Anda di halaman 1dari 13

BAHASA INDONESIA

TEKS ULASAN
Menurut Rahardi (2009:177) teks ulasan merupakan penilaian terhadap suatu karya. Karya
tersebut dapat berupa film, buku, karya seni, bahkan produk teknologi. Penilaian harus berkaitan
dengan kualitas karya dan dilakukan secara proposional atau dilihat dari segi kelebihan atau
kekurangannya.
1. Pengertian Teks Ulasan
Teks ulasan adalah teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap suatu karya (buku, drama,
film, atau lagu). Mengulas suatu karya mengharuskan bersikap kritis agar ulasan yang ditulis dapat
berkontribusi bagi kemajuan karya tersebut. Teks ulasan bertujuan memberikan penilaian terhadap
sebuah karya yang memberikan informasi tentang karya yang diulas disertai kelebihan dan kelemahan
karya tersebut.
Informasi yang dapat ditemukan dari teks ulasan :
1. Identitas karya
2. Keberadaan karya
3. Ringkasan atau synopsis karya
4. Paparan unsur-unsur karya seperti penokohan, latar, film, tokoh dll
5. Kelebihan atau kekurangan karya yang diulas.

2. Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan


a. Struktur Teks Ulasan
1) Identitas karya : mencakup informasi dasar dan penting sari suatu karya. Informasi ini
misalnya, judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman (untuk buku); sutradara,
produser pemain, tahun produksi, durasi (untuk film).
2) Orientasi : biasanya terdapat dalam paragraf pertama. Orientasi berisi penjelasan tentang
daan karya, tanggapan masyarakat, penghargaan yang diterima atau perhatian masyarakat
terhadap karya.
3) Sinopsis : berupa ringkasan isi karya atau ringkasan cerita yang menggambarkan
pemahaman penulis terhadap isi karya
4) Analisis : berupa paparan tentang keberadaan unsur-unsur karya, seperti tema,
penokohan, alur dsb.
5) Evaluasi : berupa paparan tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.
b. Kaidah kebahasaan teks ulasan
1) Meenggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
Contoh :
 Judul tilik secara sedehana menggambarkan garis bewsar cerita yaitu, kegiatan
menjenguk orang yang sedang sakit.
 Bu Tejo menjadi sangat menarik karena tokohnya yang relatable dengan orang
disekitar kita yaitu, tetangga yang sering bergosip sana sini
2) Menggunakan konjungsi temporal, seperti sejak, semenjak, ketika, lalu, kemudian,
akhirnya
Contoh :
 Bu Tejo secara mentah menelan informasi yang ada di internet, kemudian
membagikannya tanpa dicek terlebih dahulu
 Pada bagian ketika bu Tejo bergosip tentang dian, bu Tejo bersikeras
mempertahankan argumrnnys yang selalu dibantah oleh yu ning, dengan
memberikan bukti dari psitingan facebook.
3) Menggunakan konjungsi penyebab seperti karena, sebab.

