06PASI-DSS-2015101730-Galuh Farras Arie-TUGAS 2
06PASI-DSS-2015101730-Galuh Farras Arie-TUGAS 2
1. Latar Belakang
Di Indonesia, kasus ini ttelah mencapai angka 1.046 dengan 46 orang yang telah
dinyatakan sembuh dan jumlah kasus yang meninggal telah tercatat sebanyak 87 orang dan
penyebaran telah meningkat ke berbagai provinsi sebanyak 28 provinsi dari 34 provinsi yang
ada di Indonesia. Pada tanggal 16 maret 2020, pemerintahan Indonesia masih menegaskan
tidak adanya kebijakan untuk isolasi atau lockdown di tingkat nasional maupun daerah.
Jokowi menyatakan pemerintah pusat masih belum mau menggunakan kebijakan tersebut
dalam menangani penyebaran virus corona atau COVID – 19. Jokowi menyebut penanganan
COVID – 19 yang diambil pemerintah adalah menghimbau masyarakat bekerja, belajar dan
beribadah dari rumah. Kebijakan tersebut diharapkan bisa mengurangi mobilitas orang dari
satu tempat ke tempat lain. Selain itu, kebijakan tersebut bertujuan menjaga jarak antar tiap –
tiap orang. Jokowi juga sempat menyinggung pemerintah daerah agar menyediakan
transportasi publik. Hal itu harus dilakukan dengan turun meningkatkan kebersihan dari moda
transportasi yang ada, baik kereta api, bus kota, LRT, MRT, maupun bus Transjakarta.
Presiden Indonesia juga berkomunikasi dengan pemerintah daerah, menteri terkait dan Gugus
Tugas Percepatan penanganan COVID – 19 ketika mengambil suatu kebijakan besar. Dia juga
meminta gugus tugas tersebut menjadi satu – satunya rujukan informasi penanganan COVID
-19.
Penulis ingin membuat sebuah representasi masalah yang ada ke dalam bentuk diagram
permasalahan dan mencari solusi dengan menggunakan metode pendekatan AHP dalam
menghentikan penyebaran lebih lanjut dan SPK untuk membantu diagnosa para calon pasien.
2. Rumusan Masalah
Peran manusia dalam mengotrol ruang lingkup penyebaran virus ini karena
menyangkut kehidupan seseorang. Keakuratan diagnosa dalam menentukan kondisi calon
pasien dan pasien sangat membantu dalam mengantisipasi maupun dalam mengatasi masalah
tersebut. Metode AHP merupakan metode yang membandingkan tingkatan kritikal masing –
masing kriteria yang telah ditentukan untuk mendapatkan kategori tingkatan data sebagai
dukungan keputusan. Oleh karena itu, data hasil olahan dapat menjadi informasi
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membangun SPK dalam penentuan diagnosa
virus Covid – 19 dengan metode AHP.
4. Ruang Lingkup
2. Pengguna sistem adalah para anggota medis terutama yang terfokus ke dalam
masalah Covid -19.
1. Representasi Masalah
Masalah ini akan di representasikan ke dalam bentuk diagram masalah. Diagram yang
akan digunakan adalah Fishbone diagram:
MANUSIA PEMERINTAHAN
TERLALU MENYEPELEKAN
MASALAH PENYEBARAN COVID - 19
LINGKUNGAN METODE
2. Pendekatan AHP
Kriteria dan alternatif sering ditunjukkan dengan matrik berpasangan. Menurut Saaty
(1988) digunakan skala perbandingan sebagai ukuran seperti pada skala dibawah ini yang
menyatakan intensitas kepentingan.
1. Synthesis of priority, menentukan prioritas dari elemen kriteria, hal ini sering kali
dianggap sebagai bobot atau kontribusi terhadap tujuan pengambilan keputusan.
2. Logical consistency.
2.1 Langkah – langkah AHP
3. Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hirarki. Proses ini
menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan sehingga
elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas dihasilkan
dari suatu matriks perbandingan berpasangan antara seluruh elemen pada tingkat
hirarki yang sama.