Anda di halaman 1dari 5

SINOPSIS

Kisah ini bermula ketika.... Akan kah ku terus menyimpannya ada apa
dengan hati ini. Aku ingin mengatakannya, ketika aku menginginkanmu kau
pergi menjauh ingin ku katakan sebuah kalimat akankah kita bisa kembali
seperti kenangan satu bulan itu aku disana dan kau juga disana.
Aku menatapmu setiap kali kulewati tempat itu tapi, kau tidak pernah
ada disana aku mengharapkanmu kembali. Begitu banyak orang yang menanti
agar kita bisa bersama KU MOHON dengarkanlah suara lirih hati ini. Mengapa
langit memisahkan kita, bahkan tahun terus ingin memberi jarak pada kita
berdua.
Setiap hari selalu ada kesibukan bagi Alfar, yah dalam menjaga tugas
keamanan serta ketertiban negara ia harus melakukan segala hal untuk
menertibkan masyarakat-masyarakat yang mungkin kurang dapat mematuhi
hukum. Ia setiap hari harus menerima celotehan anak-anak SMA yang kurang
disiplin ada yang mengendarai motor tanpa SIM, kebut-kebutan dijalan
setidaknyakan mereka dapat memakai helm itulah yang selalu terbersit dalam
hati Alfar.
Hari-hari terus berjalan tanpa ia sadari seorang perempuan berseragam
SMA melewatinya tanpa takut sedikitpun, tidak seperti anak lainnya ketika
melihat polisi mereka pasti gugup bahkan pernah suatu hari Alfar hampir
ditabrak oleh anak sekolahan karena anak itu takut kena tilang.
“STOP!!! Pinggirkan motornya,” kata Alfar memperingati.
Untuk sesaat seorang anak Sma membuka kaca helm dan mendapati
polisi yang sedang menilangnya, matanya menyorot tajam pada polisi tersebut
bahkan polisi itu masih menyunggingkan senyuman ramah pada si pengendara
tersebut.
“Mau Sim kan Pak, maaf belum buat. Terus gimana,” terang Aislin
menjelaskan.
“Kamu dapat surat tilang, habis itu nanti kamu tebus kekantor polisi,”
jelas Alfar yang masih menyunggingkan senyum tampannya.
“Ya sudah surat tilangnya mana, keburu telat nantinya Pak,” kata aislin
dengan cueknya.
“Kamu tunggu dulu disini saya ambilkan surat tilangnya, jangan kemana-
mana,” kata Alfar dengan manisnya.
Sambil menunggu polisi itu Aislin mencoba membuka handponya begitu
banyak pesan chat dari sahabtnya Arin, ada salah satu chat mengatakan kalau
hari ini ada ulangan mendadak. Aislin pun langsung menanyakan ulangan apa
dan Airin masih belum menjawabnya, tiba-tiba polisi itu pun datang membawa
surat tilang.
“Pak suratnya sini,” kata Aislin. Tanpa ia sadari ia memberikan
handphonnya ke polisi itu karena, saking buru-burunya.
“Astaga anak itu mengapa dia memberikan hpnya,” kata Alfar dalam hati.
Sesampainya di sekolahan Aislin langsung berlari menuju kelas,
sesampainya di depan kelas ia mendapati Arin sedang duduk bersantai di atas
kursi.
“Arinn, ulangan apa sih maksud kamu,” kata Aislin dengan gugupnya
karena kacapean berlari.
“Nggak ada ulangan apa-apa aku cuma bercanda biar kamunya cepat
datang, boring tau sendiri terus. Dari tadi kamu di cari tuh!,” jelas Arin tanpa
merasa bersalah.
“Jadi kamu bohongin aku, kaget tau aku kira ada ulangan beneran. Terus
yang cari aku tadi siapa?”
“Siapa lagi kalu bukan Gema pacar kamu,” terang Arin.
“Ya sudah aku keluar dulu ya, cari Gema.”
“Cepet baliknya ya, Aislin,” kata Arin dengan suara lantangnya.
“Ok”
Sebelum menemukan Gema tiba –tiba suara speaker sekolah “diumumkan
untuk Aislin Anggraini menghampiri sumber suara,” Aislin kaget namanya
disebut dia bertanya dalam hati ada apa dengan dirinya, apakah ada kesalahan
yang ia lakukan. Ketiaka menghampiri sumber suara ia mendapati polisi yang
tadi menilangnya. “ada apa ini mengapa dia ada disana,” itulah yang terbersit
dalam hati Aislin.
“Aislin kamu dicari sama pak polisi katanya ada sesuatu yang penting, ada
apa sih nak, apa kamu melakukan kesalahan silahkan kamu bicara.”
“Saya juga nggak tau Pak, terimakasih Pak,” kata Aislin dengan singkatnya.
Polisi itu ternyata datang berniat untuk mengembalikan handphonnya Aislin.
“Hey Aislin Anggraini, kamu masih ingat saya kan,” kata polisi itu singkat.
“Aduh, Bapak kenapa datang kesini sih bikin malu tau, nanti kalau aku di
kira macam-macam, bapak ya, yang tanggung jawab ada apa sih Pak?” tanya
Aislin.
“Ini saya Cuma mau mengembalikan handphon kamu, tadi kamu keburuan
jalannya jadi nggak konsen deh, kamunya malah kasih handphonnya ke saya,”
jelas Alfar polisi tersebut.

