Anda di halaman 1dari 8

NAMA : NUR SUCI RAHAYU

KELAS : PGSD A 2019

NIM : 119190045

SOAL DAN JAWABAN UTS PKN

1.) Pendidikan di dunia disesuaikan dengan dinamika pengetahuan


yang semakin berkembang dari teori klasik, modern, dan kritis
jelaskan masing-masing teori tersebut beserta tokohnya?
Perkembangan pendidikan di indonesia merupakan pembelajaran
sejarah sama artinya berdialog dengan masyarakat dan bangsa
manapun dan di saat kapan pun. Dari pengalaman sejarah itu orang
dapat menimba pengalaman-pengalaman dalam menghadapi dan
memecahkan problem-problem kehidupan dalam segala aspeknya
seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pada dasarnya problem-
problem kehidupan manusia hampir sama, yang berbeda adalah
detail dan intensitasnya. Cara mengatasi dan memberikan tanggapan
terhadap masalah, baik secara intelektual maupun secara emosional,
juga tidak terlalu berbeda. Dengan belajar sejarah, sikap dan
kepribadian seseorang akan menjadi lebih matang. Terciptanya
konsep pendidikan tak lepas dari sejarah masa lampau yang
kemudian berkembang sehingga melahirkan hasil perubahan
peradaban dan kebudayaan yang membawa dampak dan berimbas
keranah pendidikan yang dapat merubah tujuan pendidikan, sistem
pendidikan dan proses pendidikan dapat merumuskan pengertian
pendidikan sehingga banyak juga definisi tentang pendidikan. Namun
demikian, yang jelas bahwa pendidikan adalah proses untuk
membina diri seseorang dan masyarakat agar dapat survive dalam
menjalani hidupnya.
Teori pendidikan klasik adalah pendidikan yang menggunakan
kurikulum klasik untuk mengembangkan pendidikan. Tujuan
pendidikan klasik yaitu nuntuk memelihara, dan menjaga warisan
yang telah ada dan dilestarikan untuk generasi mendatang.tokoh
yang mengemukakan pendidikan klasik adalah J.J Rosseou dan
Pestalzzi.
Teori kriotis atau ilmu sopsial kritis adalah tradisi yang meyakini
ilmu sposial memiliki kewajiban moral dalam melakukan kegiatan
masyarakat dan teori ini di kemukakan oleh Max Weber.
Teori modern adalah pendidikan yang sejalan dengan sadar
membimbing dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat
menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik sejak awal
pertumbuhan dan perkembangannya, hingga mencapai masa
pubertas, agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan
pendidikan. Teori itu di kemukakan oleh ahli Fr. A. Finger

2.) Sebelum menjadi guru perlu memahami konteks filosofis


pendidikan dan perkembangannya. Mengapa? Pendidikan
merupakan komponen yang sangat penting dalam hidup dan
kehidupan manusia. Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu
dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat. Dari
dahulu sampai nanti pun pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan
perkembangan IPTEK. Pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Aliran-
aliran ini harus dipahami oleh setiap calon tenaga kependidikan,
terutama calon guru pendidikan di Sekolah Dasar agar mereka
mampu menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-
pemikiran dalam pendidikan dasar itu sendiri.
Pemahaman itu akan membekali calon guru Pendidikan Sekolah
Dasar dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami
kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan
kebutuhan masa kini, serta perkiraan/antisipasi masa yang datang.
Oleh karena itu, begitu fundamentalnya mempelajari dan memahami
landasan filsafat pendidikan dengan berbagai macam aliran-aliran
pendidikan di dalamnya, baik aliran-aliran pendidikan klasik maupun
modern yang dapat memberikan dasar pemikiran dalam
pengambilan keputusan, bertindak dan mengevaluasi kegiatan
pendidikan di Sekolah Dasar dengan tepat dan baik.

Landasan filsafat pendidikan bersumber dari pandangan-pandangan


dalam perkembangan dunia pendidikan, menyangkut keyakinan
terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Aliran filsafat pendidikan yang kita kenal sampai saat ini adalah
Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan
Progresivisme dan Ekstensialisme.