Contoh

 Bu Tejo menjadi sangat menarik karena tokoknya yang sangat relatable dengan
orang disekitar kita yaitu, tetangga yang sering bergosip sana sini
 Buku ini perlu dibaca oleh kalangan pelajar sebab memberikan motivasi yang
kuat untuk meraih cita – cita
4) Menggunakan pernyataan berupa saran atau rekomendasi pada bagaian akhir teks. Hal
ini ditandai oleh kata sebaiknya, harus, hendaknya, seharusnya, sebaiknya, semestisnya,
dll.
Contoh :
 Sebuah pesan yang tidak menggurui yang seharusnya kita terapkan dalam
berkomunikasi dengan media sosial
 Film ini sebainya ditonton oleh semua kalangan
 Hendaknya orang tua mendampingi saat anak anaknya menonton film
3. Menyusun Teks Ulasan
a. Mencatat identitas karya yang akan diulas, meliputi judul, penulis, pencipta, nama , penerbit,
tahun terbit, termasuk ketebalan.
b. Mencatat hal – hal menarik atau penting karya
c. Menelaah kelebihan dan kelemahan karya
d. Merumuskan kesimpulan tentang isi dan kesan karya secara keseluruhan
e. Membuat saran untuk pembaca
BAHASA INDONESIA
TEKS PERSUASI
1. Pengertian Teks Ulasan
Dalam KBBI Persuasi diartikan sebagai suatu ajakan kepada seseorang dengan cara
memberikan alasan yang menyakinkan. Teks persuasi diartikan sebagai suatu teks yang
mengandung alasan, bukti, atau fakta yang mengandung unsur ajakan atau himbauan agar
pembaca melakukan sesuatu yang dinyatakan oleh penulis.
2. Tujuan dan Ciri-ciri Teks Ulasan
Teks persuasi bertujuan memengaruhi pembaca agar pembaca yakin bahwa ide atau pendapat
yang dikemukakan dan pembaca beersedia melaksanakan ajakan atau ide tersebut.
Ciri-ciri teks persuasi
1) Berisi argument atau alasan yang kuat disertai data dan fakta
2) Berusaha menyakinkan pembacanya untuk melakukan atau mempercayai data yang
ditulis
3) Menggunakan kata-kata saran, ajakan, seperti ayo, mari, lakukanlah, dan lain-lain.
4) Menghindari konflik agar kepercayaan pembacanya tidak hilang dan supaya kesepakatan
pendapat antara penulis dan pembaca tercapai
3. Bentuk dan Jenis Teks Persuasi
1) Bentuk teks persuasi
a. Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan, dan promosi produk niaga
b. Bentuk tulisan, misalnya iklan dan selebaran
c. Bentuk elektronik, misalnya iklan di televisi, bioskop, dan internet.
2) Jenis-jenis teks persuasi
a. Persuasi politik : digunakan dalam bidang politik oleh orang-orang yang
berkecimpung di bidang politik dan kenegaraaan.
b. Persuasi Pendidikan : digunakan dalam bidang Pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Contoh : guru memberikan ilmu kepada siswa
c. Persuasi advertensi : dimanfaatkan dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu
barang atau jasa.
d. Persuasi propaganda : digunakan dalam kegiatan kampanye, isi kampanye biasanya
berupa informasi dan ajakan.
A. Menyimpulkan Isi Teks Persuasi
1. Simpulan Isi Teks Persuasi
Simpulan adalah opini atau pendapat akhir atas data-data yang ada di dalam teks.
Teks persuasi berisi ajakan sehingga simpulan teks berupa jawaban atas pertanyaan.
2. Langkah-langkah Menyusun Penyimpulan Teks Persuasi
a. Membaca keseluruhan isi teks untuk menemukan gagasan umum atau ide pokok
b. Mecatat bagian-bagian penting dari isi teks (temukan ide pokok)
c. Memahami hubungan antar bagian penting teks (kata kunci ada di awal akhir paragraf)
d. Merumuskan simpulan isi teks secara ringkas dan jelas (hubungan kausalitas)
Contoh :
Para ahli Kesehatan berpendapat bahwa penyebab gangguan pencemaran, antara lain,
pola makan tidak teratur dan sering terlambat makan. Selain itu juga kurang mengkonsumsi
sayur dan buah serta kurang gizi makanan. Salah satu upaya menjaga saluran pencernaan agar
tetap sehat, makanlah dengan pola makan sehat dan seimbang.

Bahasan paragraf tersebut adalah


a. Ide pokok : penyebab gangguan pencernaan
b. Hal-hal penting : pola makan tidak teratur, terlambat makan, kurang konsumsi buah-
sayur, gizi makanan.
c. Simpulan : kita harus makan dengan pola makan sehat, teratur dan seimbang
agar tidak mengalami gangguan pencernaan.

B. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi


1. Struktur Teks Persuasi
a. Pengenalan Isu : pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar
tulisan atau pembicaraanpengenalan masalah)
b. Rangkaian Argumen : berupa sejumlah pendapat penulis atau pembicara terkait
dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini
dikemukakan sejumlah fakta yang memperkuat argumen.
c. Pernyataan ajakan : sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya terdapat
dorongan kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu.
d. Penegasan Kembali : pernyataan-pernyataan sebelumnya, yang ditandai dengan
ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian oleh karena itu.
2. Kaidah Kebahasaan dalam Teks Persuasi
a. Kata kerja yang menyatakan penjelasan : kata kerja ini digunakan pada
pembukaan atau pengenalan isu. Contoh kata kerja yang menyatakan p[enjelasan
adalah merupakan, ialah dan adalah.
b. Adanya pernyataan-pernyataan yang mengandung ajakan, saran atau larangan,
dan bujukan. Pernyataan yang mengandung ajakan ditandai dengan kata : (ayo,
hendaknya, mari). Larangan misalnya (jangan, dilarang, hindari), bujukan misalnya
(penting, harus, sepantasnya) dan kata kerja imperatif (jadikanlah, jangan, sebaiknya,
hendaknya, waspadalah).
c. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan. Kata kerja teknis berkaitan
dengan topik yang dibahas. Misalnya berkaitan dengan topik permasalahan
kenakalan remaja, digunakan untuk kata-kata yang relevan dengan masalah itu,
seperti teknologi internet, reproduksi)
d. Menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang argumentatif. Konjungsi
argumentatif adalah konjungsi yang menekankan sebuah argument dalam suatu
paragraf. Kata yang termasuk konjungsi argumentatif : jika, sebab karena, dengan
demikian, akibatnya, oleh karena itu.
e. Menggunakan kata kerja mental. Kata kerja mental (kata behavioral) adalah kata
kerja yang bertujuan untuk mengekspresikan reaksi ataupun sikap pada diri
seseorang terhadap suatu tindakan, pengalaman ataupun keberadaan sesuatu. Kata
kerja mental merupakan respon berupa Tindakan yang tidak dapat dilihat secara fisik.
Contoh : diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, menduga, berasumsi,
menyimpulkan.
f. Ada pula yang menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data…,
merujuk pada pendapat….
C. Langkah-langkah Menulis Teks Persuasi
1. Menentukan topik : topik dalam teks persuasi berkaitan dengan ajakan tertentu, misalnya :
narkoba, rokok, mengkonsumsi sayur dan buah.
2. Menentukan tujuan : meyakinkan pembaca dan pendengar. Buat tujuan yang jelas dan masuk
akal untuk bisa dipercaya pembaca atau pendengar
3. Buat kerangka tulisan : agar tulisan lebih sistematis dan logis, buat kerangka sesuai dengan
struktur teks persuasi.
4. Mengumpulkan data : data berupa fakta maupun pendapat para ahli yang dicari dalam buku,
lewat media masa seperti koran majalah dan internet.
5. Menyusun paragraf : pada tahap ini susun kembangkan kerangka dengan data-data yang
diperoleh dan dikumpulkan. Gunakan pemilihan kata yang tepat, kalimat yang efektif agar
mudah dipahami dan meyakinkan pembaca maupun pendengar.
Contoh :
Topik : pentingnya membawa bekal ke sekolah
Tujuan : mengajak para siswa agar membawa bekal ke sekolah
Kerangka tulisan :
a. Pembukaan : usia remaja banyak membutuhkan asupan gizi
b. Isu : makan instan begitu banyak dan belum tentu semua sekolah menyediakan
kantin sehat
c. Argument :
1) Pentingnya supan gizi untuk tumbuh kembang
2) Hasil pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah kandungan berbahaya dalam makanan
3) Dampak positif membawa bekal : makanan bersih dan sehat
d. Bujukan atau ajakan : mengajak membawa bekal ke sekolah
BAHASA INDONESIA
DRAMA
A. Pengertian Drama
Menurut KBBI adalah adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat
menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku ating atau dialog yang
dipentaskan. Drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat. Drama ditulis
dalam bentuk dialog atau percakapan dan dirancang untuk dipentaskan di panggung.

