Anda di halaman 1dari 21

TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-

HARI
Tekanan Zat
Lingkungan sekitar kita tersusun atas berbagai macam zat baik yang berwujud
padat, cair maupun gas. Tiap-tiap zat tersebut memiliki masa yang akan
memberikan gaya tekan. Tekanan atau pressure dilambangkan dengan huruf P
dengan satuan Pascal (Pa). Lalu apa itu tekanan? Pernahkah menggantungkan
jam dinding atau menggantungkan bingkai foto? Mengapa paku yang menahan
bingkai fotomu bisa menancap dan menembus pada tembok yang tebal? Nah,
hal itu dikarenakan adanya tekanan pada paku. Tekanan adalah perbandingan
antara jumlah gaya yang diberikan pada benda dengan luas permukaan benda.
Jadi, ketika ujung paku yang memiliki permukaan runcing ditempelkan ke
dinding, kemudian gaya yang kamu berikan pada paku cukup besar, maka
tekanan yang dihasilkan akan besar. Tekanan yang besar ini akan membuat
dinding jadi berlubang. Tidak hanya pada benda padat seperti paku, tekanan
juga terjadi pada zat cair dan gas.
Tekanan Zat Padat
Tekanan zat padat adalah jumlah gaya yang diberikan benda padat per luas
permukaan benda tersebut. Seperti yang kita tahu, bagian ujung paku yang datar
memiliki ukuran permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan bagian
ujung paku yang runcing karena lebih kecil. Nah, ketika luas mengecil, maka
tekanan yang dihasilkan akan semakin membesar dan ketika luas membesar,
maka tekanan yang dihasilkan akan mengecil. Maka, menggunakan paku untuk
melubangi dinding dengan ujung yang runcing, jauh lebih mudah dibandingkan
menggunakan bagian datarnya. Hal ini dikarenakan luas permukaan bagian
runcing lebih kecil daripada bagian datar, sehingga tekanan yang diberikan
terhadap tembok akan lebih besar. Lalu bagaimana hubungannya dengan gaya
pukul yang diberikan? Tentu saja semakin besar gaya yang bekerja, semakin
besar tekanannya dan sebaliknya. Jadi pada tekanan zat padat, tekanan
berbanding lurus dengan gaya ( gaya semakin besar, tekanan semakin besar)
dan tekanan berbanding terbalik dengan luas permukaan benda (luas semakin
besar, tekanan semakin kecil). Secara matematis dituliskan seperti berikut ini :

Sekarang coba jawab pertanyaan ini, ya.

Jawabannya yang mana, ya? 


Yup, betul jawabannya D. Kenapa jawabannya D?
Seperti halnya paku di atas tadi, tekanan paling besar terdapat pada benda
nomor 4. Dari rumus tekanan P=F/A, Kita telah belajar bahwa untuk gaya yang
sama, semakin kecil luas permukaan, semakin besar tekanan yang dihasilkan.
Sementara semakin besar luas permukaan, semakin kecil tekanan yang
dihasilkan. Maka, tekanan yang paling besar diakibatkan oleh benda dengan
luas permukaan paling kecil.
Gimana? Mudah kan? Satu soal lagi ,ya!
Yuk, kita cocokan jawabannya.
Kita ketahui, gaya tekan = F = 90 Newton dan luas telapak tangan = A = 150
cm² = 0,015 m². Berapakah tekanan kubus = P = ?