Landasan filsafat pendidikan merupakan landasan yang berkaitan


dengan makna atau hakikat Pendidikan itu sendiri, yang berusaha
menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan itu?
Mengapa pendidikan itu diperlukan? Apa yang seharusnya menjadi
tujuanya, dsb. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan
atau bersifat filsafat (falsafah). Filsafat artinya hasrat atau keinginan
yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati (Soetriono dan Rita
Hanafi, 2007:20).

Landasan filsafat pendidikan memberi perspektif filosofis terhadap


seorang calon guru/pendidik/ahli pendidikan yang seyogyanya
merupakan “kacamata” yang dikenakan dalam memandang
menyikapi serta melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu maka
seorang calon guru/pendidik/ahli pendidikan harus dibentuk bukan
hanya mempelajari tentang ilmu kependidikan, namun perlu
memiliki landasan filsafat, sejarah dan teori pendidikan. Sehingga
dapat memadukannya dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip serta
pendekatan-pendekatan terhadap kerangka konseptual
kependidikan.

Dengan demikian maka landasan filsafat pendidikan harus tercermin


didalam semua keputusan, serta perbuatan pelaksanaan tugas-tugas
keguruan, baik instruksional maupun non-instruksional, atau dengan
pendekatan lain, semua keputusan serta perbuatan guru yang
dimaksud harus bersifat dan berlandaskan pendidikan. Akhirnya,
sebagai pekerja professional guru dan tenaga kependidikan harus
memperoleh persiapan pra-jabatan guru dan tenaga kependidikan
harus dilandasi oleh seperangkat asumsi filosofis yang pada
hakekatnya merupakan penjabaran dari konsep yang lebih tepat
daripada landasan ilmiah pendidikan dan ilmu pendidikan.

3.) Jelaskan relavansi sekarang dengan pendidikan kritis! Pendidikan


yang ada saat ini harus disesuaikan dengan kebutuhan generasi
sekarang yang sering dikenal dengan generasi milenial. Munculnya
berbagai fenomena kehidupan yang semakin kompleks terutama di
era globalisasi generasi milenial yang tentunya berbeda dengan
berbagai fenomena generasi sebelumnya. Terlebih dengan arus
informasi yang tak terbendung, dimana fenomena ini bagaikan dua
mata pisau yang dapat memberikan manfaat dan sebaliknya akan
membahayakan generasi itu sendiri jika tidak diarahkan pada jalur
dan fungsi yang semestinya sehingga memerlukan terobosan baru
dalam pendidikan yang mampu menjawab tantangan milenial saat
ini.
Artikel ini disusun dengan menggunakan metode library research.
Adapun hal yang akan diungkap dalam artikel ini, yaitu: pertama,
pendidikan kritis dengan metode pengajaran Ibnu Khaldun, kedua,
relevansi pendidikan kritis dengan metode pengajaran Ibnu Khaldun
pada generasi milenial.

Hasil yang didapatkan pada metode pembelajaran Ibnu Khaldun


dengan Paradigma pendidikan kritis yaitu pada proses pembelajran
siswa dan guru sama-sama berposisi sebagai subjek yang bersama-
sama menjadi pelaku aktif, sedangkan objek dalam pembelajaran
tersebut berupa ilmu pengetahuan yang akan dikaji bersama. Ada
beberapa kriteria yang harus diperhatikan untuk menjamin kualitas
pendidikan pada masa sekarang ini khususnya bagi generasi milenial.
Kriteria di atas mengarahkan pada guru, karena lewat gurulah
generasi milenial dibentuk. Pendidikan pada masa sekarang sudah
jauh berbeda dengan pada masa guru, dimana sekarang siswanya
lebih kritis dan juga banyak metode yang digunakan. Namun
walaupun kondisinya sudah berbeda, tapi pemikiran Ibnu Khaldun
dan teori pendidikan kritis masih digunakan hingga saat ini.

