2829 3395 1 PB
2829 3395 1 PB
Email: paramatirtawwk@gmail.com
ABSTRAK
Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk membantu UKM Aneka Sari melihat
kelayakan usaha pengembangan yang akan dijalankan. Beberapa hal yang dikaji dan dalam analisis
kelayakan finansial antara lain biaya investasi dan produksi, harga pokok penjualan, dan kriteria
kelayakan usaha yang meliputi Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Payback
Period (PP), dan Incremental Rate of Return dan Ratio B/C. Hasil perhitungan kelayakan
finansial UKM Aneka Sari adalah, akan mencapai BEP dengan menjual produk sebanyak 15.560
kg atau senilai Rp. 21.783.556 setiap bulannya. NPV senilai Rp 119.278.467,41, Payback Perode
selama 2 tahun 9 bulan, IRR senilai 71,2 % serta Ratio B/C 1.13 di tahun pertama dan 1,45 pada
tahun kedua dan ketiga.
113
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 2 Mei 2012
114
Kusuma
usaha produksi nata de coco. Waktu tetap tidak tergantung pada kapasitas
Pelaksanaan penelitian pada bulan Januari produksi, pada umunya terdiri atas biaya
sampai bulan Maret 2011. tenaga kerja, biaya administrasi, biaya listrik
Metode Penelitian. Metode yang dan biaya pemeliharaan.
digunakan pada penelitian ini adalah studi Perhitungan HPP kapasitas terpasang atau
kasus. Mengumpulkan informasi mengenai aktual, dilakukan melalui penetapaan harga
biaya investasi, biaya produksi, biaya variabel, jual dikalangan produsen nata de coco, dan
biaya tetap, biaya untuk upah tenaga kerja perhitungan penerimaan atau revenue melalui
serta data-data lain yang terkait dengan kajian persamaan (Idham, 2011) :
ini. Informasi didapat melalui wawancara
dengan pemilik UKM dan penanggung jawab Harga Pokok = TC/Kapsitas
produksi serta melalui penelaahan buku Produksi Aktual (2)
catatan keuangan yang ada di UKM. Revenue = Harga Jual x
Metode Pengolahan Data. Data diolah Total produksi (3)
dalam bentuk tabulasi, kemudian dianalisis
Perhitungan cashflow, untuk melihat
secara matematis dengan merujuk pada
perkembangan aliran finansial yang bisa
aspek-aspek perhitungan Analisis kelayakan
diperoleh oleh UKM. Perhitungan cashflow
finansial, yaitu Break Even Point (BEP), Net
dilakukan untuk Cashflow Before Tax dan
Present Value (NPV), Payback Period,
Cashflow After Tax (Blank, 2002; Pujawan,
Incremental Rate of Return (IRR), dan Rasio
2004).
B/C.3 Data biaya variabel dan biaya tetap
Analisis kelayakan finansial menggunakan
digunakan untuk mengetahui total biaya
perhitungan:
produksi atau total cost, dengan perhitungan :
BEP adalah suatu titik jumlah produksi atau
penjualan yang harus dilakukan agar biaya
TC = VC + FC (1)
yang dikeluarkan dapat tertutupi kembali atau
Dimana : TC = Total Cost
nilai dimana profit yang diterima UKM adalah
VC =Variabel Cost
nol (Pujawan, 2004).
FC = Fixed Cost
115
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 2 Mei 2012
116
Kusuma
(BEP), Net Present Value (NPV), Payback pada bulan 7-12 meningkat menjadi 1000
Period, Incremental Return Rate (IRR) dan loyang/hari dan untuk seterusnya
B/C Ratio ini digunakan untuk mengetahui meningkat menjadi 1200 loyang/hari.
kelayakan suatu usaha agroindustri dilihat dari Kapasitas terpasang apabila peralatan
aspek kelayakan finansial.8 Untuk dan sarana prasarana produksi telah
memudahkan penentuan BEP, NPV, Payback diimplementasikan pada UKM yaitu
Period, IRR dan B/C Ratio terlebih dahulu sebanyak 1200 loyang/hari.
