Skripsi
Oleh :
Agus Rianto
5350403063
Kepada
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
SKRIPSI
Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan
Konsumsi Energi pada Sistem Pengkondisian Udara
di Hotel Santika Premiere Semarang
Pembimbing Pendamping
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Agus Rianto
iii
INTISARI
Energi listrik sangat penting dalam indrustri perhotelan. Hal ini sangat menunjang
dalam operasional di Hotel Santika Premiere Semarang. Peralatan seperti
pengkondisian udara merupakan peralatan yang banyak mengkonsumsi energi listrik.
Hampir sekitar 60% penggunaan energi listrik digunakan untuk sistem pengkondisian
udara. Hal ini merupakan suatu pemborosan energi.
Untuk menanggulangi masalah tersebut dilakukan efisiensi energi. Salah satu
metode yang sekarang dipakai untuk mengefisienkan pemakaian energi adalah
konservasi energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang
digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi adanya audit
energi yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi energi suatu gedung
atau bangunan.
Pada audit energi di Hotel Santika Premiere terlihat bahwa konsumsi enrgi listrik
adalah yang paling dominan. Sebagaimana menurut persenstasi energi yang dipakai,
komposisi energi listrik dapat mencapai 91% dari total konsumsi energi, sedangkan
solar 6%, air 3%.
Berdasarkan audit awal terlihat bahwa IKE (Intesitas Konsusi Energi) di Hotel
Santika Premiere mencapai 341,683 kWH / m2 year lebih besar dari standar ASEAN-
USAID yaitu 300 kWH / m2 year. Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh
harga IKE untuk energi listrik adalah sebesar 403,08 kWH / m2 year. Peluang Hemat
Energi (PHE) pada audit energi ini adalah dengan pembersihan pada unit FCU yaitu
meliputi pembersihan saringan udara (filter), sudu kipas, sirip (fin) evaporator dan
kisi keluaran (grill) pada unit-unit FCU. Peluang Hemat Energi (PHE) yang kedua
adalah dengan Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water
Temperature = LCWT) pada chiller.
Dari hasil perhitungan IKE setelah penerapan PHE, didapati nilai yang masih
cukup tinggi sehingga usaha penghematan masih harus dilakukan.
iv
ABSTRACK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Universitas Negeri Semarang. Perlu didasari bahwa penyusunan karya tulis ini tidak
dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan
2. Drs. Said Sunardiyo, M.T Dosen Wali dan Ketua Program Studi S1 Teknik
3. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
4. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
vi
6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Teknik Elektro yang telah banyak membantu
7. Bapak Darsono, SE, HRD Hotel Santika Premiere Semarang yang telah
9. Seluruh staf dan karyawan Hotel Santika Premiere Semarang yang telah banyak
10. Ayahanda-Ibunda muara doa cinta dan kasih sayang, yang akan dan selalu aku
11. Kakanda-ku tercinta, Ruslan Efendi. Adik-ku tersayang, Yuliani Mandasari, Ragil
Kurniawan.
12. Temanku : Rizky Gani M, Tahan P, Kotip R, Beni P, Lukman H, serta teman-
teman Elektro angkatan ’03 yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini
baik secara langsung maupun tidak langsung yang pastinya tak akan cukup saya
UNNES.
13. My best girls friend Wiwik Yulianti yang telah memberikan motifasi dalam
14. My Laptop (Acer Aspire 3000) My Motorcycle (K 4160 TK) yang selalu
vii
15. Semua pihak yang telah turut membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak
ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan dari semua
pihak, sebagai pengalaman dan tambahan pengetahuan bagi penyusun. Akhir kata
semoga karya ini tidak menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir dan semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri
Penyusun
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’d : 11).
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yag telah
diusahakannya (An Najm : 39)
“Lakukan yang terbaik dan jadilah yang terbaik jangan pernah menyerah karena
hidup ini penuh dengan tantangan”
“Bersungguh-sungguhlah dalam menjalani hidup ini dan berfikiran yang jernih dalam
menyelesaikan masalah”
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena
kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :
Ibunda-ku yang tiada henti melantunkan do’a untukku
Ayahanda-ku semoga rahmat-Nya selalu tercurah untukmu
Kakanda-ku semangat, harapan dan doa selalu menyertainya
Adinda-ku Do’a dan harapan akan selalu menyertai langkahmu
Kekasihku yang aku cintai, terima kasih atas semuanya
Teman-teman TE 2003
UNNES
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul................................................................................................................i
Halaman Pengesahan.....................................................................................................ii
Halaman Pernyataan.....................................................................................................iii
Intisari...........................................................................................................................iv
Abstrack ........................................................................................................................v
Kata Pengantar..............................................................................................................vi
Halaman Motto dan Persembahan..............................................................................viii
Daftar Isi....................................................................................................................... x
Daftar Tabel................................................................................................................xiii
Daftar Gambar......................................................................................... ..................xiv
Daftar Lampiran...........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................3
1.5 Batasan Masalah..........................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Hotel Santika Premiere Semarang...................6
A. Gambaran Umum Hotel........................................................................6
B. Fasilitas Layanan Hotel Santika Premiere Semarang...........................6
C. Sistem Kerja Peralatan Pendukung Operasional Hotel Santika
Premiere Semarang...............................................................................7
D. Fasilitas Kelengkapan Peralatan Utama Hotel.....................................8
E. Struktur Organisasi Hotel Santika Premiere Semarang......................11
x
2.2 Dasar Teori Konservasi Energi Dan Pengkondisian Udara.......................11
A. Konsevasi Energi.................................................................................11
B. Energi............................................................................ ......................12
C. Audit Energi................................... .....................................................15
D. Sistem Pengkondisian Udara.................................. ............................20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................44
3.2 Jenis Penelitian..........................................................................................44
3.3 Variable Penelitian....................................................................................44
3.4 Alat dan Bahan .........................................................................................45
3.5 Jalannya Penelitian....................................................................................45
A. Audit Energi Awal ..............................................................................45
B. Audit Energi Rinci.............................................................................. 49
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1 Audit Energi Awal.....................................................................................55
A. Pendahuluan. .................................. ....................................................55
B. Denah Tanpak Gedung dan Jaringan Gedung.....................................55
C. Sistim Distribusi Energi.............................. ........................................56
D. Data Konsumsi Energi.........................................................................58
E. Data Tingkat Hunian (Occupancy Rate)……………………...……...61
F. Data Tingkat Konsumsi Energi...........................................................62
G. Menghitung IKE..................................................................................65
4.2 Audit Energi Rinci.....................................................................................66
A. Pendahuluan.........................................................................................66
B. Data Perhitungan.................................................................................67
C. Pengenalan Peluang Hemat Energi (PHE) .........................................74
D. Analisa Peluang Hemat Energi ...........................................................77
E. Implementasi Peluang Hemat Energi..................................................85
F. Analisa Peluang Hemat Energi tahap 2 ..............................................91
xi
G. Implementasi Peluang Hemat Energi tahap 2......................................95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan................................................................................................96
5.2 Saran..........................................................................................................97
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................99
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Profil penggunaan energi untuk peralatan kantor .......................................50
