Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2528-3669 (CETAK) dan ISSN 2655-6383 (ONLINE)

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN LINGKUNGAN


SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI DISKUSI KKG DI SDN PINTU
KECAMATAN JENANGAN KABUPATEN PONOROGO

PURYANI, S.Pd.
SDN Pintu Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo

ABSTRAK
Dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar maka implementasi pembelajaran
paikem akan memungkinkan siswa bisa mengembangkan kreativitas, motivasi dan partisipasinya
dalam pembelajaran . Dari hasil pantauan calon peneliti selaku kepala sekolah, selama ini para guru di
SDN Pintu Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo, sangat jarang dan bahkan tidak pernah
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Penelitian ini dirancang dalam bentuk
Penelitian Tindakan Sekolah yang direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus,dimana setiap
siklusnya dilaksanakan dalam dua sampai tiga kali pertemuan. Adapun subyek penelitian ini adalah
guru-guru di SDN Pintu Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo yang terdiri dari 8 orang guru.
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dengan menggunakan format
observasi,instrumen penilaian skenario pembelajaran dan instrumen penilaian pelaksanaan
pembelajaran. Selanjutnya data yang sudah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis
diskriptif yang hasilnya adalah sebagai berikut : Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh dari sikap
guru berdiskusi adalah 79,38 katagori”cukup,sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh
adalah 84,88, katagori “baik”,nilai rata-rata yang diperoleh dari penilaian skenario pembelajaran pada
siklus I yaitu 78,75 katagori “cukup” sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah
82,50, nilai rata-rata yang diperoleh dari penilaian pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yaitu 78,33
katagori “cukup”, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 82,08 katagori “baik”.

Kata Kunci : kemampuan guru. lingkungan sekolah. sumber belajar. KKG.

PENDAHULUAN pembelajaran adalah dengan memanfaatkan


Pelaksanaan sistem kurikulum nasional lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal
yang sentralistik telah menghasilkan perilaku ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari
kognitif siswa yang kurang fleksibel. Siswa pendekatan contekstual yaitu masyarakat belajar
merasa lebih aman dan cenderung terikat pada (learning community). Untuk mencapai tujuan
apa yang telah ada, pikiran mereka kurang tersebut, salah satu cara belajar yang disarankan
berkembang dan cenderung kurang suka pada dalam K-13 sebagai upaya mendekatkan
sesuatu yang baru. Praktik-praktik pendidikan aktivitas belajar siswa pada berbagai fakta
yang dikembangkan kelihatannya lebih ditekan- kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan
kan pada pemikiran reproduktif, menekankan siswa. Memanfaatkan lingkungan sekolah
pada hafalan dan mencari satu jawaban benar sebagai sumber belajar menjadi alternatif
terhadap soal-soal yang diberikan. Akhirnya setrategi pembelajaran untuk memberikan
kompetensi belajar kurang berkembang secara kedekatan teoritis dan praktis bagi
optimal. Disamping itu sesuai dengan pende- pengembangan hasil belajar siswa secara
katan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif optimal. Dari hasil pantauan calon peneliti
Kreatif dan Menyenangkan), guru harus mampu selaku kepala sekolah, selama ini para guru
menghadapkan siswa dengan dunia nyata sesuai masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan
dengan yang dialaminya sehari-hari. sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan
Salah satu setrategi pembelajaran yang sekolah tidak lebih hanya digunakan sebagai
sesuai dengan pendekatan PAIKEM yang tempat bermain-main siswa pada saat istirahat.
memungkinkan bisa mengembangkan kreativi- Kalau tidak jam istirahat, guru lebih sering
tas, motivasi dan partisipasi siswa dalam memilih mengkarantina siswa di dalam kelas,

Jurnal Refleksi Pembelajaran Volume VI Nomor 2 Tahun 2021


39
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan ISSN 2655-6383 (ONLINE)

walaupun misalnya siswa sudah merasa sangat dapat memberikan motivasi bagi guru-guru
jenuh berada di dalam kelas. yang lain untuk menyempurnakan metode dan
Seperti observasi awal yang dilakukan di setrategi pembelajaran yang diterapkan di
SDN Pintu Kecamatan Jenangan Kabupaten sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar
Ponorogo, guru-guru di sekolah tersebut tidak siswa; 3) Kepala sekolah, dapat membantu dan
pernah memanfaatkan lingkungan sekolah membimbing guru dalam pelaksanaan tugasnya
sebagai sumber belajar dalam satu semester. sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan
Guru lebih sering menyajikan pelajaran di profesionalisme guru; 4) Bagi Dinas Pendidikan
dalam kelas walaupun materi yang disajikan Kabupaten Ponorogo atau instansi terkait
berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dari sebagai bahan masukan terhadap pengambil
wawancara yang dilakukan calon peneliti, kebijakan/keputusan dalam upaya meningkatkan
sebagian besar guru mengaku enggan mengajak kompetensi dan profesionalisme guru.
siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah
mengawasi. Selain itu ada guru yang Pengertian Sumber Belajar
menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan Sumber belajar adalah bahan-bahan apa
tidak tahu dalam memanfaatkan lingkungan saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu
sekolah sebagai sumber belajar. guru maupun siswa dalam upaya mencapai
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya tujuan. Dengan kata lain suber belajar adalah
diskusi kelompok diantara para guru dalam segala sesuatu yang diperlukan dalam proses
bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pembelajaran yang dapat berupa buku teks,
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media cetak, media pembelajaran elektronik,
sumber belajar. Dalam kegiatan diskusi tersebut narasumber, lingkungan alam sekitar dan
para guru bisa membagi pengalaman dalam sebagainya. Sumber belajar dipilih berdasarkan
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai pada kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
sumber belajar untuk mencapai hasil belajar pembelajaran dan indikator pencapaian kompe-
yang optimal. Penelitian Nur Mohamad dalam tensi dasar. Sumber-sumber belajar dalam satu
Ekowati (2001) menunjukkan diskusi kolompok silabus sebaiknya bervariasi agar memberikan
memiliki dampak yang amat positif bagi guru pengalaman yang luas kepada siswa.
yang tingkat pengalamannya rendah maupun
yang tingkat pengalamannya tinggi. Bagi guru Klasifikasi Sumber Belajar
yang tingkat pengalamannya tinggi akan Jika diklasifikasi sumber belajar dapat
menjadi lebih matang dan bagi guru yang dibagi ke dalam enam bagian yaitu : Pesan
tingkat pengalamannya rendah akan menambah (Message), Manusia (People), Teknik (Technic),
pengetahuan. Keunggulan diskusi kelompok Bahan (Materials), Alat/Perlengkapan (Tool/
melalui KKG adalah keterlibatan guru bersifat Equipment), Lingkungan (Setting)
holistic dan konprehensip dalam semua kegia-
tan. Dari segi lainnya guru dapat menukar pen- Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai
dapat, memberi saran, tanggapan dan berbagai Sumber Belajar
reaksi sosial dengan teman seprofesi sebagai Salah satu alternatif metode pembelaja-
peluang bagi mereka untuk meningkatkan ran yang sesuai dengan pendekatan Pembelaja-
kemampuan dan pengalaman. ran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan
(PAIKEM) adalah pembelajaran dengan
Manfaat Penelitian memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
Hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini sumber belajar. Lingkungan merupakan
diharapkan memberikan manfaat yang berarti kesatuan ruang dengan semua benda dan
bagi : 1) Guru, dapat menyempurnakan metode keadaan mahluk hidup termasuk di dalamnya
pembelajaran yang diterapkan di sekolah manusia dan perilakunya serta mahluk hidup
sehingga dapat meningkatkan kreativiatas, lainnya. Lingkungan sebagai sumber belajar
motivasi dan hasil belajar siswa; 2) Sekolah, dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada
Jurnal Refleksi Pembelajaran Volume VI Nomor 2 Tahun 2021
40
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan ISSN 2655-6383 (ONLINE)