B. Karakterisik Drama
1. Berupa cerita
2. Berbentuk dialog
3. Bertujuan akan dipentaskan

C. Macam-macam istilah drama di Indonesia


1. Sandiwara : berasal dari bahasa jawa sandhi yang berarti “rahasia”, dan warah yang
berarti “pengajaran”. Sandhiwara adalah ajaran yang disamarkan dalam pertunukan.
2. Lakon : dapat diartikan (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2)
karangan yang berupa cerita sandiwara.
3. Tonil : berasal bahasa Belanda toneel, berarti pertunjukan ini popular pada masa
penjajahan
4. Sendratari : kepanjangan seni drama dan tari ini adalah pertunjukan serangkaian tari-
tarian yang dilakukan oleh sekelompok penari dan mengisahkan suatu cerita tanpa
disertai dialog.
5. Tablo : drama yang menampilkan kisah melalui sikap atau tindakan pemain tanpa dialog
dan dibantu oleh pencerita.
6. Opera : drama yang mengandung music dan nyanyian.
7. Tragedi : drama yang penuh dengan kesedihan.
8. Drama komedi : drama penggeli atau drama yang menceritakan kisah lucu sehari-hari.
9. Pantonim : drama yang ditampilkan dalam bentuk Gerakan tubuh atau bahasa isyarat
tanpa pembicaraan.

D. Unsur-unsur Drama
Drama menggambakan kehidupann dan watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan
dalam beberapa babak. Seni drama disebut senit eater dibangun atas beberapa unsur intrinsik,
ekstrinsik, dan unsur pementasan.

1. Unsur intrinsik : merupakan unsur pembangun sebuah karya sastra yang berasal
dari dalam karya sastra itu sendiri.
a. Tema : sesuatu yang menjadi dasar cerita atau pokok masalah dalam cerita. Untuk
menentukan tema drama, kita harus membaca atau menonton drama secara
keseluruhan.
b. Alur atau plot : rangkaian peristiwa yang menjalin sebuah cerita. Alur dibagi menjadi
3 yaitu alur maju, mundur, dan campuran. Alur drama mencakup bagian 1) orientasi
atau pengemalan cerita; 2) konflik awal; 3) perkembangan konflik; dan 4)
penyelesaian.
c. Tokoh dan penokohan : tokoh adalah cara atau metode menggambarkan perilaku dan
watak tokoh oleh pengarang. Perwatakan tokoh tercermin melalui dialog dalam
drama.
Berdasarkan peran, tokoh dibagi menjadi :
a. Tokoh utama : tokoh yang menjadi setral cerita dalam pementasan drama. Ciri tokoh
utama ditandai 1) paling sering muncul dalam adegan; 2) menjadi pusat perhatian
tokoh yang lain; 3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat
dihubungkan dengan peran tokoh utama; 4) dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-
tokoh lain selalu berkaitan dengan peran tokoh utama. Tokoh utama terdiri atas
tokoh protagonist dan antagonis.
b. Tokoh pembantu atau sampingan : tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk
mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama.
d. Latar atau setting : gambaran tempat, waktu dan suasana yang termuat dalam
peristiwa yang dialami tokoh cerita.
e. Dialog : dialog dalam drama mengandung tiga bagian penting, yaitu tokoh,
wawancang, dan kamagung.
1) Tokoh : pelaku yang memiliki peran dalam cerita, yang bersifat protagonist dan
antagonis.
2) Wawancang : dialog atau percakapan yangh harus diucapkan oleh tokoh.
3) Kramagung (petunjuk lakuan) : petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang
harus dilakukan tokoh. Dalam kramagung dituliskan dalam tanda kurung atau
dicetak miring.
Contoh :

Istri nelayan : (Datang dari dapur untuk menghidangkan ikan bakar)


“Silahkan Tuan-tuan nikmati makanan ini”.
Tokoh : Istri nelayan
Kramagung : (Datang dari dapur untuk menghidangkan ikan bakar)
Wawancang :“Silahkan Tuan-tuan nikmati makanan ini”.
f. Amanat : pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Amanat yang disampaikan
secara tersirat, berupa pandangan atau pendapat pengarang tentang sikap menghadapi
masalah tertentu.
g. Bahasa : media komunikasi antar tokoh yang digunakan dalam pertunjukan drama.
2. Unsur Ekstrinsik : unsur atau factor yang turut mempengaruhi isi drama.
a. Kepercayaan pengarang
b. Latar belakang dan pandangan hidup pengarang
c. Nilai-nilai agama, politik, ekonomi dan budaya
d. Psikologis pengarang
e. Situasi dan kondisi yang melandasi penciptaan karya sastra
3. Unsur pementasan drama
a. Ekspresi pada tokoh
b. Bentuk property yang digunakan
c. Busana yang digunakan oleh peran
d. Tata lampu atau lighting
e. Suara dialog
f. Tata rias pada tokoh

E. Menafsirkan Kembali Isi Drama


Menafsirkan isi drama merupakan apresiasi drama. Apresiasi adalah melakukan pengamatan,
penelitian, dan penghargaan. Mengapresiasi drama harus menggunakan pikiran dan perasaan.
Tanggapan terhadap pementasan drama dapat berupa pendapat, kritik, dan saran. Pendapat
adalah pernyataan dari kesan yang diperoleh setelah menyaksikan sebuah pementasan drama.
Kritik adalah tanggapan berdasarkan kekurangan yang terdapat di dalam unsur. Adapun saran
atau usulan atau nasihat yang diberikan demi memperbaiki kekurangan yang terjadi dalam
pementasan. Tanggapan juga disampaikan berdasarkan catatan yang ditulis selama
pementasan berlangsung disertai alasan yang logis.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengevaluasi pemeranan tokoh dalam drama :


1. Mencatat kelebihan dan kekurangan pameran. Aspek yang perlu diamati adalah vocal,
lafal, intonasi, ekspersi wajah (mimic), dan gesture.
2. Menyampaikan evaluasi pemeranan berdasarkan kelebihan dan kekurangan pemeran.
Memberikan pujian, kritikan, pujian,dan saran.
3. Mencatat kelebihan dan kekurangan unsur pementasan seperti tata rias, kostum, tata
lampu.

F. Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Drama


1. Struktur Teks Drama

Prolog
Orientasi
Struktur Teks Drama Dialog Komplikasi

Epilog Resolusi

a. Prolog : pembukaan atau pengantar cerita. Prolog berisi keterangan maupun pendapat
penulis tentang cerita yang akan dipentaskan. Prolog biasa disampaikan oleh seorang
narrator (dalang) sebelum drama dimulai.
b. Dialog : rangkaian percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita. Dialog dalam
drama disajikan dalam peristiwa-peristiwa berurutan mulai dari orientasi, komplikasi,
evaluasi dan resolusi.
1) Orientasi : bagian awal cerita yang menggambarkan latar cerita drama tersebut,
baik latar waktu, tempat, dan suasana.
2) Komplikasi : berisi konflik-konflik atau pertikaian dan pengembangannya yang
dialami tokoh utamanya. Pada bagian komplikasi bagian tokoh diketahui dari
wataknya.
3) Resolusi : bagian klimaks (turning point) dari rangkaian alur drama. Bagian ini
menggambarkan penyelesaian konflik yang dialami tokoh utama. Resolusi
haruslah menceritakan solusi dari konflik yang disusun secara logis dan wajar.
c. Epilog : bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk meyampaikan inti
sari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada
akhir cerita.

