Sumber energi cahaya matahari merupakan salah satu energi alternatif yang
mungkin dapat menjadi suatu jawaban penyediaan energi listrik serta ramah lingkungan.
PLTS, Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Merupakan istilah yang biasa digunakan di
Indonesia untuk menyebutkan sebuah sistem pembangkit listrik independen, yang
bersumber bahan baku untuk membangkitkan energi listriknya berasal dari sinar
matahari. Energi matahari sesungguhnya merupakan sumber energi yang paling
menjanjikan mengingat sifatnya yang berkelanjutan (sustainable) serta jumlahnya yang
sangat besar. Matahari merupakan sumber energi yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan kebutuhan energi masa depan setelah berbagai sumber energi
konvensional berkurang jumlahnya serta tidak ramah terhadap lingkungan. Jumlah
energi yang begitu besar yang dihasilkan dari sinar matahari, membuat solar cell menjadi
alternatif sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan. Solar cell juga memiliki
kelebihan menjadi sumber energi yang praktis mengingat tidak membutuhkan transmisi
karena dapat dipasang secara modular di setiap lokasi yang membutuhkan.
Design dan perencanaan biaya dalam proposal ini mengacu kepada PLTS
independent atau Off Grid, sehingga tidak menyertakan system switching dan
penggabungan dengan sumber listrik PLN. Jika diperlukan penggabungan dengan
sumber listrik PLN, atau dikenal dengan istilah On Grid, maka kami akan melakukan
revisi dan menyesuaikan dengan Peraturan Dir PLN No. 0733K/dir/2013.
Perencanaan
Walaupun banyak kelebihannya, saat ini investasi Solar Cell System bukan
merupakan investasi yang murah,dibandingkan menggunakan listrik PLN. Namun ketika
kita hitung untuk penggunaan dalam jangka waktu panjang, akan terlihat perbandingan
yang sungguh lebih murah dan sangat efesien. Semua tergantung dari kebutuhan yakni
digunakan untuk apa PLTS (pembangkit listrik tenaga surya ) yang kita pasang. Jika
untuk mengcover seluruh peralatan rumah tangga pada umumnya saat ini, memang masih
dapat dibilang kurang terjangkau dan sesuai. Saat ini untuk menggunakan PLTS, perlu
dibuatkan skala prioritas terlebih dulu. Artinya, sesuaikan dengan kebutuhan yang
terpenting.
A. PLTS On Grid
PLTS on Grid dirancang agar dapat berinteraksi dengan sumber listrik PLN.
Menggunakan meteran EXIM seperti yang dibahas diatas. Sehingga pada saat daya
yang dihasilkan PLTS kita > dari daya yang dikonsumsi, kelebihan daya tersebut akan
disalurkan ke PLN dan ini akan menyebabkan meter PLN seakan berputar terbalik
sehingga mengurangi perhitungan beban pemakaian listrik PLN yang sudah kita
gunakan. Kelebihan lain dari system hybrid ini adalah biaya pembangunan yang
relative lebih murah dan Return of Investment (ROI) lebih cepat.
Kelemahan dari system ini adalah tidak adanya back up power sehingga jika terjadi
pemutusan aliran listrik PLN di malam/sore hari, listrik kita akan padam juga.
Antisipasi system ini adalah system Kombinasi
PLTS Off Grid terpisah dari PLN, berdiri sendiri tidak terhubung dg sumber listrik
yang lain. Kapasitas yang dihasilkan harus benar-benar mencukupi untuk mensupply
beban. Ketuntungannya adalah tidak bergantung pada sumber listrik lain namun biaya
Investasi di awal cukup besar karena memerlukan battery sebagai penyimpan listrik
yang dihasilkan. Karena investasi besar, maka ROI akan cukup lama juga.
System ini cocok untuk daerah-daerah yang belum terjangkau sumber listrik, di
perkebunan sawit, di kolam terapung, dipegunungan, dll
C. Hybrid
System ini lebih cocok jika diterapkan di kapal pesiar, kapal wisata, perkebunan, di
rumah / kantor. Dll.
D. Kombinasi
https://energimatahari.wordpress.com/2013/09/29/perbandingan-
pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts-dengan-genset-ber-bahan-bakar-minyak-
bbm/
Kebutuhan energi per hari: ((5 lampu x 5 watt x 12 jam) + (1 TV x 50 watt x 5 jam)) = 550 Watt hour (Wh)
Karakteristik: Karakteristik:
Manual – setelah dibeli perlu intervensi manusia Otomatis – (setelah terpasang) tidak perlu
(yang terlatih/terbiasa) untuk
start mesin
start mesin shutdown (mematikan) mesin
shut down (mematikan) mesin tidak perlu isi bahan bakar (refuel)
isi ulang bahan bakar (refuel) tidak perlu beli bahan bakar
beli bahan bahan bakar
(transportasi ke SPBU) tidak perlu maintenance
maintenance
Biaya operasi harian: Biaya operasi harian:
Rp 24.400.900,- (Dua puluh empat juta empat ratus Rp 0 (nol – tidak ada)
ribu sembilan ratus rupiah)
Total biaya setiap tahun meliputi pembelian Total biaya hanya pada awal pembelian PLTS.
genset baru, biaya operasi dan maintenance: Maintenance dengan penggantian batere setiap 2 tahun,
Rp27.600.200,- (Dua puluh tujuh juta enam ratus bila dirata-ratakan biaya setiap tahun: Rp1.500.000,-
ribu dua ratus rupiah) (Satu juta lima ratus ribu rupiah)
Kesimpulan:
Hormat Kami
Ir. A. Irwandi
Business Development Manager