Produksi
Alat dan Bahan Pengolahan
Hasil Nabati
Langkah Kerja
1. Siswa/i wajib datang dan melakukan percobaan sesuai jadwal yang telah ditentukan
(tidak diperkenankan datang terlambat)
3. Siswa/i diwajibkan memakai pakaian rapi, sopan dan memakai jas lab, penutup kepala
dan masker
5. Sebelum praktikum, siswa/i wajib memperlihatkan modul praktikum pada saat sebelum
pelaksanaan praktikum.
7. Alat-alat harus digunakan dengan hati-hati, dan bila terjadi kerusakan atau kehilangan
alat selama praktikum, siswa/i (secara individual atau berkelompok) bertanggung jawab
untuk memperbaiki atau mengganti alat tersebut.
8. Semua alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum dibersihkan dan disusun kembali
pada tempatnya secara rapi, kecuali pengawas praktikum memberikan instruksi lain.
9. Setelah melakukan percobaan, siswa/i harus membuat laporan sementara dalam jurnal
dari hasil pengamatan selama kegiatan praktikum.
10. Siswa/i harus membuat laporan akhir yang diserahkan satu minggu setelah kegiatan
praktikum (pengamatan terakhir).
11. Siswa/i yang tidak menyerahkan laporan akhir atau terlambat akan dikurangi nilainya
dan jika berturut-turut 2 kali tidak menyerahkan laporan, praktikan tersebut tidak boleh
mengikuti praktikum selanjutnya.
12. Selama praktikum dalam ruangan laboratorium, praktikan dilarang keras merokok,
bercanda, dan makan/minum.
PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan praktikum dibedakan menjadi 2 bagian yaitu laporan awal dalam bentuk
jurnal praktikum dan laporan akhir. Laporan awal (jurnal praktikum) terdiri dari metode
praktikum, alat bahan praktikum dan gambaran tahapan proses percobaan yang akan
dilakukan, berikut hasil pengamatan setelah percobaan. Sedangkan laporan akhir terdiri dari
pendahuluan, tinjauan pustaka, metode praktikum, hasil dan pembahasan dan bagian
penutup.
FORMAT LAPORAN
1. Bagian Depan
2. Bagian Utama
BAB I. PENDAHULUAN
Tujuan praktikum secara garis besar telah tercantum pada tiap-tiap judul praktikum.
Tinjauan Pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas terhadap pustaka yang
menimbulkan gagasan dan mendasari pelaksanaan praktikum. Tinjauan pustaka juga
menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari pustaka acuan
yang dijadikan landasan dan acuan pemikiran untuk melakukan penelitian.
Pustaka yang digunakan hendaknya diusahakan pustaka yang terbaru dan relevan.
Setiap kalimat yang ada di dalam tinjauan pustaka hendaknya diberi kutipan dimana
praktikan menyadur kalimat tersebut.
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Tulis alat dan bahan yang telah ada pada buku petunjuk praktikum atau alat dan bahan
sesuai yang digunakan pada saat praktikum di laboratorium.
Prosedur kerja mengikuti buku modul praktikum atau seperti yang dilakukan pada saat
percobaan tetapi setiap kalimat pasif diganti dengan kalimat aktif.
Hasil ditulis berdasarkan data yang dihasilkan dalam praktikum tersebut dan hasil
pengamatan.
4.2. Pembahasan
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang disarikan dari hasil
praktikum dan pembahasan dengan mengacu kepada tujuan penelitian. Dalam
menarik kesimpulan, praktikan harus kritis dan cermat memperhatikan apakah
kesimpulan yang dibuat dapat ditafsirkan lain dan apakah generalisasi yang dibuat
sudah cukup luas dan melibatkan kesimpulan, hasil, pendapat, dan teori yang ada.
5.2. Saran
Saran yang dikemukakan seharusnya berasal dari hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan atau hasil praktikum saja.
1. PRODUK REROTIAN
Produk rerotian (roti manis, roti tawar, dan donat) sudah banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia, tidak hanya di perkotaan saja akan tetapi sudah sampai ke desa-
desa produk-produk ini beredar. Roti dan donat sudah bukan makanan asing bagi
masyarakat Indonesia, walaupun belum merupakan makanan pokok. Produk rerotian
diproduksi baik dalam skala industri rumah tangga maupun industri besar.