Tabel 3.2 Profil penggunaan energi untuk peralatan hotel/apartement ......................50
Tabel 3.3 Profil penggunaan energi untuk peralatan rumah sakit...............................51
Tabel 4.1 Komposis Luas Bangunan Hotel Santika Premiere Semarang....................56
Tabel 4.2 Data Konsumsi Energi Listrik Tahun 2006..................... ...........................58
Tabel 4.3 Data Konsumsi Solar (Fuel) tahun 2006..................... ............................. .59
Tabel 4.4 Data Konsumsi air periode 2006............................................................... .60
Tabel 4.5 Occupancy rate Hotel Santika Premiere Semarang tahun 2006………….61
Tabel 4.6 Prosentase pemakaian energi di Hotel Santika Premiere Semarang
tahun 2006 ..................................................................................................64
Tabel 4.7 Tabel Hasil Pengukuran Arus Listrik di Hotel Santika Premiere
Semarang ....................................................................................................68
Tabel 4.8 Tabel Pengukuran kWH meter di Hotel Santika Premiere Semarang …....69
Tabel 4.9 Konsumsi energi listrik per bulan Hotel Santika Premiere Semarang…... 70
Tabel 4.10 Besar intensitas konsumsi energi hasil pengukuran di Hotel Santika
Premiere ....................................................................................................71
Tabel 4.11 Profil Pengukuran Arus Listrik di Hotel Santika Premiere berdasarkan
audit rinci .................................................................................................72
Tabel 4.12 Profil Pengukuran Arus Listrik untuk Unit Tenaga ………….....………72
Tabel 4.13 Profil pengukuran arus listrik untuk sistem pendingin udara Hotel Santika
Premiere.....................................................................................................75
Tabel 4.14 Spesifikasi lokasi unit FCU di Hotel Santika Premiere Semarang ..........80
Tabel 4.15 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU kotor untuk daya kipas
20 watt.......................................................................................................82
Tabel 4.16 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU bersih untuk daya kipas
20 watt........... ............................................................................................... 83
Tabel 4.17 Pengukuran daya listrik chiller dengan pengesetan ulang LCWT ...........93
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Elemen pokok sistem tenaga listrik.........................................................15
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Air Conditioning................................................................22
Gambar 2.3 Tekanan udara dan pengukuran...............................................................26
Grafik 2.4 Karakteristik kipas udara dan tahanan dalam salura..................................27
Gambar 2.5 Karakteristik pompa sentrifugal…………………………………….…..32
Gambar 2.6 Karakteristik pompa pada beberapa kecepatan putar poros.....................34
Gambar 2.7 Prestasi Pompa sentrifugal.......................................................................35
Gambar 2.8 Kombinasi karakteristik pompa dan pipa................................................35
Gambar 2.9 Diagram sirkulasi freon...........................................................................43
Gambar 3.1 Bagan alur proses audit energi bangunan................................................48
Gambar 4.1 Grafik Pemakaian Energi Listrik Hotel Santika Premiere Semarang......58
Gambar 4.2 Grafik Konsumsi Solar ( Fuel) Hotel Santika Premiere Semarang
Periode 2006……………………………………………………………59
Gambar 4.3 Grafik Konsumsi air Hotel Santika Premiere Semarang Periode 2006...60
Gambar 4.4 Grafik occupancy rate Hotel Santika Premiere Semarang tahun 2006...62
Gambar 4.5 Grafik prosentasi pemakaian energi di Hotel Santika Premiere
Semarang tahun 2006..............................................................................64
Gambar 4.6 Grafik pengukuran arus listrik di Hotel Santika Premiere Semarang….69
Gambar 4.7 Grafik komposisi nilai dari AHU, FCU, dan Chiller sebagai komponen
AC...........................................................................................................72
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
penyediaannya adalah yang terbesar. Hal ini dapat dilihat bahwa peralatan seperti
kapasitor bank, akan tetapi biaya operasional energi listrik tetap melebihi standar
pada chiller juga pernah dilakukan oleh pihak manajement hotel, akan tetapi
yang digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi
adanya audit energi yaitu suatu metode untuk mengitung tingkat konsumsi energi
suatu gedung atau bangunan, yang mana hasilnya nanti akan dibandingkan
1
2
dengan standar yang ada untuk kemudian dicari solusi penghematan konsumsi
energi jika tingkat konsumsi energinya melebihi standar baku yang ada.
Untuk audit energi dan peluang penghematan energi diutamakan pada sistem
melebihi standar yang disampaikan oleh Tim Hemat Energi (THE) yaitu
48,50%.
Dari dasar pemikiran di atas, maka penulis dalam penyusunan skripsi ini
dengan harapan dari skripsi ini dapat diketahui tingkat konsumsi energi di hotel,
manajemen hotel. Pada akhirnya penulis berharap hasil penelitian ini tidak hanya
bermanfaat bagi Hotel Santika Premiere Semarang, namun dapat juga menjadi
2. Dapat mengetahui sistem yang bekerja secara baik atau tidak berdasarkan
Semarang.
3. Analisis Peluang penghematan konsumsi energi terkait kerja FCU room dan
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, manfaat penelitian,
Bab ini berisi teori tentang sejarah singkat berdirinya Hotel Santika Premiere
Bab ini berisi waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, variabel
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitan audit energi awal,
Bab ini berisi tentang rangkuman hasil penelitian yang telah diuraikan dalam
bab sebelumnya serta saran-saran kedepan terkait hasil penelitian yang telah
diperoleh baik buat objek penelitian yaitu hotel dan subjeknya sendiri yaitu para
TINJAUAN PUSTAKA
Tengah. Hotel ini dibangun mulai tanggal 20 Juli 1988 dan selesai tanggal 18
Juni 1990. Opening dimulai tanggal 22 Maret 1990 sampai dengan 15 mei
Agustus 1990 klasifikasi bintang dilakukan tim penilai pusat dan daerah.
Lokasi hotel ini sangat strategis, terletak di pertengahan kota yaitu dekat
dengan Simpang Lima Semarang. Hotel ini juga disebut sebagai hotel terbaik
aktifitas bisnis.
1. 3 penthouse suites
6
7
6. Business center
tingkat hunian ini berkisar antara 50% hingga 80%. Tingkat hunian tertinggi
biasanya terjadi saat hari besar keagamaan, atau hari raya lainnya.
Semarang
1. Sistem kelistrikan dual power yaitu dari PLN dan pembangkit listrik
diesel
8
darurat. Lift memiliki kapasitas 15 orang (1000 kg) sebanyak 3 buah, yaitu
dua buah lift digunakan untuk lobby (khusus tamu), dan satu buah lift
a. Sistem perpipaan penyediaan air bersih yang meliputi air dingin dan
air panas
4. Sistem penanganan air hujan, dimana air hujan akan dibuang langsung ke
7. Telepon Sentral
yang ada yang menunjang sistem kerja pada hotel antara lain :
1. Gen-Set
9
memakai sistem dual power yaitu dari PLN sebesar 1000 kVA dan Gen-
Set yang memiliki kapasitas 900 kVA, sehingga untuk penyediaan tenaga
listrik walaupun terjadi gangguan dari PLN, maka hal itu tidak akan
menjadi masalah karena secara otomatis apabila listrik mati, maka Gen-
2. Chiller
dan segar. Di Hotel Santika Premiere Semarang terdapat tiga buah Chiller
penghuni di hotel.
segar dan bersih ini dapat terdistribusi merata sehingga para penghuni
hotel dapat merasa nyaman ketika di dalam hotel. Untuk AHU di Hotel
Santika Premiere Semarang ada dua buah AHU yang mana terdiri dari
lantai satu, dan AHU 2 yang berfungsi untuk mendistribusikan udara segar
lebih kecil terutama ruangan yang terkait dengan aktifitas para tamu dan
4. Boiller
Peralatan ini merupakan salah satu bagian dari sistem penyediaan air
bersih dan air panas yang sangat diperlukan untuk pelayanan para tamu
hotel selain intu juga untuk konsumsi di bagian laundry dan kitchen.
5. Fire Pump
Peralatan ini merupakan salah satu bagian dari sistem keamanan hotel
sendiri selain dari fire pump ini, juga ditunjang dengan adanya Fire-Stairs
(tangga kebakaran) dan juga sistem hidran yang terpasang rapi dan siap
6. Water Treatment.
limbah. Hal ini bertujuan agar limbah yang dikeluarkan hotel benar-benar
masyarakat sekitar.
11
4. Tingkat Manager
7. Tinkat R/F
A. Konservasi Energi
ini belum seimbang karena terlalu banyak tergantung pada sumber energi
minyak bumi. Padahal sumber energi minyak bumi dewasa ini merupakan
Ketergantungan pada satu sumber energi yaitu minyak bumi dan produk
turunannya ini tidak dapat dibiarkan secara terus menerus karena kebutuhan
masyarakat.
12
1. Intensifikasi
2. Diversifikasi
3. Konservasi
langkah di atas, serta sekarang juga dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan
sumber energi dari bahan bakar non fosil seperti biomassa, biogas, dan
energi minyak bumi secara lebih tepat, cermat, hemat dan efisien dalam
B. Energi
keperluan praktis, energi sering kali dikaitkan dengan jumlah bahan bakar
disebut energi dalam. Dalam suatu proses zat dapat melepaskan sebagian
karena itu perlu dipahami berbagai satuan yang sering digunakan dalam
digunakan, yaitu :
misalnya joule, ft.lbf, kWH, BTU dan sebagainya. Satuan joule merupakan
satuan standart initernasional (SI) yang biasa digunakan untuk semua bentuk
Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk
pembangkit, sumber daya energi primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas
alam dan batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah menjadi energi
transmisi bertegangan tinggi akan membawa alairan arus yang rendah dan ini
berarti mengurangi rugi-rugi panas yang terjadi (heat lost) yaitu sebesar I2 R.
menentukan besar arus dan sudut fasa yang mengalir pada beban tersebut.
