Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4)

Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017


ISBN: 978-602-70570-5-0
http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

Ismet Eka Putra 1,* , Sulaiman 1 dan Ari Galsha 2


1
Teknik Mesin, Institut Teknologi Padang
2
Alumni Teknik Mesin, Institut Teknologi Padang
Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang, Indonesia
*Correspondence should be addressed to ismetekaputra@ymail.com

Abstrak
Pipa sebagai alat transportasi fluida dari tempat penampungan ke tempat pemakaian memerlukan instalasi
perpipaan dengan berbagai ukuran diameter pipa. Dalam pembuatan instalasi pipa akan selalu ditemukan
belokan yang akan mengakibatkan rugi aliran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rugi aliran pada
belokan 45˚ dan 90˚.Variabel yang tidak diteliti tapi dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian (variable
kontrol) antara lain : ukuran diameter pipa (m), luas pipa (m2), dan debit air (m3/dt). Pengambilan data untuk
mengukur rugi aliran pada penelitian ini adalah dengan cara mengukur selisih tinggi air dalam manometer. Data
penelitian yang diperoleh adalah selisih manometer, debit air, kecepatan aliran, besar rugi aliran. Hasil
pengukuran tersebut dianalisa dengan menggunakan rumus teoritis. Hasil penelitian ini adalah adanya belokan
akan mengakibatkan rugi aliran. Rugi aliran rata-rata pada belokan 45˚dan 90˚masing-masing sebesar 0.003418
meter dan 0.016093 meter dengan nilai koefisien kehilangan energy masing-masing adalah 0,24 dan 1,13. Besar
sudut belokan akan mempengaruhi rugi aliran, semakin besar sudutnya semakin besar pula rugi alirannya.

Kata kunci: rugi aliran, belokan pipa, pipa PVC.

1. Latar Belakang yang dibutuhkan untuk memindahkan satu


Pipa sebagai alat transportasi fluida dari satuan massa fluida setinggi satu satuan
tempat penampungan ke tempat pemakaian panjang yang bersesuaian. Head losses terbagi
memerlukan instalasi perpipaan dengan menjadi dua bagian yaitu rugi mayor (major
berbagai ukuran diameter pipa. Berkaitan losses) dan rugi minor (minor losses), rugi
dengan instalasi perpipaan ada kalanya mayor (major losses) adalah rugi aliran yang
menggunakan pipa besi atau galvanis, dimana diakibatkan gesekan antara fluida dengan
pipa galvanis lebih kuat, tahan terhadap dinding pipa lurus yang mempunyai luas
temperatur tinggi, tidak mudah pecah, relatif penampang yang tetap, rugi minor (minor
mudah dipasang serta tahan lama, dan pipa losses) adalah rugi aliran fluida di dalam pipa
tersedia di pasaran dengan berbagai merek dan yang disebabkan oleh luas penampang aliran,
diproduksi oleh industri dalam negeri maupun entrance, fitting, dan lain sebagainya [1].
produk impor. Rugi aliran akibat perubahan arah (minor
Akan tetapi pemakaian instalasi perpipaan losses) pada pipa dibedakan menjadi dua yaitu
untuk air ini sering kita menemukan pipa belokan karena adanya sambungan yang
berkarat akibat dari pengelupasan lapisan terkesan tiba-tiba/tajam, belokan ini disebut
dalam pipa galvanis yang dipengaruhi oleh Elbow dan pembengkokan secara berangsur-
lama pemakain pipa. Oleh karena itu, angsur disebut Bends. Elbow adalah belokan
pemakaian pipa PVC juga tidak kalah penting, yang terjadi diakibatkan adanya sambungan
dimana pipa PVC ini memiliki banyak pipa, sambungan yang dipakai adalah
keunggulan yaitu ringan, tahan karat, fitting/keni. Fitting yang biasa dijual dipasaran
permukaan dalamnya licin, elastisitasnya adalah 45º dan 90º [2].
tinggi, tidak mudah terbakar, tahan terhadap
zat kimia, mudah dibentuk, dan lain 2. Material
sebagainya. A. Fluida
Rugi-rugi aliran (Head Losses) adalah Fluida adalah zat cair yang bisa mengalir
kehilangan energi mekanik persatuan massa menempati ruangan, mempunyai partikel yang
fluida. Satuan head losses adalah satuan mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa
panjang yang setara dengan satu satuan energi pemisahan massa [3-4]. Secara khusus, fluida