Untuk memproduksi produk tersebut, harus diketahui dengan pasti apa bahan baku
dan bahan pendukungnya, peralatan, cara membuatnya, cara mengemas, dan analisis
usahanya. Walaupun bahan baku sebagian besar sama, akan tetapi bahan pendukung,
peralatan dan cara membuat/produksinya berbeda satu dengan lainnya. Kesalahan dalam
produksi akan menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan keinginan dan kriterianya.
1. BAHAN UTAMA
Ada beberapa jenis bahan yang harus ada pada proses pembuatan roti. Bahan-bahan
tersebut adalah: terigu, air, ragi, dan garam.
a) Terigu
Terigu merupakan hasil penggilingan biji gandum. Dalam proses pembuatan
roti, terigu merupakan bahan yang harus ada, karena terigu mempunyai komponen
yang disebut gluten. Gluten adalah komponen protein pada terigu yang tidak larut
dalam air. Gluten merupakan bahan yang liat dan kenyal yang mempunyai sifat
dapat menahan gas, sehingga akan menyebabkan roti mengembang; dapat
memanjang dan elastis.
Di pasaran, ada 3 jenis terigu dilihat dari kandungan proteinnya, yaitu terigu
dengan protein tinggi, protein sedang, dan protein rendah.
Terigu protein tinggi (hard flour), mengandung protein minimal 12%, baik
digunakan untuk membuat roti dan mie. Contoh yang ada di pasaran adalah
Cakra Kembar Emas, Kereta Kencana Emas, Cakra Kembar, Kereta Kencana,
Gerbang, Gunung.
Terigu protein sedang (medium flour), mengandung protein 10-11%, baik
digunakan untuk membuat berbagai macam makanan, termasuk roti manis.
Contoh di pasaran adalah Segitiga Biru/Gunung Bromo, Piramida, Angsa
Kembar, Kastil, Kendil, Pena Kembar, Kresna atau Elang, Kompas.
Terigu protein rendah (soft flour), mengandung protein maksimal 10%, baik
digunakan untuk membuat cake, biskuit, makanan yang dikukus, Contoh di
pasaran adalah Kunci Biru, Roda Biru, Lencana Merah, Semar, Kunci Emas,
Lokomotif, atau Gatotkaca
Cara penyimpanan terigu dengan kemasan besar/karung adalah:
Simpan di tempat sejuk (tidak panas, tidak pengap)
Tidak terkena sinar matahari langsung
Simpan di ruang dengan ventilasi yang baik
Jauh dari benda berbau tajam
Tidak langsung bersentuhan dengan lantai (tanah/semen), jadi harus
menggunakan alas/pallet (kayu)
Ruang harus selalu dibersihkan
b) Air
Proses pembuatan roti memerlukan air, baik yang sudah dimasak maupun yang
belum dimasak. Fungsi air dalam pembuatan roti adalah:
Melarutkan bahan
Mengontrol suhu adonan
Mengontrol kepadatan adonan
Membentuk gluten
Air yang baik untuk membuat roti adalah air yang kandungan mineralnya tidak
terlalu banyak. Air yang mengandung kapur akan menyebabkan roti keras, air
yang mengandung besi akan menyebabkan roti menjadi tidak menarik warnanya.
Air yang digunakan untuk proses pembuatan roti boleh air dingin atau air es,
maupun air hangat kuku. Air panas tidak boleh digunakan karena akan
menyebabkan ragi tidak aktif atau mati.
c) Ragi/Yeast
Ragi/yeast adalah kelompok mikroorganisme yang dapat menghasilkan gas
sehingga adonan dapat mengembang, menghasilkan asam yang dapat
melunakkan gluten, serta memberikan rasa dan aroma khas pada roti.
Mikroorganisme yang digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae.
Ada beberapa jenis ragi, yaitu:
Ragi segar/ragi basah (fresh yeast), berbentuk padat, penggunaanya dengan
cara diremas-remas dan dicampur dalam adonan.
