Anda di halaman 1dari 13

Pendahuluan.

Latar belakang
Teaching factory merupakan unit produksi yang dimiliki politeknik kelautan dan
perikanan pangandaran. TEFA berfungsi sebagai tempat pembelajaran taruna melalui
kegiatan produksi. TEFA dikondisikan sedemikian rupa untuk mendekati kondisi pabrik
atau tempat produksi suatu perusahaan. Peralatan yang berada di dalam TEFA
memiliki spesifikasi untuk produksi masal. Jadi, TEFA bukan merupakan sarana
praktikum melainkan sarana pembelajaran produksi. Selain itu, TEFA memiliki struktur
organisasi yang menyerupai struktur organisasi perusahaan. Struktur oragnisasi
tersebut termasuk manager dan unit pelaksana yang terdapat di setiap program studi.
Dengan demikian, melalui kegiatan produksi pada TEFA tersebut, diharapkan taruna
dapat belajar berbagai hal tentang mekanisme produksi di suatu perusahaan.

TEFA dianalogikan sebagai sebuah perusahaan pada suatu institusi pendidikan.


Namun, sebagai perusahaan atau unit usaha, TEFA tidak serta merta dijalankan atas
asas meraih keuntungan. Segala kegiatan TEFA harus didasarkan pada tujuan utama
sebagai sarana pendidikan bagi taruna. oleh karena itu, kegiatan produksi TEFA harus
melibatkan taruna dan tidak diperkenankan melibatkan sumber daya manusia dari luar
instansi.

Poltek KP Pangandaran memiliki unit TEFA yang terdiri dari subunit pengolahan,
subunit budidaya, dan subunit teknologi kelautan. Unit TEFA dikepalai oleh seorang
kepala unit. Sedangkan sub unit TEFA di bawah wewenang masing-masing program
studi dengan dikoordinir oleh seorang manager TEFA. Setiap subunit TEFA memiliki
program kerja masing-masing. Program kerja TEFA dari tiap subunit harus
dikorelasikan dengan kegiatan pembelajaran di tiap prodi. Salah satu kegiatan
pembelajaran yang harus disinkronkan tersebut ialah praktikum mata kuliah.
Sinkronisasi program kerja TEFA dengan kegiatan praktikum guna tercapainya tujuan
utama sebuah TEACHING factory.TEFA sebagai sebuah perusahaan (unit usaha
pembelajaran) membutuhkan pembiayaan untuk menjalankan program yang telah
disusun. Pembiayaan tersebut digunakan sebagai modal usaha. Pos pembiayaan TEFA
terdapat dalam anggaran belanja poltek KP Pangandaran.
TEFA Pengolahan telah menyelesaikan program kegiatan pada tahun anggaran
2019. Kegiatan Tefa pengolahan tersebut diupayakan untuk memberikan PNBP untuk
negara. Semua kegiatan yang direncanakan telah dilaksnakana dengan baik. Kegiatan
tersebut melibatkan dosen, karyawan, dan taruna PKPP. Rincian kegiatan dan belanja
bahan dijelaskan pada laporan kegiatan ini.

Maksud dan tujuan

1. Menganalisis sumber daya yang dimiliki TEFA secara komprehensif


2. Menganalisis kegiatan produksi TEFA dan menghubungkannya dengan
ketercapaian TEFA sebagai unit usaha dan unit pembelajaran.
3. Menyampaikan pertanggunjawaban pembelanjaan bahan baku dan penjualan
produk.
4. Menyampaiakan rincian ketercapaian kegiatan.TEFA 2019

Visi dan misi


Visi
Menjadi unit penunjang pembelajaran taruna yang mandiri dan mampu memberikan
kontribusi terhadap pendapatan negara.
Misi
Struktur Organisasi
Kepala unit TEFA : Kusuma Arumsari
Manajer TEFA Pengolahan : Satriya Abrian
Manajer TEFA Budidaya : Ega Adityaprama
Manajer TEFA Teknologi Kelautan : Yuni Ari Wibowo
Alamat TEFA :
Politeknik kelautan dan Perikanan Pangandaran
Jalan Raya Babakan KM 02, Pangandaran.
Kapital
Sumber Daya Manusia
Tefa pengolahan dikelola oleh program studi pengolahan hasil laut. Prodi PHL
menyediakan sumber daya manusia berpengalaman dalam pengolahan. Dosen dan
instruktur mampu membimbing taruna untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

sumber daya manusia tefa pengolahan terdiri dari

1. Dosen dan
2. tenaga kependidikan bidang pengolahan/ instruktur TEFA
3. Taruna

Bahan baku

Bahan baku utama ikan diperoleh dari tempat pelelangan ikan. Harga yang relative
murah karna jarak antar yang dekat dan ikan yang segar menjadi keuntungan tefa
pengolahan.

