Anda di halaman 1dari 2

TAHAPAN KRITIK INTERN

Dalam penelitian sejarah kita akan menjumpai sebuah kritik. Sumber-sumber yang telah
dikumpulkan tersebut baik berupa benda, sumber tertulis maupun lisan kemudian diverifikasi
atau diuji melalui serangkaian kritik, baik kritik yang bersifat ekstren maupun intern yang
terkait dengan hasil temuan di lapangan tentang bukti-bukti pemabhasan atau topik utama
dalam penelitian. Secara umum yang dinamakan kritik adalah seleksi yang mengacu pada
prosedur yang ada yakni sumber yang faktual dan orisnilnya terjamin. [CITATION Sul142 \p
101 \l 1033 ]

Proses kritik meliputi dua macam, yaitu eksternal dan internal. Yang mempunyai
tujuan tertentu dalam pelaksanaannya, salah satunya adalah otensitas (authencity). Sebuah
sumber sejarah (catatan harian, surat, buku) autentik atau asli jika benar-benar merupakan
produk dari orang yang dianggap sebagai pemiliknya.

Proses tahapan kritik secara internal bertugas untuk menjawab pertanyaan apakah
kesaksian yang diberikan oleh sumber sejarah tersebut kredibel atau dapat dipercaya, lalu
apakah sumber sejarah tersebut benar atau tidak, apakah sumber sejarah tersebut jujur dan
dapat diandalkan. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut tahapan kritik secara
internal ini hadir dalam proses tahapan kritik secara intern. Kritik intern dilakukan untuk
menilai kelayakan atau kredebilitas sumber. Kredibilitas sumber ini biasanya mengacu pada
kemampuan sumber untuk mengungkap kebenaran suatu peristiwa sejarah. Kemampuan
sumber sendiri meliputi kompetensi, kedekatan atau kehadiran sumber dalam peristiwa
sejarah. Selain itu, kepentingan dan subejektivitas sumber serta ketersediaan sumber untuk
mengungkap kebenaran konsistensi sumber tahadap suatu kebenaran.[CITATION Mad141 \p
223-224 \l 1033 ]

Kritik intern ini menekankan pada aspek “dalam” yaitu pada “isi” dari sumber
kesaksian (testimoni). Setelah suatu fakta kesaksian (fact of testimoni) ditegakkan melalui
kritik eksternal, maka tugas dari sejarawan mengadakan evaluasi terhadap kesaksian tersebut.
Ia harus memutuskan suatu kesaksian tersebut dapat diandalkan (reliable), atau tidak. Dan
keputusan ini didasarkan atas penemuan dua penyidikan (inkuiri) tersebut. [CITATION Sul142 \p
104 \l 1033 ]

DAFTAR SUMBER
Madjid, M. D., & Wahyudi , J. (2014). Ilmu Sejarah Sebagai Pengantar. Jakarta: Kencana.

Sulasman. (2014). Metodologi Penenlitian Sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai