Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI)

Volume 3, Nomor 2, Oktober 2020


ISSN: 2623-0852

PENGELOLAAN LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN


ALAM (IPA) SMP NEGERI 2 SINGARAJA

Nahdiyaturrahmah1, Ni Made Pujani2, Kompyang Selamet3

Program Studi S1 Pendidikan IPA


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {nahdiyaturrahmah, made.pujani,


kompyang.selamet}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan pengelolaan laboratorium IPA
yang meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3) pelaksanaan (4) pengawasan
dan evaluasi di SMPN 2 Singaraja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian studi kasus karena pengelolaan laboratorium IPA merupakan
satu kesatuan sistem. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
dokumentasi, angket yang diberikan kepada siswa kelas VII, VIII, dan IX yang
seluruhnya berjumlah 85 orang, serta wawancara yang dilakukan dengan kepala
sekolah, wakasek bidang sarana dan prasarana, ketua laboratorium, laboran dan guru
IPA. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) perencanaan pnyusunan
program kerja laboratorium IPA belum dilaksanakan dengan baik; (2) pengorganisasian
yang dilakukan masih belum sesuai dengan aturan pengelolaan laboratorium; (3)
pelaksanaan program kerja laboratorium IPA masih belum berjalan secara intensif; (4)
pengawasan dan evaluasi dilakukan secara intern; (5) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengelolaan laboratorium IPA SMPN 2 Singaraja yaitu laboran, siswa, waktu, serta
keterbatasan alat dan bahan.

Kata kunci: pengelolaan, laboratorium IPA

Abstract
This study aims to describe the management of the Natural Sciences laboratory
which includes (1) planning (2) organizing (3) implementing (4) monitoring and evaluation
at SMPN 2 Singaraja. This study uses a qualitative approach to the type of case study
research because the science laboratory management is a unified system. Data collection
methods used were observation, documentation, questionnaires given to students of class
VII, VIII, and IX totaling 85 people, as well as interviews conducted with school principals,
vice regents of facilities and infrastructure, laboratory heads, laboratory assistants and
science teachers. The results of the study show the following. (1) planning of the work
plan for the science laboratory has not been carried out properly; (2) the organization
carried out is still not in accordance with laboratory management rules; (3) the
implementation of the science laboratory work program is still not running intensively; (4)
supervision and evaluation are carried out internally; (5) the factors that influence the
management of Singaraja SMPN 2 Natural Sciences laboratory are laboratory assistants,
students, time, and limited tools and materials.

Keywords : Management, Natural Science Laboratory

118
PENDAHULUAN tergolong rendah. “Hal ini diperkuat
Pembelajaran pada abad 21 dapat dengan hasil PISA tahun 2015. PISA
diartikan sebagai pembelajaran yang (Program for International Student
memberikan kecakapan kepada peserta Assessment) yang diinisiasi oleh OECD –
didik yaitu 4C yang meliputi, (1) (Organisation for Economic Co-operation
communication, (2) collaboration, (3) and Development) untuk mengevaluasi
critical thinking and problem solving, dan sistem pendidikan dari 72 negara
(4) creative and innovative. Upaya diseluruh dunia setiap 3 tahun. Adapun tes
pemerintah untuk mewujudkan yang dikeluarkan oleh PISA yaitu tes
pembelajaran abad 21 salah satunya yaitu dalam mata pelajaran yang utama seperti
Kurikulum 2013 yang mengutamakan membaca, matematika dan sains”
pada dimensi pedagogik dalam (Kemdikbud, 2016).
pembelajaran menggunakan pendekatan Kesenjangan pendidikan di
ilmiah (scientific approach) yang meliputi Indonesia bisa kita asumsikan jika dalam
kegiatan mengamati, menanya, proses pembelajaran di Indonesia masih
mengumpulkan informasi, menekankan pada penambahan
menalar/mengasosiasi, dan pengetahuan (aspek koginisi) salah
mengomunikasikan. Proses pembelajaran satunya dengan kecenderungan untuk
pada K13 mengutamakan pada tiga ranah lebih banyak menghafal. Hal ini dibuktikan
pendidikan yaitu ranah sikap, dengan hasil penilitian terkait
pengetahuan dan keterampilan. Seperti “Pengelolaan Pembelajaran IPA ditinjau
yang tercantum dalam Permendikbud RI dari Hakikat Sains” yang dilakukan oleh
No. 35 Tahun 2018 tentang Kurikulum Ali., dkk (2013) di Kabupaten Lombok
2013 Sekolah Menengah Timur pada jenjang SMP menyimpulkan
Pertama/Madrasah Tsanawiyah bahwa bahwa (1) guru memiliki pemahaman yang
dalam Kompetensi Inti merupakan tingkat kurang baik tentang hakikat sains, (2) guru
kemampuan untuk mencapai Standar sangat jarang menerapkan hakikat sains
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dalam pembelajaran, (3) hambatan guru
dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs terjadi pada ketidak sesuaian materi
pada setiap tingkatan kelas. dengan alokasi waktu, orientasi aspek
Pendidikan abad 21 juga kognisi, kesiapan awal mental siswa, dan
menekankan HOTS (Higher Order guru kurang memahami hakikat sains, dan
Thinking Skills), integrasi literasi dan PPK (4) guru lebih dominan mengggunakan
(Penguatan Pendidikan Karakter) dalam metode diskusi dan ceramah dalam
proses belajar mengajar. Oleh karena itu mengelola pembelajaran.
untuk mewujudkan dan menerapkan Marwah., dkk (2017) mengemukakan
pendidikan abad 21 di sekolah, tentang efektivitas penerapan model
diperlukannya keterampilan proses sains pembelajaran sains yang menyatakan
dan pembelajaran di laboratorium, di bahwa minimnya pembiasaan peserta
mana keduanya sangat penting didik untuk berpikir tingkat tinggi sehingga
dilaksanakan agar peserta didik dapat upaya yang dapat dilakukan adalah
melatih kemampuan berpikir mereka dengan memperbaiki kualitas
maupun menumbuhkan sikap ilmiah pembelajaran yaitu memilih model
dalam diri mereka. Hal ini tidak lain pembelajaran yang inovatif, tepat guna
bertujuan untuk meningkatkan mutu dan tepat sasaran. Model pembelajaran
pendidikan dalam rangka menghadapi yang dibutuhkan adalah model
tantangan, baik internal dalam rangka pembelajaran yang melibatkan peserta
mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan didik secara aktif, kritis, dan kreatif dalam
eksternal, yaitu globalisasi. menyelesaikan masalah di masyarakat
Pemerintah sudah sedemikian rupa atau lingkungan sebagai ajang
berupaya untuk mewujudkan pendidikan mengaplikasikan keilmuwannya.
yang baik dan berkualitas namun, Pembelajaran IPA akan lebih baik
faktanya bertolak belakang dengan lagi jika ada ruang laboratorium.
pendidikan di Indonesia yang masih Pengadaan ruang laboratorium sangat