F 90
 P = A = 0,03 = 3000 Pa

 
Jadi, jawabannya A. 3000 N/m2.
Selesai deh! Gimana? Mudah kan menghitung tekanan pada zat padat? Oh ya,
dalam kehidupan sehari-hari, secara nggak sadar kamu juga menerapkan konsep
tekanan zat padat, lho.
2. Tekanan Zat Cair
Zat cair adalah zat yang bentuknya mengikuti wadahnya dan memiliki volume
tetap. Sifat-sifat zat zair dapat menyebabkan adanya hukum-hukum yang
berhubungan dengan tekanan zat.
Tekanan Hidrostatis
Secara fisika, kita bisa membuktikan kalau penyelam yang posisinya di bawah
akan lebih sulit “berenang” dibanding penyelam yang dekat dengan permukaan.
Menapa? Karena ia terkena tekanan hidrostatis yang lebih besar dibandingkan
dengan penyelam yang ada di atas. Lalu apa tekanan hidrostatis itu? Secara
definisi, tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang
ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan, pada kedalaman
tertentu. Singkatnya, setiap jenis zat cair, akan memberikan tekanan tertentu,
tergantung dari kedalamannya. Ya, jadi konsep ini lah yang membuat si
penyelam yang berada di bawah, kepalanya akan “lebih sakit” daripada yang
hanya di sekitar permukaan saja. Karena, dia mendapatkan tekanan dari zat cair
(dalam hal ini laut).
Sekarang, kita coba buktikan konsep ini dengan contoh yang lain ya. Coba
kamu pikir dulu, kira-kira, mana keran air yang ketika dibuka akan mengucur
paling jauh?

Seperti halnya penyelam tadi, tekanan hidrostatis yang paling besar terdapat di
keran paling bawah (keran C). Jelas aja, perbandingan jaraknya aja 3 kali lipat
dari keran A. Maka, karena jenis airnya sama, tekanan hidrostatisnya akan 3
kali lipat lebih besar dibanding yang keran A. Ingat ya, untuk mengecek tekanan
hidrostatis, bagian jarak (h) diukur dari permukaan zat cair. Bukan dari bagian
dasar.
Berikut ini gambarnya :

 
Kalau kita hitung, maka tekanan hidrostatis di keran C menjadi seperti berikut.
Diketahui:
Massa jenis air (ρ) = 1000 kg/m3
Gravitasi (g) = 10 m/s2
Kedalaman (h) = 1,5 m

P=ρxgxh
P = 1000 kg/m3 x 10 m/s2 x 1,5 m
P = 15.000 Pa

Bandingkan dengan keran A Bandingkan dengan keran B


P=ρxgxh P=ρxgxh
P = 1000 kg/m3 x 10 m/s2 x 0,5 m P = 1000 kg/m3 x 10 m/s2 x 1 m
P = 5.000 Pa  P = 10.000 Pa 

Hasilnya, ketika keran C dibuka, dia akan mendapat tekanan yang lebih besar
dari air yang ada di dalam bak. Maka dari itu, kucurannya akan lebih jauh.
Lalu, apa manfaat dari kita menghitung Tekanan Hidrostatis ini? Jawaban
kamu salah besar jika tidak ada manfaatnya. Ada berbagai manfaat yang bisa
kita temukan di kehidupan sehari-hari dari ditemukannya konsep tekanan
hidrostatis ini!
Bejana Berhubungan
Salah satu sifat zat cair dalam keadaan diam adalah mempunyai permukaan
yang datar. Seperti saat air yang terlihat di dalam gelas. Hal yang sama juga
akan terjadi saat zat cair berada pada bejana berhubungan. Bejana berhubungan
adalah beberapa bejana yang bagian bawahnya dihubungkan satu sama lain dan
bagian atasnya dibiarkan terbuka. Contoh dalam kehidupan sehari-hari; ceret,
teko, alat penyiram bunga, dll.
Air di dalam bejana berhubungan akan selalu datar. Tentunya kondisi tersebut
akan terjadi dengan syarat tertentu. Salah satu syaratnya adalah jenis zat cair
dalam bejana berhubungan harus sejenis (memiliki besar nilai massa jenis yang
sama). Lalu bagaimana jika dalam bejana tersebut memiliki dua jenis zat cair?
Pastinya, zat cair tersebut akan memiliki tinggi permukaan yang berbeda pada
tabung yang berbeda.
Asas bejana berhubungan : Zat cair dengan massa jenis yang sama pada bejana
berhubungan akan memiliki tinggi permukaan zat cair yang sama.
 
Asas Bejana Berhubungan tidak akan berlaku pada kondisi-kondisi di bawah.:
 Pada bejana diisi oleh zat cair dengan massa jenis berbeda.
 Bejana dalam keadaan tertutup, baik salah satu bejana maupun semuanya.
 Adanya unsur pipa kapiler pada bejana, yaitu pipa kecil yang
memungkinkan air menaiki sisi bejana.
 Jika zat cair dalam bejana berhubungan digoncang-goncangkan atau zat
cairnya bergerak.
 
Gambar di bawah menunjukkan bahwa bejana berhubungan yang diisi oleh air
memiliki tinggi permukaan yang sama.

Besar tekanan di semua titik pada bejana berhubungan adalah sama besar. Hal
ini terjadi karena zat cair di dalamnya dalam keadaan seimbang. Lalu,
bagaimana jika pada bejana tersebut diisi dengan dua zat cair dengan massa
jenis yang berbeda? Hukum bejana berhubungan tidak akan berlaku pada
kondisi ini. Air dan minyak yang diletakkan dalam sebuah pipa U (bejana
berhubungan dengan dua tabung) akan memiliki tinggi permukaan air yang
berbeda. Perbedaan tinggi permukaan tersebut dapat dihitung menggunakan
rumus pada bejana berhubungan. Perhatikan gambar di bawah!
…….
Agar lebih jelas dan paham, mari kita coba latihan soal berikut ini bersama-
sama yaa..
Pada sebuah pipa U, terdapat air (massa jenis = 1.000 kg/m3). Kemudian
dimasukkan zat cair lain hingga mengisi 10 cm bagian kiri pipa. Jika diketahui
beda ketinggian permukaan zat cair adalah 1 cm, hitunglah massa jenis zat cair
tersebut!
Bagaimana caranya? Sudahkah dicoba? Jika sudah silahkan dicocokan dengan
pembahasan berikut ini. Jika belum dan masih bingung silangkan dipahami
pembahasan dibawah ini juga yaa, baca dengan teliti dan jangan terburu-buru
agar bias paham.
Penyelesaian :
Diketahui:
Tinggi zat cair lain (h1) = 10 cm
Beda ketinggian (Δh) = 1 cm
Tinggi air (h2) = h1 – Δh
h2 = 10 cm – 1 cm
h2 = 9 cm = 0,09 m (jangan lupa dijadikan meter)
massa jenis air (ρ2) = 1.000 kg/m3
Ditanyakan: Massa jenis zat lain (ρ1) = .... ?
Catatan : Penentuan mana yang zat 1 dan zat 2 bebas, yang penting jika tinggi
air dianggap h2, maka massa jenis air juga dilambangkan dengan ρ2, jadi harus
sama-sama 2, tidak boleh jika tinggi air dianggap h2, lalu massa jenis air
dilambangkan dengan ρ1 .

Jawaban:
ρ1 · h1 = ρ2 · h2
ρ1 × 0,1 m = 1.000 kg/m3 × 0,09 m
ρ1 = 1.000 kg/m3 × 0,09 m : 0,1 m
ρ1 = 900 kg/m3
Jadi, massa jenis zat cair tersebut adalah 900 kg/m3.

Contoh Bejana Berhubungan dalam Kehidupan Sehari-hari


Disadari atau tidak, ada banyak contoh bejana berhubungan dalam kehidupan
sehari-hari yang memanfaatkan sifat permukaan zat cair yang selalu mendatar.
Berikut ini beberapa di antaranya: 
1. Pembuatan Teko
Pancuran teko tidak boleh lebih rendah daripada posisi tutupnya. Sebab, jika
lebih rendah maka kita tidak akan pernah bisa mengisi teko dengan air hingga
penuh.  Air akan keluar melalui pancuran sebelum teko terisi penuh dengan air.
Hal ini disebabkan tinggi permukaan air di dalam teko dengan tinggi permukaan
air di dalam pancurannya selalu sama. Air akan keluar setiap kali mencapai
mulut pancuran.

