Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)

Galuh Farras Arie


2015101730
LATAR BELAKANG

1. Latar Belakang

Hampir semua orang pernah terjangkit virus. Sederhananya, virus adalah penyebab


penularan penyakit, seperti cacar dan influenza. Virus adalah mikroba yang tidak bisa hidup
tanpa menempel pada inangnya, virus baru bisa berkembang biak bila menempel dengan
mahkluk hidup lain. Ukuran virus juga jauh lebih kecil daripada bakteri. Biasanya, virus akan
menempel di suatu sel dan mengambil alih sel tersebut untuk mengembangbiakkan virus –
virus lain sampai akhirnya sel tersebut mati. Dalam kasus lain, virus mengubah sel normal
menjadi sel yang berbahaya untuk kesehatan. Berbanding terbalik dengan bakteri, sebagian
besar virus menyebabkan penyakit. Virus adalah mikroba “pemilih”, alias menyerang sel
tertentu secara spesifik. Kata virus diambil dari bahasa latin Virulae yang artinya menular
atau Virion yang berarti racun. Kedua kata ini sama – sama merujuk pada sifat dasar virus
yang mudah menular dari satu sel ke sel yang lain serta bersifat racun karena dapat
menghancurkan sel yang ditularinya. Sebagai organisme aseluler, struktur virus lebih
sederharan dari mikroorganisme bersel satu lainnya. Karena virus tidak memiliki inti sel,
sitoplasma, ataun membran sel. Virus hanya berupa partikel / molekul disebut virion. Salah
satu virus yang paling dikenal pada saat ini ialah virus COVID – 19.

COVID – 19 (CORONAVIRUS) adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem


pernapasan. Pada banyak kasus; virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan,
seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru – paru (penunomia), Middle – East _ Respiratory – Syndrome (MERS), dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus ini awalnya ditularkan dari
hewan ke manusia. Namun, kemudia diketahui bahwa virus Corona juga menular dari
manusia ke manusia. Infeksi virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada
akhir Desember 2019. Virus ini menyebar dengan sangat cepat dan telah menjadi sebuah
pandemik dalam skala internasional yang telah memasuki ke beberapa negara besar dengan
korban yang sudah menyentuh angka 593.656 kasus di seluruh dunia dan salah satu diantara
negara yang terkena pandemik virus tersebut adalah Indonesia.

Di Indonesia, kasus ini ttelah mencapai angka 1.046 dengan 46 orang yang telah
dinyatakan sembuh dan jumlah kasus yang meninggal telah tercatat sebanyak 87 orang dan
penyebaran telah meningkat ke berbagai provinsi sebanyak 28 provinsi dari 34 provinsi yang
ada di Indonesia. Pada tanggal 16 maret 2020, pemerintahan Indonesia masih menegaskan
tidak adanya kebijakan untuk isolasi atau lockdown di tingkat nasional maupun daerah.
Jokowi menyatakan pemerintah pusat masih belum mau menggunakan kebijakan tersebut
dalam menangani penyebaran virus corona atau COVID – 19. Jokowi menyebut penanganan
COVID – 19 yang diambil pemerintah adalah menghimbau masyarakat bekerja, belajar dan
beribadah dari rumah. Kebijakan tersebut diharapkan bisa mengurangi mobilitas orang dari
satu tempat ke tempat lain. Selain itu, kebijakan tersebut bertujuan menjaga jarak antar tiap –
tiap orang. Jokowi juga sempat menyinggung pemerintah daerah agar menyediakan
transportasi publik. Hal itu harus dilakukan dengan turun meningkatkan kebersihan dari moda
transportasi yang ada, baik kereta api, bus kota, LRT, MRT, maupun bus Transjakarta.
Presiden Indonesia juga berkomunikasi dengan pemerintah daerah, menteri terkait dan Gugus
Tugas Percepatan penanganan COVID – 19 ketika mengambil suatu kebijakan besar. Dia juga
meminta gugus tugas tersebut menjadi satu – satunya rujukan informasi penanganan COVID
-19.

