Laporan Prak - Kimia (Pemisahan Campuran)
Laporan Prak - Kimia (Pemisahan Campuran)
Judul
Pemisahan Campuran
B. Hari / tanggal mulai percobaan
Selasa / 18 oktober 2011 pukul 07.00 WIB
C. Hari / tanggal selesai percobaan
Selasa / 18 oktober 2011 pukul 09.15 WIB
D. Tujuan
1. Untuk memisahkan zat padat dari zat cair
2. Untuk memisahkan zat padat dari zat padat
E. Tinjauan pustaka / Kajian teori
I. Pemisahan Campuran
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.
5. Difusi, dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat
berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak
partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan
menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang
murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus
listrik disebut elektrodialisis. Selain itu
kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat
berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat
dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang
disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi
secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan
pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air
dan kotoran renik atau organisme.
b. Bahan :
No Nama bahan
.
1. Air
2. Nacl
3. Kapur tulis
4. Kapur barus
5. Pasir
6.
1 gram CuSO 4 5H
2 O
3. Alur kerja
1. Dekantasi
1 sendok
pasir
- Dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air
- Diaduk sampai rata
Larutan menjadi
keruh
- Pasir dibiarkan mengendap
- Larutan bagian atas dituang
Filtrat : Residu :
Pasir yang
Air yang
mengendap
bening
2. Filtrasi
Bubuk
kapur tulis
- Dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air
- Diaduk sampai rata
Larutan
sedikit keruh
- Disaring dengan corong dan kertas saring
Filtrat : Residu :
Air yang Serbuk kapur
bening tulis yang
mengendap
3. Kristalisasi
Garam dapur
(Nacl)
- Dilarutkan kedalam gelas kimia yang berisi air
Larutan
garam
- Disaring dengan menggunakan kertas saring
Hasil
penyaringan
- Diuapkan dalam cawan penguapan
Filtrat : Residu :
Kristal
garam Uap air
4. Evaporasi
1 gram CuSO 4 5H
2 O
- Dihaluskan kemudian dimasukkan kedalam 10mL air
Larutan CuSO
4 5H 2 O
Filtrat :
Serbuk CuSO 4 5H Residu :
Uap air
2 O
1 sendok pasir + 1
sendok NaCl
- Dimasukkan kedalam gelas kimia dan dicampur air
- Diaduk rata
Larutan
homogen
- Dipanaskan lalu disaring
Filtrat :
Larutan
Residu :
garam
Pasir
Filtrat : Residu :
6. Sublimasi
Filtrat : Residu :
Serbuk bening
Pasir,warna
G. Hasil pengamatan
H. Analisis data
Pada percobaan pemisahan campuran, diperoleh data bahwa dalam
proses dekantasi menghasilkan filtrat berupa air yang sedikit keruh dan residu
berupa pasir yang mengendap.
I. Pembahasan
Pada percobaan kristalisasi dan filtrasi - evaporasi, pada percobaan
kristalisasi terbentuk serbuk garam yang lebih bening dan ukuran partikel
lebih kecil dibandingkan serbuk garam hasil percobaan filtrasi dan evaporasi
yang berukuran sedikit lebih besar (kasar) dan basah. Hal ini disebabkan
karena dua faktor penting, yaitu : laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju
pertumbuhan kristal. Pada percobaan kristalisasi terjadi laju pembentukan inti
yang tinggi, hal ini tergantung pada derajat lewat jenuh (supersaturation) dari
larutan. Sedangkan pada percobaan filtrasi dan evaporasi terjadi laju
pertumbuhan kristal yang tinggi, hal ini juga dikarenakan derajat lewat jenuh.
Sedangkan pada percobaan sublimasi, kita menggunakan kaca arloji
karena pada percobaan ini terjadi pemisahan zat padat tanpa melalui zat cair.
Percobaan ini terdapat peristiwa penyubliman, dimana zat yang tidak muda
menyublim akan menjadi residu. Oleh karena itu kita menggunakan kaca
arloji untuk memperoleh filtratnya. Jika tidak menggunakan kaca arloji filtrat
akan tidak terbentuk karena zat mudah menguap. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kaca arloji digunakan untuk menahan hasil sublimasi.
Kami memberikan air bersuhu 30 derajat celcius di atas kaca arloji tersebut
yang berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kristal. Jadi uap
yang dihasilkan oleh percobaan ini dapat langsung didinginkan sehingga
terbentuk kristal – kristal halus.
J. Kesimpulan
1. Pada percobaan dekantasi, filtrat hasil dekantasi sedikit lebih keruh
dibandingkan dengan air sebelum dicampur pasir dan juga sedikit lebih
keruh dibandingkan filtrat filtrasi.
2. Pada percobaan filtrasi, air yang dihasilkan kembali jernih seperti semula.
Karena terjadi penyaringan ultra.
3. Pada percobaan kristalisasi dan filtrasi - evaporasi, pada percobaan
kristalisasi terbentuk serbuk garam yang lebih bening dan ukuran partikel
lebih kecil dibandingkan serbuk garam hasil percobaan filtrasi dan
evaporasi yang berukuran sedikit lebih besar (kasar) dan basah. Hal ini
disebabkan karena dua faktor penting, yaitu : laju pembentukan inti
(nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Pada percobaan kristalisasi terjadi
laju pembentukan inti yang tinggi, hal ini tergantung pada derajat lewat
jenuh (supersaturation) dari larutan. Sedangkan pada percobaan filtrasi
dan evaporasi terjadi laju pertumbuhan kristal yang tinggi, hal ini juga
dikarenakan derajat lewat jenuh.
4. Pada percobaan evaporasi, terdapat perubahan warna dari CuSO45H2O.
Warna CuSO45H2O yang awalnya biru cerah menjadi biru kehijauan. Hal
ini trerjadi karena trrjadi perubahan sifat zat yang awalnya bersifat basa
berubah menjadi asam, sehinnga terjadi warna biru kehijauan.
5. Pada percobaan sublimasi, terbentuk zat padat pada kaca arloji yang
setelah didinginkan menjadi kristal.
K. Daftar pustaka
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kul…