216 288 1 PB PDF
216 288 1 PB PDF
Abstrak
Pipa sebagai alat transportasi fluida dari tempat penampungan ke tempat pemakaian memerlukan instalasi
perpipaan dengan berbagai ukuran diameter pipa. Dalam pembuatan instalasi pipa akan selalu ditemukan
belokan yang akan mengakibatkan rugi aliran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rugi aliran pada
belokan 45˚ dan 90˚.Variabel yang tidak diteliti tapi dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian (variable
kontrol) antara lain : ukuran diameter pipa (m), luas pipa (m2), dan debit air (m3/dt). Pengambilan data untuk
mengukur rugi aliran pada penelitian ini adalah dengan cara mengukur selisih tinggi air dalam manometer. Data
penelitian yang diperoleh adalah selisih manometer, debit air, kecepatan aliran, besar rugi aliran. Hasil
pengukuran tersebut dianalisa dengan menggunakan rumus teoritis. Hasil penelitian ini adalah adanya belokan
akan mengakibatkan rugi aliran. Rugi aliran rata-rata pada belokan 45˚dan 90˚masing-masing sebesar 0.003418
meter dan 0.016093 meter dengan nilai koefisien kehilangan energy masing-masing adalah 0,24 dan 1,13. Besar
sudut belokan akan mempengaruhi rugi aliran, semakin besar sudutnya semakin besar pula rugi alirannya.
G. Pipa Halus
Koefisien gesekan pipa tergantung pada
para meter aliran, apabila pipa adalah hidrolis
halus parameter tersebut ialah kecepatan aliran
diameter pipa dan kekentalan zat cair dalam
bentuk angka Reynolds. Berdasarkan Gambar 1. Pipa bengkok (Bends).
penelitian yang dilakukan Blasius, (Fauzi Susanto, 2006:26)
mengemukan bahwa rumus gesekan f untuk
pipa halus adalah: K. Pipa berbelok (Elbow) dan Siku.
f = 0.316/Re025 Persamaan pada pipa untuk perubahan
berlaku untuk 4000<Re<105 arah yang terjadi secara tiba-tiba (elbow) dan
Dari persamaan empiris koefisien gesek siku hampir sama dengan persamaan pada pipa
tersebut diatas dapat dihitung kehilangan bengkok (bends). Gambar pipa berbelok
energi disepanjang pipa berdasarkan (elbow) dan siku dapat dilihat pada Gambar 2.
persamaan Darcy-Weibach. Sedangkan
percobaan Nikuradse memberikan persamaan
yang agak berbeda dengan persamaan Blasius,
yaitu:
= 2 log ............. (6)
H. Pipa Kasar
Tahanan pada pipa kasar lebih besar pada
pipa halus, untuk pipa halus nilai f hanya Gambar 2. Pipa Belok (Elbow) 45°
bergantung pada angka reynolds. Untuk pipa
kasar nulai f tidak hanya tergantung angka Persamaan untuk rugialiran akibat
reynolds, tetapi pada sifat-sifat dinding pipa belokan (elbow)padapipa lebih sederhana,
yaitu kekasaran relatif k/D, atau f = (Re.k/D) yaitu:
dengan k = kekasaran dinding pipa, dan D = hm = k . (7)
diameter pipa. atau
hb = Kb. a. (8)
I. Pipa Berubah Arah Dimana:
Perubahan arah pada pipa (belokan dan hb = rugialiran (m)
bengkokan) dapat menimbulkanrugialiran dari Kb = koefisien rugialiran pada belokan
perubahan tersebut, besarnya rugialiran (elbow) dapat dilihat pada tabel 2.5
tergantung sudut perubahan arah pipa. a = sudut elbow (m)
Rugialiran yang diakibatkan adanya perubahan V = kecepatan aliran fluida (m/s)
arah adalah diakibatkan benturan air pada Pada pipa licin dan pipa kasar koefisien
dinding. Kecepatan air awal (V1) berubah Kb dapat digunakan angka-angka pada pada
Tabel 1.
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 37
Tabel 1. Angka Hambatan Pipa Licin dan (m²), luas bak penampung(m²), kemudian
Kasar (Fauzi Susanto, 2006:30) setelah dilakukan penelitian maka didapatkan
data hasil pengamatan selisih tinggi
manometer.
Tabel 5. Analisa data elbow 90˚ rugi aliran pada belokan (elbow), karena
No Δh(m) V(m/s) Q (m³/s) hm(m)
semakin tinggi debit aliran maka rugi aliran
pada belokan juga akan tinggi.
1 0.018 0.2492 0.000126 3.58×10-3
2 0.019 0.3738 0.000189 8.05×10-3
3 0.023 0.498 0.000252 14.3×10-3
4 0.03 0.6229 0.000316 22.3×10-3
5 0.042 0.7476 0.000379 32.2×10-3
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini pembahasannya
berdasarkan hasil analisa data yang terdapat
pada tabel kemudian dibuat grafik hubungan
antara rugi aliran minor (hm) dengan debit
aliran (Q) pada elbow 45˚ dan grafik hubungan Grafik 6. Perbandinganrugialiran minor
antara rugi aliran minor (hm) dengan debit (hm) elbow 45˚ dengan elbow 90˚
aliran (Q) pada elbow 90˚, serta perbandingan
rugi aliran (hm) yang terjadi pada elbow 45˚ Dari Gambar 6 dapat disimpulkan bahwa
dan elbow 90˚. Penyimpulan hasil penelitian rugi aliran (head losses) mempengaruhi selisih
ini dengan cara mendeskripsikan hasil tinggi pada manometer. Perbedaan selisih
pengamatan terhadap grafik-grafik pada elbow tinggi pada manometer tersebut disebabkan
45˚ dan 90˚, sehingga akan didapatkan hasil pada belokan 90˚ terjadi tumbukan aliran yang
yang dapat dilihat pada Gambar 4. besar, sehingga rugi alirannya juga semakin
besar, namun pada belokan 45˚ tumbukan
alirannya lebih kecil, maka rugi aliran yang
terjadi pada belokan 45˚ lebih kecil dari
belokan 90˚.
5. Simpulan
1. Pada sambungan (elbow) 45˚ rugi aliran
minor (hm) terkecil dengan nilai 0,76×10-3
m dengan debit aliran (Q) 2 Gpm dan rugi
Grafik 4. Hubungan Rugi Aliran Minor (hm) aliran minor (hm) terbesar dengan nilai
dengan Debit Aliran (Q) pada Elbow 45˚
6,84×10-3 m dengan debit aliran (Q) 6 Gpm.
Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa 2. Pada sambungan (elbow) 90˚ rugi aliran
debit aliran berbanding lurus dengan rugi minor (hm) terkecil dengan nilai 3,58×10-3
aliran pada belokan (elbow), karena semakin m dengan debit aliran (Q) 2 Gpm dan rugi
tinggi debit aliran maka rugi aliran pada aliran minor (hm) terbesar dengan nilai
belokan juga akan tinggi. 32,19×10-3 m dengan debit aliran (Q) 6
Gpm.
3. Rugi aliran (hm) pada sambungan 90˚
dengan nilai 32,19×10-3 m yang terjadi
lebih besar dibandingkan dengan
sambungan 45˚ dengan nilai 6,84×10-3 m.
Hal tersebut terjadi karena pada elbow 45˚
air yang mengalir pada pipa menemui
hambatan yang tidak terlalu besar, berbeda
pada elbow 90˚ yang mengalami hambatan
yang diakibatkan belokan yang terlalu
tajam.