Faktor daya merupakan petunjuk yang menyatakan suatu beban. Faktor daya
P V .I .Cosϕ
Faktor daya = = = Cosϕ (3.1)
V .I V .I
Besarnya faktor daya adalah 0< Cosϕ < 1. Untuk mendapatkan pemakaian
C. Audit Energi
pada suatu bangunan komersial seperti hotel atau suatu pabrik hanya dapat
dilakukan jika telah diketahui untuk apa energi tersebut digunakan dan berapa
16
Audit energi dapat dilakukan setiap saat atau sesuai dengan jadwal yang
jenis dan besarnya energi yang digunakan pada bagian-bagian operasi suatu
E.a.b
BCR = (3.2)
c
keterangan :
Oppurtunity = ECO)
Audit = PEA)
awal meliputi:
seperti:
e) Dan lain-lain
kebocoran fluida atau alat ukur pengendali yang tidak bekerja, rekomendasi
c. Audit Energi Rinci atau Energi Penuh (Detailed Energy Audit or Full
Audit)
Audit energi rinci (DEA) adalah audit energi yang dilakukan dengan
analisis rinci penggunaan energi beberapa sistem. Tujuan dari audit energi
sebenarnya audit energi ini dapat dilakukan sendiri, asalkan kegiatan yang
fluida atau bahan bakar dan konsumsi energi listrik. Data-data pengukuran
cara-cara implementasinya.
udara bisa berupa sebuah sistem pemanasan, pendinginan, dan ventilasi. Untuk
kondisi iklim indonesia (tropis), untuk proses pengkondisian udara yang berupa
central. Sistem tersebut mungkin terdiri dari satu atau lebih mesin pendingin air
(water-chiling plants) dan mesin pemanas air (secara tradisional berupa sebuah
ketel) yang diletakkan di dalam suatu ruangan mesin. Ruangan yang dikondisikan
mengunakan satu atau lebih sistem saluran udara segar dan udara balik atau dapat
juga dalam bentuk aliran air panas atau dingin melalui pipa ke penukar kalor (heat
a. Faktor kenyamanan
21
parameter yang bisa diatur oleh sistem pengkondisian udara. Parameter itu
antara lain meliputi temperatur bola basah dan bola kering dari udara,
kebisingannya.
maka sistem pengkondisian udara yang baik adalah sistem yang mampu
b. Faktor ekonomi
awal untuk pemasangan serta biaya operasi dan perawatan untuk sistem
suatu sistem pengkondisian udara yang baik adalah dengan biaya total
serendah-rendahnya.
Secara lebih detail hal ini terkait dengan beberapa kontruksi yang
operasi.
a. Kondisi udara dalam ruangan dapat dalam keadaan sangat dingin, panas,
lembab, kering, kecepatan udara tinggi atau tidak ada gerakan udara.
b. Udara dingin digerakkan oleh Fan masuk reducting (saluran udara) dan
melalui out let (lubang keluar) udara masuk ke dalam ruangan. Udara dari
Suplai
Suplai Duct
Udara/Outlet
22,60 c
RUANG
Fan
Filter
Coil
Evaporator
Return Duct 35 0 c
ruangan. Udara yang dialirkan fan dapat berupa : udara luar, udara
ruangan atau gabungan dari udara luar dan udara ruangan. Jumlah aliran
udara dan kecepatan udara harus diatur, agar memperoleh sirkulasi udara
yang baik.
Supply out let (lubang keluar) berfungsi untuk megatur arah aliran
udara. Ditempatkan pada return duct, dan biasanya terbuat dari plastic,
cooling coil harus melalui filter sehingga debu tidak tertimbun pada
Beban usaha penyegaran udara dalam hal ini untuk pendinginan udara,
terdapat beban kalor yang harus ditanggulangi oleh mesin pendingin untuk
besar beban kalor yang harus diatasi adalah beban kalor ruangan dan beban
kalor alat penyegar udara yang ada dalam ruangan. (Arismunandar, 1991)
Jumlah kalor yang harus dilayani oleh alat penyegar udara adalah
sebagai berikut:
25
2) Beban kalor dari udara luar yang masuk ke dalam alat penyegar
lagi dalam kategori beban kalor sensibel dan kalor laten. Kalor sensibel
Blower dan kipas udara dalam berbagai jenis dan ukuran serta
kondisi ini, maka ada penggolongan jenis kipas udara dan blower antara
lain jenis blower dan kipas udara berdasarkan tekanan udara yaitu :
(Arismunandar, 1991)
1) Tekanan
Tekanan yang ditimbulkan oleh kipas udara ada dua jenis yaitu
(Arismunandar, 1991):
2
(Kec.udara, m/s)
= (3.5)
4,03
mm H20 adalah :
Q m 3 / menit x Pt mm H 2 O
(Daya udara, kW) = (3.6)
6120
Q m 3 / menit x Pt mm H 2 O
(Daya motor penggerak, kW)= (3.7)
6120η
2) Dari kondisi di atas yaitu terjadinya kenaikan volume, maka hal ini
akan diikuti dengan kenaikan daya poros (kW) dari N1 ke N2. Namun
mengatur damper, maka kipas udara harus bekerja pada putaran lebih
tinggi dari pada yang normal. Sehingga hal ini berakibat daya poros
bertambah besar, pemakaian daya listrik makin besar selain dari pada
udara berpindah dari titik A ke titik C dan volume aliran tetap di Q1,
titik operasi E. Hal ini berakibat daya poros naik dan bunyi semakin
keras.
n2
Q2 = Q1 x (3.8)
n1
2
n
P2 = P1 x 2 (3.9)
n1
3
n
N2 = N1 x 2 (3.10)
n1
4) Apabila putaran kipas udara dan volume aliran udara adalah sebuah
ρ
P2 = P1 x 2 (3.11)
ρ1
ρ
N2 = N1 x 2 (3.12)
ρ1
30
Keterangan:
a Kapasitas pendinginan
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigeran dari fluda yang hendak
Q = K.A. tm (3.13)
keterangan:
Tipe ini banyak dipakai untuk mendinginkan udara pada penyegar udara.
Tipe ini koil pipa bersirip pada bagian luarnya. Ada dua jenis koil dengan
didinginkan oleh refrigerant sekunder seperti air atau larutan garam yang
mengalir dalam pipa tersebut. Manfaat dari sirip-sirip yang dipasang pada
sisi luar pipa adalah untuk memperluas bidang perpindahan kalor yang
7. Pompa
Pompa adalah mesin yang berfungsi mengalirkan fluida melalui pipa dari
fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu dan tinggi energi angkat. Faktor
tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi, serta untuk mengatasi
a. Prestasi Pompa
Pada putaran pompa tertentu, tinggi angkat total akan berubah jika
tahanan pada pipa keluar diubah misalnya dengan cara membuka dan
32
menutup katup. Laju aliran fluida, daya poros dan efisiensi pompa
tinggi angkat total, daya poros dan efisiensi ditunjukkan pada gambar
n H
η
H : Tinggi energi (head)
: Efisiensi
P P : Daya Poros
n : kecepatan putar poros
Sedangkan daya penggerak pompa haruslah lebih besar dari daya air.
pompa dan ukuran, laju aliran dan kecepatan putar poros pompa.
sering menghasilkan tinggi angkat yang lebih rendah dari pada harga
(Arismunandar, 1991).
3) Kecepatan putar poros versus laju aliran, tinggi angkat total dan daya
20%), tinggi angkat dan laju aliran air, daya poros dan efisiensi dapat
n H’
η η'
H : Tinggi energi
P’ : Efisiensi
P : Daya Poros
P n : kecepatan putar poros
2
n
Q’ = .Q (3.15)
n'
2
n'
H’ = .H (3.16)
n
3
n
N’ = N (3.17)
n'
’≈ (3.18)
b. Pemilihan Pompa
adalah perbedaan tekanan yang dapat dicapai pada berbagai laju alir. Yang
35
tidak kalah pentingnya adalah data tentang daya yang dibutuhkan pada
pompa dan pipa dapat ditemukan pada grafik tekanan versus laju air,
Pipa ditrotel
Perbedaan Tekanan (kPa)
Pompa
Daya Poros
Gambar 2.8 Kombinasi karakteristik pompa dan pipa
36
Gambar 2.8 disebut sebagai titik keseimbangan, karena laju air dan
8. Kompresor
kompresibel dari satu tempat ke tempat lain dengan beda tekanan, dimana
kondisi operasi setiap kompresor dan sifat-sifat udara; gas atau gas campuran
yang dikompresikan.
a. Klasifikasi Kompresor
1991)
dikompresikan.
menaikkan tekanan.