disekitar atau di sekeliling anak (mahluk hidup (action), observasi dan evaluasi proses tindakan
lain, benda mati, dan budaya manusia) yang (observation and evaluation) dan melakukan
dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan refleksi (reflecting).
belajar mengajar. Secara rinci prosedur tindakan yang
dilakukan adalah :
Pengertian Diskusi 1. Membagi guru dalam dua kelompok kecil.
Diskusi adalah salah satu metode pem- 2. Peneliti memberi penjelasan tentang
belajaran agar siswa dapat berbagi pengetahuan, pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
pandangan dan keterampilannya. Tujuan diskusi sumber belajar.
adalah untuk mengeksplorasi pendapatan atau 3. Guru menyusun skenario pembelajaran
pandangan yang berbeda dan untuk mengiden- dengan memanfaakan lingkungan sekolah
tifikasi berbagai kemungkinan. Penggunaan me- sebagai sumber belajar dalam diskusi
tode diskusi dalam pembelajaran memungkin- kelompok.
kan adanya keterlibatan siswa dalam proses 4. Peneliti membimbing kelompok guru dalam
interaksi yang lebih luas. Proses interaksi menyusun skenario pembelajaran.
berjalan melalui komunikasi verbal. 5. Wakil kelompok guru mempresentasikan
skenario pembelajaran.
METODOLOGI 6. Peneliti memberi masukan terhadap skenario
Lokasi Penelitian pembelajaran yang telah dibuat kelompok
Penelitian Tindakan Sekolah ini berlokasi guru.
di SDN Pintu Kecamatan Jenangan Kabupaten 7. Guru melaksanakan skenario pembelajaran
Ponorogo, yang ditujukan sebagai tempat dalam proses pembelajaran yang sebenarnya.
dilaksanakannya kegiatan. 8. Peneliti mengevaluasi kemampuan guru
dalam mengimplementasikan skenario pem-
Perencanaan Tindakan belajaran.
Bentuk tindakan dalam penelitian ini 9. Dalam kelompok diskusi guru berbagi pe-
berupa supervisi (bimbingan kelompok) kepada ngalaman terkait dengan pelaksanaan
guru-guru melalui KKG, agar mampu menyu- pembelajaran yang memanfaakan lingku-
sun skenario pembelajaran dan pelaksanaan ngan sekolah sebagai sumber belajar.
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan 10. Target yang diharapkan: a. Guru mampu
sekolah sebagai sumber belajar secara yang membuat skenario pembelajaran dengan me-
efektif. Secara rinci bentuk tindakan dalam pe- manfaakan lingkungan sekolah sebagai
nelitian ini adalah : 1) Menyampaikan informasi sumber belajar. b. Guru mampu melak-
tentang pemanfaatan lingkungan sekolah seba- sanakan pembelajaran dengan memanfaakan
gai sumber belajar; 2) Membimbing guru me- lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
nyusun skenario pembelajaran yang berkaitan c. Guru mampu berdiskusi secara aktif dan
dengan pemanfaatan lingkungan sekolah seba- kreatif,dan mampu memanfaatkan diskusi
gai sumber belajar; 3) Membimbing guru Kelompok Kerja Guru secara efektif dan
dalam memanfaatkan lingkungan sekolah efesien dalam memecahkan masalah yang
sebagai sumber belajar; 4) Membimbing guru terkait dengan kegiatan pembelajaran.
dalam melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai Pelaksanaan Tindakan
sumber belajar. Siklus I
Prosedur penelitian yang dilakukan Perencanaan Penelitian, Kegiatan penelitian
adalah menggunakan model penelitian tindakan ini direncanakan berlangsung selama dua siklus,
sekolah yang dikembangkan oleh Kemmis & perencanaan dan persiapan dimulai bulan
Taggart (2000), dimana pada prinsipnya ada Januari 2018 dan pelaksanaan mulai awal bulan
empat tahap kegiatan yaitu, perencanaan Februari 2018 di SDN Pintu Kecamatan
tindakan (planning), pelaksanaan tindakan Jenangan Kabupaten Ponorogo jam 07.30-
Jurnal Refleksi Pembelajaran Volume VI Nomor 2 Tahun 2021
41
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan ISSN 2655-6383 (ONLINE)

