Anda di halaman 1dari 14

SISTEM KONSINYASI

PKWU KELAS XII


TAHUN AJARAN 2020-2021
SEMESTER GANJIL
 PENGERTIAN SISTEM KONSINYASI
Apakah itu sistem konsinyasi?
proses penjualan dengan
menitipkan barang atau produk
kepada pihak lain untuk dijualkan
dengan harga jual dan persyaratan
sesuai dengan perjanjian antara
pemilik produk (konsinyor /
pengamanat) dan penjual
(konsinyi / komisioner).
CIRI-CIRI KONSINYASI
Bar
a
n yo r dila ng kon
s i p
Kon nggung ua per orkan sinyasi
berta atas sem s
kon ediaan sebaga
jawab angkut si
s
kon inyor i
bi ay a ns in ya siny dan
g k o i
baran

n y ai
m pu a
m e j ag
n y i en
ns i n m n g
Ko a
jib n ba ra
a
kew mana i yang
kea sinyas
kon rima
dite
Baik pihak konsinyor maupun konsinyi
mempunyai perjanjian awal

Dari jumlah barang, pembagian


keuntungan harus dibicarakan saat
perjanjian awal kerja sama baik lisan
atau tulisan
ALASAN MENGGUNAKAN SISTEM
KONSINYASI
Pihak Penerima titipan
(Konsignee / komisioner)

-Terhindar dari resiko


adanya fluktuasi harga.
-Terhindar dari resiko
barang tidak laku,
kadaluarsa, rusak atau
bahkan busuk.
ALASAN MENGGUNAKAN SISTEM
KONSINYASI
Pihak Penitip
(Consignor/pengamanat)
- Mengurangi investasi di bidang
pemasaran dan gaji
- Mendapatkan jaringan
pemasaran yang sudah mapan /
pasti.
- Harga jual dapat dikendalikan
oleh pihak penitip karena
kepemilikan barang masih di
tangannya dan pihak penerima
titipan hanya menerima komisi.
PEMBAGIAN KEUANGAN
Bagaimanakah pembagian keuangan
untuk sistem pemasaran konsinyasi?
1. Penyalur ( Pemilik Toko ) akan
menjualkan barang titipan dengan nilai
jual lebih tinggi dibandingkan dengan
harga yang ia dapatkan dari pemilik
barang / produk dan selisihnya menjadi
laba untuk si penyalur.
2. Pemilik barang sudah menentukan
harga jualnya dan orang yang sebagai
penyalur ( pemilik toko ) mendapat dari
persentase barang yang telah dijual.
Misalkan 10% sampai 20%.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAGI
PENYALUR DAN PEMILIK PRODUK
1. Kelebihan dan kekurangan bagi pemilik produk
a.) Kelebihan
• Tidak perlu menyediakan SPG.
• Tidak perlu terjun langsung untuk melayani konsumen.
• Pemilik produk bisa lebih fokus mengelola kualitas produk dan melakukan
berbagai inovasi baru.
• Produk biasa dipasarkan leluasa melalui toko yang sudah memiliki pelanggan,
jadi pemilik barang tidak perlu menyediakan uang kembali untuk promosi.

b.) Kekurangan
• Produk yang di titipkan tidak dipromosikan oleh penyalur (pemilik toko) jika ia
tidak memiliki SPG.
• Sistem pembayaran produk harus mengikuti sistem penyalur baik perbulan
maupun perminggu.
• Ketika salah penempatan produk pada toko ( penyalur ) maka bisa dipastikan
produk tersebut akan sulit laku bahkan tidak terjual.
2. Kelebihan dan kekurangan bagi penyalur

a.) Kelebihan
• Display ( tampilan ) produk pada toko penyalur akan terlihat banyak
tanpa harus menambah modal.
• Memperoleh keuntungan dari laba penjualan konsinyasi dari
produk penitip yang terjual.
• Kecilnya resiko, jika barang yang di jual tidak laku penyalur cukup
mengembalikannya kepada pemilik / penitip.

b. ) Kekurangan
Untuk kekurangan penyalur dengan sistem penjualan konsinyasi
sepertinya tidak ada, dikarenakan penyalur hanya sebagai tempat
penitipan produk dari penyalur sehingga setiap kerugian akan
ditanggung oleh pemilik barang / produk tersebut.
ISI PERJANJIAN SISTEM KONSINYASI
• Adanya frekuensi laporan dan
pembayaran kepada pengamat.
• Terdapat syarat - syarat penjualan
kepada langganan.
• Kapan komisi harus di berikan.
• Tanggung jawab atas penagihan
piutang dan kerugian piutang.
• Bagaimana komisi untuk komisioner
harus dihitung.
• Jumlah dan macam barang yang
sudah dibayar oleh pihak komisioner
dan akan diganti oleh pengamanat.
Cara untuk menjalanan sistem
pemasaran konsinyasi
1. Syarat pertama yaitu adanya produk yang akan
dijual. Sistem ini paling banyak digunakan oleh
pedagang roti, kerupuk, dan makanan ringan.
2. Cari toko, warung, kantin, atau tempat lain yang
tepat dan strategis untuk memasarkan produk.
3. Utarakan niat untuk menjalin kerjasama dengan
pemilik toko dengan memberikan penjelasan
laba yang jelas. Laba yang wajar didapat oleh
pemilik toko antara Rp.200 hingga Rp. 9000 per
produk.
4. Lihatlah secara berkala produk dagangan. Jika
memiliki usaha roti atau makanan, tengoklah
barang dagangan 3-7 hari karena makanan
memiliki sifat mudah basi. Usahakan selalu
menitipkan barang yang masih fresh.
5. Manfaatkan moment yang tepat untuk menjual produk
Anda.
Misalnya, jika Anda memproduksi kue kering seperti nastar
dan lainnya maka manfaatkan peringatan hari raya sebagai
salah satu cara Anda dalam melakukan promosi yang menarik
kepada rekan partner toko konsinyasi Anda.

Anda mungkin juga menyukai