Anda di halaman 1dari 4

SEMESTER II (GENAP)

BAB I
TEKS DISKUSI

RINGKASAN MATERI
1) PENGERTIAN TEKS DISKUSI
Diskusi merupakan pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.
Jadi, dapat dikatakan teks diskusi adalah bahan tertulis sebagai media untuk mencatat hal-hal
penting tentang suatu masalah dalam pertemuan ilmiah. Teks diskusi dapat terdiri atas
pendapat-pendapat yang muncul dalam diskusi, seperti pendapat yang menyetujui atau yang
menolak hasil diskusi.
Teks diskusi adalah salah satu jenis teks yang memberikan dua pendapat mengenai
suatu hal.Teks diskusi bisa juga didefinisikan sebagai sebuah teks yang berisi tentang sebuah
wacana yang bermasalah.Wacana yang bersamalah ini adalah wacana yang memiliki dua
pihak ,yaitu pihak pro (mendukung) dan kontra (penentang) atau antara pendukung isu dan
penentang isu.

2) TUJUAN
Tujuan komunikatif dari teks diskusi adalah untuk mengetengahkan suatu nasalah atau isu
yang ditinjau paling tidak dari dua sudut pandang sebelum sampai pada suatu kesimpulan
atau rekomendasi.

3) MENYIMPULKAN TEKS DISKUSI


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat simpulan isi teks diskusi sebagai berikut.
a) Tulisan simpulan merupakan inti dari suatu uraian atau pembicaraan yang mengarah
pada penyelesaian suatu persoalan yang diungkapkan dalam suatu bahasan atau
karangan.
b) Tulisan simpulan harus menjiwai bagian uraian yang panjang secara keseluruhan
c) Tulisan simpulan harus mengingat kembali inti persoalannya dalam memahami kembali
ide sentral dari suatu bahasan
d) Tulisan simpulan tidak menimbulkan pengertian konotasi,artinya simpulan harus tegas
berdasarkan yang sebenarnya

4) MENELAAH TEKS DISKUSI


Secara garis besar,struktur teks diskusi dapat dibagi menjadi tiga yaitu bagian
isu,argumen (pendapat) dan simpulan.
a) Isu
Pada bagian isu disampaikan isu yang akan dibahas.Masalah yang disampaikan dalam
teks diskusi berisi masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut.Topik yang didiskusikan
sebaiknya permasalahan yang kontroversial sehingga akan memiliki banyak
argumen,baik argumen yang mendukung maupun argumen yang menentang
b) Argumen (Pendapat)
 Pendapat yang mendukung
Bagian ini berisi penjabaran lebih lanjut tentang isu yang sedang dibahas.Pada
bagian ini,penulis memaparkan argument yang mendukung.Argumen atau pendapat
tersebut harus didukung dengan fakta,data,pengalaman penulis,serta referensi yang
berhubungan dengan isu yang dibahas.
 Pendapat yang menentang
Bagian ini berisi argument yang bertentangan dengan pendapat yang
mendukung.Pada bagian ini,penulis memaparkan argument yang
menentang.Argumen tersebut juga harus didukung dengan data,fakta,pengalaman
penulis serta referensi yang berhubungan dengan isu yang dibahas.
c) Simpulan
Bagian ini berisi simpulan dan rekomendasi posisi atau pendapat akhir penulis mengenai
isu yang dibahas.Pada bagian ini,sebaiknya kamu mengambil jalan tengah mengenai
masalah yang sedang dibahas agar simpulan yang diambil tidak menimbulkan masalah
baru.

5) CIRI KEBAHASAAN TEKS DISKUSI


a) Menggunakan konjungsi perlawanan
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih.Konjungsi
perlawanan ditandai dengan kata tetapi, namun ,tidak…tetapi,bukan..melainkan,dan
sedangkan.

