b. Budaya Hispanic
Dayakisni dan Salis (2004:152) mengemukakan bahwa hasil
berbeda didapatkan di budaya Hispanic. Pengambilan keputusan
lebih dipandang sebagai hak istimewa pemimpin, dan keaktifan
berpartisipasi dalam kelompok akan menganggu otoritas
pemimpin. Sitos (Dayakisni dan Salis, 2004:152) mengemukakan
bahwa terdapat konsep yang berlaku universal dalam bidang
manajemen yang sifatnya relative. Ketegori rasionalitas tersebut
terbagi menjadi dua kategori, yaitu
1) Rasionalitas tujuan
Rasionalitas tujuan adalah lebih menekankan aspek
objektivitas, prestasi kerja dan semangat kompetisi.
2) Rasionalitas nilai.
Rasionalitas nilai menekankan pada pentingnya semangat
kekeluargaan, senioritas (proporsional) dan orientasi kepada
sifat kemanusiaan.
Contoh :
Contoh :
2. Nilai Manajer
Hasil studi yang dilakukan oleh Geert Hofstede tentang nilai manajer
Indonesia dan Belanda menunjukkan perbedaan-perbedaan penting
sebagai berikut :
a. Di Indonesia merupakan salah satu budaya yang menganut budaya
kolektivisme yaitu hubungan antara seorang pegawai dan
organisasi yang dianggap seperti dengan hubungan antara seorang
anak dan keluarga (extended family), hubungan ini bersifat moral
dan di dalamnya ada kewajiban-kewajiban yang timbal balik
seperti halnya majikan wajib melindungi pegawai dan begitupun
sebaliknya. Sedangakan budaya individualis seperti budaya
Belanda atau Amerika hubungan pegawai dan organisasi adalah
hubungan bisnis atau bersifat kalkulatif di mana setiap pihak
berhak memutuskan hubungan itu dapat berlanjut dengan
memberikan keuntungan yang lebih banyak. Tetapi di Belanda
untuk memutuskan sebuah hubungan kerja oleh majikan kurang
dapat diterima secara sosial daripada di Amerika.
b. Manajer yang dianggap ideal di Indonesia adalah paternalism
(Bapakisme) karena adanya perbedaan status atau jarak kekuasaan.
Di Indonesia diharapkan memiliki perilaku seperti seorang ayah
atau ibu terhadap bawahannya, tetapi pada saat yang sama
pegawai berperilaku seperti anak terhadap orangtuanya.
Sedangkan di Belanda hubungan yang vertikal dapat dicurigai dan
prosedur konsultasi diperkenalkan untuk membuat hubungan yang
tidak berbahaya.
c. Manajer di Indonesia maupun Belanda memiliki toleransi cukup
tinggi terhadap perilaku yang menyimpang, kedua negara ini
terbiasa mengatasi beragam situasi terstruktur melalui beberapa
negosiasi dan relative tidak emosional serta tidak menunjukkan
perasaan mereka.
d. Di Belanda, sangat feminim dalam dimensi maskulinitas vs
feminitas, sedangkan di Indonesia sedikit feminim. Di Amerika
dan Jepang cukup maskulin. Feminitas yang lebih kuat dalam
budaya Belanda terlihat pada kesediaan untuk membantu, simpati
terhadap orang-orang yang lemah dan miskin. Sifat ini kurang
dimiliki oleh Indonesia karena mereka cenderung membantu
anggota-anggota keluarga atau kelompok sendiri dan kurang
peduli terhadap kemiskinan dan penderitaan di luar kelompok
mereka.
b. Bertukar Informasi
c. Proses Persuasi
dengan kerangka awal atau tujuan yang telah ditetapkannya. Dalam hal
kelompok.
Sementara dalam kebudayaan Arab tahap ini merupakan tahap
pada tahap hubungan pribadi yang telah mereka bangun pada tahap
waktu yang agak lama. Dalam beberapa kasus, pertukaran pekerja dan
penugasan ke luar negeri adalah akibat dari kebutuhan untuk melatih skill bagi
karyawan- karyawan dan unit- unit bisnis dinegara- negara lain. Ketika
seseorang dikirim bekerja ke luar negeri, akan muncul masalah- masalah yang
cukup banyak. Tentunya masalah itu terjadi karea semua perbedaan budaya
yang telah kita bahas sebelumnya. Tetapi akan ada tambahan masalah yang
mendapat tugas ke luar negeri maupun pada tuan rumah. Perbedaan harapan
dari orang- orang yang bekerja ke luar negeri dengan tuan rumah dapat
orang yang ditugaskan ke luar negeri tidak hanya terjadi dalam pekerjaannya
tetapi justru dalam aspek kehidupan yang lain di Negara tetangganya. Adanya
Meskipun ada masalah- masalah potensial, tetapi disini ada juga keuntungan-
yang besar untuk mempelajari keterampilan- keterampilan dan cara- cara baru
Negara asalnya. Mereka mungkin mempelajari bahasa dan adat istiadat yang baru
yang mana hal ini akan memperluas perspektif mereka. Penugasan ke luar negeri
adalah aktivitas penting dalam bisnis internasional sekarang ini yang menjajikan
peran yang lebih besar dalam dunia global di masa yang akan datang.
Daftar pustaka
Dayakisni, T & Yuniardi, Salis. (2004). Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM
Press.
Tugas kelompok
Kelompok 4 :
Fakultas Psikologi
Universitas Negeri Makassar
Makassar
2017