G. Kaidah Kebahasaan Drama


1. Cerita dalam drama berbentuk dialog, dialog dalam drama dilengkapi dengan petunjuk
lakuan dalam naskah drama.
2. Penulisan dialog naskah drama tidak menggunakan tanda pentik (“…”). Kalimat dialog
drama bukan sebuah kalimat langsung.
3. Naskah drama dilengkapi dengan sebuah petunjuk lakuan yang berisi tingkah laku atau
ekspresi yang dilakukan oleh tokoh cerita. Kramagung ditulis dalam tanda kurung atau
ditulis dengan huruf miring.
4. Menggunakan kata ganti orang ketiga (mereka) pada bagian prolog atau epilognya. Kata
ganti orang pertama (saya, aku), orang kedua (kita, kami, kamu, dia) digunakan dalam
bagian dialog. Selain itu, menggunakan sapaan (misalnya Kak, Dik, Pak, Om, dll).
5. Menggunakan kata ganti tidak baku (kok, sih, nggak, ig, dll). Karena dialog drama
percakapan sehari hari.
6. Menggunakan kalimat seru, suruhan, atau pertanyaan.
7. Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal seperti :
sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian)
8. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti
menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
9. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana misal :
ramai, bersih, baik, gagah, kuat.
H. Menulis Drama
Langkah-langkah menulis Drama :
1) Menentukan tema
2) Menentukan tokoh
3) Membuat synopsis atau ringkasan cerita atau kerangka cerita
4) Mengembangkan kerangka cerita.
BAHASA INDONESIA
FIKSI DAN NON FIKSI
A. INFORMASI DALAM BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
Terdapat dua jenis buku dilihat dari sumber pengembangan ide, yaitu buku fiksi dan
non fiksi. Menurut KBBI fiksi adalah karya yang berisi cerita rekaan. Buku fiksi
menceritakan hal-hal khayalan, rekaan, atau imajinasi. Membaca buku fiksi menambah
kemampuan seseorang untuk berempati dan memahami perasaan orang lain serta dapat
sebagai sarana hiburan. Jenis buku fiksi, seperti novel, cerpen, dongeng, kumpulan puisi,
komik, drama.
Sementara itu buku non fiksi berisi fakta menyajikan kejadian sebenarnya
berdasarkan pendapat atau ulasan penulis buku. Buku non fiksi mengandung informasi
penting, menambah pengetahuan atau wawasan seseorang. Jenis buku nonfiksi, seperti buku
pelajaran, ensiklopedia, biografi, esai, karya ilmiah, buku motivasi atau psikolog dan lain-
lain.

B. CIRI-CIRI BUKU FIKSI DAN NONFIKSI


a. Buku Fiksi

a. Penulisan menggunakan gaya bahasa Gaya bahasa atau majas yang sering
digunakan yaitu metafora, personifikasi,
simile dan litotes.
b. Berdasarkan imajinasi atau khayalan Imajinasi dilatih dengan membayangkan
atau menciptakan gambar kejadian
berdasarkan kenyataan atau pengalaman
seseorang.
c. Kata yang digunakan adalah makna Konotatif adalah makna yang tidak
konotatif sebenarnya. Konotatif bertujuan agar
maksud yang ingin disampaikan penulis
secara tersirat
b. Buku nonfiksi