dilakukan perhitungan dan pembuatan Peningkatan kapasitas produksi pada UKM
cashflow .[14,16] akan berpengaruh terhadap penurunan harga
Perhitungan Cashflow. Cashflow Before HPP sehingga dapat meningkatkan margin
Tax adalah aliran finansial pada UKM kontribusi atau keuntungan bagi UKM (Tabel.
sebelum UKM melakukan pengembalian 3).
terhadap dana pinjaman, sedangkan Tabel 3. Perubahan HPP pada UKM
Cashflow After Tax adalah aliran finansial Keterangan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
pada UKM setelah UKM melakukan Satuan
pengembalian terhadap dana pinjaman. Umur Biaya Tetap
11,227,778 11,227,778 11,227,778
Rp/bulan
proyek pada UKM ini ditentukan oleh umur
Biaya Variabel
atau masa pengembalian pinjaman yaitu 10,128,000 12,660,000 15,192,000
Rp/bulan
selama tiga tahun. Cashflow Before Tax dan
Total Biaya
Cashflow After Tax dapat dilihat pada Tabel.2 21,355,778 23,887,778 26,419,778
Rp/bulan
dan rinciannya pada Lampiran 2 sampai Produksi
dengan Lampiran 3. 19,200 24,000 28,800
Loyang/bulan
Produksi
Tabel 2. Perbandingan Cashflow Before Tax 21.120 26.400 31.680
Kg/Bulan
dan Cashflow After Tax HPP
1.112 995 917
Cashflow After Rp/Kg
Thn Cashflow Tax Harga Jual
Before Tax (Rp) (Rp) 1,400 1,400 1,400
Rp
0 -57,000,000 -57,000,000 Margin
1 14,007,700 -42,621,733 Kontribusi 20.57 % 28.9 % 34.5 %
2 155,874,800 151,524,800 Rp
3 155,874,800 151,524,800
Break Event Point (BEP). Dari persamaan
Asumsi yang digunakan adalah : (4) didapat nilai BEP produksi nata de coco
1. Asumsi peningkatan penjualan,bulan 1 sebanyak 15.560 kg nata de coco atau Rp.
sampai bulan 6 di tahun pertama adalah 21.783.556.
80%, kemudian pada bulan 7-12
meningkat menjadi 85 % dan untuk Tabel 4. Perhitungan BEP
seterusnya meningkat menjadi 90%. Uraian Satuan Jumlah
Dikarenakan UKM harus melakukan Penjualan/bulan Kg 21.120
penetrasi dan pengisian kepada pasar Penjualan Rp 29.568.000
baru yang berada di luar area pemasaran Laba Bersih Rp 7,784,444
sebelumnya serta merupakan grace BEP Kg 15,560
periode atau waktu tenggang kepada UKM BEP Rp 21,783,556
untuk beradaptasi dengan adanya
penambahan peralatan baru. [16,17] Net Present Value (NPV). Nilai NPV yang
2. Asumsi peningkatan kapasitas produksi positif menunjukkan bahwa proyek atau
[17,18], bulan 1 sampai bulan 6 di tahun industri tersebut layak untuk dilaksanakan
pertama adalah 800 loyang/hari, kemudian sementara nilai NPV negative berarti proyek
tidak layak dilakukan.[15] Dari persamaan (5)
117
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 2 Mei 2012
didapat nilai NPV produksi nata de coco untuk penerimaan dan pengeluaran (TC) dari
periode tiga tahun dengan nilai Cashflow After Tax untuk setiap tahun
Rp119.278.467,41. selama umur proyek yaitu tiga tahun. Pada
Payback Period. Suatu usaha dikatakan Tabel.6, dengan menggunakan persamaan
layak jika nilai payback period lebih kecil atau (7) dapat dilihat bahwa B/C ratio pada tahun
sama dibandingkan umur investasi pertama adalah 1,13 dan untuk tahun kedua
usaha.[10,17] Melalui persamaan (6) serta tahun ketiga mengalami kenaikan senilai
didapatkan hasil payback perode yang dapat 22 % (1.45), sehingga dapat dikatakan bahwa
dipercepat selama tiga bulan (0,92) dari masa untuk tahun kedua dan ketiga dari setiap
pengembalian pinjaman selama tiga tahun satuan biaya yang dikeluarkan akan terjadi
(Tabel.5). Merujuk pada penelitian terdahulu peningkatan benefit sebesar 22%.