Contoh:
Televisi mempermudah kita mendapatkan informasi, tetapi juga tayangan televisi
memiliki dampak negatif

b) Menggunakan kohesi leksikal


Kohesi leksikal adalah kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata.Kohesi leksikal
antara lain dapat berbentuk pengulangan (repetisi),sinonim,antonim,dan hiponim.
hiponim adalah kumpulan kata yang ada di dalam sebuah hipernim atau makna secara
umum . Hipernim merupakan sebuah kata atau frasa yang gugus semantiknya atau
artinya tercakup di dalam kata lain yaitu hipernimnya atau kata umumnya (kata khusus).
Contoh hiponim :
Ikan
Contoh hipernim :
Gurame,mas,mujair,lele
Contoh kohesi leksikal (repetisi) :
Sama halnya dengan kopi kebiasaan minum teh sudah banyak dilakukan sejak
dahulu.Tidak hanya di Indonesia,kebiasaan minum teh juga banyak ditemukan di luar
negeri.

c) Menggunakan kohesi gramatikal


Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan
aturan gramatikal.Kohesi gramatikal dapat dibentuk melalui rujukan.

Contoh kohesi gramatikal (rujukan) :


Kandungan mineral dalam teh memiliki kecenderungan membantu terbentuknya batu
ginjal.Dengan demikian, kebiasaan tersebut tentu perlu diperhatikan terutama
penderita ginjal.

d) Menggunakan modalitas
Modalitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan
sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia, modalitas
dinyatakan dengan kata-kata seperti harus, akan, ingin, dan mungkin.Dalam bahasa
Indonesia,modalitas dibagi menjadi lima,yaitu modalitas
intensional,epistemik,deontik,dinamik dan aletis.
1) Modalitas intensional,yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan,kepastian,dan
keharusan. Modalitas ini ditandai dengan unsur leksikal,seperti mungkin, bisa,jadi,
belum pasti dan harus.
2) Modalitas epistemik,yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan,kepastian dan
keharusan.Modalitas ini ditandai dengan unsur leksikal seperti
mungkin,bisa,jadi,belum pasti dan harus.
3) Modalitas deontik,yaitu modalitas yang menyatakan keizinan atau
keperkenanan.Unsur penandanya adalah unsur leksikal seperti izin dan
perkenankan.
4) Modalitas dinamik, yaitu modalitas yang menyatakan kemampuan.Unsur
penandanya bisa berupa unsur leksikal seperti bisa,dapat dan mampu
5) Modalitas aletis yaitu modalitas yang bersangkutan dengan keperluan.Penandanya
unsur leksikal yaitu harus.
CONTOH TEKS DISKUSI

PERATURAN PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM DI SEKOLAH

ISU :
Sekolah membuat peraturan dalam penggunaan telepon genggam di sekolah. Salah satunya
dengan melakukan inspeksi atau pemeriksaan isi telepon genggam siswa. Peraturan ini memuai
banyak pro kontra antara privasi dengans ketertiban di lingkungan sekolah.

ARGUMEN PRO :
Peraturan penggunaan telepon genggam perlu ditegakkan. Pemeriksaan isi telepon genggam
siswa harus dilakukan. Siswa sekarang cerdik. Kemajuan teknologi dan kecepatan informasi
dapat membuat siswa mendapat asupan konten atau hal-hal yang tidak dapat diawasi orang tua.
Siswa dapat menyimpan berbagai hal di telepon genggamnya, seperti konten tidak senonoh.
Sekolah perlu ikut andil dalam membantu orang tua mengawasi perilaku anak.

ARGUMEN KONTRA :
Peraturan penggunaan telepon genggam memang perlu diatur, tetapi sebatas saat kegiatan
belajar-mengajar saja. Pemeriksaan telepon genggam siswa tidak perlu dilakukan, karena itu
merupakan pelanggaran privasi. Bila ingin melindungi siswa dari arus informasi dan digitalisasi,
sekolah dapat melakukan sosialisasi bijak berinternet. Bila peraturan pemeriksaan telepon
genggam diberlakukan, siswa akan direnggut haknya. Siswa tidak dapat menolak karena ada
pengaruh relasi kuasa.

KESIMPULAN ATAU SARAN:


Peraturan dalam penggunaan telepon genggam di sekolah perlu, tetapi memeriksa telepon
genggam adalah pelanggaran privasi. Sekolah dapat membantu orang tua dengan berperan dalam
mengajari siswa bijak menggunakan telepon genggam. Peran tersebut dapat berupa sosialisasi
bijak berinternet.

Anda mungkin juga menyukai