Sarana dan prasarana usaha

Tefa pengolahan terletak di kompleks kampus memudahkan akses terhadap sumber


daya manusia. Peralatan yang dimiliki tefa merupakan peralatan produksi otonmatis
yang mampu memproduksi dalam jumlah masal.

Mesin/peralatan produksi tefa:

1. Freezer
2. Mesin pencetak bakso
3. Fishbone separator
4. Penggiling daging
5. Pencetak sosis
6. Vacuum sealer
Hubungan program Tefa dan kegiatan pembelajaran

Pada tahun anggaran 2019 ini terdapat beberapa mata kuliah yang berhubungan
dengan kegiatan produksi tefa. Mata kulia- mata kuliah tersebut terbagi ke dalam
semester genap 2019/2020 dan semester ganjil 2020/2021. Berikut mata kuliah yang
memiliki hubungan pembelajaran dengan produksi TEFA.

Semester genap Semester ganjil


1. Pengoperasian Mesin Pengolahan 1. Teknik Pengemasan dan
Hasil Perikanan Pelabelan
2. Bahan Tambahan dan Bahan 2. Teknik Pengolahan Value Added
Penolong Produk
3. Pengujian Sensori Hasil Perikanan 3. Penanganan Limbah Industri
4. Kelayakan Dasar Unit Pengolahan Pengolahan
5. Teknik Pengolahan Modern 4. Manajemen Mutu Hasil Perikanan
6. Teknik Refrigerasi
7. Pengujian Mutu Hasil Perikanan

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, setiap mata kuliah memiliki
keterkaitan dengan mata kuliah yang lain. Sebagaimana dalam proses produksi,
pembagian mata kuliah dimulai dari hulu ke hilir. Maksud mata kuliah hulu adalah mata
kuliah yang memberikan pemahaman tentang dasar-dasar bahan baku dan Teknik
operasi peralatan. Sedangkan mata kuliah ilir adalah matakuliah tingkat lanjut yang
mempelajari produksi, manjemen, hingga mutu produk.

Kegiatan produksi tefa hendaknya berjalan beriringan dan terintegrasi dengan


rencana kegiatan belajar /praktikum mata kuliah. Sehingga, efektivitas pembelajaran
dapat dicapai. Selain itu, pelibatan sivitas akademika dalam aktivitas tefa akan
menyediakan sumber daya pekerja dan dapat dijadikan ppotensi konsumen.
Pemasaran
Segmentasi pasar
TEFA pengolahan telah melakukan analisis segmentasi pasar. Analisis
segmentasi pasar berguna untuk mengetahui karakteristik calon konsumen. Analisis
dilakukan dengan menetapkan karakter pengelompokan. Karakater pengelompokan
terdiri dari usia, pekerjaan, identitas asal dan pendidikan.

Setelah dilakukan analisis didapatkan kelompok konsumen sebagai berikut:

1. Anak sekolah SD-SMP


2. Anak sekolah SMA-Kuliah
3. Remaja dewasa
4. Wisatawan local
5. Wisatawan luar daerah
6. Wisatawan mancanegara
7. Warga setempat
8. Pekerja pemerintah
9. Pekerja swasta
10. Wiraswasta

Kesepuluh kelompok konsumen tersebut di atas memiliki karakter yang berbeda


dalam membeli atau mengkonsumsi produk. Sebagai contoh kelompok konsumen yang
masuk ke dalam anak sekolah SD dibandingkan dengan kelompok remaja-dewasa.
Kedua kelompok tersebut dibedakan berdasarkan rentang umur dan pendidikan.
Kelompok konsumen anak SD akan cenderung membeli makanan dengan ukuran lebih
kecil disbanding konsumen anak SMA. Namun, dari segi variasi, konsumen anak SD
akan cenderung memilih makanan yang bervariasi dalam hal bungkus. Perbedaan sifat
tersebut yang akan dijadikan pertimbangan dalam produksi, mulai dari kemasan,
pemilihan bahan baku, sampai dengan Teknik pemasaran.
Target pasar
Penentuan target pasar bertujuan untuk efisiensi dan efektivitas rencana
pemasaran. Target pasar ditentukan berdasarkan segmentasi pasar dengan dilakukan
pemeringkatan. Dengan target pasar, tujuan dan jalan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dapat dipetakan berdsarkan skala prioritas. Hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan target pasar adalah ukuran segmen, pertumbuhan segmen, analisis
situasi (SWOT), sumber daya perusahaan, biaya pemasaran, dan kesesuaian dengan
entitas perusahaan. Dari analisis segemnetasi, ditetapkan target utama pasar adalah
anak usia sekolah, wisatawan dan warga setempat, serta pekerja pemerintah.
Sedangkan berdasarkan lokasi, ditetapkan target pasar adalah Politeknik, pasar dan
lokasi wisata, warung dan kantin sekolah, dan rumah sakit atau psukesmas

