya, dimana sebagian
Distribusi penderita OMSK berdasarkan jenis besar yaitu 57,9% (Tabel 6) mengalami tuli campu-
kelamin didapatkan lelaki sebanyak 58 orang ran dengan penurunan pendengaran terbanyak
(66,7%) dan perempuan 29 orang (33,3%). adalah derajat sedang berat dan derajat berat yaitu
masing-masing 26,3% (Tabel 7).
Tabel 1  Distribusi berdasarkan karakteristik penderita OMSK
Variabel Jumlah (orang) Persentase (%) PEMBAHASAN
Jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, penderita OMSK pada
Lelaki 58 66,7 penelitian ini dimana penderita lelaki memiliki
proporsi yang lebih besar dari pada penderita
Perempuan 29 33,3
perempuan yaitu 66,7%: 33,3%. Hal ini sesuai
Kelompok umur (tahun) dengan penelitian di India yang melaporkan
1 – 10 Tahun 2 2,3 penderita lelaki sebanyak 66,84% dan perempuan
10 – 20 Tahun 12 13,8 sebanyak 33,16%.3 Otitis media supuratif kronis
20 – 30 Tahun 12 13,8 merupakan suatu penyakit infeksi yang sering
dihubungkan dengan kondisi sosial ekonomi yang
30 – 40 Tahun 10 11,5
kurang mampu, malnutrisi, higienisitas yang buruk,
40 – 50 Tahun 28 32,2 infeksi saluran nafas yang berulang dan lingkungan
50 – 60 Tahun 11 12,6 dengan pusat pelayanan kesehaan yang memadai.4
> 60 Tahun 12 13,8 Hal ini mungkin berkaitan dengan kecenderun-
gan perempuan lebih memperhatikan higienisitas
Diagnosis
dibandingkan lelaki. Perbedaan kecenderungan
OMSK Tubotympani 74 85 psikologis ini berkaitan dengan kejadian paparan
OMSK Atikoantral 13 14,9 terhadap allergen, bakteri dan parasit. Kajian
Lokasi yang dilakukan oleh Sharyn Clough mengenai
Unilateral 56 64,4 perbedaan higienisitas pada lelaki dan perem-
puan menyebutkan bahwa perempuan memiliki
Bilateral 31 35,8
standar kebersihan dan higienisitas yang lebih

434 Medicina 2019; 50(3): 433-437 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.609


ARTIKEL ASLI

Tabel 2  Distribusi Derajat Ketulian pada penderita OMSK Distribusi OMSK tertinggi pada penelitian
ini berada pada rentang usia 40-50 tahun. Hal ini
Derajat Ketulian Pasien OMSK (n = 87)
serupa pada penelitian Mohammed dkk didapat-
Ringan 18 (20,7%) kan insidensi tertinggi kasus OMSK pada usia lebih
Sedang 30 (34,5%) dari 20 tahun, dimana sebanyak 45 kasus dengan
Sedang Berat 17 (19,5%)
rentang usia 8-52 tahun dan kejadian OMSK paling
banyak dijumpai pada usia 30-50 tahun (28,8%).7
Berat 16 (18,4%)
OMSK lebih sering terjadi pada anak-anak karena
Sangat Berat 6 (6,9%) tuba Eustachius pada anak-anak lebih pendek dan
horizontal.8 Pada penelitian ini kejadian OMSK
Tabel 3  Distribusi Jenis Ketulian pada Penderita OMSK lebih banyak pada rentang usia dewasa kemungk-
inan karena pasien anak-anak telah tertangani di
Jenis Ketulian Penderita OMSK (n = 87)
pusat pelayanan kesehatan primer dimana penya-
CHL 47 (54,0%) kit ini sesungguhnya dapat ditangani di pusat
MHL 33 (37,9%) pelayanan kesehatan primer untuk mencegah
SNHL 7 (8,0%) terjadinya penurunan pendengaran dan komplikasi
lain yang fatal.
Jenis gangguan pendengaran terbanyak yang
Tabel 4  Distribusi Jenis Ketulian pada OMSK Tubotimpani terjadi pada penderita OMSK yang datang ke RSUP
Jenis Ketulian Telinga dengan OMSK Tubotimpani Sanglah dari tahun 2016 sampai tahun 2017 adalah
tuli konduktif (54,0%), sedangkan tuli campuran
CHL 56 (56,6%)
dijumpai sebanyak 37,9% dan tuli sensorineural
MHL 37 (29,3%) sebanyak 8%. Penurunan pendengaran merupa-
SNHL 6 (6,1%) kan komplikasi OMSK yang paling sering terjadi.
OMSK dapat menyebabkan tuli konduksi (CHL)
Tabel 5  Distribusi Derajat Ketulian pada OMSK Tubotimpani ataupun tuli saraf (SNHL). Tuli konduksi terjadi
karena terhambatnya transmisi gelombang suara
Derajat Ketulian Telinga dengan OMSK tubotimpani
dari telinga tengah ke telinga dalam.9
Ringan 26 (20,7%) Penelitian oleh Kumar menunjukkan pada
Sedang 40 (34,5%) 50 penderita yang berumur 15 – 60 tahun dengan
OMSK tipe tubotimpani menunjukkan bahwa
Sedang Berat 17 (19,5%)
92,18% dari penderita OMSK mengalami tuli
Sangat Berat 16 (18,4%) konduksi dan 7,82% mengalami tuli sensorineural.10
Tuli saraf pada pasien OMSK terjadi karena
Tabel 6  Distribusi Jenis Ketulian pada Penderita OMSK Atikoantral kerusakan pada telinga dalam yaitu koklea atau
Jenis Ketulian Penderita OMSK Atikoantral
gangguan pada saraf yang menghantarkan sinyal
dari telinga dalam ke otak. Infeksi pada telinga
CHL 2 (10,5%) tengah dapat menyebabkan terlepasnya media-
MHL 15 (57,9%) tor-mediator inflamasi seperti nitric oxide dan
SNHL 2 (10,5%) metabolit asam arakidonat yang dapat menyebab-
kan perubahan fungsional dan morfologi struktur
auditori. Mediator-mediator inflamasi ini juga dapat
Tabel 7  D
 istribusi Derajat Ketulian pada Penderita OMSK menembus membran round window dan masuk ke
Atikoantral telinga dalam menyebabkan kerusakan pada koklea.
Derajat Ketulian Pasien OMSK Penelitian lainnya menunjukkan toksin-toksin
Ringan 2 (10,5%) bakteri penyebab OMSK dapat menembus koklea
dan menyebabkan kerusakan. Toksin bakteri ini
Sedang 1 (5,3%)
bisa berupa eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri
Sedang Berat 6 (26,3%) gram positif dan gram negatif, atau endotoksin
Sangat Berat 6 (26,3%) pada membran luar bakteri gram negatif. Infeksi
yang disebabkan oleh toksin ini dapat menyebabkan
tinggi dibandingkan lelaki.5 Selain itu faktor sosial kerusakan langsung pada sel-sel rambut terutama
ekonomi juga mempengaruhi kejadian OMSK. pada basal koklea dimana sel-sel rambutnya sensitif
Penderita yang tinggal di pemukiman kumuh lebih dengan dengan nada tinggi.9
rentan untuk menderita OMSK (80%) dibanding- Pada distribusi berdasarkan derajat ketulian,
kan yang tinggal di gedung.6 pada penelitian ini kelompok penderita dengan