© 2017 ITP Press. All rights reserved. DOI 10.21063/PIMIMD4.2017.34-39


Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 35

didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi Dimana:


terus-menerus selama dipengaruhi suatu A1 = luas penampang 1 (m²)
tegangan geser [5-6]. A2 = luas penampang 2 (m²)
Fluida dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu v1 = keceptan fluida pada pipa 1 (m/s)
zat cair dan gas. Zat cair terlihat memiliki v2 = kecepatan fluida pada pipa 2 (m/s)
volume tertentu, dan dapat berubah bentuk
mengikuti ruangan yang ditempatinya. E. RugiAliran akibat Gesekan (Major Loss)
RugiAliran akibat gesekan disebut juga
B. RugiAliran(Head Losses) kehilangan energi Major Loss (Kodoatie,
Zat cair/fluida yang ada di alam 2002:245). Mayor lose tejadi karena adanya
mempunyai kekentalan, meskipun demikian kekentalan zat cair dan turbulensi karena
dalam berbagai perhitungan mekanika fluida adanya kekerasan dinding batas pipa yang
ada yang dikenal atau dianggap sebagai fluida akan menimbulkan gaya gesek yang akan
ideal. Menurut Triadmojo (1996:1). Rugi menyebabkan rugi aliran di sepajang pipa
aliran (Head Losses) merupakan pengurangan dengan kecepatan konstan pada aliran seragam.
energi per satuan berat fluida pada aliran Rugi aliran sepanjang satu satuan panjang akan
cairan pada sistem perpipaan. Head loss terdiri konstan selama kekerasan dan diameter tidak
dari major head loss (hf), minor head loss berubah.Rumus untuk major loss adalah:
(hm), dan total head loss (htot) (Fauzi Susanto, (3)
2006:18).
Dimana:
C. Pesamaan Bernouli hf = major loss (m)
Hukum Bernouli menjelaskan tentang f = faktor gesek
konsep dasar aliran fluida (zat cair dan gas) L = panjang pipa (m)
bahwa peningkatan kecepatan pada suatu V = kecepatan fluida dalam pipa (m/s)
aliran zat cair atau gas, akan mengakibatkan d = diameter dalam pipa (m)
penurunan tekanan pada zat cair atau gas g = gravitasi (m/s 2)
tersebut. Artinya, akan terdapat penurunan
energi potensial pada aliran fluida tersebut Nilai faktor gesek (f) dapat digambarkan
(Zainudin, 2012:15). dalam diagram Moody. Diagram tersebut
Konsep dasar ini berlaku pada fluida aliran merupakan fungsi dari Bilangan Raynold
termampatkan (compressible flow), juga pada (Raynold’s number) dan kekasaran relatif
fluida dengan aliran tak termampatkan (relative roughness-ɛ/D).Kekerasan relatif pipa
(incompressible flow). Hukum Bernouli yang merupakan fungsi dari nominal diameter
sebetulnya dapat dikatakan sebagai bentuk pipa dan kekerasan permukaan dalam pipa (ɛ),
khusus dari konsep dalam mekanika fluida yang tergantung jenis material pada pipa.
secara umum, yang dikenal dengan persamaan
Bernouli. Secara matematis persamaan F. RugiAliran Akibat Perubahan
Bernouli sebagai berikut: Penampang (Minor Loss)
Rugialiran akibat perubahan penampang
disebut juga kehilangan energi Minor loss
(Kodoatie, 2002:245). Minor loss terjadi pada
(1) perubahan arah seperti pembelokan (elbow),
Dimana: bengkokan (bends), pembesaran penampang
p1.2 = tekanan di penampang 1 dan 2 (N/m²) (expansion), dan pengecilan penampang
v1.2 = kecepatan di penampang 1 dan 2 (m/s) (contracsion). Rugialiranminor lossakan
z1.2 = tinggipada permukaan 1 dan 2 (m) mengakibatkan adanya tumbukan antara
ɣ1.2 = berat jenis 1 dan 2 (N/m³) partikel zat cair dan meningkatnya gesekan
g = gravitasi bumi (9,81 m/s²) karena turbulensi, tidak seragamnya distribusi
kecepatan pada suatu penampang pipa. Adanya
D. Persamaan Kontinuitas lapisan batas terpisah dari dinding pipa maka
Persamaan kontinuitas menyatakan akan terjadi pusaran air. Adanya pusaran air
hubungan antara kecepatan fluida yang masuk akan menggangu pola aliran laminer sehingga
pada suatu pipa terhadap kecepatan fluida yang akan menaikkan tingkat turbulensi. Unttuk
keluar. Hubungan tersebut dinyatakan dengan: minor loss dapat dihitung denga menggunakan
rumus:
Q = A1v1 = A2v2 (2) hm = kv2/g (4)
36 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