11.00. Perencanaan penelitian meliputi: 1) tinggi, skor 4 = tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 =
Pertemuan dengan guru-guru, menginformasi- rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Untuk
kan tentang pelaksanaan penelitian; 2) Peneliti mendapatkan nilai digunakan rumus : jumlah
menyiapkan skenario diskusi kelompok yang skor perolehan dibagi jumlah skor maksimal
akan dilaksanakan selama proses tindakan; 3) dikalikan 100.
Peneliti menyiapkan instrumen penelitian Setelah diperoleh nilai, maka nilai
(lembar observasi, lembar penilaian kemam- tersebut ditransfer ke dalam bentuk kualitatif
puan guru); 4) Merencanakan pertemuan awal; untuk memberikan komentar bagaimana
5) Kegiatan penelitian tindakan sekolah pada kualitas sikap guru yang diamati dalam diskusi
siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dengan KKG, penyusunan skenario pembelajaran dan
kegiatan berkelanjutan. penilaian pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan Penelitian, Pada tahap Refleksi, Berdasarkan hasil observasi selama
pelaksanaan merupakan tahap inti dimana berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi pada
pelaksanaan diskusi KKG berlangsung dengan akhir pertemuan siklus dilakukan refleksi. Hasil
langkah-langkah berikut. Pertemuan I, Peneliti refleksi ini dijadikan acuan untuk merencanakan
selaku kepala sekolah memberi arahan umum penyempurnaan dan perbaikan siklus berikut-
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai nya. Semua tahap kegiatan tersebut mulai dari
sumber belajar. Guru membentuk kelompok tahap perencanaan, pelaksanaan maupun obser-
diskusi dan menetapkan pokok permasalahan vasi dan evaluasi dilakukan secara berulang-
yang akan dibahas dalam diskusi kelompok. ulang melalui siklus–siklus sampai ada pening-
Pertemuan II, Guru melaksanakan pembelajaran katan sesuai yang diharapkan yaitu mencapai
dengan memanfaatkan lingkungan sekolah angka kategori”baik” dengan rentang skor 80-
sebagai sumber belajar sesuai skenario 89. Jika skor yang diperoleh kurang dari 80,
pembelajaran yang dimiliki. Peneliti melakukan berarti belum memenuhi target yang ditetapkan,
penilaian pada guru terkait dengan implementasi maka perlu bimbingan pada siklus II.
pembelajaran sesuai skenario yang dibuat.
Pertemuan III, Kelompok kerja guru melakukan Siklus II
diskusi tentang kendala-kendala pelaksanakan Perencanaan Penelitian, Pada tahap ini diren-
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan canakan supervisi (pembinaan) dengan menggu-
sekolah sebagai sumber belajar. Peneliti nakan teknik diskusi Kelompok Kerja Guru,
melakukan bimbingan dalam kelompok, terkait tentang pemanfaatan lingkungan sekolah
dengan pembelajaran yang diterapkan guru. dan sebagai sumber belajar oleh guru mata pelajaran
merevisi skenario pembelajaran sehingga di sekolah binaan yang belum mencapai hasil
menghasilkan skenario pembelajaran yang optimal dalam siklus I. Kegiatan penelitian
sesuai dengan PAIKEM. tindakan sekolah pada siklus II dilaksanakan
Observasi dan Evaluasi, Tahap observasi pada minggu keempat bulan Februari 2018 di
bertujuan untuk mengetahui kerjasama, SDN Pintu Kecamatan Jenangan Kabupaten
kreativitas, perhatian, maupun presentasi yang Ponorogo pada jam sekolah yaitu dari jam
dilakukan guru dalam menyusun skenario 07.30-11.00. Hal-hal yang direncanakan pada
pembelajaran maupun dalam melaksanakan prinsipnya sama dengan perencanaan pada
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan
sekolah sebagai sumber belajar. Pelaksanaan refleksi siklus I, dilakukan perbaikan terhadap
observasi dilakukan dengan menggunakan strategi dan penyempurnaan pelaksanaan
lembar observasi. Adapun skala penilaian yang bimbingan di siklus II.
digunakan adalah skala Likert dengan 5 kategori Pelaksanaan Penelitian, Pada prinsipnya
sikap yaitu:sangat tinggi, tinggi, rendah, sedang langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada
dan sangat rendah. Penilaian dilakukan dengan siklus I diulang pada siklus II dengan memo-
memberi skor pada kolom yang tesedia dengan difikasi dan perbaikan-perbaikan berdasarkan
ketentuan sebagai berikut : skor 5 = sangat hasil refleksi pada siklus I. Kegiatan pada siklus
Jurnal Refleksi Pembelajaran Volume VI Nomor 2 Tahun 2021
42
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan ISSN 2655-6383 (ONLINE)

II terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan dengan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : Hasil Penelitian
Pertemuan I, Melalui Kelompok Kerja Guru Penelitian tindakan sekolah ini
mendiskusikan tentang permasalahan-permasa- dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
lahan atau hambatan memanfaatkan lingkungan sudah disusun sebelumnya dengan tahapan-
sekolah sebagai sumber belajar,dalam menyu- tahapan sebagai berikut :
sun skenario pembelajaran yang selanjutnya Siklus I
dicarikan pemecahannya. Kegiatan ini dibantu Berdasarkan pengamatan awal di SDN
oleh guru yang dianggap sudah cukup mampu Pintu Kecamatan Jenangan Kabupaten
dalam hal tersebut. Guru mempresentasikan dan Ponorogo, semua guru mata pelajaran jarang
mensimulasikan hasil diskusi kelompoknya. dan bahkan tidak pernah memanfaatkan
Guru merevisi dan Menyempurnakan skenario lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, hal
pembelajaran dengan mengoptimalkan peman- ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan
faatan lingkungan sekolah sebagai sumber kemampuan guru untuk memanfaatkan ling-
belajar. kungan sekolah sebagai sumber belajar. Selama
Pertemuan II, Guru melaksanakan kegiatan ini guru lebih banyak menggunakan buku paket
belajar mengajar di kelas dengan menggunakan dan alat peraga yang dimiliki sekolah sebagai
skenario pembelajaran yang sudah direvisi. sumber belajar untuk melengkapi kegiatan
Guru mendiskusikan dan menyempurnakan pembelajaran di kelas. Demikian pula kegiatan
skenario pembelajaran yang lengkap dengan pembelajaran di luar kelas sangat jarang dan
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai bahkan tidak pernah dilakukan dengan alasan
sumber belajar. Guru mencatat kekurangan tidak cukup waktu, masalah keamanan dan
pembelajaran yang perlu diperbaiki dan keselamatan siswa. Hal ini sudah tentu kurang
disempurnakan. sesuai dengan pembelajaran yang menggunakan
Observasi dan Evaluasi, Observasi dilakukan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
peneliti saat guru berdiskusi tentang masalah efektif dan menyenangkan (PAIKEM) yang
atau hambatan dan pemecahannya dalam harus dilaksanakan dalam penterapan kurikulum
kegiatan Kelompok Kerja Guru baik secara 2013. Kegiatan dalam siklus I ini, diawali
individu maupun kelompok.Observasi terhadap dengan kegiatan diskusi Kelompok Kerja Guru
aspek sikap guru dilakukan dengan (KKG) tentang permasalahan yang dihadapi
menggunakan format observasi yang sama dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
dengan format observasi yang digunakan pada sumber belajar, dilanjutkan dengan informasi
siklus I. Evaluasi dilakukan pada akhir tentang manfaat lingkungan sekolah sebagai
pertemuan siklus II, dengan menggunakan sumber belajar bagi siswa dan implementasinya
format penilaian yang sama dengan format dalam proses belajar mengajar. Saat guru
penilaian yang digunakan pada siklus I. Adapun berdiskusi dalam Kelompok Kerja Guru pada
aspek yang dinilai, serta cara menilai juga sama siklus I, peneliti mengadakan observasi tentang
dengan penilaian pada siklus I. sikap guru dalam berdiskusi yang hasilnya seba-
Refleksi, Berdasarkan hasil observasi selama gai berikut : 1 orang guru mendapat skor 77; 1
berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi pada orang guru mendapat skor 78; 1 orang guru
akhir pertemuan siklus II, maka dilanjutkan mendapat skor 79; 4 orang guru mendapat skor
dengan mengadakan refleksi terhadap kegiatan 80; dan 1 orang guru mendapat skor 81. Skor
dan hasil kegiatan yang sudah berlangsung. rata-rata 79,38. Termasuk dalam kategori C.
Bila guru sudah memperoleh skor 80-89, Penilaian terhadap skenario pembelajaran
kemampuan guru memanfaatkan lingkungan dalam bentuk program perencanaan pelaksanaan
sekolah sebagai sumber belajar sudah baik. Jika pembelajaran (RPP) yang disusum guru dalam
skornya kurang dari 80, perlu tindak lanjut siklus I, didapatkan hasil sebagai berikut : 1
dalam pembinaannya. guru mendapat nilai 65; 2 guru mendapat nilai
75; 2 guru mendapat nilai 80; dan 3 guru
Jurnal Refleksi Pembelajaran Volume VI Nomor 2 Tahun 2021
43
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan ISSN 2655-6383 (ONLINE)