Ragi instan (instant yeast), berbentuk butiran halus, penggunaannya dicampur
bersama bahan kering, kecuali garam.
Ragi koral (active dry yeast), berbentuk butiran seperti merica, penggunaannya
dilarutkan terlebih dahulu dalam air hangat (suam-suam kuku).
2. BAHAN PENGEMPUK
Kelompok bahan pengempuk adalah gula, susu, lemak, dan telur. Bahan-bahan ini
boleh ditambahkan, boleh juga tidak dipakai.
a) Gula
Gula merupakan sumber makanan dan energi bagi ragi. Selain sebagai sumber
energi, gula juga dapat memberi rasa manis, memberikan warna kecoklatan,
melembutkan gluten sehingga roti menjadi lebih empuk, dan menahan
keempukan lebih lama. Gula yang baik digunakan adalah gula yang bersih dan
mempunyai ukuran kristal tidak terlalu besar. Penggunaan gula yang terlalu
banyak akan menghambat proses fermentasi dan menyebabkan adonan menjadi
lengket. Oleh karena itu ada batasan penggunaan gula, yaitu setiap pemakaian
gula 8%, diperlukan ragi 1%.
b) Susu
Susu yang digunakan baik berupa susu bubuk maupun susu cair. Untuk produsen
roti, lebih baik menggunakan susu bubuk, karena mempunyai daya simpan yang
lebih lama dan tempat penyimpanan yang lebih kecil. Susu bubuk dapat
menambah daya absorbsi atau serap air. Susu yang digunakan susu skim yang
kadar lemak susunya berkisar 1% atau full cream yang lemak susunya sekitar
29%.
c) Lemak
Lemak berfungsi sebagai pelumas untuk pengembangan sel yang akan
memperbaiki tekstur, memudahkan pemotongan roti, dan melembutkan serat roti.
Ada berbagai macam lemak, yaitu:
Margarin, mengandung 80-90% lemak nabati, 16% air, 2-4% garam dan
emulsifier.
Shortening, mengandung 99% lemak nabati atau hewani dan 1% air.
Butter, mengandung 83% lemak susu, 14% air, dan 3% garam atau mineral
lain.
d) Telur
Telur berfungsi sebagai pengembang, pembentuk warna, perbaikan rasa, dan
penambah nilai gizi.
Telur yang digunakan harus dipilih yang masih segar dengan ciri-ciri :
Kulit telur tidak retak,
Bila diteropong dengan bantuan lampu, kuning telur masih baik dan terletak
di tengah, serta gelembung udara masih kecil,
Kekentalan/konsistensi putih telur masih baik,
Bila dipecahkan dan disimpan pada piring kecil, posisi kuning telur berada di
tengah,
Bila dimasukkan ke dalam segelas air, telur melayang telur sudah disimpan
lebih dari 20 hari, kalau tenggelam dengan posisi berdiri telur sudah disimpan
lebih lama lagi. Kualitas telur yang baik adalah telur yang tenggelam dengan
posisi tidur/mendatar.
3. BAHAN TAMBAHAN
Tujuan penggunaan bahan tambahan adalah untuk melambatkan pengerasan adonan
selama pembakaran. Hal ini memungkinkan adonan mengembang lebih besar dalam
oven. Selain itu bertujuan pula untuk menahan air dalam roti yang mengakibatkan roti
menjadi lebih lembut.
Bahan tambahan berfungsi antara lain :
untuk melembutkan pori-pori/pelembut crumb
untuk menguatkan gluten/dough conditioner
untuk menambah zat gula
untuk merubah penampilan atau warna.
Komponen yang terdapat dalam bahan tambahan ini adalah :
bahan yang dapat memodifikasi gluten
makanan atau perangsang bagi ragi
bahan pelembut remah/crumb
tambahan enzyme
Secara umum zat-zat ini dicampurkan menjadi satu dan dikemas dalam kemasan 500
gram yang dijual dengan nama-nama antara lain :
Baker Bonus A Bakerine Plus Volatex 150
Super Mix Gamma Serrolzyme
Magi Mix Do Brim dan lain-lain
IF – 100
Produk rerotian dikemas agar kondisinya tetap baik, tidak keras dan dikemas dalam
keadaan dingin. Teknik pengemasan produk rerotian dilakukan dengan pengemasan
individu atau satu persatu dengan kantong plastik sebagai pengemas primer, kemudian
dikemas lagi dengan kertas atau karton sebagai pengemas sekunder. Untuk produk
donat, dapat dikemas langsung dengan dus.
