Anda di halaman 1dari 2

Prolog

Diantara potongan waktu 24 jam sehari, pagi


adalah menjadi canduku. Dimana semangat
menyambut hari terasa begitu penuh. Dengan
beribu impian dan cita-cita terasa nyata didepan
mata. Masih ada asa untuk dirasa. Walau banyak
ketidakmungkinan yang mereka bilang, bagiku
nothing impossible. Tuhan pemilik segalanya,
kenapa harus ragu?

Kita manusia, wajar saja jika tak sempurna. Hidup


dengan sebuah tujuan yang berbeda, bukan berarti
kita bisa menghakimi mereka yang tak sejalan. Kita
manusia, punya hak untuk menjadi apapun dan
siapapun. Nikmati saja apa yang kamu miliki dan
perjuangkan saja apa yang kamu yakini, dengan
begitu kita hanya bisa saling bahu membahu bukan
dorong mendorong. Terlepas dari segalanya, kamu
hanya bisa berjuang dan biarkan tuhan yang
menentukan. Bukankah proses tidak akan
membohongi hasil?

Lily Amon. Begitulah namanya. Gadis lemah yang


mempunyai impian lewah. Tak ada kata putus asa
didalam kamusnya. Pantang menyerah menjadi
prinsipnya. Hidup dilingkungan yang sangat
minim kepercayaan, tak lantas membuat
semangatnya padam begitu saja. Ia percaya,
bahkan sangat percaya bahwa sihir yang ia dan
penduduk desa kecilnya punya, tak hanya bisa

v
untuk hal ringan saja. Persepsi itulah yang
menjadikannya tak punya teman untuk berbagi
cerita. Diperparah dengan keluarganya yang tak
mendukungnya sama sekali. Mereka pesimis
bahwa sihir windmind tak bisa digunakan untuk
pertarungan. Dan pada akhirnya dari semua
ucapan menyakitkan itu,orang - orang yang paling
berperan mengucapkannya adalah teman - teman
dekat atau bahkan anggota keluarga sendiri.

vi

Anda mungkin juga menyukai