Dimana: menjadi kecepatan aliran air setelah


hm =minor loss mengalami belokan (V2), dimana (V1) lebih
k = koefisien rugialiran besar dibandingkan (V2). Ada perbedaan
v = kecepatanaliran (m/s) rugialiran akibat gesekan dan akibat perubahan
g = gravitasi (9,81 m/s2) arah. Pengaruh dari gesekan ataupun benturan
air dinding pada keseluruhan hambatan
Total head loss merupakan jumlah dari dinyatakan sama dengan pipa-pipa lurus
major loss dan minor loss. Bilangan Raynold dengan nilai f dan dengan arah pangjang l dari
merupakan: belokan, dimana diukur dari sumbu garis
Re =Vd/ v (5) bengkokan.

Dimana: J. Pipa bengkok (Bends)


Re = bilangan Reynold Sudut dengan perubahan arah yang terkesan
V = kecepatan aliran (m/s) berangsur-angsur (Bends), rugialiran
d = diameter dalam pipa (m) tergantung pada perbandingan antara jari-jari
v = viskositas kinematik (m²/s) belokan dan diameter pipa. Perubahan arah
Untuk aliran laminer bilangan Reynold secara berangsur-angsur (bends) pada pipa
adalah Re < 2100 dapat dilihat pada Gambar 1.

G. Pipa Halus
Koefisien gesekan pipa tergantung pada
para meter aliran, apabila pipa adalah hidrolis
halus parameter tersebut ialah kecepatan aliran
diameter pipa dan kekentalan zat cair dalam
bentuk angka Reynolds. Berdasarkan Gambar 1. Pipa bengkok (Bends).
penelitian yang dilakukan Blasius, (Fauzi Susanto, 2006:26)
mengemukan bahwa rumus gesekan f untuk
pipa halus adalah: K. Pipa berbelok (Elbow) dan Siku.
f = 0.316/Re025 Persamaan pada pipa untuk perubahan
berlaku untuk 4000<Re<105 arah yang terjadi secara tiba-tiba (elbow) dan
Dari persamaan empiris koefisien gesek siku hampir sama dengan persamaan pada pipa
tersebut diatas dapat dihitung kehilangan bengkok (bends). Gambar pipa berbelok
energi disepanjang pipa berdasarkan (elbow) dan siku dapat dilihat pada Gambar 2.
persamaan Darcy-Weibach. Sedangkan
percobaan Nikuradse memberikan persamaan
yang agak berbeda dengan persamaan Blasius,
yaitu:
= 2 log ............. (6)
H. Pipa Kasar
Tahanan pada pipa kasar lebih besar pada
pipa halus, untuk pipa halus nilai f hanya Gambar 2. Pipa Belok (Elbow) 45°
bergantung pada angka reynolds. Untuk pipa
kasar nulai f tidak hanya tergantung angka Persamaan untuk rugialiran akibat
reynolds, tetapi pada sifat-sifat dinding pipa belokan (elbow)padapipa lebih sederhana,
yaitu kekasaran relatif k/D, atau f = (Re.k/D) yaitu:
dengan k = kekasaran dinding pipa, dan D = hm = k . (7)
diameter pipa. atau
hb = Kb. a. (8)
I. Pipa Berubah Arah Dimana:
Perubahan arah pada pipa (belokan dan hb = rugialiran (m)
bengkokan) dapat menimbulkanrugialiran dari Kb = koefisien rugialiran pada belokan
perubahan tersebut, besarnya rugialiran (elbow) dapat dilihat pada tabel 2.5
tergantung sudut perubahan arah pipa. a = sudut elbow (m)
Rugialiran yang diakibatkan adanya perubahan V = kecepatan aliran fluida (m/s)
arah adalah diakibatkan benturan air pada Pada pipa licin dan pipa kasar koefisien
dinding. Kecepatan air awal (V1) berubah Kb dapat digunakan angka-angka pada pada
Tabel 1.
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 37

Tabel 1. Angka Hambatan Pipa Licin dan (m²), luas bak penampung(m²), kemudian
Kasar (Fauzi Susanto, 2006:30) setelah dilakukan penelitian maka didapatkan
data hasil pengamatan selisih tinggi
manometer.