119
penting di sekolah untuk melaksanakan dengan komite sekolah masih belum
kegiatan praktikum. Sarana dan prasarana mencukupi kebutuhan pelaksanaan
yang sudah tersedia pada laboratorium praktikum, sehingga seringkali guru dan
sangat membutuhkan suatu teknik siswa secara swadaya membawa sendiri
pengelolaan yang baik agar laboratorium kekurangan bahan yang diperlukan (3)
tersebut dapat digunakan dalam waktu pengelolaan laboratorium biologi
jangka panjang. Dalam dunia pendidikan ditugaskan pada salah satu guru biologi
laboratorium berfungsi sebagai tempat dan tidak ada sekolah yang memiliki
untuk berlatih mengembangkan laboran serta teknisi laboratorium,
keterampilan intelektual melalui kegiatan pengelola laboratorium tidak pernah
pengamatan, pencatatan gejala-gejala mengikuti pelatihan manajemen
alam dan mengembangkan keterampilan laboratorium dan kegiatan sejenisnya (4)
motorik siswa. Dari kegiatan inilah pada tahap pelaksanaan mobilitas siswa
nantinya siswa akan menambah yang cukup tinggi dalam kegiatan
keterampilannya dalam mempergunakan praktikum memerlukan perhatian lebih dari
alat-alat yang tersedia untuk mencari dan guru (5) tidak ada jadwal khusus untuk
menemukan kebenaran, memberikan dan kegiatan praktikum (6) Kesulitan siswa
memupuk kebaranian untuk mencari dalam pelaksanaan praktikum adalah
hakikat kebenaran ilmiah dari satu objek kurang menguasai konsep yang
dalam lingkungan alam dan sosial, tempat dipraktikumkan, kurang terampil dalam
melatih peserta didik untuk bersikap menggunakan alat praktikum karena
cermat, sabar, jujur, berpikir kritis dan memang kurang terbiasa, sulit
cekatan. bekerjasama dalam kelompok dan kurang
Laboratorium digunakan sebagai berminat membuat laporan praktikum.
sumber belajar akan lebih baik apabila Salah satu sekolah yang juga
dikelola terlebih dahulu sebelum memiliki masalah serupa dalam
dipergunakan oleh para penggunanya. pengelolaan laboratorium IPA yang
Adanya pengelolaan yang baik dapat meliputi perencanaan, pengorganisasian,
membantu dan memudahkan guru pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
maupun siswa dalam penggunaan adalah SMP Negeri 2 Singaraja. Sekolah
laboratorium. Pengelolaan merupakan tersebut merupakan salah satu sekolah
suatu proses pendayagunaan sumber negeri yang terletak di Kota Singaraja.
daya manusia secara efektif dan efisien Berdasarkan data awal dari studi
dalam pengelolaan laboratorium IPA, pendahuluan, menunjukkan bahwa
untuk mencapai suatu sasaran yang standar sarana dan prasarana di sekolah
diharapkan secara optimal dengan tersebut sudah sesuai dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang
sumber daya manusia itu sendiri. Standar Sarana dan Prasarana. Terlihat
Pengelolaan laboratorium yang efektif bahwa sekolah tersebut sudah memiliki
harus memenuhi kriteria perencanaan, ruang laboratorium yang mengkhusus,
pengorganisasian, pelaksanaan, tidak lagi ruang kelas yang digunakan
pengawasan dan evaluasi. untuk ruang laboratorium. Namun,
Dewi dkk. (2014) melaporkan penerapan pengelolaan laboratorium IPA
bahwa kendala dalam pelaksanaan di sekolah belum sesuai dengan
praktikum biologi yang ditemukan, yaitu Permendiknas RI No. 26 Tahun 2008
(1) fasilitas laboratorium tidak lengkap, tentang Standar Tenaga Laboratorium
banyak peralatan yang rusak, bahan yang Sekolah/Madrasah. Beberapa masalah
kadaluwarsa, laboratorium digunakan juga yang ditemukan pada laboratorium
untuk kegiatan selain praktikum dan ada sekolah ini yaitu sekolah belum memiliki
alat/bahan yang tersedia tapi tidak pernah tenaga laboran yang dapat membantu
digunakan sebagaimana fungsinya (2) mempersiapkan kegiatan praktikum
dukungan sekolah terhadap kegiatan maupun pengelolaan laboratorium,
praktikum masih bersifat dukungan moril melainkan guru IPA yang merangkap
dan dukungan pendanaan kerjasama menjadi seorang laboran. Perencanaan

120
dalam pengelolaan laboratorium belum Sekolah, Wakasek Sarana dan Prasarana,
dilakukan dengan baik misalnya dalam Ketua Laboratorium IPA, laboran, Guru
menyusun program kerja laboratorium, IPA dan siswa kelas VII, VIII,IX.
pelaksanaan kegiatan laboratorium
sekolah juga belum berjalan dengan baik, HASIL DAN PEMBAHASAN
contohnya pada saat penyediaan alat dan Pengelolaan laboratorium pada
bahan laboratorium. Pengorganisasian tahap perencanaan di sekolah ini dibuat
dalam mengelola laboratorium belum pada awal tahun pelajaran yang
dibuat dengan jelas, contohnya jika ada disesuaikan dengan kondisi sekolah dan
pergantian pengurus struktur organisasi anggaran yang sudah ditetapkan oleh
tidak segera diperbaiki, kemudian untuk pemerintah untuk pengelolaan
tenaga laboran sendiri guru IPA yang laboratorium.
merangkap sebagai seorang laboran, tidak “Mulai tahun pelajaran, tapi
ada tenaga laboran secara khusus. perencanaannya itu direncanakan satu
Pengawasan dan evaluasi sangat penting bulan sebelum tahun ajaran baru sudah
untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dilakukan artinya perencanaan program itu
disusun sampai dengan sarprasnya,
praktikum sudah berjalan dengan baik
peralatannya direncanakan diawal tahun
atau belum, kemudian apakah didalam pelajaran” (KS).
pelaksanaannya itu ada kendala yang bisa “Perencanaan yang kami buat sesuai
menghambat kegiatan laboratorium. dengan kondisi sekolah, karena kan
Berbagai masalah yang disetiap sekolah itukan dia punya
ditemukan dari studi pendahuluan keadaanya masing-masing tidak bisa kita
mengindikasikan tentu masih perlu paksakan, kita sesuaikan aja dengan
dilakukan penelitian lebih lanjut lagi untuk skeolah” (Ln).
mengungkapkan pengelolaan laboratorium “Untuk peralatan lab, yang direncanakan di
IPA yang meliputi meliputi perencanaan, awal tahun pelajaran memang itu disusun
atau dipersiapkan di awal tahun ajaran dan
pengorganisasian, pelaksanaan,
semua anggaran laboratorium, apakah itu
pengawasan dan evaluasi di SMP Negeri pengadaan alat labnya, terus bahan-
2 Singaraja. bahannya itu semuanya menggunakan
dana BOS tidak ada dari sumber lain,
apakah itu dari siswa itu tidak ada, kecuali
memang itu bahan-bahan pakai yang
METODE sifatnya di alam yang bisa dibawa dari
Pendekatan yang digunakan dalam rumah.Tapi yang sifatnya pengadaan itu
penelitian ini merupakan pendektan anggarannya semua dari dana BOS” (KS).
kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan Dari informasi di atas
adalah penelitian studi kasus. Menurut menunjukkan bahwa proses perencanaan
Ghony dan Fauzan (2012) penelitian studi program kerja laboratorium IPA di SMP
kasus (case study) merupakan penelitian Negeri 2 Singaraja dilakukan setiap awal
tentang suatu “kesatuan sistem.” Melalui tahun ajaran dan direncanakan sebulan
jenis penelitian studi kasus ini peneliti sebelum memasuki tahun ajaran baru
akan menghimpun data pengelolaan yang melibatkan wakil kepala sekolah
laboratorium IPA yang meliputi bidang sarana dan prasarana, kepala
perencanaan, pengorganisasian, laboratorium, laboran dan berkoordinasi
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi di dengan guru-guru IPA. Pada perencanaan
SMP Negeri 2 Singaraja. juga termasuk didalamnya perencanaan
Dari data tersebut akan diperoleh jadwal penggunaan laboratorium dan juga
makna mengenai faktor-faktor pelaksanaannya. Beberapa pertanyaan
penghambatnya dan kemudian dicari dengan siswa mengenai pengelolaan
pemahaman mengenai data-data tersebut. laboratorium SMPN 2 Singraja dapat
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dilihat pada Tabel 1.
dengan studi dokumentasi, observasi,
wawancara dan angket. Adapun sumber
data dalam penelitian ini yaitu Kepala

121
Tabel 1. Hasil Angket Siswa

Kritera
No. Pertanyaan
S SS TS STS
Mengetahui kegiatan program kerja laboratorium di
1. 12% 6% 76%% 6%
sekolah
Guru IPA maupun ketua laboratorium
2. 47% 24% 26% 3%
mensosialisasikan program kerja laboratorium
Mengetahui struktur organisasi pengelola
3. 18% 6% 71% 5%
laboratorium IPA di sekolah
Mengetahui tugas dari masing-masing anggota
4. 24% 6% 61% %
pengelola laboratorium IPA di sekolah
Jadwal penggunaan laboratorium di sosialisasikan
5. 25% 12% 44% 19%
kepada siswa di masing-masing kelas
6. Mengetahui adanya kartu permintaan alat dan bahan 47% 12% 36% 5%
Mengetahui penyimpanan alat dan bahan
7. 41% 12% 35% 12%
laboratorium
Melaksanakan tata tertib laboratorium pada saat di
8. 41% 12% 32% 15%
ruang laboratorium
Guru IPA melakukan evaluasi setelah selesai
9. 59% 26% 9% 6%
melaksanakan praktikum
Kepala sekolah pernah mengawasi ketika kamu
10. 12% 6% 53% 29%
sedang melaksanakan kegiatan praktikum