37
c) Kompresor putar
d) Kompresor sekrup
a) Jenis vertikal
b) Jenis Horisontal
a) Kompresor ammonia
b) Kompresor freon
c) Kompresor CO2
38
a) Jenis terbuka
c) Jenis hermetik
b. Kapasitas kompresor
disirkulasikan.
dinyatakan sebagai :
λ 2
V= D .L.z.n.60 (m3/jam) (3.15)
4
keterangan :
z = jumlah silinder
dinyatakan sebagai:
39
λ
V= .(D-d)2.t.z.n.60 (m3/jam) (3.16)
4
keterangan :
z = jumlah silinder
berikut ini :
(i d - i s ) V
N= (kW) (3.17)
860 v
keterangan :
V
= G = berat gas yang dioperasikan (kg/jam) (3.18)
v
diperlukan adalah:
N
N’ = (3.19)
η c .η m
keterangan :
c = efisiensi kompresi
m = efisiensi mekanik
(Arismunandar, 1991).
d. Prestasi kompresor
dengan penelitian dan hasil pengujian yang telah dilakukan. Dari data
yang sejenis, tetapi dengan jumlah silinder dan kecepatan putar yang
berbeda.
41
temperatur gas freon juga menjadi tinggi. Gas freon bertekanan dan
cooling coil.
2) Compressor (kompresor)
kompresor, yaitu :
3) Condensor (kondensor)
Uap refrigerant dialirkan melaui coil berisi air dingin. Panas dari
Uap freon melalui coil, dan udara dingin dialirkan oleh fan. Panas
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 1 Mei 2007 sampai 8 Mei 2007
dan studi literatur dan dilakukan konservasi energi. Konservasi energi adalah
Dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk
mengitung tingkat konsumsi energi suatu gedung atau bangunan, yang mana
hasilnya nanti akan dibandingkan dengan standar yang ada untuk kemudian
energi awal dan audit energi rinci serta peluang penghematan berdasarkan
kondisi di lapangan. Pada audit energi awal akan dihitung besarnya Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) tiap satuan luas yang dikondisikan (net area) sesuai
pemakaian berdasarkan data historis hotel. Pada audit energi rinci akan
44
45
penggunaannya.
audit energi pada bangunan gedung pada intinya terdiri dari dua bagian, yaitu :
audit energi awal dan audit energi rinci. Pelaksanaan audit awal dan audit rinci
pengukuran.
a. Dokumentasi bangunan
bangunan.
(bangunan). Namun energi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah energi
listrik. Pada hakekatnya Intensitas Konsumsi Energi ini adalah hasil bagi
antara konsumsi energi total selama periode tertentu (satu tahun) dengan
Dan pemakaian IKE ini telah ditetapkan di berbagai negara antara lain
tahun 1987 yang laporannya baru dikeluarkan tahun 1992, target besarnya
c. IKE listrik per satuan luas total gedung yang dikondisikan (net).
d. IKE listrik per satuan luas ruang dari gedung yang disewakan (net
product).
besarnya IKE antara suatu luasan dalam bangunan terhadap luasan lain.
Dan besarnya target IKE di atas merupakan nilai IKE listrik per satuan
Audit energi rinci dilakukan apabila nilai IKE bangunan lebih besar
diperolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari target nilai IKE standar
a. Penelitian energi
yang ditentukan.
Air conditioning 66
Pencahayaan 17.4
Lift 3.0
Lain-lain 8.7
TOTAL 100
b. Pengukuran energi
Semarang.
atau target IKE. Apabila hasilnya ternyata sama atau kurang dari target
IKE, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan
dengan harapan dapat diperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Namun
sebaliknya jika hasilnya lebih besar dari target IKE berarti ada peluang
penghematan energi.
52
perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan
direkomendasikan.
dengan usaha-usaha:
jam operasi).
a. Laporan
1) Ringkasan
2) Latar belakang
akan diterapkan.
3) Manajemen energi
dipantau.
5) Pemanfaatan energi
biaya energi.
b. Rekomendasi
1) Manajemen energi
2) Pemanfaatan energi
A. Pendahuluan
Dalam perhitungan audit energi awal ini, akan dicari nilai IKE (Intensitas
data historis energi (data yang diperoleh tanpa hasil pengukuran) serta data-
data bangunan yang telah tersedia luasan area kotor serta luasan area hotel
Selain itu, juga akan dianalis apakah IKE pada Hotel Santika Premiere
Semarang telah sesuai dengan target atau standar IKE untuk perhotelan di
Denah gedung secara detail bisa dilihat di lampiran. Untuk luasan area
Hotel Santika Premiere Semarang, memiliki luas tanah tempat usaha 1.000 m2
berikut:
55
56
Brutto Net
No Area 2 Area(conditioned) keterangan
Area (m )
(m2)
1 Lantai Dasar 3.373,02 3.253,01 Non room
lain: listrik, solar, dan LPJ. Dalam rangka kebutuhan energi ini mekanisme
Semarang menggunakan sumber energi listrik yang disuply dari PLN dengan
Santika Premiere Semarang adalah sebagai berikut : Suplai listrik dari PLN
menengah melalui trafo penurun tegangan (step down trafo) dan masuk ke
trafo penurun tegangan dengan kapasitas 1000 kVA 20 kV/0,4 kV dan trafo
ini berjenis tiga fase lalu diteruskan ke LVMDB (Low Volt Main Distribution
Bar) dan setelah dari LVMDB energi listrik sudah menjadi tegangan rendah
Premiere Semarang.
Selain disuplai dari PLN kebutuhan energi listrik pada Hotel Santika
kapasitas 900 kVA. Setiap genset memiliki kapasitas 450 kVA tipe DKBN
80/450 – 4 TS, dan berjenis 3 phasa dan satu netral. Dan pemanfaatan genset
ini diperlukan hanya dalam keadaan darurat yaitu pada saat listrik PLN
padam. Dan prinsip pengoperasian antara genset dengan suplai listrik dari
PLN dilakukan secara otomatis (automatical switcher) yaitu jika arus listrik
dari PLN yang masuk ke MVMDB lebih kecil atau tidak ada, maka dengan
segera genset akan beroperasi dan sebaliknya jika ada aliran arus listrik dari
PLN, maka genset akan mati. Namun untuk tujuan dan pada kondisi tertentu
Desember 2006).
350.000
300.000
250.000
200.000
kWH
150.000
100.000
50.000
-
Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Jun-06 Jul-06 Agust-06 Sep-06 Okt-06 Nop-06 Des-06
Bulan
Total Biaya
Bulan (Liter) Solar(Rp)
Jan-06 2.887 13.672.635
Feb-06 1.889 8.946.354
Mar-06 2.706 12.817.325
Apr-06 2.249 10.652.344
Mei-06 2.071 9.807.850
Jun-06 2.785,8 14.829.116
Jul-06 2.000 10.581.460
Agust-06 2.926 16.984.777
Sep-06 2.285 13.263.881
Okt-06 3.690 21.113.854
Nop-06 2.540 15.498.880
Des-06 3.566 16.890.234
Maksimum 3.690 21.113.854
Minimum 1.889 8.946.354
Total 31.594 165.058.710
Rata-rata 2.633 13.754.892
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
-
06
06
6
6
6
-0
-0
l-0
-0
n-
p-
op
ei
ar
Ju
Ja
Se
M
M
Gambar 4.2 Grafik Konsumsi Solar ( Fuel) Hotel Santika Premiere Semarang
Periode 2006
60
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
0
6
6
6
06
6
6
-0
-0
-0
-0
l-0
n-
op
ei
ep
ar
Ju
Ja
M
M
N
S
Bulan
Biaya deep well (Rp) Biaya PDAM (Rp)
Biaya Air sehat (Rp) Total biaya (Rp)
Gambar 4.3 Grafik konsumsi air Hotel Santika Premiere Semarang Periode
2006
61
lain cukup bervariasi. Namun dari data yang ada dapat ditarik garis besar
bahwa tingkat hunian di hotel sangat dipengaruhi oleh agenda-agenda baik itu
yang ada di hotel maupun maupun agenda hari libur pekanan maupun libur
besar yang ada seperti hari raya, tahun baru atau liburan sekolah.
Dari data occupancy rate tahun 2006 dapat dilihat pada table 4.5 dan dapat
adalah 67,02 %.
Tabel 4.5 Occupancy rate Hotel Santika Premiere Semarang tahun 2006
Occupancy
Bulan Rate (%)
Jan-06 57,79%
Feb-06 70,70%
Mar-06 64,39%
Apr-06 67,69%
Mei-06 65,30%
Jun-06 64,57%
Jul-06 76,97%
Agust-06 72,24%
Sep-06 67,31%
Okt-06 56,20%
Nop-06 65,89%
Des-06 75,24%
Rata-rata 67,02%
62
100,00%
80,00%
60,00%
%
40,00%
20,00%
0,00% 6
06
6
6
06
6
l-0
-0
-0
-0
n-
p-
op
ar
ei
Ju
Ja
Se
M
M
N
Bulan Occupancy Rate (%)
Gambar 4.4 Grafik occupancy rate Hotel Santika Premiere Semarang tahun
2006
Dari data yang tertera pada tabel 4.2 sampai pada tabel 4.4, bisa dihitung
tingkat konsumsi energi pada masing-masing jenis energi yang terpakai oleh
Dari tabel 4.2 langsung dapat dihitung jumlah kWH total yang
dikonsumsi hotel selama tahun 2006 dan juga jumlah total biaya yang
harus dibayar untuk pengadaan energi listrik pada periode tersebut. Total
2.530.118.833,00.