Data Penelitian Elbow 45°


Data penelitian pada pipa elbow 45°dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data hasil penelitian elbow 45°


No h1(m) h2(m) Δh(m) A (m²) Q (m³/s)
3. Metode
A. Deskripsi Alat 1 0.032 0.024 0.008 0.050645 0.000126
Alat instalasi pengujian rugi aliran terdiri 2 0.043 0.033 0.010 0.050645 0.000189
dari beberapa komponen utama seperti pada 3 0.051 0.039 0.012 0.050645 0.000252
gambar dibawah:
4 0.068 0.053 0.015 0.050645 0.000316

5 0.083 0.065 0.018 0.050645 0.000379

Data Penelitian Elbow 90°


Data penelitian pada pipa elbow 90° dapat
dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data hasil penelitian elbow 90°


Gambar 3. Alat pengujian No h1(m) h2(m) Δh(m) A (m²) Q(m³/s)

B. Prosedur Penelitian 1 0.033 0.015 0.018 0.050645 0.000126


Prosedur penelitian yang dilakukan dalam 2 0.045 0.026 0.019 0.050645 0.000189
rangka mengumpulkan data hingga
penyelesaian masalah dalam penelitian ini 3 0.055 0.032 0.023 0.050645 0.000252
adalah sebagai berikut : 4 0.069 0.039 0.03 0.050645 0.000316
1. Menyiapkan alat dan bahan .
2. Merencanakan instalasi pengujian. 5 0.082 0.04 0.042 0.050645 0.000379
3. Memasang instalasi alat pengujian.
4. Menghidupkan pompa air dan memeriksa B. Analisa Data
instalasi pemipaan. Untuk keperluan analisa, maka data hasil
5. Mengukur debit menggunakan flow meter. pengukuran dan pengamatan dihitung dan
6. Mencatat perbedaan tekanan sebelum dan dibuat tabel. Hasil analisis data didapatkan
setelah sambungan belokan yang terbaca antara lain debit air (Q) dalam gallon per menit
pada manometer. (Gpm), kecepatan aliran (V) dalam meter per
7. Mencatat ulang debit dan perbedaan perdetik (m/s), serta nilai rugi aliran (hm)
tekanan setiap perubahan sudut dalam meter (m). Hasil analisa data rugi aliran
sambungan belokan. pada pipa elbow dapat dilihat pada Tabel 4 dan
8. Analisa dan pembahasan data hasil Tabel 5.
pengujian.
Tabel 4. Analisa data elbow 45˚
4. Hasil dan Pembahasan No Δh(m) V(m/s) Q (m³/s) hm(m)
A. Data Hasil Penelitian
Penelitian mengenai analisa rugi aliran pipa 1 0.008 0.2492 0.000126 0.76×10-3
pada belokan (elbow) pipa PVC yang 2 0.010 0.3738 0.000189 1.71×10-3
dilaksanakan di laboratorium konversi energi 3 0.012 0.4984 0.000252 3.04×10-3
Institut Teknologi Padang, didapatkan hasil 4 0.015 0.6229 0.000316 4.75×10-3
penelitian yang kemudian dianalisis untuk 5 0.018 0.7476 0.000379 6.84×10-3
pembahasan.
Dalam penelitian ini diperoleh data hasil
pengukuran antara lain luas penampang pipa
38 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

Tabel 5. Analisa data elbow 90˚ rugi aliran pada belokan (elbow), karena
No Δh(m) V(m/s) Q (m³/s) hm(m)
semakin tinggi debit aliran maka rugi aliran
pada belokan juga akan tinggi.
1 0.018 0.2492 0.000126 3.58×10-3
2 0.019 0.3738 0.000189 8.05×10-3
3 0.023 0.498 0.000252 14.3×10-3
4 0.03 0.6229 0.000316 22.3×10-3
5 0.042 0.7476 0.000379 32.2×10-3