Dari table tersebut menunjukkan Pengorganisasian bukan saja mengenai


bahwa sebagian besar siswa tidak sertifikat tenaga pengelola melainkan juga
mengetahui kapan jadwal pelaksanaan struktur organisasi dari pengelola
kegiatan praktikum di ruang laboratorium. laboratorium itu sendiri. Dari hasil angket
Artinya, dari pihak pengelola belum siswa diatas menunjukkan bahwa tidak
mensosialisasikan kepada siswa apa saja banyak siswa yang mengetahui adanya
yang menjadi program kerja laboratorium. struktur pengelolaan laboratorium dan
Pengorganisasian dalam siapa saja yang menjadi tenaga pengelola.
pengelolaan laboratorium di sekolah ini Artinya, struktur organisasi tersebut tidak
belum dikelola dengan petugas yang terpampang dengan jelas maupun tidak
memang mempunya sertifikat khusus diperhatikan kebaharuannya.
untuk menjadi seorang tenaga pengelola, Pelaksanaan dalam pengelolaan
sesuai dengan wawancara yang sudah laboratorium yaitu meliputi keefektifan
dilakukan oleh laboran di SMPN 2 menggunakan laboratorium, keselamatan
Singaraja mengungkapkan bahwa kerja, menjalankan tata tertib, dan juga
“Kalau ibu sebagai laboran tidak punya pengadaan alat dan bahannya.
sertifikat sebagai laboran, tapi ibu Pelaksanaan pengelolaan laboratorium
sering mengikuti pelatihan-pelatihan, SMPN 2 Singaraja belum berjalan dengan
seperti beberapa waktu lalu pelatihan baik, hal itu dikarenakan keterbatasan alat
yang diadakan oleh biologi itu dapat
dan bahan, dan juga administrasi yang
sertifikat, tapi tidak sebagai laboran,
sebagai peserta gitu. Jadi tidak ada kurang disiapkan denganbaik. Dari hasil
sertifikat khusus sebagai laboran” (Ln). angket diatas menunjukkan bahwa
“Kalau sertifikat itu memang belum ada, sebagian besar siswa tidak sering
tapi seperti laborannya itu sering melaksanakan kegiatan praktikum di
mengikuti pelatihan” (KS). laboratorium, hal ini dikarenakan
dari pernyataan tersebut memang terbatasnya alat bahan dan jadwal
benar adanya bahwa laboran di sekolah penggunaan laboratorium yang
ini tidak mempunyai sertifikat namun, berbenturan seingga, praktikum yang alat
sering mengikuti pelatihan-pelatihan untuk dan bahannya mudah dijumpai di
menjadi seorang laboran. lingkungan sekitar maka praktikum

122
tersebut dilaksanakan dirumah namun, Hasil angket di atas menunjukkan
jika tidak, maka akan didemonstrasikan. pada saat melaksanakan praktikum di
Hal ini dibuktikan oleh hasil wawancara kelas guru mengawasi kegiatan praktikum
berikut. siswa dan juga melakukan evaluasi
“Kalau bisa didemonstrasikan kita terhadap praktikum yang sudah berjalan.
demonstrasikan kalau tidak bisa yah Pengawasan dan evaluasi ini dilakukan
diberikan tugas anak-anak dirumahnya” bertujuan untuk hasilnya nanti dapat
(KL). dijadikan sebagai tolak ukur terhadap
“Kalau ibu biasanya ibu akan
kegiatan program kerja yang akan datang.
menampilkan berupa video kepada
anak-anak, nanti dari video tersebut apa Faktor-faktor yang mempengaruhi
yang diamati, terus hasilnya gimana, jadi pengelolaan laboratorium belum dapat
meskipun mereka tidak praktek dijalankan dengan baik sesuai dengan
langsung, sedikit tidaknya mereka hasil wawancara berikut.
mengetahui oh begini caranya” (Ln). “Kalau menurut ajik sendiri sebagai
“Kalau ibu, seperti yang sudah ibu kepala lab kendalanya itu pertama di
katakana diawal kalau alat dan bahan itu laboran, terus alat dan bahan,
mudah di cari dirumah, misalnya dia kemudian juga siswa, apalagi kita
prakitkum tekanan, ibu suruh hanya punya satu lab itu kendalanya”
menggunakan botol dan balon, nah jadi (KL).
ibu diskeolah menjelaskan LKS dan “Itu kendalanya kembali kepada standar
langkah kerjanya, nanti siswanya laboran itu sendiri, karena kita tidak
dirumah praktikum, membuat laporannya punya laboran khusus dibidang itu,
dan membawa hasilnya itu kesekolah artinya kalau laboran kita masih
kemudian di presentasikan” (GA) menggunakan guru dalam bidang itu,
itulah yang masalah. Karena gurunya
Pengawasan dan evaluasi pada itukan dia harus ngajar 24 jam,
pengelolaan laboratorium SMPN 2 bagaimana dia bisa fokus untuk bisa
Singaraja ini dilakukan supervisi secara mengelola lab, kalau dia misalnya tidak
intern yang melibatkan kepala sekolah, focus harus ngajar bolak balik, kalau itu
suah ada laboran berarti laboran inilah
wakil kepala sekolah bidang sarana dan
yang mengatur, artinya kompetensi
prasarana, kepala laboratorium, laboran laboran itu sampek alat, sampek
dan juga guru IPA. Hal tersebut sesuai persiapan praktek, sampe program dia
dengan hasil wawancara berikut. yang lebih operasional disana. Kalau
“Kalau supervisi yang kita laksanakan memfungsikan guru sebagai laboran
adalah intern kita yang dilaksanakan atau kepala lab, tentu ini tidak bisa
oleh kepala sekolah, yang mengadakan maksimal itu kendalanya. Karena
supervisi kepada kepala laboran dan kembali ke standar tenaga itu yang
kadang-kadang ada juga yang tidak terpenuhi, kalau standar itu
mengadakan supervise dari pengawas, dipenuhi sebagai laboran dia kan focus
pengawas dari bidang studi IPA itu disana artinya alat ini harus
sendiri itu dipersilahkan” (KS). dibersihkan, alat ini kadaluarsa, ini
“Kalau supervise yang kita adakan itu bahannya kurang, kita itu kendalanya.
dari intern kita saja, kalau dari Tenaga laboran tidak ada. Kalau toh
pemerintah itu biasanya pengawas ditugaskan disana gurunya disana
saja” (WKS). sertifikatnya juga tidak punya
“Kalau supervise itu biasanya dari kompetensi untuk itu, dan dia sudah
kepala sekolah, biasanya itu dilakukan punya pokok pekerjaan sebagai guru” (
di semester ganjil. Dari luar biasanya KS).
pengawas saja” (KL). “Kalau ibu sendiri kendalanya di lab itu
laboran, siswa, alat dan bahan,
Jadi, tidak hanya melakukan
kemudian waktu” (Ln).
kegiatan supervisi di intern sekolah saja
“Kalau ibu sebagai guru kendalanya di
melainkan juga ada supervisi dari
laboran, waktu, siswa dan keterbatasan
pemerintah kabupaten/kota yang bertugas
alat dan bahan, itu saja dik”. (GA).
untuk melakukan penilaian terhadap
pengelolaan laboratorium di SMPN 2
Singaraja.