mendapat nilai 85. Nilai rata-rata 78,75. antara lain guru belum sepenuhnya memahami
Termasuk dalam kategori C. manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber
Sedangkan penilaian implementasi belajar, dan guru dalam memilih sumber belajar
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai dan memilih strategi pembelajaran dengan
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di memanfaatkan lingkungan sekolah belum sesuai
kelas pada siklus I didapatkan hasil sebagai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dalam
berikut : 1 orang guru mendapat nilai 66,66; 1 skenario pembelajaran guru pada: aspek 1. jenis
orang guru mendapat nilai 70,00; 2 orang guru sumber belajar dari lingkungan sekolah tidak
mendapat nilai 73,33; 1 orang guru mendapat tercantum, padahal materi pelajaran ada
nilai 80,00; 2 orang guru mendapat nilai 86,67; kaitannya dengan lingkungan sekolah; aspek 2.
dan 1 orang guru mendapat nilai 90,00. Nilai Kesesuaian antara materi pelajaran dengan
rata-rata 78,33. Termasuk dalam kategori C. media dan setrategi pembelajaran masih kurang;
Data penelitian tindakan sekolah yang aspek 4. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran
diperoleh dari hasil observasi sikap guru dalam dengan sumber bahan,lebih banyak hanya
kegiatan diskusi kelompok kerja guru tentang mencantumkan buku paket sebagai satu-satunya
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
sumber belajar pada siklus I, hasilnya termasuk Dari hasil refleksi pelaksanaan pembela-
kategori “cukup” dengan rata-rata nilai 79,38. jaran di kelas, hambatan-hambatan yang dite-
Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam mukan adalah sebagai berikut : aspek 1.dalam
berdiskusi belum menampakkan kerjasama, kegiatan awal, guru tidak memberi informasi
aktivitas dan perhatian yang baik terhadap tujuan pembelajaran dan waktunya belum sesuai
permasalahan pemanfaatan lingkungan sekolah dengan perencanaan; aspek 2. kegiatan inti,
sebagai sumber belajar, sehingga diperlukan langkah-langkah pembelajaran masih didomi-
bimbingan yang lebih intensif. nasi guru dengan metode ceramah sehingga
Penilaian skenario pembelajaran yang kurang sesuai dengan pembelajaran aktif,
berbentuk rencana pelaksanaan pembelajaran inovatif, kreatif, efektif dan menye-nangkan
(RPP) hasilnya termasuk kategori “cukup” (PAIKEM); aspek 3. Kemampuan guru
dengan rata-rata nilai 78.75. Hal ini mengkaitkan materi pelajaran dengan lingku-
menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam ngan sekolah belum optimal; aspek 4. Penutup
menyusun skenario pembelajaran dengan pelajaran, guru kurang memberi penekanan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tentang lingkungan sekolah. Hambatan-ham-
sumber belajar perlu peningkatan. batan tersebut akan disempurnakan pada
Penilaian implementasi pemanfaatan kegiatan siklus II.
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar Siklus II
dalam kegiatan pembelajaran di kelas, hasilnya Pada siklus II, kegiatan yang dilaksana-
termasuk kategori “cukup” dengan rata-rata kan adalah mendiskusikan hambatan-hambatan
nilai 78.33. Hal ini menunjukkan bahwa guru yang dialami dalam menyusun skenario
dalam mengimplementasikan pemanfaatan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar kelas pada siklus I melalui kegiatan Kelompok
melalui kegiatan pembelajaran di kelas belum Kerja Guru (KKG). Adapun secara rinci uraian
optimal, sehingga perlu peningkatan. kegiatannya sebagai berikut :
Dengan adanya hasil observasi dan Dalam penyusunan skenario pembelaja-
penilaian pada kegiatan siklusI maka peneliti ran khususnya pada aspek 1, 2 dan 4 guru
melakukan refleksi. Dari refleksi terhadap melakukan revisi, dipandu oleh guru yang sudah
seluruh kegiatan pada siklus I, maka ditemukan mampu, dengan bimbingan kepala sekolah.
beberapa hambatan yang mengakibatkan belum Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,
optimalnya kemampuan guru memanfaatkan terkait dengan hambatan pada aspek 1. kegiatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. awal, aspek 2. kegiatan inti, aspek 3.
Adapun hambatan-hambatan tersebut, kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran
Jurnal Refleksi Pembelajaran Volume VI Nomor 2 Tahun 2021
44
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan ISSN 2655-6383 (ONLINE)

