Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan keperawatan jiwa merupakan asuhan keperawatan yang bersifat spesialistik,


tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara holistik. Pendekatan asuhan
keperawatan selain harus difokuskan pada perilaku klien, difokuskan juga pada kondisi fisik,
sosial, budaya dan spiritual klien. Berbagai terapi keperawatan yang dikembangkan
difokuskan kepada klien secara individu, kelompok, keluarga ataupun komunitas. (Kelliat,
2014)

Klien yang dirawat dirumah sakit jiwa dengan keluhan tidak dapat diatur dirumah
misalnya, amuk, diam saja tidak mandi, keluyuran, mengganggu oranglain dan sebagainya.
Setelah berada dirumah sakit hal yang sama sering terjadi, banyak klien menyendiri dan tanpa
ada kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat pada sekelompok klien yang mengalami masalah keperawatan yang sama.

Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara konstruktif


dimana memungkinkan penembangan pola-pola penyaluran energi seperti katarsis, peluapan
marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri
maupun lingkungan. Tujuannya yaitu untuk menyalurkan energi destruktif ke konstuktif,
mengekspresikan persaaan, meningkatkan hubungan interpersenal.

Untuk mencapai hal tersebut diatas perlu dibuat suatu pedoman pelakasanaan terapi
aktifitas kelompok penyaluran energi (Keliat, 2011).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami rencana Terapi Aktivitas Kelompok pada klien dengan
Resiko Perilaku Kekerasan
1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami defenisi Terapi Aktivitas Kelompok pada klien


dengan Resiko Perilaku Kekerasan
b. Mahasiswa mampu memahami tujuan Terapi Aktivitas Kelompok pada klien dengan
Resiko Perilaku Kekerasan
c. Mahasiswa mampu memahami penggolongan/pengorganisasian Terapi Aktivitas
Kelompok pada klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan
d. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan proses Terapi Aktivitas Kelompok
pada klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 TOPIK
Terapi aktivitas kelompok (TAK): Senam Kesegaran Jasmani

2.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dengan diberikan TAK penyaluran energi kepada klien, klien mampu
menyalurkan energi secara konstruktif dan memberikan stimulasi pada klien
agar mampu mengekspresikan perasaannya melalui gerakan badan (Olahraga,
membersikan ruangan, merapikan ruangan, dll).
Setelah dilakukan TAK penyaluran energi dengan topik senam diharapkan
klien dapat menjalin kerjasama dengan klien lain dan mampu mengontrol
emosi.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu melihat gerak tubuh
b. Klien mampu melatih konsentrasi
c. Klien mampu meminimalkan penggunaan energi serta emosional untuk
aktifitas
d. Klien mampu mengeluarkan energinya untuk melakukan kegiatan positif
e. Klien mampu fokus mencontoh gerakan senam yang diajarkan perawat
f. Klien mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan dengan melakukan
kegiatan positif

2.3 LANDASAN TEORITIS


Terapi aktivitas kelompok penyaluran energi adalah upaya untuk mengekspresikan
marahnya klien secara konstruktif dimana memungkinkan penembangan pola-pola
penyaluran energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan
tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan. Klien menarik diri yang
telah dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secar fisik.
Indikasi dan aktivitas yang dilakukan terdiri dari tiga sesi berupa aktivitas pengenalan
(orientasi), kegiatan senam dan terminasi. Klien yang diindikasi memerlukan TAK
penyaluran energi adalah klien dengan resiko perilaku kekerasan, halusinasi, waham.
2.4 KLIEN
1. Karakteristik/kriteria klien
a. Klien dengan perilaku kekerasan yang telah dapat mengekspresikan marahnya
secara konstruktif
b. Klien sehat secar fisik
2. Proses seleksi
a. Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat
ruangan
c. Berdasarkan jenis kelamin yang sama
d. Melakukan kontrak pada pasien untuk mengikuti aktivitas yang akan
dilakukan

2.5 PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari/Tanggal : Jumat, 20 Juli 2018
b. Tempat : ruangan TAK
c. Pukul : 10.00-11.00 wib
2. Struktur organisasi
a. Leader : Lestariani Gea
b. Co-leader : Josephin
c. Fasilitator : Tris, Wahyuningsih, Sophia, Darwin
d. Observer : Wiweka, Nova, Febriani, henny
e. Dokumentasi : Josua
f. Klien
i. ......
ii. .......
iii. dst
Peran Leader

