Anda di halaman 1dari 2

Raka Dwiyan Bagaskara

17311380

UTS Budaya Perusahaan

1. Jadi proses terbentuknya budaya dalam organisasi dimulai dari tahap pembentukan
ide dan kemudian diikuti oleh lahirnya organisasi serta founder dan manajer
perusahaan menyimpulkan budaya perusahaan tersebut. Meski pada tahap
pembentukan ide organisasi tersebut belum menjadi kenyataan atau ada wujudnya
secara fisik, tahap ini menjadi dasar terbentuknya budaya organisasi. Budaya
organisasi juga dapat tercipta dari anggota organisasi tersebut.
2. Lapisan-lapisan budaya:
 Asumsi Dasar, merupakan kepercayaan yang diterima secara begitu saja tanpa
dipertanyakan. Asumsi juga merupakan inti dari budaya organisasi. Contoh dari
asumsi adalah dalam perusahaan percetakan, dimana mereka cenderung
mengabaikan jika ada kesalahan misalnya kesalhan dalam typing dari customer
mereka. Hal tersebut cenderung mereka abaikan karena menurut mereka tugas
mereka hanyalah mencetak bukan mengkoreksi.
 Nilai-nilai, merupakan standar sosial, prinsip, atau tujuan yang diinginkan dan
dipertahankan oleh seseorang. Nilai dijadikan landasan untuk melakukan
tindakan, menilai, dan menentukan pilihan. Contohnya seperti rasa hormat,
toleransi, komitmen, dan kontrol.
 Artefak, merupakan elemen budaya yang visible dan mudah diobservasi oleh
seseorang. Contohnya seperti pakaian, logo, bahasa, dan upacara.
3. 5 dimensi budaya menurut Hofstede:
 Power Distance, merupakan jarak kekuasaan atau sejauh mana anggota menerima
kekuasaan dalam organisasi yang ada tidak merata. Terdapat 2 jarak kekuasaan
yaitu small power distance dan large power distance. Small power distance
membutuhkan kesamaan kekuasaan dan penyesuaian untuk ketidaksejahteraan
kekuasaan. Contoh negara yang mengaplikasikannya adalah USA dimana disana
atasan cenderung tidak bersikap seenaknya terhadap bawahannya. Kemudian large
power distance dimana terdapat perbedaan kekuasaan yang jelas. Contohnya
adalah di Indonesia dimana sering terjadi hubungan yang tidak deka tantara atasan
dan bawahan.
 Individualism vs collectivism, dalam individualism seseorang lebih suka bertindak
secara individu dibandingkan dengan berkelompok. Contoh negara yang
mengapllikasikan individualism adalah USA dimana orang-orang disana rela
bersaing tanpa memikirkan yang lain. Sedangkan collectivism merupakan
kebalikan dari individualism dimana seseorang merasa bahwa mereka merupakan
bagian dari suatu kelompok , mereka mengutamakan loyalitas dan tidak akan
bertindak diluar kebiasaan kelompoknya. Contohnya adalah di negara China.
 Masculinity vs Femininity, dalam masculinity lebih menghargai prestasi kerja dan
ketegasan. Contoh negara yang mengaplikasikannya adalah Jepang. Kemudian
femininity lebih mendukung kehidupan sosial dan lebih menghargai sesame.
Contohnya adalah di negara Swedia.
 Uncertainty avoidance, merupakan tingkatan dimana seseorang merasa tidak
nyaman dengan ketidakpastian dan keraguan. Dalam ketidakpastian yang kuat
contoh negaranya adalah Indonesia. Uncertainty avoidance yang rendah contoh
negaranya adalah USA.
 Short-Term vs Long-Term Orientation, mencerminkan seberapa luas masyarakat
bergantung pada kemampuannya mengatasi masalah. Dalam masyarakat yang
berorientasi jangka pendek cenderung untuk mencari jalan pintas. Contoh
negaranya adalah Indonesia . Dalam masyarakat yang berorientasi jangka Panjang
mereka lebih mementingkan masa depan mereka. Mereka mendorong nilai-nilai
pragmatis dan berorientasi pada penghargaan, ketekunan, tabungan dan kapasitas
adaptasi terhadap lingkungan mereka. Contoh negaranya adalah Germany.
4. Menurut saya sebuah perusahaan harus memiliki mono-kultur karena hanya ada satu
budaya yang digunakan dalam organisasi tersebut. Jika terdapat banyak budaya yang
dianut dalam sebuah organiasi atau perusahaan akan timbul perbedaan pendapat,
pemikiran, yang akan menuju pada perpecahan. Maka dari itu menurut saya sebuah
perushaan lebih baik memiliki mono-kultur karena dengan hanya ada satu kebudayaan
maka seluruh anggota perusahaan akan memiliki pemikiran yang sejalan.

Anda mungkin juga menyukai