63
Harga Rp 954,00 / kWH jam berlaku pukul 17:00 s/d 22:00 WIB (5
Jam)
b. Tarif LWBP (Lewat Waktu Beban Puncak) per kWH dari PLN
Harga 452,00 / kWH, jam berlaku pukul 22:00 s/d 17:00 (19 jam).
Rp 13.358,00 jam/kWH
=
24 jam
= Rp 556,58 / kWH
2. Konsumsi solar
yang terpakai selama periode 2006 adalah sebanyak 31.594 liter. Biaya
165.058.710,00.
64
3. Konsumsi air
91,22
terutama energi listrik cukup besar yaitu sebesar 91,0 % s/d 91,22 % dan
65
menempati posisi pertama dalam biaya pemakaian energi yang ada di Hotel
Oleh karena itu audit energi diutamakan pada audit energi listrik. Maka untuk
Sehingga penghematan yang didapatkan dari audit energi kali ini akan sangat
G. Menghitung IKE
Dari data konsumsi energi dan data luasan bangunan serta tingkat
Energi (IKE) Hotel Santika Premiere Semarang selama satu tahun dengan
berikut:
kWH total
IKE =
( Occ.Rate x Area Room) + (Area non Room)
3.447.010
=
(0,6702 x 5.237,24) + 6.578,33
per satuan luas yang dikondisikan (net area) adalah 341,683 kWH / m2 year.
Sedangkan target IKE per satuan luas yang dikondisikan untuk perhotelan
adalah 300 kWH / m2 tahun. Maka IKE Hotel Santika Premiere Semarang
lebih besar daripada target IKE listrik atau dapat dikatakan pemakaian energi
66
dilakukan audit rinci lebih lanjut. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan besar
IKE akhir yang mendekati atau kurang dari target IKE atau kalaupun lebih
Berdasarkan data hasil audit energi awal di atas, maka untuk proses audit
energi serta melakukan saving cost yang cukup significant maka untuk proses
audit energi rinci akan lebih dititik beratkan pada energi listrik.
Dari hasil perhitungan data historis hotel dapat dilihat bahwa penyumbang
terbesar dalam hal jumlah energi yang dikonsumsi dan berimbas pada
listrik untuk pengkondisian udara mencapai 60% dari total konsumsi energi
listrik.
Disamping itu, dari analis audit energi awal, juga diperoleh harga IKE
(Intesnsitas Konsumsi Energi) cukup besar bahkan melebihi target IKE untuk
kWH/m2 year. Oleh karena itu pada bab ini akan diukur berapa besar
besar IKE listrik dari hasil pengukuran yang dilakukan pada Hotel Santika
Premiere Semarang.
67
listrik) yang sebenarnya, digunakan data arus yang diukur pada masing-
masing sub panel. Untuk mengukur arus, digunakan peralatan seperti tang
ampere baik itu digital maupun analog dan pencatat waktu yaitu jam.
Jika hasil dari penghitungan IKE listrik berdasarkan data arus dan kWH
meter terukur pada Hotel Santika Premiere Semarang nantinya masih lebih
besar dari target IKE listrik, maka akan dilakukan usaha-usaha untuk
penghematan energi yang diharapkan akan menurunkan harga IKE listrik pada
energi listrik yang sangat besar. Hal ini dimaksudkan agar usaha-usaha yang
berdasarkan pada nilai terukur yang terbaca pada kWH meter di tiap-tiap
unit yang terletak pada ruang kontrol panel (control panel room) dan
kontrol panel. Kesulitan itu disebapkan karena celah kawat antar fasa pada
Clamp Meter yang berfungsi untuk mengukur arus, sedangkan untuk kWH
pada tanggal 7 Januari 2007 pada pukul 23:00 WIB. Berikut ini adalah
data hasil pengukuran konsumsi energi listrik pada Hotel Santika Premiere
Semarang:
Premiere Semarang
300
250
Arus (A)
200 R
150 S
100 T
50
0
r
3
9
4
10
11
le
m ler
SD
E
E
E
hi
Po hil
E
E
M
C
M
p.
Lokasi
Gambar 4.6 Grafik pengukuran arus listrik di Hotel Santika Premiere Semarang
Semarang
Dari data kWH meter diatas apabila diambil nilai rata-rata perhari,
maka akan didapatkan nilai sebesar 9.343,7 kWH/hari . nilai kWH ini
70
berada pada bulan Januari 2007 dengan tingkat hunian (occupancy rate)
= 289.654,7 kWH
70,70
= x 289.654,7 kWH = 357,45 kWH
57,29
Tabel 4.9 Konsumsi energi listrik per bulan Hotel Santika Premiere
Semarang
Occupancy
Bulan Rate (%) kWH
Jan-06 57,79% 292.182,67
Feb-06 70,70% 357.454,83
Mar-06 64,39% 325.551,86
Apr-06 67,69% 342.236,46
Mei-06 65,30% 330.152,77
Jun-06 64,57% 326.461,93
Jul-06 76,97% 389.155,56
Agust-06 72,24% 365.240,98
Sep-06 67,31% 340.315,20
Okt-06 56,20% 284.143,73
Nop-06 65,89% 333.135,77
Des-06 75,24% 380.408,79
Total : 4.066.440,54
kWH total
IKE =
( Occ.Rate x Area Room) + (Area non Room)
71
4.066.440,54
=
(0,6702 x 5.237,24) + 6.578,33
Santika Premiere
a. Unit Tenaga :
Split.
b. Unit Penerangan
R.Borobudur.
Unit Arus(Amper) %
Tenaga 1.391,4 77,03
Penerangan 415 22,97
Total 1.806,4 100
Lokasi Arus(Amper) %
ME3-11 158 11,36
SDP 445 32,00
Chiller 720 51,78
Pomp.Chiler 67,5 4,85
Total 1.390,5 100,00
5% 11%
52% 32%
pengukuran (audit rinci) per satuan luas yang dikondisikan (net area adalah
403,08 kWH/m2 tahun. Dari hasi audit awal diperoleh nilai IKE listrik
terdapat perbedaan nilai yang cukup jauh, hal ini dimungkinkan karena
beberapa hal:
a. Dalam audit rinci ini, angka kWH energi listrik yang didapat merupakan
hasil pendekatan.
sama.
dikonsumsikan juga sama. Hal ini pasti berbeda karena faktor karakter
d. Dalam melakukan pendekatan nilai, faktor adanya event atau tidak yang
oleh hotel diabaikan, sehingga ketika data ini diambil bertepatan dengan
Gambaran yang bisa diperoleh adalah IKE listrik per satuan luas yang
dikondisikan hasil audit awal audit rinci masih jauh dari standar yang ada
yaitu untuk perhotelan adalah 300 kWH/m2 tahun. Sehingga sangatlah perlu
74
harga IKE listrik yang terdapat pada Hotel Santika Premiere Semarang.
lantai satu dan dua yang terdiri dari FCU untuk semua lantai, AHU, AC split,
penerangan dan ruang pompa listrik. Untuk penerangan sebesar 315 A dan
unit tenaga sebesar 445 A. Kontribusi penggunaan energi listrik paling besar
kedua adalah untuk kategori pengukuran arus yang kedua dan terbesar adalah
pengukuran arus listrik di panel Chiller yaitu sebesar 720 Amper. Maka
a. Chiller (3 buah)
Chiller merupakan unit yang bertugas untuk menghasilkan air dingin yang
nantinya akan disalurkan ke AHU dan FCU sebagai media pendingin dari
udara (unit pembangkit). AHU dan FCU sendiri merupakan unit yang
Tabel 4.13 Profil pengukuran arus listrik untuk sistem pendingin udara
Hotel Santika premiere.
Arus(Amper) %
Chiller 739,5 89,80
AHU 24 2,91
FCU 60 7,29
Total 823,5 100,00
3% 7%
Chiller
AHU
FCU
90%
Gambar 4.8 Grafik komposisi nilai dari AHU, FCU, dan Chiller sebagai
komponen AC
Dari data di atas bisa dilihat bahwa chiller merupakan komponen yang
menyerap energi listrik terbesar. Namun hal ini akan difokuskan untuk
mencari peluang penghematan konsumsi energi dimulai dari komponen AHU
dan FCU, walaupun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa peluang
penghematan justru akan didapat dari chiller setelah terlebih dahulu kinerja
dari AHU dan FCU dianalisis. Hal ini sangat wajar karena unit chiller adalah
sebagai unit pembangkit yang haya bertugas menyediakan air dingin untuk
pendinginan, sedangkan seberapa besar tingkat pemakaian semua itu
ditentukan oleh beban yang akan ditanggung oleh unit FCU dan AHU yaitu
sebagai unit pemakai.