123
Jadi yang berperan penting anggotannya yaitu dari guru-guru IPA dan
dalam pengelolaan laboratorium itu sebagai penanggung jawab yaitu kepala
yaitu laboran, karena laboran dalam sekolah. Struktur organisasi yang
hal ini ia yang menyiapkan segala diterapkan oleh sekolah ini sudah sesuai
dengan kemendikbud tahun 2017 tentang
sesuatunya mengenai administrasi
panduan kerja tenaga laboratorium
laboratorium, maupun saat akan sekolah/madrasah. Namun, untuk
melaksanakan praktikum untuk kualifikasi dari masing-masing anggota
menyiapkan alat dan bahannya belum memenuhi standar. Sesuai dengan
sehingga, waktu yang dimiliki bisa Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008
dipergunakan oleh siswa untuk tentang Standar Tenaga Laboratorium
melaksanakan praktikum. Sekolah/Madrasah untuk menjadi seorang
kepala laboratorium harus mempunyai
PEMBAHASAN sertifikat kepala laboratorium
Proses perencanaan itu dimulai sekolah/madrasah dari perguruan tinggi
dari guru-guru IPA mengajukan usulan atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
daftar alat dan bahan yang didasarkan pemerintah dan untuk menjadi seorang
pada analisis kebutuhan dan skala laboran harus memiliki sertifikat
prioritas karena ketersediaan alat dan sekolah/madrasah dari perguruan tinggi
bahan yang dimiliki sangat terbatas. yang ditetapkan oleh pemerintah. Anggota
Usulan tersebut diberikan kepada laboran pengelola laboratorium di sekolah ini
untuk dicek kembali, kemudian diberikan masih menjadikan guru IPA yang
kepada kepala laboratorium untuk dibuat merangkap menjadi kepala laboratorium
menjadi proposal kebutuhan yang dan juga laborannya.
kemudian diajukan kepada wakil kepala Penyusunan administrasi
sekolah bidang sarana dan prasarana laboratorium yang dibuat, secara umum
ditinjau dan dimasukkan ke dalam RKAS. belum sesuai dengan pendapat Rumilah
Perencanaan program kerja yang dibuat di (2006: 84) bahwa laboratorium akan
sekolah ini dibuat secara tahunan dan efektif dan efisien digunakan apabila
semesteran. dilengkapi dengan administrasi seperti
Kegiatan perencanaan ini yang inventarisasi alat dan bahan, perawatan
dilakukan oleh pengelola laboratorium di dan perbaikan alat, pelayanan kegiatan
SMPN 2 Singaraja ini belum sepenuhnya praktikum serta daftar alat dan bahannya.
sesuai dengan teori Atmadja (2013) yang Pengadministrasian laboratorium di
menyatakan bahwa Perencanaan kegiatan sekolah ini masih jauh dari kata baik,
laboratorium dapat dilakukan salah karena tidak disusun dengan rapi, terlebih-
satunya meliputi penyusunan program lebih administrasi yang tidak pernah di
tahunan, penyusunan jadwal kegiatan perbaharui itu akan membuat pengelolaan
laboratorium, pengelolaan sumber daya laboratorium ini tidak berjalan sesuai
manusia, penyusunan SOP (penggunaan dengan program kerja yang dibuat.
peralatan dan bahan). Alokasi dana yang Pengadministrasian yang sudah
digunakan dalam membuat program kerja dibuat pengurus sebelumnya dari tahun
laboratorium ini seluruhnya menggunakan 2018 hingga sekarang memasuki tahun
dana BOS. Oleh karena itu, pengadaan 2020 itu tidak diganti, terlebih-lebih jurnal
alat dan bahan di laboratorium dibuat satu praktikum yang seharusnya ada pada saat
bulan sebelum memasuki awal tahun akan melaksanakan praktikum, karena
pelajaran. Pada perencanaan pembuatan guru ketika akan mengadakan kegiatan
program kerja laboratorium yang termasuk praktikum seharusnya menulis di jurnal
didalamnya yaitu pengadaan alat dan praktikum tanggal berapa praktikum itu
bahan, penjadwalan, sampai ke dilaksanakan, materi apa yang di
perawatan alat dan bahannya. paraktikumkan dan kelas apa yang
Pengorganisasian yang meliputi menggunakan, sehingga nantinya dari
adanya struktur organisasi laboratorium di jurnal tersebut bisa dicek praktikum apa
SMPN 2 Singaraja ini yang terpilih menjadi saja yang sudah berjalan, alat dan bahan