a. Menggunakan bahasa formal Gaya bahasa yang digunakan formal atau


resmi
b. Berdasarkan fakta Sesuai dengan data yang diperoleh secara
langsung.
c. Kata yang digunakan bersifat denotatif Denotatif adalah makna kata yang
sebenarnya. Penggunakan denotatif
bertujuan memberikan informasi secara
langsung, tidak berbelit-belit
d. Berdasarkan temuan baru atau sudah Bertujuan untuk mengembangkan ide
ada baru. Selain itu buku nonfiksi bertujuan
unruk menyempurnakan buku yang
serupa.
C. UNSUR-UNSUR BUKU FIKSI DAN NONFIKSI
a. Buku Fiksi
Terdiri dari dari unsur intrinsik dan ekstrinsik.
 Unsur intrinsik adalah unsur pembangun di dalam sebuah cerita.
1) Tema : ide pokok atau gagasan utama atau dasar sebuah karya yang digunakan
penulis untuk mengembangkan cerita.
2) Tokoh : tokoh yang dibuat penulis dalam tulisannya. Digambarkan melalui fisik dan
sifat.
3) Penokohan : gambaran mengenai tokoh yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Pelukisan gambaran tokoh cerita ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan aspek yang
dilakukan dalam tindakan.
4) Alur : rangkaian kejadian-kejadian di dalam cerita.
5) Lattar atau setting : keterangan mengenai waktu, tempat, dan suasana (lingkungan
sosial) yang terjadi di dalam cerita.
6) Amanat : pesan yang ingin disampaikan penulis di dalam cerita. Pesan yang yang
disampaikan penulis disebut pesan moral. Pesan moral dapat dilihat dari sikap dan
tingkah laku tokoh yang diharapkan terdapat hikmah.
7) Sudut pandang atau point of view : cara pandang yang digunakan penulis
memosisikan dirinya di dalam cerita. Sudut pandang digunakan untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita.
Sudut pandang dibagi menjadi 3 :
a. Sudut pandang orang pertama : digunakan saat penulis memosisikan dirinya
sebagai tokoh utama dalam cerita. Sudut pandang orang pertama ditandai
penggunaan kata “aku” atau “saya”.
b. Sudut pandang orang ketiga : digunakan saat penulis berada di luar cerita. Sudut
pandang orang ketiga ditandai kata ganti “Nama tokoh”. Kata ganti orang ketiga
misalnya : ia, dia, mereka, atau nama tokoh.
c. Sudut pandang orang kedua digunakan sebagai selingan hanya sekadar sebagai
selingan. Bisa dikatakan, sudut pandang orang kedua menggunakan gaya "kau",
“kamu”, “kalian”. Ketika digunakan sudut pandang kedua, maka pembaca akan
dibuat seperti melakukan komunikasi dengan pihak yang lain dalam cerita.
 Unsur ekstrinsik unsur pembangun fiksi yang berkaitan dengan keadaan di luar cerita
buku fiksi.
1) Bahasa : sebagai sarana menyampaikan ide atau imajinasi penulis.
2) Latar belakang penulis meliputi : pemahaman terhadap sejarah hidup penulis. Latar
belakang penulis terdiri dari atas biografi penulis, psikologi penulis, dan aliran sastra
yang dianut oleh penulis.
3) Nilai-nilai dalam karya sastra atau nilai-nilai kehidupan yang berlaku di masyarakat
terkandung dalam sebuah karya sastra. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai moral, sosial
budaya atau adat istiadat, religi, politik.
 Nilai moral: berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti (baik, jujur,sabar, baik).
 Nilai sosial: berkaitan dengan norma atau aturan dalam bermasyarakat. (saling
memberi, tenggang rasa, saling menghormati)
 Nilai budaya: berkaitan dengan kebiasaan atau tradisi yang berlaku dalam
masyarakat. (adat istiadat, kesenian, upacara adat)
 Nilai politik: berkaitan dengan tata pemerintahan di suatu daerah.
b. Buku Nonfiksi
1) Data buku atau identitas buku
a. Judul buku
b. Nama penulis
c. Nama penerbit
d. Cetakan dan tahun terbit
e. Jumlah halaman
2) Kata pengantar dan prakata
3) Daftar isi
4) Jumlah bab atau pokok pikiran bab
5) Glosarium
6) Daftar Pustaka
7) Indeks

c. Informasi buku melalui indeks


Indeks berfungsi untuk memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah
tersebut berada. Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku
cetakan dan tesusun secara abjad. Halaman indeks terdapat pada halaman akhir sebuah
buku. Indeks dibedakan menjadi dua macam, indeks subjek dan indeks penulis. Indeks
subjek berisi daftar istilah dalam buku yang dianggap penting. Indeks penulis berisi daftar
nama penulis atau tokoh yang pendapat atau teorinya dikutip didalam buku yang
bersangkutan.