dengan lingkungan sekolah, dan aspek 4. dalam memprogramkan pembelajaran serta


penutup pelajaran, maka guru mendiskusikan dalam implementasinya di kelas yang sudah
kembali hambatan tersebut dalam Kelompok menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
Kerja Guru dibimbing kepala sekolah. Sebelum guru untuk memanfaatkan lingkungan sekolah
pelaksanaan pembelajaran di kelas, terlebih sebagai sumber belajar yang lebih baik.
dahulu dilakukan simulasi atau modeling Sedangkan dari jumlah guru, 75% sudah
dengan menggunakan anggota kelompok guru mencapai kriteria yang ditetapkan.
sebagai siswa.
Sebagaimana kegiatan peneliti pada PEMBAHASAN
siklus I, maka kegiatan pada siklus keduapun Berdasarkan data tersebut di atas dapat
dilakukan observasi, evaluasi dan penilaian. diketahui, bahwa pada pengamatan awal guru
Hasil observasi terhadap sikap guru dalam mata pelajaran jarang dan bahkan tidak pernah
berdiskusi pada siklus II dapat disajikan sebagai memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
berikut : 2 orang guru mendapat skor 82; 2 sumber belajar, hal ini disebabkan oleh
orang guru mendapat skor 83; 1 orang guru kurangnya pemahaman dan kemampuan guru
mendapat skor 85; 2 orang guru mendapat skor untuk memanfaatkan lingkungan sekolah
86; dan 1 orang guru mendapat skor 92. Skor sebagai sumber belajar. Setelah diberikan
rata-rata 84,88. Termasuk dalam kategori B. tindakan melalui siklus I, ada peningkatan
Hasil penilaian terhadap skenario kemampuan guru-guru di dalam memanfaatkan
pembelajaran dalam bentuk rencana lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
pelaksanaan pembelajaran(RPP) dapat disajikan Dari 8 orang guru yang terlibat, 5 orang guru
sebagai berikut : 4 guru mendapat nilai 80; dan sudah mendapat skor dengan kategori “baik”
4 guru mendapat nilai 85. Nilai rata-rata 82,50. sedangkan 3 orang dengan kategori “cukup”.
Termasuk dalam kategori B. Oleh karena itu dilanjutkan dengan tindakan
Hasil penilaian terhadap pelaksanaan siklus II yang hasilnya secara umum ada
pembelajaran dapat disajikan sebagai berikut: 1 peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 75%
orang guru mendapat nilai 73,33; 1 orang guru guru sudah mendapatkan kategori baik dengan
mendapat nilai 76,67; 3 orang guru mendapat skor rata-rata 80-89.Hal ini sudah sesuai dengan
nilai 80,00; 2 orang guru mendapat nilai 86,67; kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Secara
dan 1 orang guru mendapat nilai 90,00. Nilai rinci perolehan nilai rata-rata peningkatan
rata-rata 82,08. Termasuk dalam kategori B. kemampuan guru memanfaatkan lingkungan
Data yang diperoleh dari observasi sikap sekolah sebagai sumber belajar yaitu nilai rata-
guru pada siklus II, setelah dianalisis ada rata observasi hasil kegiatan diskusi 79,38 di
peningkatan kearah perbaikan yaitu berada pada siklus I menjadi 84,88 di siklus II ada
kategori “baik”, dengan rata-rata nilai 84.88. peningkatan 5,5. kegiatan penyusunan skenario
Sedangkan untuk penilaian skenario pembelaja- pembelajaran nilai rata-rata 78,75 di siklus I
ran dan penilaian pelaksanaan pembelaja- menjadi 82,50 di siklus II ada peningkatan 3,75,
ran,masing-masing juga ada peningkatan yang kegiatan pembelajaran atau dalam proses belajar
ke arah yang lebih baik yaitu: untuk skenario mengajar nilai rata-rata 78,33 di sklus I menjadi
pembelajaran berada pada kategori “baik” 82,08 di siklus II, ada peningkatan 3,75.
dengan nilai rata-rata 82.50, dan untuk penilaian
pelaksanaan pembelajaran di kelas berada pada SIMPULAN DAN SARAN
kategori “baik” dengan nilai rata-rata 82.08. Simpulan
Dengan melihat hasil pada siklus II, maka Berdasarkan hasil analisis dan
refleksi terhadap hasil yang diperoleh peneliti pembahasan siklus I dan siklus II tersebut di
pada siklus II ini adalah adanya peningkatan atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada
kemampuan guru memanfaatkan lingkungan peningkatan kemampuan guru dalam
sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh sumber belajar melalui pendekatan diskusi
Jurnal Refleksi Pembelajaran Volume VI Nomor 2 Tahun 2021
45
ISSN 2528-3669 (CETAK) dan ISSN 2655-6383 (ONLINE)