C. Pembahasan
Dalam penelitian ini pembahasannya
berdasarkan hasil analisa data yang terdapat
pada tabel kemudian dibuat grafik hubungan
antara rugi aliran minor (hm) dengan debit
aliran (Q) pada elbow 45˚ dan grafik hubungan Grafik 6. Perbandinganrugialiran minor
antara rugi aliran minor (hm) dengan debit (hm) elbow 45˚ dengan elbow 90˚
aliran (Q) pada elbow 90˚, serta perbandingan
rugi aliran (hm) yang terjadi pada elbow 45˚ Dari Gambar 6 dapat disimpulkan bahwa
dan elbow 90˚. Penyimpulan hasil penelitian rugi aliran (head losses) mempengaruhi selisih
ini dengan cara mendeskripsikan hasil tinggi pada manometer. Perbedaan selisih
pengamatan terhadap grafik-grafik pada elbow tinggi pada manometer tersebut disebabkan
45˚ dan 90˚, sehingga akan didapatkan hasil pada belokan 90˚ terjadi tumbukan aliran yang
yang dapat dilihat pada Gambar 4. besar, sehingga rugi alirannya juga semakin
besar, namun pada belokan 45˚ tumbukan
alirannya lebih kecil, maka rugi aliran yang
terjadi pada belokan 45˚ lebih kecil dari
belokan 90˚.

5. Simpulan
1. Pada sambungan (elbow) 45˚ rugi aliran
minor (hm) terkecil dengan nilai 0,76×10-3
m dengan debit aliran (Q) 2 Gpm dan rugi
Grafik 4. Hubungan Rugi Aliran Minor (hm) aliran minor (hm) terbesar dengan nilai
dengan Debit Aliran (Q) pada Elbow 45˚
6,84×10-3 m dengan debit aliran (Q) 6 Gpm.
Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa 2. Pada sambungan (elbow) 90˚ rugi aliran
debit aliran berbanding lurus dengan rugi minor (hm) terkecil dengan nilai 3,58×10-3
aliran pada belokan (elbow), karena semakin m dengan debit aliran (Q) 2 Gpm dan rugi
tinggi debit aliran maka rugi aliran pada aliran minor (hm) terbesar dengan nilai
belokan juga akan tinggi. 32,19×10-3 m dengan debit aliran (Q) 6
Gpm.
3. Rugi aliran (hm) pada sambungan 90˚
dengan nilai 32,19×10-3 m yang terjadi
lebih besar dibandingkan dengan
sambungan 45˚ dengan nilai 6,84×10-3 m.
Hal tersebut terjadi karena pada elbow 45˚
air yang mengalir pada pipa menemui
hambatan yang tidak terlalu besar, berbeda
pada elbow 90˚ yang mengalami hambatan
yang diakibatkan belokan yang terlalu
tajam.

Grafik 5. HubunganRugiAliran Minor (hm) Referensi


dengan Debit Aliran (Q) pada Elbow 90˚ [1] Helmaizar. 2010. “Studi Ekperimental
Pengukuran Head Losses Mayor (Pipa
Dari Gambar 5 dapat disimpulkan PVC Diameter ¾”) dan Head Losses
bahwa debit aliran berbanding lurus dengan Minor (Belokan Knee 90° Diameter ¾”)
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 39

Pada Sistem Instalasi Pipa”. Dinamika


Jurnal Ilmiah Teknik Mesin.
[2] Susanto, Fauzi. 2006. “Pengaruh
Pembelokan (Elbow) Terhadap
Kehilangan Energi Pada Saluran Pipa
Galvanis”. Skripsi.Universias Negeri
Semarang.
[3] Bruce R. Munson, Donald F. Young,
Theodore H. Okiishi. 2004. Mekanika
Fluida, Edisi Keempat Jilid I. Jakarta:
erlangga.
[4] Zainudin. 2012. “Analisa Pengaruh
Variasi Sudut Sambungan Belokan
Terhadap Head Losses Aliran Pipa”.
Skripsi. Universitas Mataram.
[5] White, Frank. M., Fluid Mechanics; Mc
Graw Hill Book Company, New York.
1986.
[6] Victor. L., Streeter, Fluid Mechanic 1,
McGraw Hill Book Company, New
York, 1985.

Anda mungkin juga menyukai