Contoh indeks subjek :

E
Eksplorasi 2, 11, 16, 34
G
Gravitasi 78, 81, 102, 114

Dapat diketahui bahwa istilah eksplorasi dapat ditemukan di halaman 2, 11, 16, 34.
Indeks membantu pembaca menelusuri suatu kata atau istilah dalam buku.

d. Sinopsis dan Ringkasan Sebuah buku


Rangkuman buku fiksi disebut sinopsis, sedangkan rangkuman buku nonfiksi disebut
ringkasan atau ikhtisar.
1) Sinopsis Buku Fiksi
Sinopsis adalah karangan dalam bentuk ringkas. Bentuk ringkas karangan fiksi seperti
dongeng, cerpen, novel, dan drama disebut sinopsis. Jadi sinopsis dibuat hanya untuk
karya sastra berbentuk novel, cerpen, drama dan film.
2) Ringkasan atau ikhtisar Buku Nonfiksi
Ringkasan adalah hasil meringkas, ikhtisat atau rangkuman adalah bentuk ringkas
suatu bacaan atau mengambil intisari bacaan.

D. PETA KONSEP BUKU FIKSI dan NONFIKSI


Peta konsep adalah gambar yang memaparkan struktur konsep atau pembahasan isi buku yang
disajikan secara pemetaan, untuk mengetahui hubungan antarbagian dalam buku sehingga
mampu memahai gambaran umum tentang alur buku. Isi buku terdiri atas beberapa bab dan di
dalam setiap bab terbagi menjadibeberapa sub bab. Dalam setiap subbab juga akan terbagi
menjadi sub babbab.

E. TEKNIK MEMBACA dan MENEMUKAN ISI BUKU


Membaca dibagi menjadi dua jenis, (1) membaca nyaring adalah membaca dengan bersuara
agar didengar orang lain atau pendengar dan (2) membaca dalam hati atau membaca dengan
tidak bersuara. Teknik membaca cepat merupakan salah satu teknik membaca untuk
mengelola informasi bacaan secara tepat. Membaca cepat otomatis membedakan informasi
yang dianggap penting dan tidak penting.
Teknik membaca cepat dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Dilakukan dengan Gerakan mata yang menyapu halaman demi halamaan
b. Membaca cepat dilakukan dengan membaca kalimat demi kalimat dan paragraf, bukan
kata
c. Menemukan kata kunci
d. Jangan mengulang-ulang bahan bacaan, pandangan lurus ke tengah teks
e. Kepala tidak bergerak, anggota tubuh yang bergerak hanya mata.

F. GAYA BAHASA sebagai DAYA TARIK dalam BUKU FIKSI


Majas atau gaya bahasa adalah cara penulis atau seseorang dalam mempergunakan bahasa
sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam penulis.
1) Majas perbandingan
a. Personifikasi : majas yang melukiskan benda mati seolah-olah hidup
Contoh : hujan Kembali menari-nari di dalaman rumahku
b. Metafora : majas perbandingan langsung suatu benda dengan benda lain yang
memiliki kesamaan sifat
Contoh : berita itu ditulis oleh seorang kuli tinta yang berwawasan luas
c. Hiperbola : majas yang berlebihan atau membesar-besarkan
Contoh : kami tidak tega karena tangisannya menyayat hati
2) Majas sindiran
a. Ironi : majas sindiran dengan menggunakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya
Contoh : baik sungguh perilakumu, kakak sendiri dihujat!
b. Sinisme : majas sindirian menggunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi, tetapi
kasar
Contoh : itukah yang dinamakan bekerja?
c. Sarkasme : majas sindiran yang terkasar atau langsung menusuk perasaan
Contoh : otakmu memang otak udang!
3) Majas penegasan
a. Pleonasme : majas yang menggunakan kata secara berlebihan sebagai suatu
keterangan
Contoh : salju putih sudah mulai turun ke bawah
b. Repetisi : majas pengulangan kata-kata dalam kalimat untuk menegaskan maksud,
biasanya dipergunakan dalam pidato
Contoh : kegiatan menanam, sekali lagi menanam, adalah salah satu cara untuk
menggalakkan swasembada pangan.

Anda mungkin juga menyukai