2. Pembuatan DAM
DAM yang dibuat untuk mengairi sawah harus menampung air dengan
permukaan yang lebih tinggi dari persawahan.  Karena permukaan air
cenderung mengambil posisi mendatar, air dari dam dapat mengalir ke daerah
persawahan yang lebih rendah.
3. Menara Penampung Air
Menara penampung air dibuat tinggi agar air dapat mengalir ke pipa-pipa yang
lebih rendah di dalam rumah. Karena permukaan air cenderung rata, air akan
mengalir pada saat keran di dalam rumah dibuka.
4. Tukang Bangunan
Tukang bangunan menggunakan konsep bejana berhubungan untuk membuat
titik yang sama tingginya. Kedua titik yang sama ketinggiannya ini digunakan
untuk membuat garis lurus yang datar.  Biasanya, garis tersebut digunakan
sebagai patokan untuk memasang ubin supaya permukaan ubin menjadi rata dan
memasang jendela-jendela supaya antara jendela satu dan jendela lainnya
sejajar. Tukang bangunan menggunakan selang kecil yang diisi air dan kedua
ujungnya diarahkan ke atas. Akan dihasilkan dua permukaan air, yaitu
permukaan air kedua ujung slang.

Hukum Pascal

Hukum Pascal adalah hukum yang menyatakan bahwa tekanan yang dikenakan
pada zat cair di dalam sebuah ruang tertutup akan diteruskan ke semua arah
dengan sama besar dan sama rata. Hal ini memiliki arti bahwa tekanan yang
menekan wadah besarnya sama di segala tempat. Jika bejana kecil diberi
tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan merata ke seluruh bagian bejana
besar. Dengan demikian, gaya yang dihasilkan akan semakin besar.
Hukum Pascal dirumuskan dengan baik oleh Blaise Pascal sehingga
peninggalannya ini dapat diaplikasikan hingga saat ini. Berikut adalah rumus
dari hukum Pascal.
Keterangan:

P1 : tekanan bejana 1 (Pa)


P2 : tekanan bejana 2 (Pa)
F1 : gaya angkat bejana 1 (N)
F2 : gaya tekan bejana 2 (N)
A1 : luas permukaan bejana 1 (m2)
A2 : luas permukaan bejana 2 (m2)

Agar kamu lebih memahami penghitungan hukum Pascal, simak contoh soal
berikut ini!
Contoh Soal Hukum Pascal

Sebuah dongkrak hidraulis memiliki penampang kecil dan besar masing-masing


10 cm2 dan 100 cm2. Jika beban seberat 200 N diletakkan pada penampang
besar, tentukan gaya yang diperlukan untuk menekan penampang kecil!

Penyelesaian: Jawab:

Diketahui:
A1 = 100 cm2
A2 = 10 cm2
F1 = 200 N

Ditanyakan:
F2 =…?

Jadi, besar gaya angkat yang digunakan untuk menekan penampang kecil adalah
20 N
Penerapan Hukum Pascal

Dongkrak Hidrolik
Dongkrak hidrolik merupakan sebuah alat yang diciptakan untuk memudahkan
dan meringankan pekerjaan manusia. Alat ini dibuat dengan menerapakan
hukum Pascal. Dongkrak hidrolik terdiri atas dua tabung dengan ukuran yang
berbeda. Masing-masing tabung diisi oleh air dan ditutup rapat di setiap
permukaannya. Salah satu bagian penting dari dongkrak hidrolik adalah piston.
Piston mampu menghasilkan daya yang besar walaupun tenaga yang dibutuhkan
untuk mengoperasikan alatnya relatif kecil. Bengkel mobil biasanya
menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat mobil ke atas, sehingga
mekaniknya lebih mudah untuk melihat mesin bagian bawah atau untuk
mengganti ban mobil.
 