Target pasar berdasarkan individu dan usia

1. Anak sekolah
2. Wisatawan local
3. Warga setempat

Target pasar berdasarkan lokasi

1. Sekolah/politeknik
2. Warung dan kantin sekolah
3. Rumah sakit dan puskesmas
4. Lokasi wisata dan pasar tradisional

Pemasaran

Pemasaran berisi uraian strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai keuntungan.
Uraian strategi tersebut dihubungkan dengan karakteristik khusus tiap target pasar.
Rencana pemasaran disusun setelah dilakukan analisis SWOT.
Strength Opportunity
Produk tefa berbahan dasar ikan segar Potensi pasar daerah pangandaran.
dengan harga relative murah namun Bukan hanya dari wistawan , namun juga
memiliki kualitas bagus. Diproduksi di warga pangandaran yang mengalami
tempat usaha institusi pendidikan (tefa) pertumbuhan. Produk asli pangandaran
dengan alat yang memadai dan tingkat dengan dukungan promosi dari pemda
kreatifitas dan inovasi yang tinggi. setempat. Mendukung Gerakan
Kualitas dan kuantitas sumber daya pemerintah gemarikan dalam
manusia dari kalangan ahli pengolahan. pencegahan stunting.

Weakness Threat
Produk kurang dikenal masyarakat Ekspansi produk nasional yang vtelah
Modal yang berasal dari negara memiliki nama. Bahan baku musiman,
menyebabkan pengembangan usaha sehingga harus didukung system
menjadi tidak luwes. Belum memiliki stocking yang mantap. Kegiatan usaha
perizinan usaha dan perizinan keamanan dilakukan di dalam komplks kampus, ada
produksi. Belum memiliki laboratorium uji potensi terganggu yang diakibatkan oleh
mutu. Masih kurangnya kemampuan kegiatan lain.
dalam pengelolaan keuangan. Bvelum
memiliki jejaring yang kuat dalam
pemasaran.

Setelah dilakukan SWOT, disusun rencana pemasaran berupa :


1. menentukan dan meyusun prioritas target pasar
2. menjajagi perjanjian kerjasama dengan distributor/swalayan
3. memproses perizinan usaha
4. memproses perizinan keamanan produk konsumsi
5. melakukan perjanjian pengadaan bahan baku konsumsi taruna
6. melakukan penjajagan penyediaan produk konsumsi rumah sakit.
Program Kegiatan TEFA
Program kegiatan Tefa pengolahan terbagi atas kegiatan pengembangan da
pembeljaaran produk konsumsi dan pengembangan dan pembelajaran produk non
konsumsi. Rincian kegiatan seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel. Program kegiatan TEFA Pengolahan tahun anggaran 2019


No Kegiatan TEFA Waktu
pelaksanaan
1 Pengembangan dan pembelajaran Surimi based 2019
product
2 Pengembangan dan pembelajaran Seaweed based 2019
product
3 Pengembangan dan pembelajaran Abon ikan 2019
4 Pengembangan dan pembelajaran Krim anti kerut 2019
5 Pengembangan dan pembelajaran Sabun rumput laut 2019
6 Pengembangan dan pembelajaran Masker rumput laut 2019

Realisasi belanja bahan TEFA


1. Pembelian bahan baku produk konsumsi

Ikan tuna 60 kg 40,000 2,400,000


ikan patin 60 kg 27,000 1,620,000
ikan tongkol 100 kg 30,000 3,000,000
7,020,000

2. Pembelian bahan baku tahap dua produk konsumsi dan non konsumsi
Asam sitrat 10 bungkus 5,000 50,000
essense 5 kg 20,000 100,000
natrium siklamat 4 kg 20,000 80,000
susu bubuk 5 kg 120,000 600,000
telur ayam 15 kg 35,000 525,000
kembang tahu 5 kg 120,000 600,000
kertas saring 4 gulung 25,000 100,000
cup pengemas 50 pack 13,000 650,000
plastik cup sealer 7 gulung 75,000 525,000
stick sendok es krim 15 pack 35,000 525,000
tabung elpiji 1 buah 1,000,000 1,000,000
4,755,000