Medicina 2019; 50(3): 433-437 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.609 435


ARTIKEL ASLI

derajat ketulian sangat berat memiliki distri- berat dan derajat berat yaitu masing-masing 26,3%.
busi terkecil yaitu 6,9% dan kelompok penderita Terdapatnya kolesteatoma pada OMSK tipe berba-
OMSK dengan derajat ketulian sedang memiliki haya dapat memperberat tejadinya penurunan
distribusi yang terbesar yaitu 34,5%. Hal ini sesuai pendengaran. Derajat ketulian ditentukan oleh
dengan penelitian di Bangladesh yang dilaku- ukuran kolesteatoma dan apakah ekspansi koles-
kan oleh Wilsen dkk didapatkan derajat ketulian teatoma telah menyebabkan diskontinuitas rantai
paling tinggi adalah tuli sedang pada telinga yang tulang-tulang pendengaran.14
mengalami perforasi.11
Penelitian oleh Kumar menunjukkan sebagian SIMPULAN
besar penderita yang mengalami ketulian memiliki
ambang pendengaran 26 – 40 dB pada 50% pasien Berdasarkan jenis kelamin, proporsi pender-
dan 41 – 55 dB pada 42,19 % pasien.16 Peradangan ita OMSK di poliklinik THT KL RSUP Sanglah
kronis pada telinga tengah menyebabkan terben- dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017,
tuknya sekret, perforasi membran timpani dan lelaki lebih besar dari pada penderita perempuan
terputusnya rantai tulang pendengaran, yang dapat yaitu 66,7% : 33,3%. Berdasarkan usia, penderita
menyebabkan tuli konduksi hingga 60 dB.9 Derajat OMSK di poliklinik THT KL RSUP Sanglah dari
ketulian dipengaruhi oleh ukuran dan lokasi tahun 2016 sampai dengan tahun 2017, distribusi
perforasi membran timpani, kerusakan osikel, dan OMSK tertinggi pada rentang usia 40-50 tahun.
keberadaan jaringan granulasi atau kolesteatoma.10 Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa tuli
Semakin besar perforasi yang terjadi, makin konduktif merupakan tipe gangguan pendengaran
kecil permukaan membran yang dapat mengum- yang paling tinggi angka kejadiannya yaitu 54,0%.
pulkan energi suara. Suara pada akhirnya hanya Dimana ini berarti lebih dari 50% penderita OMSK
dapat diakomodasikan pada pada bagian belakang di Poliklinik THT RSUP Sanglah menderita tuli
kuadran posterior membran timpani dimana osikel konduksi. Dilihat dari derajat ketuliannya, pender-
berada. Makin besar perforasi pada membran ita OMSK sebagian besar memiliki derajat ketulian
timpani menyebabkan terjadinya ketulian menca- sedang yaitu 34,5%.
pai 40 – 50 Db, sedangkan perforasi total menye-
babkan ketulian hingga 60 dB. Perbedaan yang DAFTAR PUSTAKA
teradi pada derajat ketulian pada ukuran perforasi
1. Mittal R, Lisi CV, Gering R, Mittal J, Mathe K,
yang sama diakibatkan karena adanya perbedaan Narasimhan G et al. Current concepts in the pathogenesis
volume telinga tengah dan kavitas mastoid pada and treatment of chronic suppurative otitis media. Journal
masing – masing telinga.12 of microbiology. 2014;64:1103 - 1116.
2. Asroel HA, Siregar DR, Aboet A. Profil of Patient with
Tempat terjadinya perforasi juga mempen- Chronic Suppurative Otitis Media. J Kesehat Masy Nas.
garuhi derajat daripada ketulian. Perforasi pada 2010;7(17):567-571.