Penulis ingin membuat sebuah representasi masalah yang ada ke dalam bentuk diagram
permasalahan dan mencari solusi dengan menggunakan metode pendekatan AHP dalam
menghentikan penyebaran lebih lanjut dan SPK untuk membantu diagnosa para calon pasien.

2. Rumusan Masalah

Peran manusia dalam mengotrol ruang lingkup penyebaran virus ini karena
menyangkut kehidupan seseorang. Keakuratan diagnosa dalam menentukan kondisi calon
pasien dan pasien sangat membantu dalam mengantisipasi maupun dalam mengatasi masalah
tersebut. Metode AHP merupakan metode yang membandingkan tingkatan kritikal masing –
masing kriteria yang telah ditentukan untuk mendapatkan kategori tingkatan data sebagai
dukungan keputusan. Oleh karena itu, data hasil olahan dapat menjadi informasi
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membangun SPK dalam penentuan diagnosa
virus Covid – 19 dengan metode AHP.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang diambil adalah:

1. SPK yang akan dibangun menggunakan metode AHP.

2. Pengguna sistem adalah para anggota medis terutama yang terfokus ke dalam
masalah Covid -19.

5. Metodologi Pengembangan Sistem

Metode DSS yang digunakan adalah dengan menggunakan metode AHP.


PEMBAHASAN

1. Representasi Masalah

Masalah ini akan di representasikan ke dalam bentuk diagram masalah. Diagram yang
akan digunakan adalah Fishbone diagram:

MANUSIA PEMERINTAHAN

KURANGNYA KESADARAN DIRI TIDAK ADANYA KETEGASAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

TERLALU MENYEPELEKAN
MASALAH PENYEBARAN COVID - 19

MASALAH PENYEBARAN VIRUS


COVID – 19
DI INDONESIA
LINGKUNGAN YANG TERLALU PADAT / RAMAI

HANYA BERUPA HIMBAUAN – HIMBAUAN


TIDAK ADANYA SOCIAL DISTANCING
YANG KURANG TEGAS

LINGKUNGAN METODE
2. Pendekatan AHP

Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk


mendukung proses pengambilan keputusan yang digunakan oleh manajerial dalam situasi
keputusan semi-terstruktur. Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah metode AHP.
AHP adalah metode untuk memecahkan masalah suatu situasi komplek yang tidak terstruktur
kedalam beberapa komponen dalam susunan hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang
tingkatan kritikal tiap – tiap variabel secara relatif dan menetapkan variabel mana yang
memiliki tingkatan kritikal tertinggi untuk mempengaruhi hasil keputusan pada kondisi
tersebut. AHP memiliki beberapa prinsip dasar yaitu:

1. Decomposition yaitu membuat hirarki, untuk memecah sistem yang komplek


kedalam bentuk yang lebih sederhana.

2. Comparative Judgement yaitu penilaian kriteria dan alternatif.

Kriteria dan alternatif sering ditunjukkan dengan matrik berpasangan. Menurut Saaty
(1988) digunakan skala perbandingan sebagai ukuran seperti pada skala dibawah ini yang
menyatakan intensitas kepentingan.

1. Sama penting (equal).

2. Lebih penting sedikit (slightly).

3. Lebih penting secara kuat (strongly).

4. Lebih penting secara sangat kuat (very strong).

5. Lebih penting secara ekstrim (extreme).

1. Synthesis of priority, menentukan prioritas dari elemen kriteria, hal ini sering kali
dianggap sebagai bobot atau kontribusi terhadap tujuan pengambilan keputusan.

2. Logical consistency.
2.1 Langkah – langkah AHP

Langkah – langkah dan proses AHP adalah sebagai berikut:

1. Mendifinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Jika AHP, digunakan untuk


memilih alternatif atau menyusun prioritas alternatif, pada tahap ini dilakukan
pengembangan alternatif.

2. Menyusun masalah kedalam hirarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat


ditinjau dari sisi yang detail dan terukur.

3. Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hirarki. Proses ini
menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan sehingga
elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas dihasilkan
dari suatu matriks perbandingan berpasangan antara seluruh elemen pada tingkat
hirarki yang sama.

4. Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapat


pada tiap – tiap tingkatan hirarki.

Anda mungkin juga menyukai