Rem Hidrolik
Rem hidrolik biasa disebut sebagai rem cakram karena alat ini menggunakan
media cakram besi untuk mengerem. Rem ini memiliki pipa hidrolik yang diisi
dengan minyak rem untuk membantu melakukan pengereman. Di setiap ujung
pipa ini terdapat dua piston, yakni piston pedal dan juga piston cakram. Piston
pedal adalah piston yang dekat dengan pedal rem sedangkan piston cakram
adalah piston yang bekerja untuk menghentikan laju cakram sehingga
pengereman dapat dilakukan.
 
Pompa Hidrolik
Prinsip kerja pompa hidrolik juga menggunakan hukum pascal. Tujuan dari
mesin pompa hidrolik digunakan untuk memudahkan manusia untuk
mengangkat beban yang berat dengan tenaga yang kecil.
Kempa Hidrolik
Kempa hidrolik merupakan contoh lain dari alat yang menggunakan hukum
pascal. Kempa hidrolik dapat digunakan untuk menumbuk biji-bijian yang akan
diambil minyaknya. Kempa hidrolik biasanya juga digunakan untuk mencetak
plat logam menjadi peralatan memasak seperti panci, piring, dan lain
sebagainya.
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda
yang tercelup baik keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka
benda tersebut akan menerima dorongan gaya ke atas (atau gaya apung).
Besarnya gaya apung yang diterima, nilainya sama dengan berat air yang
dipindahkan oleh benda tersebut (berat = massa benda x percepatan
gravitasi) dan memiliki arah gaya yang bertolak belakang (arah gaya berat
kebawah, arah gaya apung ke atas).

Dalam zat cair, aka nada 3 kemungkinan posisi benda yaitu :


1. Jika benda memiliki berat kurang dari berat air yang
dipindahkannya, maka benda tersebut akan mengapung (berat benda
< gaya apung atau ρ benda < ρ air ).
2. Jika benda memiliki berat lebih dari berat air yang dipindahkannya,
maka benda tersebut akan tenggelam (berat benda > gaya apung
atau ρ benda < ρ air ).
3. Dan benda akan melayang, jika beratnya sama dengan berat air yang
dipindahkan (berat benda = gaya apung), yang berarti massa jenis
benda sama dengan massa jenis air (ρ benda = ρ air).
Gambarr
Rumus Hukum Archimedes
Sesuai dengan bunyi hukum Archimedes di atas, maka besarnya gaya
apung (B atau Fa) dapat dihitung dengan rumus hukum archimedes:
B = Fa = ρ air x g x V air yang dipindahkan
Keterangan :
 ρ air : massa jenis air
g : gravitasi bumi (10 m/s2) 
V air yang dipindahkkan : volume air yang dipindahkan oleh benda yang
tercelup.

Untuk benda yang tercelup seluruhnya, hukum Archimedes dapat


diformulasikan sebagai berikut:
W benda tercelup = W benda – W air yang dipindahkan
B = W benda- W benda tercelup
Dimana w merupakan berat (berat = massa x percepatan gravitasi).
Perhatikan gambar dibawah, pada saat ditimbang, benda memiliki massa
sebesar 5 kg. Kemudian, benda tersebut dicelupkan ke air seluruhnya
sehingga memindahkan air sebanyak 2 kg. Maka, berat benda yang tercelup
akan berubah menjadi: 50 Newton – 20 Newton = 30 Newton. Jadi, pada
saat benda tercelup di air, massa benda akan menjadi lebih ringan akibat
gaya apung yang diterima benda. Itulah mengapa pada saat kita berenang,
badan kita terasa lebih ringan didalam air dibanding di luar air.

