Oleh :
Kelompok 3
Annisa (183110163)
Maisarah (183110180)
3A
Dosen Pembimbing:
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas kelompok sebagai
tugas pembelajaran dalam jaringan dari mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul “Askep
Teoritis DPD pada Lansia”.
Kelompok tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kelompok mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kelompok mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Kelompok 3
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang..........................................................................................4
b. Rumusan Masalah ....................................................................................4
c. Tujuan.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang biasa
dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan mengalami
menopause.Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam
penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang
mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri
sendiri, sementara sebagian lansia sangat bergantung pada “belas kasihan” orang lain.
Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan orang
dewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jika asupan gizi
tidak dijaga. Oleh karena itu asuhan keperawatan pada lansia sangat di perlukan agar
perawat yang member asuhan keperawatan pada lansia dapat memberikan pelayanan
sebaik mungkin. Perawat professional akan memberikan asuhan keperawatan terbaik
kepada setiap kliennya, memberikan pelayanan dengan penuh kasih sayang, perhatian,
dan rasa hormat terhadap harga diri klien. Pelayanan yang diberikan juga sesuai dengan
kriteria dalam standar praktik dan mengikuti kode etik. Didalam teori keperawatan yang
di tearapkan juga menyertakan nilai social, kewenangan professional, komitmen
masyarakat, dan sesuai dengan prosedur yang selama ini di dapatdalam ilmu
pengetahunnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan defisit perawatan diri ?
C. Tujuan
1. Mampu mendeskripsikan pengkajian keperawatan keluarga pada lansia dengan defisit
perawatan diri
2. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosis keperawatan pada lansia dengan defisit
perawatan diri
3. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada lansia dengan defisit
perawatan diri
4. Mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan pada lansia dengan defisit
perawatan diri
4
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada lansia dengan defisit perawatan
diri
6. Mampu mendeskripsikan dokumentasi keperawatan pada lansia dengan defisit
perawatan diri
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Tanda tanda vital meliputi RR,Nadi,TD,Suhu
Tingkat Kesadaran pasien
Ukur berat badan pasien,ukur lila pasien
Kepala
Pada lansia dengan deficit perawatan diri akan ditandai dengan kulit
kepala dan rambut kotor,rambut acak-acakan dan tidak rapi
Mata
Pada lansia periksa kejernihan lensa px,konjungtiva pada pasien dengan
anemia biasanya anemis,periksa pupil px.
Hidung
Ada/tidak ada pernafasan cuping hidung,ada/tidak ada secret,ada/tidak
ada,pemberian O2 melalui nasal/masker.
Mulut
Pada lansia dengan Defisit perawatan diri akan ditandai dengan gigi kotor
disertai mulut bau.
Leher
Bentuk leher normal dan simetris,tidak ada nyeri tekan,tidak ada
massa.tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
Paru
Ada/tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan,pergerakan dada
simetris,bentuk dada normal.tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan
pada dinding thorax.Vocal fremius teraba sama bunyi paru sonor pada
seluruh lapang paru,suara nafas vesikuler.
Jantung
Ictus cordis tidak tampak,tidak ada pembesaran ictus cordis,adanya bunyi
redup pada batas jantung dan tidak terjadi pelebaran atau pengecilan
,bunyi jantung tunggal.
Abdomen
7
Ada/tidak terdapat pembesaran abdomen (distensi abdomen),adakah
peningkatan bising usus,hipertympani/timpani,dilakukan perabaan apakah
ada massa,nyeri tekan atau nyeri lepas.
Integument
Warna kulit,ada lesi,tidak,tidak elastis ,turgor kulit menurun(kering)
Ekstermitas
Tidak ada sianosis dan clubbing finger,suhu akral hnagat
Genetalia
Kebersihan,ada/tidak odema,ada/tidak nyeri tekan disekitar area genitalia
Neurologis
Pada beberapa lansia biasanya mengalami gangguan pada uji nervus
nervus olfakturius,akustikus dan vagus
2. Diagnosa
Diagnose yang mungkin muncul adalah :
Deficit perawatan diri mandi
Deficit perawatan diri berpakaian
Deficit perawatan diri makan
Deficit perawatan diri eliminasi
3. Intervensi
1. Deficit perawatan diri mandi
NOC:
Activity intolerance
Mobility :Physical impaired
Self Care Defisit Hygiene
Sensory perception,Auditory disturbed
Kriteria hasil :
1. Perawatan diri ostonomi : tindakan pribadi mempertahankan ostonomi untuk
eliminasi
8
2. Perawat diri : aktivitas kehidupan sehari-sehari (ADL) mampu untuk
membersihkan aktifitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau alat bantu.