3. Pembelian bahan baku tahap tiga produk konsumsi

Tepung sagu 40 kg 28,000 1,120,000


Tepung tapioka 44 kg 25,000 1,100,000
Tepung terigu 30 kg 20,000 600,000
Bread crumb 5 kg 30,000 150,000
garam meja 15 kg 25,000 375,000
gula merah 20 kg 20,000 400,000
gula pasir 15 kg 20,000 300,000
tepung karaginan 5 kg 175,000 875,000
bawang merah 9 kg 45,000 405,000
bawang putih 10 kg 60,000 600,000
bawang bombay 10 kg 40,000 400,000
kara 20 buah 5,000 100,000
minyak goreng 18 kg 13,000 234,000
butter 7 kg 180,000 1,260,000
7,919,000

4. Pembelian bahan baku tahap empat produk konsumsi

Ikan tuna 30 kg 40,000 1,200,000


ikan patin 30 kg 27,000 810,000
ikan tongkol 30 kg 30,000 900,000
2,910,000

5. Pembelian bahan baku tahap empat produk konsumsi dan non konsumsi
stick sendok es krim 10 pack 35,000 350,000
tutup cup 5 gulung 75,000 375,000
cup 30 pack 13,000 390,000
kertas saring 5 gulung 25,000 125,000
kembang tahu 5 kg 120,000 600,000
telur ayam 10 kg 35,000 350,000
susu bubuk 5 kg 120,000 600,000
natrium siklamat 3 kg 20,000 60,000
essense 5 kg 20,000 100,000
asam sitrat 5 bungkus 5,000 25,000
butter 5 kg 180,000 900,000
minyak goreng 15 kg 13,000 195,000
kara 15 buah 5,000 75,000
bawang bombay 11 kg 40,000 440,000
4,585,000

6. Pembelian bahan baku tahap empat produk konsumsi dan non konsumsi

bawang putih 10 kg 60,000 600,000


bawang merah 10 kg 45,000 450,000
gula 10 kg 20,000 200,000
gula merah 10 kg 20,000 200,000
garam 5 kg 25,000 125,000
bread crumb 5 kg 30,000 150,000
tepung karaginan 7 kg 175,000 1,225,000
Tepung terigu 15 kg 20,000 300,000
tepung tapioka 15 kg 25,000 375,000
tepung sagu 16 kg 28,000 448,000
4,073,000

Total belanja bahan kegiatan pengembangan dan pembelajaran TEFA ialah


Rp.31.262.000

Kegiatan TEFA ialah kegiatan pengembangan produk yang mendukung kegiatan


praktik taruna. Intinya, kegiatan TEFA harus menempatkan pembelajaran pada
prioritas pertama.

Dokumentasi kegiatan TEFA


Gambar. 1. Aktivitas taruna Prodi PHL dalam menyusun perancangan kegiatan
Tefa pengolahan.

Gambar.2. Aktivitas Taruna dalam pengolahan produk Non-konsumsi Masker


wajah.
Gambar.3. Aktivitas Taruna dalam kegiatan pameran produk TEFA.

Gambar.4. Aktivitas Taruna dalam kegiatan pengolahan produk TEFA tahap


penerimaan bahan baku.
Gambar.4. Aktivitas Taruna dalam kegiatan pengolahan produk TEFA

Simpulan
1. TEFA Pengolahan telah memiliki peraltan yang cukup memadai dalam
produksi produk konsumsi. Namun, masoih mempunyai keterbatasan dalam
memproduksi produk non konsumsi
2. Kegiatan TEFA Pengolahan telah sejalan dengan kegiatan perkuliahan
taruna. sehingga hal ini membuat aktivitas akdemik taruna menjadi lebih
efiein dan efektif. S
3. Pembelanjaan TEFA pengolahan telah sesuai dengan perencanaan awal di
tahun 2019.
4. Rencana kegiatan Tefa pengolahan telah tercapai semua. Yaitu program
kegiatan pengembangan produk konsumsi dan produk non konsumsi

Anda mungkin juga menyukai