Untuk benda yang terapung berarti ada bagian yang terselup dan ada
bagian yang tidak tercelup sehingga menggunakan rumus :
Fa = Fb
ρf.Vbf = ρb.Vb
Keterangan:
Vbf= volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
Vb= volume benda keseluruhan (m3)
Fa= gaya apung (N)
ρf= massa jenis zat cair (kg/m3)
ρb= massa jenis benda (kg/m3)

Contoh Soal Hukum Archimedes


Contoh Soal 1
Massa jenis air laut 1025 kg/m3 , hitung volume batu yang tercelup ke
dalam air laut jika berat air laut yang dipindahkan oleh batu sebesar 2
Newton !
Diketahui :
Masa jenis air laut (ρf) = 1025 kg/m3
Berat air laut dipindahkan (wf) = 2 N
g = 10 m/s2
Ditanya : V batu . . . ?
Jawab :
Berat air laut : w = m.g
Gaya apung : Fa = ρf . g. Vbf
Berat zat air yang tumpah sama dengan gaya apung batu, sehingga dapat
ditulis
w= Fa
w = ρf.g.Vb
2 = 1025.(10).Vb
2 = 10.250 x Vb
Vb = 10.250 / 2
Vb = 5.125 m3
Jadi volume batu yang tercelup 5.125 m3
Contoh Soal 2
Sebuah benda ketika di udara beratnya 500 N. Tentukan massa jenis benda
jika berat benda di dalam air 400 N dan massa jenis air 1.000 kg/m 3!

Diketahui :
Berat benda diudara (wu) = 500 N
Berat benda di air (wf ) = 400 N
massa jenis air (ρa) = 1000 Kg/m3
Ditanya : ρb ?
Jawab :
Fa = wu – wf
Fa = 500 N – 400 N
Fa = 100 N
ρb / ρf = wu / Fa
ρb/ 1000 = 500 / 100
100 ρb = 500.000
ρb = 500.000 / 100
ρb = 5.000 kg/m3
Jadi massa jenis benda tersebut 5.000 kg/m3
Contoh Soal 3
Tentukan massa jenis gabus jika 75 % voume gabus tercelup ke dalam air
dan massa jenis air 1 gram/cm3 !

Diketahui :
Masa jenis air (ρf) = 1 gr/cm3
Volume benda tercelup = 75% x Volume benda
Vbf = 0.75 x Vb
Ditanya : massa jenis gabus (ρb) . . . ?
Jawab :
ρb.Vb = ρf.Vbf
ρb.Vb = 1 .(0.75 x Vb)
ρb = 0.75 gr/cm3
Jadi massa jenis gabus adalah 0.75 gr/cm3
Contoh Soal 4
Sebuah balok massa jenisnya 2.500 kg/m3 dan ketika di udara beratnya 25
Newton. Tentukan berat balok di dalam air jika massa jenis air 1000 kg/m 3
dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 !
Diketahui :
Masa jenis balok (ρb) = 2.500 kg/m3
berat benda diudara (wu) = 25 N
masa jenis air (ρf) = 1000 kg/m3
Ditanya : berat benda diair (wf) ?
Jawab :
ρb / ρf = wu / Fa
(2500) / (1000 ) = 25 / Fa
2.5 Fa = 25
Fa = 25 / 2.5
Fa = 10 N
Ketika benda tenggelam, maka berlaku:
Fa = wa-wf
10 = 25 – wf
wf = 25- 10
wf = 15 N
Jadi berat balok di dalam air adalah sebesar 15 Newton

Penerapan Hukum Archimedes


Kapal Selam
Kapal selam mampu mengatur massa jenisnya di dalam air agar bisa
menyelam, melayang dan mengapung di permukaan air dengan cara
mengeluarkan atau memasukkan air untuk mengurangi atau
menambahkan massanya.
Balon Udara
Penerapan Hukum Archimedes juga berlaku pada benda jenis gas yaitu
pada balon udara. Agar dapat melayang di udara, balon udara diisi dengan
gas yang memiliki massa jenis lebih kecil daripada massa jenis udara di
atmosfer.
Kapal Laut
Kapal laut biasanya terbuat dari baja atau besi, tetapi dapat mengapung di
atas laut. Mengapa demikian? Hal ini karena gaya angkat kapal sebanding
dengan berat kapal. Kapal laut memiliki bentuk berongga sehingga volume
air yang dipindahkan lenih besar dan gaya angkat ke atas lebih besar juga.