124
yang digunakan. Pengadministrasian kerja pada saat berada di ruang
seperti ini semestinya harus selalu dibuat laboratorium. Hal tersebut penting
karena itu merupakan bukti autentik ketika dilakukan agar nantinya pengelola dapat
ada kelas yang melaksanakan praktikum, mengetahui bagaimana pelaksanaan
alat dan bahan apa saja yang digunakan program kerja laboratorium di sekolah
dan bahan-bahan habis pakai. sudah berjalan sesuai dengan
Pelaksanaan program kerja perencanaan yang sudah dibuat atau
laboratorium di sekolah ini menurut kepala belum, sudah efektifkah pelaksanaannya,
laboratorium sendiri baru berjalan 50% sehingga nantinya dapat memberikan
dari perencanaan program kerja yang masukan mengenai pelaksanaan tersebut.
sudah dibuat. Salah satu kendala dalam Pengawasan dan evaluasi
pelaksanaannya yaitu keterbatasan alat merupakan hal yang terpenting dalam
dan bahan dan juga jadwal yang melaksanakan program kerja yang sudah
berbenturan dengan kelas yang lain, dibuat. Laporan hasil kegiatan program
pembengkakan di masing-masing kelas kerja selalu dijadikan sebagai tolak ukur
membuat pelaksanaan praktikum tidak untuk membuat program kerja selanjutnya,
berjalan dengan kondusif. Hal ini tidak karena dari sanalah bisa dilihat program
sesuai dengan pendapat Pertiwi (2019) mana saja yang sudah berjalan dengan
yang berpendpat bahwa pelaksanaan baik atau tercapai dan mana yang belum
dalam pengelolaan laboratorium dapat tercapai.
dilihat dari ketertiban penggunaan Laboratorium di sekolah ini juga
laboratorium, pemanfaatan laboratorium melakukan supervisi sebagai bahan
untuk praktikum, serta proses evaluasi, hal ini dilakukan intern sekolah
pelaksanaan praktikum. Kegiatan saja yang melibatkan kepala sekolah,
pelaksanaan atau bisa juga disebut wakasek bidang sarana dan prasarana,
sebagai kegiatan operasional kepala laboratorium dan juga laboran yang
laboratorium. Dalam tahapan ini ada dilakukan pada semester ganjil. Kegiatan
beberapa hal yang harus diperhatikan dan ini tidak hanya dilakukan untuk
dikondisikan agar kegiatan yang telah mengetahui sejauh mana program
direncanakan dapat berjalan dengan baik. tersebut sudah bisa berjalan dan juga
Sesuai dengan penelitian yang mengetahui kendala-kendala yang
dilakukan oleh Pujani (2014) bahwa calon dihadapi dalam melaksanakan program
guru IPA harus mampu mengembangkan kerja yang sudah dibuat. Pengawasan di
perangkat praktium yang nantinya dapat laboratorium ini juga didatangi oleh
membimbing siswa untuk mencari tahu pemerintah terkait yang bertindak sebagai
kebenaran dari suatu teori. Namun, di pengawasan pada bidangnya.
sekolah ini siswa jarang melaksanakan Pengawasan yang dilakukan oleh
praktikum, melainkan hanya belajar di pemerintah ini hanya sewaktu-waktu saja,
kelas. Jika ada materi yang alat dan sehingga itu juga bisa berdampak kepada
bahannya mudah ditemukan dan ramah pengelola laboratorium, karena kenyataan
lingkungan maka kegiatan praktikum yang ditemukan di sekolah dan sering
tersebut dilaksanakan dirumah, di dalam dilakukan oleh beberapa sekolah yaitu
kelas maupun dilakukan secara ketika tahu akan dilaksanakan penilaian
demonstrasi. dan pengawas akan datang mereka baru
Hal itu tidak sejalan dengan membuat dan mempersiapkan segala
Rumilah (2006: 86) yang mengemukakan sesuatunya.
dalam penelitiannya bahwa didalam Alangkah baiknya jika segala
pelaksanaan laboratorium itu harus di sesuatunya itu dikerjakan sesuai dengan
lengkapi dengan penyediaan dan ketentuannya. Hal ini tidak sesuai dengan
pengembalian alat bahan, penyimpanan pendapat Rumilah (2006: 88 ) yang
alat dan bahan, adanya tata tertib berpendapat bahwa pengawasan
laboratorium yang terpampang dengan pengelolaan laboratorium IPA dinilai efektif
jelas, dan sosialisasi kepada siswa apabila didalam pengawasan itu ada
mengenai keamanan dan keselamatan program pengawasan yang jelas, ada