76
konsumsi energi diawali dengan AHU dan FCU adalah sebagai berikut:
a. Sudah banyak studi kasus tentang peluang penghematan pada unit chiller
penggantian refrigeran.
refrigeran, hal ini kurang efisien ditetapkan di hotel karena operasi hotel
yang tidak mengenal hari libur, sehingga sulit untuk menghentikan kerja
dihasilkan oleh FCU dan AHU yang dimiliki. Hal ini pernah terjadi pada
c. Unit chiller adalah unit pembangkit, sedangkan unit AHU dan FCU
memerlukan biaya yang besar dan yang pasti tidak perlu mengganggu
antara lain:
saringan udara (filter), sudu kipas, sirip (fin) evaporator dan kisi keluaran
(grill) pada unit FCU. FCU yang telah lama digunakan akan terjadi
menempel pada saringan udara (filter) yang berasal dari udara balik
(return) dan juga debu pada grill pada ujung saluran udara. Adanya debu
(fan). Naiknya putaran kipas ini berakibat naiknya daya listrik sehingga
78
konsumsi energi listrik pada FCU kotor akan naik. Selain itu debu-debu
proses perpindahan panas yang terjadi tidak optimal karena karena debu
berasal dari air chiller tidak sepenuhnya dapat dikirim ke udara yang
menurunkan konsumsi energi listrik terutama pada sistem pendingin hotel dan
di Hotel Santika Premiere tedapat 153 unit FCU yang tersebar di ruangan-
79
ruangan mulai dari lantai bawah tanah (basement floor) sampai kamar-kamar
tamu lantai 3 s/d 11 dan unit FCU yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu FCU
dengan menggunakakn daya motor 20 watt dan 750 watt yang terletak di
setiap kolidor.
Dalam peluang hemat ini akan dilihat seberapa besar perubahan laju aliran
volume udara suplai yang terjadi akibat pengotoran debu pada kipas (fan) dan
kotor dan bersih. Untuk pengukuran mula-mula diukur terlebih dahulu besar
kecepatan keluar dari saluran udara (ducting) pada suatu unit FCU, kemudian
dengan mengukur pula dimensi dari saluran udara (ducting), mengukur besar
arus listrik dan waktu pengkondisisan suatu ruangan untuk mencapai kondisi
yang dihasilkan kipas (fan) baik kondisi kotor ataupun kondisi bersih.
bahwa periode pembersihan unit FCU dilakukan selam 1 s/d 2 bulan sekali,
akan tetapi pembersihan unit FCU ada beberapa yang terlewati karena
terisi oleh tamu sehingga pembersihan unit FCU bisa dilakukan selam 3 bulan
spesifikasi lokasi unit FCU yang ada di Hotel Santika Premiere Semarang
Tabel 4.14 Spesifikasi lokasi unit FCU di Hotel Santika Premiere Semarang
Daya
Fan
No Nama Alat Jumlah Lokasi (Watt )
1 Fan Coil Unit / FCU Koridor 16 Lantai 3 A-B 750
Merk : Carier Lantai 10 A-B
Room 301 s/
2 Fab Coil Unit / FCU Room 125 Room 1016 20
Merk : Carier
Fan Coil Unit/ FCU room lt XI dan Launge / 1
3 blower 12 1101 = 4 pcs 20
Merk : Carier 1102 = 2 pcs
1103 = 2 pcs
Launge = 4 pcs
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah unit FCU pada Hotel
Santika Premiere Semarang ada sekitar 153 unit yang terbagi atas 132 unit
sebagai berikut:
diukur besar kecepatan udara yang keluar dari saluran udara tersebut.
Untuk grill yang tidak dapat dilepas pengukuran dilakukan dengan cara
81
dengan dimensi grill lalu dipasang dan dilekatkan pada grill tersebut. Hal
ini bertujuan agar udara yang keluar menyebar dari grill dapat terkumpul
Pengukuran putaran fan ini adalah untuk menunjukkan apakah putaran fan
nyaman
spesifikasinya:
Tabel 4.15 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU kotor untuk daya
kipas 20 watt
Tabel 4.16 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU bersih untuk daya
kipas 20 watt.
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kondisi FCU kotor putaran
kipas yang sama debit dari udara yang dihasilkan berkurang jumlahnya.
Disamping pihak daya yang dibutuhkan kipas naik. Dan waktu pengkondisian
pada FCU kotor membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dari pada
ini adalah analisis perhitungan energi listrik yang dikonsumsi antara kondisi
Pada putaran kipas 1 pada FCU bersih dihasilkan debit udara sebesar
326,89 cfg sedangkan pada kondisi FCU kotor pada putaran kipas 1 debit
sesuai dengan kondisi bersih, maka pada kondisi kotor putaran kipas harus
diatur pada putaran yang lebih tinggi satu tingkat di atasnya yaitu pada
putaran 2. dan pada putaran 2 ini debit udara yang dihasilkan adalah 340,56
cfm.
84
Untuk daya kipas pada tingkat kecepatan satu ke tingkat dua juga
meningkat yaitu dari 21,06 watt menjadi 30,5 watt. Peningkatan daya kipas
pada kondisi kotor ini merupakan pemborosan konsumsi energi listrik yang
= (30,5 – 21,06)
W= P.t
= 9,44 x 20 x365
= 68,91 kWH/tahun
Hotel Santika Premiere terdapat 137 FCU yang berkapasitas 20 watt. Maka
untuk total pemakaian energi untuk keselurahan FCU 20 watt adalalah 137 x
Dari tabel di atas baik 5.9 dan 5.10 maupun diketahui bahwa kecepatan
kipas hampir sama untuk unit FCU baik pada kondisi kotor maupun bersih
sehingga kecepatan putaran kipas tidak terpengaruh oleh kondisi baik atau
bersihnya kipas adalah debit atau jumlah udara yang dihasilkan kipas menjadi
Selain itu waktu pengkondisian yang diperlukan agar suau ruangan dapat
mencapai kondisi nyaman juga lebih lama pada konsisi FCU kotor sehingga
untuk menurunkan konsumsi energi listrik, PHE yang pertama adalah dengan
saluran udara (ducting), sudu kipas, fin evaporator dan kisi keluaran (grill)
membersihkan unit FCU terlalu sedikit sehingga pernah dijumpai seorang staf
engginering masih membersihkan namun saat itu juga ada panggilan untuk
tidak selalu sesuai dengan jadwal. Dan rata-rata seorang staf dapat
membersihkan sekitar 3-4 unit FCU. Adapun waktu yang diperlukan untuk
ada suatu unit FCU yang letaknya agak susah untuk dijangkau oleh manusia
setiap 3-4 bulan sekali untuk ruangan jenis kantor, ruang jenis kamar tamu.
cleaning FCU dan supaya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Menginat banyaknya unit FCU maka pada saat pembersihan unit FCU tidak
1. Temperatur
a. AC / FCU dihidupkan
2. Rpm
a. FCU / AC di hidupkan
4. Ampere
a. FCU / AC di hidupkan
5. Bearing
a. FCU / AC di hidupkan
c. Ada gejala noise atau tidak / lihat rpm / lihat life time / suhu bearing
6. Capasitor
b. Ambil alat capasitor meter , posisikan di 2µF dan diamkan, maka hasil
7. Blowers
a. FCU / AC di offkan
bagus, yaitu:
Maka FCU / AC itu akan mati dan two way value itu bekerja secara
Two way value itu secara otomatis langsung buka dengan sendirinya.
9. Stronner
a. FCU di matikan
10. Evaporator
a. Off-kan MCB
b. Buka main hole, tutup valve in dan out chill water, buka strainer dan
bersihkan
l. Selesai
b. Beli larutan kimia: @Rp 40.000 per liter 15,3 liter = Rp 612.000,00+
Rp 3.672.000,00
Jadi penghematan bersih yang diperoleh pihak manajemen hotel dari usaha
Setelah diimplementasikan pada hotel maka dapat dicari besar nilai IKE
kWH total
IKE =
( Occ.Rate x Area Room) + (Area non Room)
4.066.440,54 - 9439,3
=
(0,6702 x 5.237,24) + 6.578,33
pada audit rinci per satuan luas yang dikonsikan (net area) adalah 402,14
kWH/m2. tahun. Sedangkan target IKE per satuan luas yang dikondisikan
adalah 300 kWh/m2. tahun, IKE listrik Hotel Santika Premiere Semarang hasil
91
implementasinya ternyata masih besar dari standar atau target IKE listrik
Dengan besar IKE yang diperoleh pada analisis PHE di atas masih terlalu
besar dibandingkan dengan IKE standar, maka perlu dilakukan analisis PHE
tahap kedua. Dalam tahap kedua ini akan dianalisis mengenai mengatur
chiller.
Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk satu chiller. chiler yang
Model 30 GB 100 dan berjumlah tiga unit. Pada kondisi aktual chiller
dengan laju debit air sejuk (chilled water) adalah 430,5 gpm. Apabila LCWT
dinaikkan satu derajat menjadi 7,56 atau setara dengan 46ºF, maka kapasitas
pendinginnya menjadi:
gpm x ∆t
TR =
24
92
430,5 gpm x 8 º F
=
24
3444
=
24
= 143 TR
sebelum penkondisian (t1)= 27ºC dan sesudah pengkondisan (t2)= 21ºC, maka
m.c. t, dengan kondisi sistem bahwa siklus air sejuk (chilled water) tertutup,
kalor hanya merupakan fungsi dari laju aliran sejuk dan perubahan temperatur
air sejuk atau dapat dituliskan Q=f( , t), karena pada kondisi sistem
Q Q′
m& = m& ; =
∆t ∆t
176,8 TR 143,5 TR
=
27 - 21 27 - x
3915
x = = 22,14
176,8
Dari perhitungan di atas, maka temperatur ruangan naik dari 21ºC menjadi
pada contoh di atas adalah 24ºC. Jadi supaya pengesetan ulang yaitu dengan
Namun jika kenaikan LCWT sebesar 3ºC, temperatur ruangan naik menjadi
24,14ºC, maka akan sesuai dengan standar pengkondisian udara suatu ruangan
hotel. Tetapi pada kenaikan LCWT sebesar 3ºC untuk perubahan temperatur
menaikkan sebesar 1ºC yaitu dari LCWT mula-mula 6,58ºC menjadi 7,58ºC.
Tabel 4.17 Pengukuran arus listrik chiller dengan pengesetan ulang LCWT
Dari tabel 4.17 diketahui bahwa kenaikan LCWT ini berakibat pada
pengurangan daya listrik chiller sebesar 1,34 kW, maka besar penghematan
setahun)
W1 P.t
= 11,77 kWH/tahun.
beroperasi 10 jam yaitu pada pukul (10:00 s/d 20:00WIB) dan chiller 3
Untuk chiller 2
W2 P.t
= 4,90 kWH/tahun
Untuk chiller 3
W3 P.t
= 1,96 kWH/tahun
18,64 kWH/tahun.
95
Apabila PHE ini diimplementasikan pada hotel maka dapat dicari besar
kWH total
IKE =
( Occ.Rate x Area Room) + (Area non Room)
4.066.440,54 - 18.640
=
(0,6702 x 5.237,24) + 6.578,33
= 401,23 kWH/m2.tahun
implementasi PHE tahap 2 pada audit energi rinci per satuan luas yang
implementasi tahap dua pun masih besar dari standar atau target IKE listrik
perhotelan.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka beberapa kesimpulan hasil
audit energi, terkait dengan konsumsi energi, sistem pengkondisian udara pada
1. Berdasarkan audit energi awal, nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang
terbesar adalah untuk konsumsi energi listrik. Untuk energi listrik pada hotel
yaitu sebesar 300 kWH / m2 year, sehingga perlu dilakuakan audit energi
rinci. Untuk hotel Santika Premiere Semarang berdasarkan hasil audit energi
2. Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk energi listrik
adalah sebesar 403,08 kWH / m2 year. IKE berdasarkan audit energi rinci
biasa dan mengabaikan ada tidaknya event-event besar sehingga IKE lebih
besar.
3. Peluang Penghematan Energi (PHE) pada penelitian audit energi ini adalah:
udara (filter), sudu kipas, sirip (fin)evaporator dan kisi keluaran (grill)
96
97
setiap unit FCU. Penghematan yang diperoleh dalam setahun jika Peluang
audit rinci per satuan luas yang dikonsikan (net area) adalah 402,14
kWH/m2. tahun.
diperoleh selama setahun sebesar 18.640 kWH. Besarnya IKE listrik hasil
implementasi PHE tahap 2 pada audit energi rinci per satuan luas yang
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian audit energi ini adalah
sebagai berikut:
sebelumnya agar dapat mengetahui nilai estimasi, nilai real, dan nilai setelah
penghematan pompa chiller. hal ini untuk mendapatkan nilai IKE listrik yang
lebih kecil atau setidaknya mendekati bahkan kurang dari standart nilai IKE
DAFTAR PUSTAKA
Abdurarachim. Halim, Pasek, Darmawan Ari, dan Sulaiman, TA. 2002. Audit Energi,
Modul 2, Energi Conservation Efficiency And Cost Saving Course, Bandung
: PT. Fiqry Jaya Mandiri.
Iskandar, Norman, TA. 2004. Audit Energi di Hotel Grand Candi Semarang.
semarang:
Zuhal. 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
100
Februari
LWBP (2798-2587) 211,00 KWH x Rp 452 = 95.372.000
WBP ( 616-567) 49,00 KWH x Rp 904 = 44.296.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 69326.5 = 8.839.129
Dis Insentive KWH 21,50 KWH x Rp 904 = 19.436.000 +
Meterai = 192.509.129
Sub Total 9% = 17.325.822
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 209.840.950
Maret
LWBP (3042-2798) 244,00 KWH x Rp 452 = 110.288.000
WBP ( 670-616) 54,00 KWH x Rp 904 = 48.816.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 107,50 KVA x Rp 69326.5 = 7.452.599
Dis Insentive KWH 26,50 KWH x Rp 904 = 23.956.000 +
Meterai = 215.078.599
Sub Total 9% = 19.357.074
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 234.441.673
PLN TAHUN 2006
April
LWBP (3273-3042) 231,00 KWH x Rp 452 = 104.412.000
WBP ( 720-670) 50,00 KWH x Rp 904 = 45.200.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 137,50 KVA x Rp 69326.5 = 9.532.394
Dis Insentive KWH 22,50 KWH x Rp 904 = 20.340.000 +
101
Meterai = 204.050.394
Sub Total 9% = 18.364.535
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 222.420.929
Mei
LWBP (3506-3273) 233,00 KWH x Rp 452 = 105.316.000
WBP ( 773-720) 53,00 KWH x Rp 904 = 47.912.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 187,50 KVA x Rp 69326.5 = 12.998.719
Dis Insentive KWH 25,50 KWH x Rp 904 = 23.052.000 +
Meterai = 213.844.719
Sub Total 9% = 19.246.025
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 233.096.743
Juni
LWBP (3725-3506) 219,00 KWH x Rp 452 = 98.988.000
WBP ( 822-773) 49,00 KWH x Rp 904 = 44.296.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000
Dis Insentive KWH 21,50 KWH x Rp 904 = 19.436.000 +
Meterai = 190.907.000
Sub Total 9% = 17.181.630
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 208.094.630
Juli
LWBP (3964-3725) 239,00 KWH x Rp 452 = 108.028.000
WBP ( 875-822) 53,00 KWH x Rp 904 = 47.912.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000
Dis Insentive KWH 25,50 KWH x Rp 904 = 23.052.000
Meterai 6.000 (+)
Sub Total = 207.185.000
Pajak penerangan jalan 9% = 18.646.650
Biaya yang harus dibayar = 225.831.650
PLN TAHUN 2006
Agustus
LWBP (4216-3964) 252,00 KWH x Rp 452 = 113.904.000
WBP ( 932-875) 57,00 KWH x Rp 904 = 51.528.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
102
September
LWBP (4463-4216) 247,00 KWH x Rp 452 = 111.644.000
WBP ( 987-932) 55,00 KWH x Rp 904 = 49.720.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 167,50 KVA x Rp 28.400 = 4.757.000
Dis Insentive KWH 27,50 KWH x Rp 904 = 24.860.000 +
Sub Total = 215.547.000
Pajak penerangan jalan 9% = 19.399.230
Meterai 6.000 (+)
Biaya yang harus dibayar = 234.952.230
6.736.518
7.076.467
6.652.763
6.795.640
6.076.327
7.190
6.061.547
3.581.793
6.721.738
6.125.595
6.332.521
6.465.544
6.184.717
6.022.132
6.046.766
6.578.861
6.455.691
6.386.715
7.170.077
19 WBP 647,33 649,03 904,00 1.536.800
109
1.700
6.677.397
6.672.470
6.312.813
6.490.178
6.908.956
6.534.519
6.726.665
4.787.151
6.726.665
6.440.910
6.386.715
6.332.521
6.401.496
PPJ 16.255.310
Bulan : JUNI
Tahun : 2006
IV. MAINT.
REPAIRING BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN
1. Work Order
- Received 436 100% 507 100%
- Completed 417 96% 399 79%
- Pending 19 4% 108 21%
POMEC DEPARTMENT
HOTEL GRAHA
SANTIKA
SEMARANG
113
V.