1. Menyusun rencana pembuatan proposal


2. Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok
3. Merencanakan dan mengontrol therapi aktifitas kelompok
4. Membuka aktifitas kelompok
5. Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota diskusi lainnya
untuk memperkenalkan diri
6. Membacakan tujuan therapi aktivitas kelompok
7. Membacakan tata tertib
8. Menggerakkan anggota kelompok

Peran Co-leader

1. Membantu leader mengorganisasi anggota


2. Memimpin jalannya permainan
3. Membacakan aturan main

Peran observer
1. mengobservasi jalannya acara
2. mencatat klien yang hadir
3. mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
4. mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien
5. mencatat penyimpangan acara terapi aktifitas bermain
6. membuat laporan hasil kegiatan
Peran fasilitator
1. memfasilitasi jalannya kegiatan
2. memfasilitasi klien yang kurang aktif
3. mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4. dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/ luar
kelompok

3. Metode dan Media


1) Alat
a. Speaker
b. Laptop
c. Kartu Nama
d. Spidol
e. Peluit
f. Jadwal kegiatan
2) Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
4. Setting

2.6 PROSES PELAKSANAAN


1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mengumpulkan semua klien yang terjadwal ikut senam
d. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Perkenalan/ terapeutik, penjelasan tujuan dan aturan main :
1). Tidak boleh meniggalkan tempat TAK sebelum acara berakhir
2). Tidak boleh makan, minum & merokok selama TAK berlangsung
3). Tertib & mengikuti kegiatan dengan baik
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Waktu : 45 menit
2) Tempat : Ruang Sinabung
3) Topik : Melakukan senam kebugaran bersama

3. Tahap Kerja
a. Mengucapkan salam
b. Leader memp[erkenalkan diri dan mengenalkan anggota terapis lainnya
c. Leader menyampaikan maksud dan tujuan diadakan terapi penyaluran energi
d. Leader mengevaluasi keadaan hari ini
e. Leader menjelaskan aturan main
f. Atur posisi pasien dalam barisan
g. Hidupkan musik
h. terapis mulai memutar musik
i. Motifasi klien untuk mengikuti gerakan senam seperti yang dicontohkan
instruksi senam
j. Menekankan setiap gerakan yang sulit dengan kata misal “ ee aa” supaya klien
terlihat semangat
k. Gunakan gerakan yang mudah ditiru klien
l. Observer mengevaluasi kegiatan TAK Penyaluran energi

4. Terminasi
a. Evaluasi respons subyektif klien
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikiti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Evaluasi Respons obyektif klien
Penilaian perilaku klien selama kegiatan berlangsung
c. Tindak lanjut (apa yang dapat klien laksanakan setalah TAK)
1) Terapis menganjurkan klien untuk melakukan senam yang telah
dipelajari untuk menyalurkan energi
2) Terapis menganjurkan klien melatih diri sendiri secara mandiri dan
teratur cara senam yang telah dipelajari
LEMBAR OBSERVASI

No. Aspek Yang Nama Klien


P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Dimulai
1. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
2. Memberi respon
dengan ikut
melakukan senam
3. Memberikan
pendapat tentang
kegiatan yang
dilakukan
4. Menjelaskan
perasaan setelah
mengikuti senam

Petunjuk :

1. Untuk tiap klien semuaaspek diberi dengan tanda cek list jika ditemukan pada klien.
Atau tanda silang jika tidak ditemukan pada klien
2. Jumlah kemampuan yang ditemukan jika bernilai 3-4 menandakan klien mampu. Dan
jika bernilai 0-2 klien belum mampu.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Keliat, B.A. (2011). Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Magdalena Ria. (2015). Terapi Kelompok Penyaluran Energi. Politeknik kesehatan kemenkes
Malang, (Online) Jurnal Keperawatan mental.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah upaya untuk mengekspresikan


marahnya klien secara konstruktif dimana memungkinkan penembangan pola-pola
penyaluran energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan
tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan. Dimana terapi ini dapat
membantu klien untuk mengontrol marah dengan kegiatan yang positif.

3.2 Saran
Diharapkan makalah ini menjadi pedoman bagi perawat untuk mengerti bahwa terapi
aktivitas kelompok sangatlah membantu pengobatan klien dengan gangguan jiwa.
PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : PENYALURAN ENERGI


PADA KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUMAH SAKIT JIWA PROF ILDREM MEDAN

Disusun Oleh:

1. Darwin 6. Lestariani
2. Febriani 7. Nova
3. Henny 8. Sofia
4. Josephine 9. Tris Hayati
5. Josua Davin 10. Wahyuningsih
11. Wiweka

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2018

Anda mungkin juga menyukai