Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENELITIAN 7.

Ukuran Teks :
NASKAH 19 X 14,5

A. IDENTIFIKASI NASKAH 8. Tebal Naskah :

1. Judul Naskah : 156

Wacana Supena Anu Kasep Jeng 9. Jumlah baris per-halaman :


Gagah Awal:

2. Nomor Naskah : 6-13

07.129 tenga
h: 13-
3. Asal Naskah : 14
Hibah dari kolektor naskah (sdr. Tedi akhir:
Permadi) 11-12

4. Keadaan Naskah : 10 . Aksara naskah :


Kertas kusam kecoklat-coklatan, Pegon
sebagian
11. Tinta yang digunakan
:Hitam pekat
lembarhalaman terdapat bercak-
bercak noda 12. Cara penulisan :
Bolak balik

robek-robek, penjilidan sangat longar 13. Bahasa naskah :

dan Sunda

14. Bentuk teks :

sebagian lepas jahitan. Wawacan

5. Bahan Naskah : 15. Umur naskah :?

Kertas pabrilk 16. Pemilik naskah :

6. Ukuran Naskah : Museum Sri Baduga

21,5 X 16,5 17. Ikhtisar isi naskah :


Isi teks mengisahkan anak Patih – bahwa kelak nanti kerajaan
seorang Raja Yogyapala bernama Yogyapala akan jatuh pada diri
Raden Supena. Kehawatiran yang Raden Supena, maka Arya
merasuk pada diri pamannya – Arya

C. TERJEMAHAN
11. PUPUH SINOM
7. Aliksah yang ditingal wafat, Mengasihi dan menyayangi,
Raja Durrsal dengan adiknya, Selama ada yang tinggal,
Akan tetapi putra raja, Sesudah itu memerintahkan,
Yang berjumlah tujuh orang anak Kepada pelayan memangil raden
laki-laki, patih,
Tidak terceritakan empat orang Mahapatih yaitu Jaya Pertiwa.
lagi, 9. Arya patih sebenarnya,
Alkisah putra yang tiga orang, Saudaranya Nyi Ratnaningsih,
Dursal Jaya Kanangan, Paman Jaya Supena,
Supena berasal dari gending, Sedangankan Patih Pertiwi,
Raja Dursal sangat sayang kepada Saudara ibu suri,
Kanangan. Jadi paman Dursal,
8. Begitu pula kepada Supena, Adiknya Ratna Komala,
Sebab ingat kepada amanat, Sudah urutan garis keturunan,
Menjadi raja karena berbakti, Datanglah Den Patih Jaya
Mewakili kedua adiknya, Pertiwa.
10. Menghadap di depan raja, Sebabnya saya memanggil,
Raja kemudian bersabda, Akan menyerahkan Kanangan,
Bergeser kesini bapa patih, Dan Supena kepada paman patih,
Bergeser agak ke tengah, Oleh karena itu silahkan paman
Jangan terlalu jauh, patih.

D. PEMBAHASAN

Teks ini menceritakan tentang seorang anak Raja Yogyapala, Raden Supena
pamannya Arya Patih merasa khawatir bahwa Supena kelak akan menjadi raja.
Maka ia berniat inggin membunuh Supena. Suatu hari Supena dan adiknya Jaka
Kananga di bawa ke lau oleh Jaya Pertiwa, mereka membuang Arya Supena dan
Jaka Kananga ke laut, sebelu mereka di buang ke laut terlebih dahulu mereka di
bungkus dengan daun manjah lalu di ikat mengunakan tali yang kuat barulah
mereka di lempar kelaut. Kemudian berkat sanggapan tangan kakek Gurit sagara
mereka berdua selamat, lalu sang kakek memberikan keris Paringga Jaya kepada
Jaka Kananga dan memberikan keris Panca sona kepada Supena. Lalu mereka
disuruh berkelana ke arah timur tanpa berhenti dengan pesannya bila Supena
menemukan hal-hal yang baik agar dituruti dan yang jelek agar dijauhi.Mereka
terus berjalan hingga berhenti karena kelelahan dan ber istirhat di pohon yang
sangat besar yang terdapat lubang besar yang cukup untuk mereka berdua
kemudian mereka tidur sambil berpegangan tangan.

Kemudian saat mereka sedang tertidur pulas ada seorang raksasa,


dengan mudah raksasa itu mengangkat batang pohon loa, lalu ia mengambil salah
satu anak yang tertidur di pohon tersebut. Ketika supena terbangun ia merasa
kaget karena adiknya tidak ada lalu ia menangis sambil terus berjalan ke arah
timur kemudian ia bertemu dengan seorang kakek dan ternyata kakek itu adalah
adik dari kakek Gurit sagara kemudian Supena bercerita tentang adiknya yang
hilang lalu kakek Akaria memberikan sekor kuda yang berkulit harimau kuda itu
di berikan untuknya apabila ia mersa kesulitan dan membutuhkan bantuan. Dalam
suatu perjalanannya menuju suatu wilayah yang mengharuskan Supena
menyebrang sungai yang cukup besar dan kelihatnnya sangat dalam, kemudian ia
melihat sebatang kayu besar yang ditengah-tengahnya terdapat lobang yang cukup
untuk ditempati Supena. Ia naik ke atas kayu kemudian hanyut terbawa arus yang
cukup deras.

Suatu ketika seorang petani raja bernama Banan ia sedang mandi


disungai Gresikmalaya bersama teman-temannya. Ia melihat seorang anak
manusia yang terapung terbawa arus sungai kemudian ia menghampirinya dan
mengangkatnya dan membawanya ke darat. Di darat, Banan memberikan
pertolongan pertama pada Supena dengan ditelungkupkan dan dipijat sehingga
keluar air dan darah dari setiap lubang. Setelah berhenti, kemudian Banan
membawanya ke gubuknya. Ketika istri sang raja Gresik pemilik kebun berjalan-
jalan dikebun dan melihat seorang anak laki-laki tersebut ia mengajaknya keistana
sehingga Supena di jadikan anak angkat karena raja tersebut tidak mempunyai
anak laki-laki raja hanya memiliki seorang anak perempuan bernama Sekar Arum
yang sangat menawan.

Karena Supena berhasil menemukan Putri Sekar arum di negara


Kawistanu karena ia diculik, lalu ia membawanya pulang ke kerajaan gresik.
Kemudian sang raja mengangkat Supena sebagai penerus tahta kerajaan Gresik
dan dikawinkan dengan putrinya Sekar Arum. Setelah Raden Supena menjadi
Raja Gresik ia bersama permaisurinya memimpin 40 negagara persemakmuran.
Dalam perjalanan kepemimpinanya, ia dihadapkan pada suatu tantangan perang
melawan kerajaan kawiskatu. Setelah peperangan melawan kerajaan Kawiskatu,
dan berhasil melumpuhkan Alengkara, ia dipertemukan kembali dengan
pamannya Arya Patih, mereka bersama-sama pulang ke Yogyapala untuk mencari
ibunya Ratnaningsih. Setelah sampai di Yogyapala, Raden Supena bekerja keras
mencari keberadaan ibunya yang pisah sejak Supena masih kanak-kanak.
Kemudian ia bertemu dengan ibunya dan Supena mengajak Ibunya
untuk tingal bersama di kerajaan Gresik karena sekarang ia sudah menjadi raja
lalu Supena tingal bersama ibu dan permaisurinya di kerajaan Gresik.

Anda mungkin juga menyukai