125
buku kunjungan pengawas dan dokumen mikrometer, dan neraca itu sangat
laporan hasil pelaksanaan program kerja terbatas, terlebih-lebih alat-alat tersebut
laboratorium yang jelas. sudah tidak layak untuk digunakan. Jadi
Salah satu faktor utama dalam guru hanya bisa memperkenalkan alat-alat
pengelolaan laboratorium yang yaitu tersebut kepada siswa sehingga siswa tau
laboran. Sesuai dengan kenyataan yang alat-alat pengukuran namun, sangat
ada di sekolah bahwa laboran yang ada disayangkan siswa tidak bisa
bukanlah murni seorang laboran, mempraktikan langsung bagaimana cara
melainkan guru IPA yang merangkap mengukur dengan menggunakan alat ukur
menjadi laboran. Hal ini sangat tersebut. Hal ini sependapat dengan
berpengaruh terhadap jalannya suatu Adriani (2017) dalam penelitiannya yang
praktikum bagi para guru IPA, karena mengatakan bahwa pengawasan
mereka sangat keterbatasan waktu untuk ketersediaan alat dan bahan harus
menyiapkan alat dan bahan praktikum, dilaksanakan dengan maksimal, sehingga
belum lagi mengatur siswa yang nantinya pelaksanaan praktikum maupun
jumlahnya tidak sedikit. Sesuai dengan dalam pengelolaannya dapat berjalan
kenyataan yang ditemukan di sekolah dengan baik.
bahwa laboran yang ada itu tidak selalu Ke tiga yaitu siswa dan waktu,
standby ada di ruang laboratorium, para guru menyebutkan bahwa jumlah
melainkan laboran tersebut juga harus siswa juga mempengaruhi pelaksanaan
mengajar di kelas sehingga jika ada guru praktikum, karena dengan jumlah kelas
yang ingin menggunakan lab maka harus yang tidak ideal kemudian alat dan
meminta kunci terlebih dahulu ke laboran, bahannya terbatas, maka akan memakan
kemudian mengecek alat dan bahan dan waktu yang cukup lama untuk
mempersiapkan segala sesuatunya. melaksanakan praktikum. Waktu yang
Hal itu membuat para guru sangat terbatas sebenarnya mereka
kekurangan waktu untuk melaksanakan gunakan baik namun, karena kendala
praktikum dan pada akhirnya kegiatan tersebut mereka harus menggunakan alat
praktikum terhenti, sehingga membuat dan bahan secara bergantian, sehingga
para guru lebih memilih untuk melakukan membuat pelaksanaan praktikum tidak
demonstrasi dan menampilkan video- berjalan dengan efisien.
video yang berhubungan dengan materi
yang seharusnya di prakitkumkan. Hal SIMPULAN DAN SARAN
tersebut sejalan dengan pendapat Berdasarkan hasil penelitian maka
kemendiknas Ditjen PMPTK Dittendik dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan
(2010: 17). Kurangnya pengetahuan dan Laboratorium IPA di SMP Negeri 2
pengalaman dari personil laboratorium Singaraja dapat dikatakan belum baik
sering menjadi penghambat dalam karena masih banyak kegiatan pada
pengelolaan laboratorium. Untuk itu program perencanaan belum dilaksankan
sangat diperlukannya pelatihan-pelatihan, sesuai dengan apa yang sudah dibuat. (1)
atau workshop yang khusus mengenai Perencanaan yang meliputi penyusunan
pengelolaan laboratoirum IPA khususnya program kerja direncanakan satu bulan
sehingga nantinya dapat menghasilkan sebelum awal tahun pelajaran dan dibuat
tenaga laboran yang berkompeten. pada awal tahun pelajaran yang
Ke dua yaitu keterbatasan alat didalamnya mengatur mulai dari
dan bahan. Suatu praktikum akan berjalan pendanaan, jadwal penggunaan
dengan baik jika sarana dan prasarananya laboratorium, penyediaan alat dan bahan,
memadai, hal ini juga sangat menjadi perbaikan alat dan juga tata tertib. (2)
salah satu faktor penting dalam Pengorganisasian yang meliputi struktur
pengelolaan laboratorium. Salah satu organisasi dan pengadministrasian belum
informan juga memberikan pernyataan dilaksanakan dengan baik seperti tidak
pengalamannya ketika akan adanya pembaharuan pada struktur
melaksanakan praktikum pada materi organisasi laboratorium yang membuat
pengukuran jumlah jangka sorong, siswa juga tidak tahu siapa saja yang

126
menjadi pengelola laboratorium. Ali, L.U., dkk. (2013). Pengelolaan
Pengadministrasian juga tidak dibuat Pembelajaran IPA Ditinjau Dari
dengan baik, karena tidak adanya jurnal Hakikat Sains Pada SMP Di
praktikum, kartu peminjaman dan Kabupaten Lombok Timur. e-
pengembalian alat, daftar alat dan bahan Journal Program Pascasarjana
yang sudah diperbaharui, (3) Pelaksanaan Universitas Pendidikan Ganesha
yang diantaranya kegiatan praktikum, Program Studi IPA, Vol.3 (hlm. 1)
jarang dilaksanakannya di ruang
laboratorium dikarenakannya keterbatasan Atmadja, S. W. 2013. Menuju Pengelolaan
alat dan bahan. (4) Pengawasan dan Laboratorium Yang Lebih
evaluasi yaitu dengan cara melakukan Baik,Dinas Pendidikan Kabupaten
supervisi di intern sekolah dan adanya Klaten: Diklat Pengelolaan
pengawas yang datang dari pemerintah. Laboratorium:
(5) Faktor-faktor yang berkontribusi dalam Unwidha.co.id/workshoplaboratoriu
pengelolaan laboratorium di SMPN 2 mpengelolaan_laboatorium_pdf
Singaraja ini yaitu laboran, siswa, waktu,
Badan Standar Nasional Pendidikan
serta keterbatasan alat dan bahan.
(BSNP). 2006. Standar Sarana dan
Adapun saran yang bisa Prasarana Sekolah/Madrasah
disampaikan adalah kepada sekolah- Pendidikan Umum. Jakarta: Badan
sekolah yaitu agar selalu melakukan Standar Nasional Pendidikan.
peningkatan pengelolaan laboratorium
dengan sebaik-baiknya, baik itu dalam Depdikbud. (2004). Cara Menata Alat dan
perencanaan, pengorganisasian, Bahan di Laboratorium Kimia
pelaksanaan dan pengawasannya. Jakarta : Direktur Jenderal
Disarankan agar peran serta Pendidikan Dasar dan Menengah.
Direktorat Pendidikan Menengah
kerjasama antar pemerintah dengan Umum.
pihak sekolah dapat berjalan dengan
baik, sehingga nantinya tidak ada Depdiknas. (2006). Standar Isi untuk
masalah dalam pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar dan
laboratorium baik itu pengadaan alat Menengah.Jakarta: CV Eko Jaya.
dan bahan maupun sarana dan
Dewi, I. S., dkk. (2014). Analisis Kendala
prasarana penunjang lainnya.
Pelaksanaan Praktikum Biologi Di
SMA Negeri Se-Kota Palangka
UCAPAN TERIMAKASIH
Raya. Jurnal EduSains. Vol.2. No.1.
Terimakasih penulis ucapkan ISSN 2338-4387
kepada pembimbing karena telah
memberikan banyak masukan terkait Ghony, M. D & Fauzan, A. (2012).
artikel ini. Tidak lupa pula ucapan Metode Penelitian Kualitatif.
terimakasih penulis berikan kepada Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
pihak sekolah, guru, siswa karna terlah
Hapsari, S. I & Nurcahyanto, E. (2016).
diijinkan untuk melakukan penelitian di
Evaluasi Penerapan ICT dalam
SMP Negeri 2 Singaraja hingga Mendukung Keterampilan Saintifik
penelitian ini berjalan dengan lancar. pada Pembelajaran Tata Surya.
Jurnal Unnes Science Education.
DAFTAR PUSTAKA Vol.5.No.3
Adriani Nina. 2016. Analisis Manajemen Hasanah, U. N. (2017). Evaluasi
Laboratorium Kimia SMA Negeri Di Implementasi Kurikulum 2013 pada
Kota Tanjung Pinang Guna SMA Pilot Project di Kota
Meningkatkan Kompetensi Guru Yogyakarta. Jurnal Akuntabilitas
dan Pesera Didik. Jurnal Zaruh.
Vol.4. No.1. (hal. 1-8)