beberapa UKM nata de coco memiliki
payback periode senilai 0,69 dan 0,92 untuk Tabel 6. Perhitungan B/C Ratio
umur proyek 4 tahun.[10] Tahun Benefit Cost B/C ratio
1 283.248.000 249.869.733 1.13
Tabel 5. Perhitungan payback period 2 435.456.000 299.764.533 1.45
Cashflow 3 435.456.000 299.764.533 1.45
Thn Keterangan
(Rp)
0 -57,000,000 Bernilai Negatif Pada Tabel.7 dapat dilihat perubahan NPV
1 -106,461,733 Bernilai Negatif dan IRR pada Cashflow Before Tax dan
2 32,287,659 Bernilai Positif Cashflow After Tax. Meskipun terjadi
3 187,686,978 Bernilai Positif perubahan nilai yaitu penurunan IRR sebesar
PP = 2 Tahun 9 Bulan (0,92) 37% dan penurunan NPV sebesar 30%,
namun NPV masih bernilai positif dan IRR
Incremental Return Rate (IRR). Nilai IRR masih 6 kali lebih tinggi dari pada penetapan
yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat MARR (12%). Penurunan terhadap IRR terjadi
suku bunga (MARR) yang berlaku karena dalam perhitungan Cashflow After Tax
menunjukkan usaha layak untuk ditambahkan pembebanan biaya diantaranya
dikembangkan. Dari hasil perhitungan biaya pajak perbankan 10%, biaya depresiasi
diperoleh nilai IRR usaha produksi Nata de peralatan serta biaya management fee
Coco dalam penelitian ini adalah 71,2 % dan (Lampiran.3).
MARR yang digunakan adalah 12 %, dengan
Tabel 7. Perubahan NPV dan IRR
merujuk pada penelitian terdahulu yang
Cashflow Cashflow After
menetapkan nilai MARR 12%.[16,17,18] Nilai
Before Tax Tax
MARR juga bisa menggunakan tingkat suku NPV Rp170.283.853 Rp119.278.467,41
bunga pinjaman dari BANK10, walaupun belum IRR 113.11% 71,20%
ada penetapan secara pasti cara untuk nilai MARR 12% 12%
MARR.[21] Mengingat nilai IRR jauh lebih
besar daripada nilai MARR yang ditetapkan Dalam implementasi perhitungan Analisis
(12%), maka pengembangan usaha nata de kelayakan finansial yang akan lebih mudah
coco ini layak dikembangkan. digunakan oleh UKM, saat ini telah tersedia
program sederhana Excel dan dapat
B/C Ratio. Nilai Rasio B/C lebih besar dari digunakan secara praktis.
satu maka proyek maka dinyatakan layak.
Kemudian niilai Rasio B/C sama dengan satu KESIMPULAN
maka proyek disebut impas, sedangkan jika Pengembangan usaha UKM Nata de Coco
Rasio B/C lebih kecil dari satu maka proyek memiliki potensi ekonomi yang cukup bagus
atau industri dinyatakan rugi.[11] Analisis B/C dan layak untuk dikembangkan, ditunjukan
Ratio menggunakan total atau akumulasi dari perhitungan analisis kelayakan finansial.
118
Kusuma
Selain memberi keuntungan bagi UKM, Erlina. 2006. Analisis Perancangan Agroindustri
pengembangan usaha ini juga dapat Berbasis Karet. Jurnal Bisnis dan Manajemen,
meningkatkan kapasitas produksi untuk 3(1):73-92.
memenuhi permintaan pasar. Rantala, J., P. Harstela, V.M Saarinen and L. Tervo,
A Techno-Economic Evaluation Of Bracke
REFERENSI And M-Planter Tree Planting Devices. Research
Adiningsih, S. Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Article The Finnish Society of Forest Science
Kecil Dan Menengah di Indonesia. ISSN 0037-5330. The Finnish Forest Research
(http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/Reg Institute Silva Fennica : p 43(4)
ulasi%20dalam%20revitalisasi%20- Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Industri
%20sri%20adiningsih.pdf) diakses pada tanggal 7 Pengolahan Nata De Coco. Bank Indonesia
April 2011. Direktorat Kredit, BPR dan UMK.