Kringggg... pekik suara itu membangunkannya sayang matikan jamnya
berisik tau! sambil mengecup lembut bibir sang suami. Emmm iya.jam berapa?
tanya sang istri, astaga hampir jam 07.00. sayang cepat kamu bangun siapin
aku baju. Oh iya... aku mau mandi dulu!.
Itulah kehidupan mereka berdua. Kisah mereka bisa dibilang cukup rumit
walau sebenarnya mereka dipertemukan di tempat yang tak diharapkan,
perbedaan usia salah satu faktor penghambat hubungan mereka tapi, yang
namanya takdir sudah tidak dapat berbelok arah.
Merekalah Rian dan Nadia, mereka dipertemukan ketika Nadia masih duduk
di bangku sekolah menengah ke atas kisah mereka di mulai ketika Nadia
seorang anak SMA yang hampir terlambat sekolah namun, dipertengahan jalan
seorang polisi menghadangnya. Kalian dapat menebaknya sendiri apa yang
terjadi denagn Nadia yap Nadia kena TILANG. Adeknya stop simnnya tolong
tunjukkan. Aduh.. Pak, ketinggalan di rumah. Ya sudah adik ikutin saya, sini
cepattt. Dasar polisi oon (dalam hat)i. Pak boleh pinjam hp nya nggak? Ini,
cepat kamu telpon orang tua kamu, beberapa jam berlalu kemudian polisi itu
mulai menanyakan sesuatu untuk mencairkan suasana. Kamu sekolah dimana?
Itu di SMA 1 Mataram. Umur kamu berapa sih kenapa belum punya sim? 18,
males Pak buat sim. Oh jadi tahun ini kamu lulus mau ngelanjut dimana?
Kepo.. halo om kena tilang, em iya belum, ini Pak makasih oh iya hp nya ada
kameranya nggak? sini Pak kita fotoan dulu buat kenangan mungkin nanti
bapak kangennn. CETREK emang dasar anak sekarang. Tidak lama menunggu
kemudian datanglah Pamannya yang dia telpon tadi, Om aku disini. Mana yang
tilang kamu. Itu yang tinggi disana, om hati hati. Iya, selmaat pagi Pak surat
tilangnya? Oh bapak wali dari anak disana itu (sambil memunjuk kearah
Nadia). Iya, ini surat tilangnya nanti bapak tebus motornya di Polres. Siap Pak
terima kasih. Pamannya kemudian mengantarnya ke sekolah, sesampinya di
sekolah Nadia yang kena tilang hampir telat untung saja pamannya tepat
waktu menjemputnya. Hari ini adalah hari pertamanya dalam mengedarai
motor, sebenarnya Nadia juga tidak mau mengendarai motor ke sekolah
namun, ia terlalu lelah mendengar desakan desakan dari teman sahabat dan
bahkan orang tuanya juga menyuruhnya mengendarai motor ke sekolah.
supaya lebih mandiri.

Anda mungkin juga menyukai