Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN GERONTIK

Askep Teoritis DPD pada Lansia

Oleh :

Kelompok 3

Annisa (183110163)

Fadhly Hidayat (183110172)

Maisarah (183110180)

Rafika Fairusyil Husna (183110188)

Sri Visco (183110195)

3A

Dosen Pembimbing:

Ns. Lola Felnanda Amri, M, Kep

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas kelompok sebagai
tugas pembelajaran dalam jaringan dari mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul “Askep
Teoritis DPD pada Lansia”.

Kelompok tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kelompok mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kelompok mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Sumatra Barat, Agustus 2020

Kelompok 3

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang..........................................................................................4
b. Rumusan Masalah ....................................................................................4
c. Tujuan.......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Defisit Perawatan Diri............6

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang biasa
dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan mengalami
menopause.Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam
penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang
mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri
sendiri, sementara sebagian lansia sangat bergantung pada “belas kasihan” orang lain.
Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan orang
dewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jika asupan gizi
tidak dijaga. Oleh karena itu asuhan keperawatan pada lansia sangat di perlukan agar
perawat yang member asuhan keperawatan pada lansia dapat memberikan pelayanan
sebaik mungkin. Perawat professional akan memberikan asuhan keperawatan terbaik
kepada setiap kliennya, memberikan pelayanan dengan penuh kasih sayang, perhatian,
dan rasa hormat terhadap harga diri klien. Pelayanan yang diberikan juga sesuai dengan
kriteria dalam standar praktik dan mengikuti kode etik. Didalam teori keperawatan yang
di tearapkan juga menyertakan nilai social, kewenangan professional, komitmen
masyarakat, dan sesuai dengan prosedur yang selama ini di dapatdalam ilmu
pengetahunnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan defisit perawatan diri ?
C. Tujuan
1. Mampu mendeskripsikan pengkajian keperawatan keluarga pada lansia dengan defisit
perawatan diri
2. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosis keperawatan pada lansia dengan defisit
perawatan diri
3. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada lansia dengan defisit
perawatan diri
4. Mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan pada lansia dengan defisit
perawatan diri

4
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada lansia dengan defisit perawatan
diri
6. Mampu mendeskripsikan dokumentasi keperawatan pada lansia dengan defisit
perawatan diri

5
BAB II

PEMBAHASAN

B. Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Defisit Perawatan Diri


1. Anamnesa
a. Identitas
Untuk identitas pasien yang mempengaruhi adalah umur dimana umur,jenis
kelamin,dan pekerjaan.
b. Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit atau masalah keperawatan sekarang pada lansia
mengalami lelah,badan bau,rambut kotor dan pemalas.
 Riwayat penyakit atau masalah kesehatan dahulu
Apakah pernah sebelumnya mengalami deficit perawatan diri,dan apa-apa
saja cara yang digunakan untuk mengatasi masalah ini.
 Riwayat kesehatan keluarga
Adakah keluarga mengalami deficit perawatan diri sebelumnya.
 Pola sehari-sehari
 Nutrisi :pada lansia biasanya nafsu makan menurun,pola makan tidak
teratur,porsi makan dan minum tidak sesuai,mual muntah,disfagia,dan
perubahan berat badan (penurunan/pertambahan.)
 Bab & Bak :Ketidak mampuan BAB dan BAK secara mandiri,ditandai
dengan BAB atau BAK tidak pada tempatnya,tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB atau BAK
 Pola tidur :pada lansia biasanya akan mengeluhkan kurang tidur
 Personal Hygine :pada lansia sering juga mengalami deficit
perawatan:mandi,berpakaian,makan,dan eliminasi.
 Aktivitas : Kaji kemandirian klien dalam melakukan aktivitas ,pad a
lansia yang mengalami deficit perawatan diri tidak bisa melakukan
aktivitas sehari-hari khususnya personal hygine secara mandiri karena
factor penuaan,seperti kelemahan,adanya gangguan intelketual
dimensia.Penurunan status kognitif dan lain-lainnya.

6
c. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum
 Tanda tanda vital meliputi RR,Nadi,TD,Suhu
 Tingkat Kesadaran pasien
 Ukur berat badan pasien,ukur lila pasien
 Kepala

Pada lansia dengan deficit perawatan diri akan ditandai dengan kulit
kepala dan rambut kotor,rambut acak-acakan dan tidak rapi

 Mata
Pada lansia periksa kejernihan lensa px,konjungtiva pada pasien dengan
anemia biasanya anemis,periksa pupil px.
 Hidung
Ada/tidak ada pernafasan cuping hidung,ada/tidak ada secret,ada/tidak
ada,pemberian O2 melalui nasal/masker.
 Mulut
Pada lansia dengan Defisit perawatan diri akan ditandai dengan gigi kotor
disertai mulut bau.
 Leher
Bentuk leher normal dan simetris,tidak ada nyeri tekan,tidak ada
massa.tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
 Paru
Ada/tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan,pergerakan dada
simetris,bentuk dada normal.tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan
pada dinding thorax.Vocal fremius teraba sama bunyi paru sonor pada
seluruh lapang paru,suara nafas vesikuler.
 Jantung
Ictus cordis tidak tampak,tidak ada pembesaran ictus cordis,adanya bunyi
redup pada batas jantung dan tidak terjadi pelebaran atau pengecilan
,bunyi jantung tunggal.
 Abdomen

7
Ada/tidak terdapat pembesaran abdomen (distensi abdomen),adakah
peningkatan bising usus,hipertympani/timpani,dilakukan perabaan apakah
ada massa,nyeri tekan atau nyeri lepas.
 Integument
Warna kulit,ada lesi,tidak,tidak elastis ,turgor kulit menurun(kering)
 Ekstermitas
Tidak ada sianosis dan clubbing finger,suhu akral hnagat
 Genetalia
Kebersihan,ada/tidak odema,ada/tidak nyeri tekan disekitar area genitalia
 Neurologis
Pada beberapa lansia biasanya mengalami gangguan pada uji nervus
nervus olfakturius,akustikus dan vagus