3. Perawatan diri mandi : mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri
dengan atau alat bantu.
4. Perwatan diri hygine : mampu untuk mempertahankan kebersihankan dan
penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
NIC
Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang dibutuhkan
Tempat handuk,sabun,deodorant,alat pencukur,dan aksesoris lainnya yang
dibutuhkan disamping tempat tidur atau dikamar mandi.
Menfasilitasi diri mandi pasien
Memantau integritas kulit pasien
Memantau pembersih kuku,menurut kemampuan perawatan diri pasien
2. Deficit perawatn diri berpakiaian
NOC
Self Care Status
Self Care :Dressing
Activity Tolerance
Fatigue level
Kriteria hasil :
1. Mampu melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
2. Mampu untuk mengenkan pakaian dan berhias sendiri secara mandiri atau tanpa alat
bantu.
3. Dapat memilih pakaian dan mengambilnya dari materi atau laci baju
4. Menggunakan pakaian secara rapid an bersih
NIC
a. Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas
b. Bantu pasien memilih pakaian yang mudah dipakai dan dilepas
9
c. Sedikan pakaian pasien pada tempat yang mudah dijangkau (disamping tempat tidur)
d. Fasilitasi pasien untuk menyisir rambut,bila memungkinkan
e. Dukung kemandirian dalam berpakaian berhias,bantu pasien jika diperlukan
f. Bantu pasie untuk menaikkan ,mengancingkan dan meresletingpakaian jika
diperlukan.
g. Beri pujian atas usaha untuk berpakaian sendiri
3. Deficit perawatan Diri Makan
NOC
Activity intolerance
Mobility :psysical impaired
Self care Defisit Hygiene
Self care Defisit Feeding
Kriteria Hasil :
10
NOC
Activity Intolrance
Mobility : Pysical impaired
Fatigue level
Anxiety self control
Self Care Defisit Toileting
Kriteria Hasil :
a. Perawatan diri Hygine : mampu untuk mempertahankan kebersihan dan
penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
b. Perawatan diri Eliminasi :mampu untuk melakukan aktivitas eliminasi
secara mandiri atau tanpa alat bantu
c. Mampu duduk dan turun dari kloset
d. Membersihkan diri setelah eliminasi
NIC
a) Membantu pasien ke toilet/commode/fraktur pan pada selang waktu
tertentu.
b) Menyediakan privasi selama eliminasi
c) Menfasilitasi kebersihan toilet setelah selesai eliminasi
d) Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
e) Menyiram toilet atau membersihkan penghapusan alat (pispot)
f) Menyediakan alat bantu (misalnya kateter eksternal atau urinal)
4. Implementasi
Serangkaian kegiatan mengikuti tindakan/intervensi baik yang direncanakan maupun
tidak disesuaikan dengan kebutuhan klien.
5. Evaluasi
Tahap akhir dalam proses keperawatan,dimana melalui evaluasi kita bisa mengetahui
kemajuan/perubahan penyakit klien.evaluasi ini biasanya diterapkan dengan teori SOAP
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mengetahui perubahanperubahan yang terjadi pada lansia, maka kita sebagai
seorang perawat dapat mengambi keputusan yang tepat dalam perencanaa asuhan
keperawatan pada lansia, yang kemudian layanan yang kita berikan juga merupakan
layanan terbaik. Seperti yang kita ketaui bahwa asuhan keperawatan pada lansia tidaklah
sama seperti asuhan keperawatan pada pasien usia lain. Dimana pemberian asuhan
keperawatan pada lansia lebih kompleks lagi.
12
Daftar Pustaka
Kholifah, Siti Nur. 2016. Keperawatan gerontik. Jakarta Selatan. Kementerian Kesehatan RI
13