Contoh perhitungan biaya produksi roti dengan asumsi jumlah terigu 1000 gram.
Biaya tetap
No Uraian Biaya (Rp) Keterangan
1 Sewa alat 5.000,00
2 Sewa ruang + listrik 5.000,00
3 Tenaga kerja 5.000,00 3 jam
Jumlah 15.000,00
Tujuan : Siswa/i mampu mengolah roti menggunakan alat dan bahan yang disediakan
menjadi roti manis yang memenuhi kriteria mutu yang dapat diterima konsumen
Keselamatan Kerja :
ALAT BAHAN
Dough Mixer Tepung cakra/hard flour 800
gram
Timbangan Tepung segitiga/medium flour
200 gram
Sendok Gula pasir 220 gram
Mangkuk Susu bubuk 30 gram
Loyang Telur 1 butir
Oven Butter 150 gram
Spatula Softr 5 gram
Scraf Garam 15 gram
Proofer Yeast 15 gram
Kuas Air dingin 400 ml
Serbet Susu cair dingin 100 ml
Meja kerja Plastik roti (OPP)
Dan paper cup roti
Topping :
Coklat
Sosis
Selai (keju, strawberry,
srikaya)
Langkah Kerja :
1. Siapkan bahan yang diperlukan, dan lakukan perlakuan awal pada beberapa bahanyang
harus dilakukan pembersihakn (telur)
2. Timbang bahan yang dibutuhkan
3. Campur semua bahan kering, kecuali garam
4. Masukan telur dalam susu cair dingin, kemudian masukan air sedikit demi sedikit sambal
terus diaduk dengan dough mixer.
5. Setelah adonan tercampur, masukan margarin dan garam, aduk sampai kalis
6. Angkat dan fermentasikan selama 40 menit dalam kondisi tertutup
7. Kempeskan adonan, bagi adonan dalam dough divider dan timbang 60 gramkemudian
rounding sambil ditutup menggunakan plastik. Agar fermentasi tetap berjalan
8. Isi dengan isian sesuai selera dan bentuk sesuai keinginan (bulan taburan meses= rasa coklat, sosis, bulat
taburan wijen putih (srikaya), bulat taburan selai strawbery (strawbery), panjang = keju). Gambar bisa dilihat
pada lampiran
9. Fermentasikan lagi dalam proofer selama 45 menit, dengan setting proofer pada suhu35
derajat celcius dan kelembaban 80%
10. Oles dengan kuning telursusu cair
11. oven dengan suhu 175 derajat celcius (api atas) dan suhu 180derajat celcius api bawah selama ± 20 menit
12. Angkat dan oles dengan margarin
13. Kemas roti pada plastic kemasan saat roti sudah dingin
ALUR PROSES PEMBUATAN ROTI
PERSIAPAN BAHAN
PENIMBANGAN
PENGADUKAN 1
PENGADUKAN 2
Margarin,
butter dan PENCAMPURAN 3
garam
PEMOTONGAN DAN
PENIMBANGAN
PEMBULATAN
(ROUNDING)
PEMBENTUKAN DAN
PENGISIAN
PENDINGINAN DAN
ROTI
PENGEMASAN
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Warna
Aroma
Rasa
Tekstur
Kenampakan
Keterangan:
1. Buatlah perbandingan pengamatan hasil praktikum dengan standar mutu roti manis!
Apakah roti manis pada kegiatan praktikum sesuai dengan standa SNIr? Jelaskan!
2. Jelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan roti manis!
3. Jelaskan proses kimia yang terjadi pada proses fermentasi pembuatan roti manis!
4. Buatlah diagram alir prosedur pengolahan roti manis!
5. Buatlah analisa usaha sederhana pada pembuatan roti manis!