posterior membran timpani akan mengakibatkan 3. Hayes SH, Ding D, Salvi RJ, Allmann BL. The Anatomy
and Physiology of the Ear and Hearing. Hearing medical
derajat ketulian yang lebih besar jika dibandingkan journal. 2013;10:3 – 23.
dengan perforasi pada bagian anterior. Perforasi 4. Harkare V, Dhote K, Shrimal K, Deosthale N, Dhoke P,
yang terjadi dekat dengan membran timpani dan Khadakkar S. Epidemiological study of factors influenc-
ing incidence of chronic suppurative otitis media in pae-
mengenai tulang malleus juga akan menyebab- diatric age group of rural population. Pannacca J med.
kan hilangnya kontak antara membran timpani 2017;7:35-39.
dan permukaan tulang malleus dan juga mengaki- 5. Clough S. Social Science & Medicine. Soc Sci Med.
2010;1(1):1-8.
batkan terpengaruhnya kemampuan tulang malleus 6. Memon MA, Matiullah S, Ahmed Z MM. Frequency of
untuk bergerak. Membran timpani hanya efektif un-safe chronic suppurative otitis media in patients with
jika pergerakannya terhubung dengan permukaan discharging ear. JLUMHS. 2012;1:102-105.
7. Mohammed SI. Pattern and Degree of Hearing Loss
malleus, tidak dengan cara lain.13 in Chronic Suppurative Otitis Media. Bangladesh J
Pada keadaan terputusnya rantai tulang penden- Otorhinolarybgology. 2010;16(2):1-12.
garan di belakang membran timpani yang utuh, 8. Farooqui MK, Naz R, Kumar A, Yadav M, Arora A,
Malik AK. Sociodemographic Profile and Type of Hearing
maka kopling osikular akan hilang dan penghan- Loss in Csom From a Tertiary. J Evid Based Med Heal.
taran energi suara ke telinga dalam hanya melalui 2016;3(2):56-60.
kopling akustik. Karena kopling akustik adalah 9. Hasan N, Ahmed S, Zaman S, Ferdousi S. CSOM
Causing Tympanic Membran Perforation and Impaired
sekitar 60 dB lebih kecil dari kopling osikuler maka Hearing: Improved by Homeopathy. Br J Med Med Res.
akan terjadi ketulian konduktif sekitar 60 dB.13 2017;21(2):1-9.
Pada penelitian ini menunjukkan pada OMSK 10. Muftah S, Mackenzie I, Faragher B, Brabin B. Prevalence
of chronic suppurative otitis media (CSOM) and associ-
tipe berbahaya, memiliki distribusi penurunan ated hearing impairment among school-aged children in
pendengaran terbanyak adalah derajat sedang Yemen. Oman Med J. 2015;30(5):358-365.

436 Medicina 2019; 50(3): 433-437 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.609


ARTIKEL ASLI

11. Wilsen, Satria D, Ghanie A. Gambaran Audiologi dan 14. Zaidi AS. Analysis of sensorineural hearing loss in chronic
Temuan Intraoperatif Otitis Media Supurtif Kronis Dengan suppurative otitis media. Lin Chuang Er Bi Yan Hou Ke Za
Kolesteatoma pada Anak. Pediat Rev. 2014;1(2):1-14. Zhi. 2004;18(10):579-581.
12. Kaur K, Sonkhya N, Bapna AS. Chronic Otitis Media and
hearing loss is there any correlation. 2009;(1):22-36.
13. De Azevedo AF, Pinto DCG, De Souza NJA, Greco DB,
Gonçalves DU. Sensorineural hearing loss in chronic sup-
purative otitis media with and without cholesteatoma. Braz
J Otorhinolaryngol. 2007;73(5):671-674. This work is licensed under a Creative Commons Attribution

Medicina 2019; 50(3): 433-437 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.609 437

Anda mungkin juga menyukai