Kusuma, P.T.W.W dkk. 2010. Financial Analysis (http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4EA31DE1-
Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) 5AD4-4466-ACC0-
Produsen Flakes Ubi Jalar (Emergency Food) 0A12628B5167/15987/IndustriPengolahanNata
(Studi Kasus UKM Mandiri Pangan Mapan deCoco.pdf) , diakses pada tanggal 7 April
Makmur, Gunung Kidul). Proceeding Seminar 2011.
on Application and Research in Industrial Idham, A., T.Lestari dan D. Adriani. Analisis
Technology 2010 (SMART) Tahun 2010 : C1- Finansial Sistem Usaha Tani Terpadu
C6. Yogyakarta, 29 Juli 2010 : Universitas (Integrated Farming System) Berbasis Ternak
Gadjah Mada Yogyakarta Sapi di Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal
National Association of Certified Valuation Pembangunan Manusia Edisi 6.
Analysts. 2005. Analysis of The Statement of http://balitbangdasumsel.net/data/download/201
Cash Flow and Financial Ratio Analysis, 00414125413.pdf, diakses pada tanggal 3 April
Fundamentals, Techniques & Theory 1995– 2011)
2005. De Garmo, E. E. Paul, W.G. Sullivan, and J.R.
Sutojo, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Canada, 1984 Engineering Economic. 7th
Praktek. Jakarta:Gramedia. Edition. New York : Mac Millan Pub.Co.
Firmansyah, B.A., A. Veronika, dan B. Blank, Leland and Anthony Tarquin. 2002.
Trigunarsyah. 2006. Risk Analysis In Feasibility Engineering Economy Fifth Ed. New York :
Study Of Building Construction Project: Case Mc.Graw Hill.
Study-PT. Perusahaan Gas Negara Indonesia. Pujawan, I.N. 2004. Ekonomi Teknik. Surabaya :
The Tenth East Asia-Pacific Conference on Penerbit Guna Widya.
Structural Engineering and Construction, Ardana, K., B. Pramudya, M. Hasanah, dan A.H.
Bangkok, Thailand Tahun 2006. Bangkok 3-5 Tambunan. 2008. Pengembangan Tanaman
Agustus, Thailand Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Mendukung
Wolf, O.M. et.al. 2005. Techno-economic Kawasan Mandiri Energi Di Nusa Penida, Bali.
Feasibility of Large Scale Production of Bio- Jurnal Littri 14(4) : 155–161.
based Polymers in Europe. Technical Report Sudaryanto, A., Surahman, D.N dan Joewenda, J.
Series European Commission. Institute for 2008. Teknologi Tepat Guna Wilayah
Prospective Technological studies, Joint Kepulauan. Subang : LIPI Press.
research, ISBN 92-79-01230-4, Technical Surahman, D.N., H.M. Astro, dan H. Priyatna.
Report EUR 22103 EN. 2007. Business Plan : Kajian Bisnis Agroindustri,
Mc.Keough,P., et. al. 2005. Techno-economic Studi Kasus UKM Nanas. Jakarta : LIPI Press.
Analysis of Biotrade Chains. Proceeding Surahman, D.N., H.M. Astro, dan H. Priyatna.
Upgraded Biofuels from Russia and Canada to 2007. Nanas dan Produk Olahannya. Jakarta :
the Netherlands Espoo 2005. Research VTT LIPI Press
Tiedotteita . Research Notes 2312. pp. 25.
119
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 2 Mei 2012
Fazwa, M.A.F., P.A. Fauzi, A.G. Ab. Rasip dan M.M. Sudong, Y., and R.L.K. Tiong. 2002. NPV-at Risk
Noor. 2001. A Preliminary Analysis On Method in Infrastructure Project Investment
Financial Assessment Of Citrus Hystrix (Limau Evaluation”. Journal of Construction
Purut) Grown On Plantation Basis, Forest Engineering and Management, 126(3), 227-233.
Research Institute Malaysia (FRIM), 52109 Kepong, Wibowo, A . 2006. Mengukur Risiko dan
Selangor Darul Ehsan, (Project No. 01-04-01- Atraktivitas Investasi Infrastruktur di Indonesia.
0094-EA001). Jurnal Teknik Sipil, 13: 123-132
120