2. Diagnosa
Diagnose yang mungkin muncul adalah :
 Deficit perawatan diri mandi
 Deficit perawatan diri berpakaian
 Deficit perawatan diri makan
 Deficit perawatan diri eliminasi

3. Intervensi
1. Deficit perawatan diri mandi
NOC:
 Activity intolerance
 Mobility :Physical impaired
 Self Care Defisit Hygiene
 Sensory perception,Auditory disturbed
Kriteria hasil :
1. Perawatan diri ostonomi : tindakan pribadi mempertahankan ostonomi untuk
eliminasi

8
2. Perawat diri : aktivitas kehidupan sehari-sehari (ADL) mampu untuk
membersihkan aktifitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau alat bantu.
3. Perawatan diri mandi : mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri
dengan atau alat bantu.
4. Perwatan diri hygine : mampu untuk mempertahankan kebersihankan dan
penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
NIC
 Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
 Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
 Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang dibutuhkan
 Tempat handuk,sabun,deodorant,alat pencukur,dan aksesoris lainnya yang
dibutuhkan disamping tempat tidur atau dikamar mandi.
 Menfasilitasi diri mandi pasien
 Memantau integritas kulit pasien
 Memantau pembersih kuku,menurut kemampuan perawatan diri pasien
2. Deficit perawatn diri berpakiaian
NOC
 Self Care Status
 Self Care :Dressing
 Activity Tolerance
 Fatigue level
Kriteria hasil :
1. Mampu melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
2. Mampu untuk mengenkan pakaian dan berhias sendiri secara mandiri atau tanpa alat
bantu.
3. Dapat memilih pakaian dan mengambilnya dari materi atau laci baju
4. Menggunakan pakaian secara rapid an bersih
NIC
a. Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas
b. Bantu pasien memilih pakaian yang mudah dipakai dan dilepas

9
c. Sedikan pakaian pasien pada tempat yang mudah dijangkau (disamping tempat tidur)
d. Fasilitasi pasien untuk menyisir rambut,bila memungkinkan
e. Dukung kemandirian dalam berpakaian berhias,bantu pasien jika diperlukan
f. Bantu pasie untuk menaikkan ,mengancingkan dan meresletingpakaian jika
diperlukan.
g. Beri pujian atas usaha untuk berpakaian sendiri
3. Deficit perawatan Diri Makan
NOC
 Activity intolerance
 Mobility :psysical impaired
 Self care Defisit Hygiene
 Self care Defisit Feeding

Kriteria Hasil :

1. Status nutrisi : ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolic


2. Perawatan Diri :Makan:Aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) mampu untuk
melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau dengan alat
bantu
3. Status menelan : perjalalanan makanan padat atau cairan secara secara man dari mulut
ke lambung.
4. Mampu makan secara mandiri
NIC
a. Memonitor pasien kemampuan untuk menelan
b. Identifikasi diet yang diresepkan
c. Ciptakan lingkungan yang aman selama makan
d. Pastikan posisi pasien yang tepat untuk menfasilitasi mengunyah dan menelan
e. Menyediakan kesehatan mulut sebelum makan
f. Menyediakan untuk menghilangkan rasa sakit yang memadai sebelum makan
g. Menyediakan makanan dan minuman yang disukai
h. Memantau berat badan pasien
 Deficit perawatan diri eliminasi

10
NOC
 Activity Intolrance
 Mobility : Pysical impaired
 Fatigue level
 Anxiety self control
 Self Care Defisit Toileting
Kriteria Hasil :
a. Perawatan diri Hygine : mampu untuk mempertahankan kebersihan dan
penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
b. Perawatan diri Eliminasi :mampu untuk melakukan aktivitas eliminasi
secara mandiri atau tanpa alat bantu
c. Mampu duduk dan turun dari kloset
d. Membersihkan diri setelah eliminasi
NIC
a) Membantu pasien ke toilet/commode/fraktur pan pada selang waktu
tertentu.
b) Menyediakan privasi selama eliminasi
c) Menfasilitasi kebersihan toilet setelah selesai eliminasi
d) Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
e) Menyiram toilet atau membersihkan penghapusan alat (pispot)
f) Menyediakan alat bantu (misalnya kateter eksternal atau urinal)
4. Implementasi
Serangkaian kegiatan mengikuti tindakan/intervensi baik yang direncanakan maupun
tidak disesuaikan dengan kebutuhan klien.
5. Evaluasi
Tahap akhir dalam proses keperawatan,dimana melalui evaluasi kita bisa mengetahui
kemajuan/perubahan penyakit klien.evaluasi ini biasanya diterapkan dengan teori SOAP

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mengetahui perubahanperubahan yang terjadi pada lansia, maka kita sebagai
seorang perawat dapat mengambi keputusan yang tepat dalam perencanaa asuhan
keperawatan pada lansia, yang kemudian layanan yang kita berikan juga merupakan
layanan terbaik. Seperti yang kita ketaui bahwa asuhan keperawatan pada lansia tidaklah
sama seperti asuhan keperawatan pada pasien usia lain. Dimana pemberian asuhan
keperawatan pada lansia lebih kompleks lagi.

12
Daftar Pustaka

Kholifah, Siti Nur. 2016. Keperawatan gerontik. Jakarta Selatan. Kementerian Kesehatan RI

Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Cv Andi Offset


Muhith, Abdul, dkk. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Cv Andi Offset

13

Anda mungkin juga menyukai