127
Manajemen Pendidikan. Vol.5.No.1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
(hal 95-108) 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013,
Kompetensi Dasar Sekolah Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
Menengah Pertama tentang Standar Sarana dan
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs,
(MTs). Jakarta: Kemendikbud. SMA/MA. Jakarta; Mendiknas

Kemendikbud.go.id. (2016, 6 Desember). Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008


Peringkat dan Capaian PISA tentang Standar Tenaga
Indonesia Mengalami Peningkatan. Laboratorium Sekolah/Madrasah.
Diakses pada 6 Desember 2016, 2008. Jakarta: Mendiknas
dari
https://www.kemendikbud.go.id/mai Permendikbud RI No. 35 Tahun 2018
n/blog/2016/12/peringkat-dan- tantang Kurikulum 2013 Sekolah
capaian-pisa-indonesia-mengalami- Menengah Pertama/Madrasah
peningkatan Tsanawiyah (MTs). Jakarta:
Mendikbud
Kemendiknas Ditjen PMPTK Dittendik.
2010. Pengembangan Kompetensi Pertiwi, F. N. (2019). Sistem Pengelolaan
Maanjerial dan Organisasi (Perencanaan, Pelaksanaan,
Laboratorium (Modul 2). Bandung: evaluasi) Laboratorium IPA SMP
Ditjen PMPTK Negeri Di Ponorogo. Jurnal
Penelitian Islam. Vol.13. No.1
Marlina Leni. 2016. Manajemen
Laboratorium Kimia. Jurnal Manajer Pujani, N. M. (2017). Pengembangan
Pendidikan. Vol.4. No.4 Perangkat Praktikum Untuk
Meningkatkan Keterampilan
Marwah, D., dkk. (2017). Efektivitas Laboratorium Calon Guru Fisika.
Penerapan Model Pembelajaran Seminar Nasional Riset Inovatif II.
Science Technology And Society ISSN : 2339-1553
(STS) Terhadap Peningkatan
Kemampuan Berpikir Tingkat Senta P & Amoes, N. (2014).
Tinggi. Jurnal EDUTECHNOLOGI. Pengelolaan Laboratorium IPA Studi
Vol.2.No.3 Di SMP Negeri 80 Jakarta Timur. e-
Journal.uki.ac.idManajemenPendidik
Meita, N. M. (2017). Studi Kelayakan an. Vol.3. No. 2
Pengelolaan Laboratorium IPA Rosilawati, R. (2012). The Evaluation On
SMPN 4 Sumenep Berdasarkan The Management Of Science
Permendagri 26/2008. Jurnal Lensa Laboratory In State Senior High
(Lentera Sains): Jurnal Pendidikan Schools In Tambun Utara Of The
IPA. Vol.7. No.1. District Bekasi. Vol.3. No.2. (hal:
118-130)
Moleong, L. J. (2007). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rumilah. (2006). Kefektifan Manajemen
Remaja Rosdakarya Offset Laboratorium IPA SMP Negeri di
Kabupaten Bantul. Yogyakarta: PPs
Nanang Fattah. (2008). Landasan UNY
Manajemen Pendidikan. Bandung::
Sitorus, M & Ani, S. (2013). Pengelolaan
PT Remaja Rosdakarya
dan Manajemen Laboratorium
Ngalim Purwanto. (2008). Administrasi Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu
dan Supervisi Pendidikan.
Subamia,dkk. (2014). Analisis Kebutuhan
Bandung: Remaja Rosdakarya
Tata Kelola Tata Laksana

128
Laboratorium IPA SMP Di
Kabupaten Buleleng. Jurnal
Pendidikan Indonesia.
Vol.3.No.2.446-459

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian


Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Samiasih, L.,dkk. (2013). Analisis Standar


Laboratorium Kimia dan
Efektivitasnya terhadap Capaian
Kompetensi Adapttif di SMK Negeri
2 Negara. e-Journal Program -
Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi
IPA, Vol.3, No.1 (hlm. 1-11)

Wirjosoemarto, K., dkk. (2004). Teknik


Laboratorium. Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UPI.

Wiratma, I. G. L & Subagia, I. W. (2014).


Pengelolaan Laboratorium Kimia
Pada SMA Negeri Di Kota
Singaraja : (Acuan Pengembangan
Model Panduan Pengelolaan
Laboratorium Kimia Berbasis
Kearifan Lokal Tri Sakti). Jurnal
Pendidikan Indonesia. Vol. 3, No. 2.
ISSN:2303-288X

Zengele, A. (2016). The Status of


Secondary School Science
Laboratory Activities for Quality
Education in Case of Wolaita Zone,
Southern Ethiopia. Journal of
Education and
Practice.Vol.7.No.31.ISSN:2222-
1735 (Paper).ISSN 2222-288X
(Online).

129

Anda mungkin juga menyukai