PROJECT/RENOVATION BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN
POMEC DEPARTMENT
HOTEL GRAHA
SANTIKA
SEMARANG
Meeting Bulanan 1
Pertemuan ISO 3
In House Training 0
Briefing Engineering 31
UNIT
IX. UTILITIES CONSUMED COST
Total 255.201.576
POMEC DEPARTMENT
HOTEL GRAHA
SANTIKA
SEMARANG
Chief Engineer 1
Ass Chief Engineer 2
Duty Engineer 1
Maint. Prev. Supervisor 2
Civil Supervisor 1
Gardener Supervisor 0
Gardener 0
Technician 5
Administrative 1
Carpenter 0
Car Washer 0 1
115
Total 13 1
Warnadi
Chief Engineer
Solar 10.581.460
Total 227.941.195
Solar 13.263.881
Total 257.119.191
Solar 21.113.854
Total 247.035.126
Solar -
Total 234.344.434
72,0 3.600.000
PDAM Mei 2006 334.795
Total 240.195.575
Lampiran 4. Denah Bangunan Lantai Basement Hotel Santika Premiere Semarang
Lampiran 5. Denah Bangunan Lantai Satu Hotel Santika Premiere Semarang
Lampiran 6 Denah Bangunan Lantai 3 s/d 8 Hotel Santika Premiere Semarang
302
317 301
303
304
305
306
APAR
HIDRANT BOX
Lampiran 7 Denah Bangunan Lantai 9 Hotel Santika Premiere Semarang
902
915 901
903
914
904
911 905
906
908 907
909
1002
1016 1001
1015
1003
1014
1012 1004
1011 1005
1006
1010
1008 1007
1009
APAR
HIDRANT BOX
Lampiran 9 Denah Bangunan Lantai 11 Hotel Santika Premiere Semarang
1101
LIFT 1
LIFT 2 LIFT 3
1103
1102
LOUNGE
APAR
HIDRANT BOX
Lampiran 6 Denah Bangunan Lantai 3 s/d 8 Hotel Santika Premiere Semarang
302
317 301
303
304
305
306
APAR
HIDRANT BOX
Lampiran 7 Denah Bangunan Lantai 9 Hotel Santika Premiere Semarang
902
915 901
903
914
904
911 905
906
908 907
909
1002
1016 1001
1015
1003
1014
1012 1004
1011 1005
1006
1010
1008 1007
1009
APAR
HIDRANT BOX
Lampiran 9 Denah Bangunan Lantai 11 Hotel Santika Premiere Semarang
1101
LIFT 1
LIFT 2 LIFT 3
1103
1102
LOUNGE
APAR
HIDRANT BOX
Lampiran 4. Denah Bangunan Lantai Basement Hotel Santika Premiere Semarang
119
Lampiran 5. Denah Bangunan Lantai Satu Hotel Santika Premiere Semarang
120
120
Lampiran 1. Laporan Tahunan Listrik Hotel Santika Premiere Semarang
Februari
LWBP (2798-2587) 211,00 KWH x Rp 452 = 95.372.000
WBP ( 616-567) 49,00 KWH x Rp 904 = 44.296.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 69326.5 = 8.839.129
Dis Insentive KWH 21,50 KWH x Rp 904 = 19.436.000 +
Meterai = 192.509.129
Sub Total 9% = 17.325.822
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 209.840.950
Maret
LWBP (3042-2798) 244,00 KWH x Rp 452 = 110.288.000
WBP ( 670-616) 54,00 KWH x Rp 904 = 48.816.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 107,50 KVA x Rp 69326.5 = 7.452.599
Dis Insentive KWH 26,50 KWH x Rp 904 = 23.956.000 +
Meterai = 215.078.599
Sub Total 9% = 19.357.074
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 234.441.673
PLN TAHUN 2006
April
LWBP (3273-3042) 231,00 KWH x Rp 452 = 104.412.000
WBP ( 720-670) 50,00 KWH x Rp 904 = 45.200.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 137,50 KVA x Rp 69326.5 = 9.532.394
Dis Insentive KWH 22,50 KWH x Rp 904 = 20.340.000 +
Meterai = 204.050.394
Sub Total 9% = 18.364.535
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 222.420.929
Mei
LWBP (3506-3273) 233,00 KWH x Rp 452 = 105.316.000
WBP ( 773-720) 53,00 KWH x Rp 904 = 47.912.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 187,50 KVA x Rp 69326.5 = 12.998.719
Dis Insentive KWH 25,50 KWH x Rp 904 = 23.052.000 +
Meterai = 213.844.719
Sub Total 9% = 19.246.025
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 233.096.743
Juni
LWBP (3725-3506) 219,00 KWH x Rp 452 = 98.988.000
WBP ( 822-773) 49,00 KWH x Rp 904 = 44.296.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000
Dis Insentive KWH 21,50 KWH x Rp 904 = 19.436.000 +
Meterai = 190.907.000
Sub Total 9% = 17.181.630
Pajak penerangan jalan 6.000 +
Biaya yang harus dibayar = 208.094.630
Juli
LWBP (3964-3725) 239,00 KWH x Rp 452 = 108.028.000
WBP ( 875-822) 53,00 KWH x Rp 904 = 47.912.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000
Dis Insentive KWH 25,50 KWH x Rp 904 = 23.052.000
Meterai 6.000 (+)
Sub Total = 207.185.000
Pajak penerangan jalan 9% = 18.646.650
Biaya yang harus dibayar = 225.831.650
PLN TAHUN 2006
Agustus
LWBP (4216-3964) 252,00 KWH x Rp 452 = 113.904.000
WBP ( 932-875) 57,00 KWH x Rp 904 = 51.528.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 127,50 KVA x Rp 28.400 = 3.621.000
Dis Insentive KWH 29,50 KWH x Rp 904 = 26.668.000 +
Sub Total = 220.287.000
Pajak penerangan jalan 9% = 19.825.830
Meterai 6.000 (+)
Biaya yang harus dibayar = 240.118.830
September
LWBP (4463-4216) 247,00 KWH x Rp 452 = 111.644.000
WBP ( 987-932) 55,00 KWH x Rp 904 = 49.720.000
Biaya Beban 865 KVA x Rp 28400 = 24.566.000
Dis insentive KVA 167,50 KVA x Rp 28.400 = 4.757.000
Dis Insentive KWH 27,50 KWH x Rp 904 = 24.860.000 +
Sub Total = 215.547.000
Pajak penerangan jalan 9% = 19.399.230
Meterai 6.000 (+)
Biaya yang harus dibayar = 234.952.230
6.736.518
7.076.467
6.652.763
6.795.640
6.076.327
6.061.547
3.581.793
6.721.738
6.125.595
6.332.521
6.465.544
6.022.132
6.046.766
6.578.861
6.455.691
6.386.715
7.170.077
19 WBP 647,33 649,03 904,00 1.536.800
1.700
6.677.397
6.672.470
6.312.813
6.490.178
6.908.956
6.534.519
6.726.665
4.787.151
6.726.665
6.440.910
6.386.715
6.332.521
PPJ 16.255.310
Bulan : JUNI
Tahun : 2006
IV. MAINT.
REPAIRING BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN
1. Work Order
- Received 436 100% 507 100%
- Completed 417 96% 399 79%
- Pending 19 4% 108 21%
POMEC DEPARTMENT
HOTEL GRAHA
SANTIKA
SEMARANG
BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN
2. Other Job
- Schedule 569 100% 600 100%
- Completed 325 57% 234 39%
- Pending 244 43% 366 61%
V.
PROJECT/RENOVATION BULAN INI PERSEN BULAN LALU PERSEN
POMEC DEPARTMENT
HOTEL GRAHA
SANTIKA
SEMARANG
UNIT
IX. UTILITIES CONSUMED COST
Total 255.201.576
POMEC DEPARTMENT
HOTEL GRAHA
SANTIKA
SEMARANG
Chief Engineer 1
Ass Chief Engineer 2
Duty Engineer 1
Maint. Prev. Supervisor 2
Civil Supervisor 1
Gardener Supervisor 0
Gardener 0
Technician 5
Administrative 1
Carpenter 0
Car Washer 0 1
Total 13 1
Warnadi
Chief Engineer
Solar 10.581.460
Total 227.941.195
Solar 13.263.881
Total 257.119.191
Solar 21.113.854
Total 247.035.126
Solar -
Total 234.344.434
72,0 3.600.000
PDAM Mei 2006 334.795
Total 240.195.575