Kelompok Kerja Guru di SDN Pintu Kecamatan Pintu Kecamatan Jenangan Kabupaten
Jenangan Kabupaten Ponorogo; 2) Dengan Ponorogo, di dalam menyusun skenario
memanfaatkan kelebihan diskusi dalam pembelajaran agar memanfaatkan semaksimal
Kelompok Kerja Guru, akan dapat memecahkan mungkin lingkungan sekolah dan lingkungan
masalah yang dihadapi guru terutama yang siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran
berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, dan mengintensifkan
sekolah sebagai sumber belajar dalam proses diskusi KKG dalam memecahkan masalah yang
belajar mengajar di SDN Pintu Kecamatan dihadapi; 2) Kepada pihak kordinator mata
Jenangan Kabupaten Ponorogo. pelajaran, agar selalu memberikan motivasi bagi
guru-guru yang lain untuk menyempurnakan
Saran metode dan setrategi pembelajaran yang
Dari simpulan tersebut di atas, disarankan diterapkan di sekolah khususnya di SDN Pintu
: 1) Kepada.guru-guru khususnya guru di SDN Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.

DAFTAR RUJUKAN
Badru Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Rusyan Tabrani. 2001. Pendekatan dalam
Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK Proses Belajar Mengajar. Bandung
2304. Modul 1-9. Jakarta Universiats Remaja Rosdakarya.
Terbuka. Sarman, Samsuni S.Pd. 2005. Implementasi
Ekowati, Endang. 2001. Stategi Pembelajaran Pendekatan Works Based Learning pada
Kooperatif. Modul Pelatihan Guru Sumber Belajar Masyarakat dalam
Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Pembelajaran PS-Ekonomi. Laporan
Jakarta : Depdiknas. Penelitian Tindakan Kelas. Banjarmasin.
Kasianto, I Wayan 2004 Meningkatkan Prestasi Tidak dipublikasikan.
Belajar Siswa dengan Pendekatan Sutrisno Hadi, 2000. Metodelogi Penelitian.
Diskusi Kelompok. Laporan Penelitian Yogyakarta : Andi
Kelas. Tidak dipublikasikan

Jurnal Refleksi Pembelajaran Volume VI Nomor 2 Tahun 2021


46

Anda mungkin juga menyukai