4.) Jelaskan relevansi paradigma pendidikan PKN di indonesia dari


jaman orde lama, orde baru, dan masa reformasi! Secara filosofis,
maka filsafat yang dianut dalam relavansi ini adalah Pendidikan
Demokratis dan Desentralisasi. Usaha untuk menciptakan pendidikan
yang demokratis diupayakan oleh pemerintah. Pendidikan yang
berbentuk Sentralisasi diupayakan untuk menghapuskannya menjadi
desentralisasi.

Teoritisnya yang ada dalam pelaksanaan pendidikan di era reformasi


ini adalah teori pembelajaran humanistik dan Teori belajar Ausubel.
Teori humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam
memahami arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga
upaya pembelajaran apapun dan dalam konteks manapun akan
selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya. Teori
belajar Ausubel yakni berupa meaningful learning. Menurut Ausubel
faktor yang paling penting mempengaruhi siswa belajar adalah apa
yang telah diketahui oleh siswa.

Praksisnya adalah ditetapkannya Undang-undang Sistem Pendidikan


Nasional (Sisdiknas) yang baru yaitu UU No 20 Tahun 2003, sebagai
pengganti UU Sisdiknas yang lama yaitu UU No 2 tahun 1989, serta
terbitnya aturan-aturan penunjang sebagai kelengkapan UU tersebut
berupa peraturan pemerintah, peraturan menteri dan lain
sebagainya.

Sedangkan dalam tataran praktik, era reformasi dalam bidang


pendidikan dapat dilihat dari diberlakukannya Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Kurikulum
2013.

Peningkatan kualitas pendidikan di era reformasi melalui


perkembangan pendidikan secara nasional belum mampu
memberikan hasil yang signifikan. Berbagai strategi dan inovasi
dalam proses pendidikan ternyata sampai saat ini masih jauh dari
harapan.

Suatu inovasi yang luar biasa saat adanya berbagai strategi dalam
perubahan kurikulum, mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) sampai kepada penyempurnaannya melalui Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Namun faktanya di lapangan
menimbulkan masalah yang mencerminkan belum tercapainya
peningkatan mutu pendidikan kearah yang lebih baik secara global.
Terkait dengan pelaksanaan kurikulum KBK-KTSP ini kita kenal salah
satu produknya adalah Ujian Nasional (UN) sebagai penentu
kelulusan siswa pada jenjang satuan pendidikan dengan standar nilai
tertentu. Ketika berbicara tentang kelulusan siswa, ada kekhawatiran
yang luar biasa dari pihak sekolah dan masyarakat jika ternyata siswa
tidak mampu memenuhi standar minimal nilai kelulusan. Betapa
tidak, sekolah akan dianggap gagal jika banyak siswanya yang tidak
lulus dan akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Sementara
para orang tua akan merasa malu jika mendapatkan anaknya dalam
keadaan tidak lulus ujian nasional UN.

5.) Ppendidikan PKN memiliki peran dan fungsi etis, jelaskan!


Pendidikan Kewarganegaraan merupa-kan salah satu bidang
kajian dalam konteks pendidikan nasional yang memiliki peran
strategis untuk meningkatkan kembali wawasan kebangsaan dan
semangat nasio-nalisme mahasiswa. Karena itu,untuk
memperkuat peran Pendidikan Kewarga-negaraan, maka
pemerintah mewajibkan diberikan pada setiap satuan
pendidikan termasuk perguruan tinggi. Secara aholistic
pendidikan kewarga-negaraan bertujuan agar setiap warga Negara
muda (young citizens) memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air dalam konteks nila idan moral Pancasila, nilai dan normaUndang-
UndangDasar Negara RepublikIndonesia Tahun1945,nilai dan
komitmen Bhinneka tunggalIka,dan komitmen bernegara kesatuan
Republik Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan
tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelengaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai
manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang
dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa
yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban,
berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya. Dengan
adanya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan
dapat membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya,
agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral

Anda mungkin juga menyukai