TEKANAN GAS
Tekanan zat gas dalam bahasa sehari – hari sering disebut dengan tekanan
udara. Bumi kita ini diselimuti oleh lapisan udara, seperti yang sudah kita
ketahui udara mempunyai berat. Dan berat udara dipengaruhi oleh gaya
gravitasi bumi. Karena udara mempunyai berat maka udara juga memiliki
tekanan.
A. Tekanan udara di ruang terbuka ( berdasarkan ketinggian tempat )
Kamu pernah naik pesawat? Bagi yang pernah mencobanya, saat
pesawat landing ke daratan, telingamu terkadang berdengung atau sakit
bukan? Kenapa bisa begitu ya? Nah ternyata, hal ini ada hubungannya
dengan ketinggian dan tekanan gas atau tekanan udara.
Melalui percobaan Torricelli, tekanan udara diukur besarannya dan
ditemukan bahwa tekanan udara di atas permukaan laut = 76 cmHg
“Setiap naik 100 m, tekanan udara berkurang 1 cmHg”
atau
“Semakin tinggi suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah”
Sehingga ketinggian suatu tempat dapat dihitung dengan persamaan:
h = (76 cmHg – P barometer) x 100 m
h = ketinggian tempat (meter)
P barometer = tekanan yang terbaca pada barometer
Contoh :
Seorang pendaki mendaki suatu gunung hingga puncaknya. Bila sikap
barometer raksa di puncak tersebut yaitu 55 cmHg, berapakah ketinggian
gunung yang didaki ??
Pembahasan
Diketahui:
Tekanan udara = 55 cmHg
Ditanya:
Tinggi gunung itu terhadap permukaan laut = …?
Jawab:
Turunnya tekanan udara = 76 – 55 = 21 cmHg
Tinggi gunung = 21 x 100
= 2.100 m
Jadi, tinggi gunung tersebut adalah 2.100 m di atas permukaan laut
 
Nah, kita akan menjawab pertanyaan di atas tentang mengapa telinga
berdengung saat pesawat landing. Hal ini disebabkan oleh selaput gendang
telinga kita lebih menekuk keluar. Lho, kok bisa menekuk keluar? Ini akibat
dari tekanan di dalam telinga yang masih tinggi saat pesawat
mengudara alias belum landing. Sementara itu, tekanan udara di luar
telinga lebih rendah dibandingkan dengan tekanan udara di dalam telinga.
Selain kejadian telinga berdengung tadi, masih banyak fenomena tekanan
gas dalam ruang terbuka dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya
adalah:
1. Angin laut dan angin darat
Waktu SD, kamu belajar tentang angin laut dan angin darat 'kan Squad?
Angin yang sering kita rasakan berhari-hari itu muncul karena adanya
perbedaan tekanan udara di suatu tempat. Sementara itu, angin bertiup
dari daerah yang tekanan udaranya lebih tinggi ke daerah yang tekanan
udaranya lebih rendah. Tekanan udara inilah yang menyebabkan adanya
angin laut dan angin darat.
2. Peristiwa ketika memasak air
Saat kamu memasak air di pegunungan, air yang kamu masak akan lebih
cepat mendidih dibandingkan jika kamu memasak air di pantai. Wah,
kenapa tuh? Hal itu disebabkan karena tekanan udara di pegunungan lebih
rendah daripada di pantai, Squad. Akibatnya, air lebih mudah lepas ke
udara atau menguap.
3. Turun dari dataran tinggi seperti pegunungan, ke dataran rendah
Sama seperti saat landing pesawat, telinga kita akan berdengung atau
terasa sakit. Akibat selaput gendang telinga lebih menekuk keluar akibat
turunnya tekanan udara di luar. Sementara tekanan udara di dalam telinga
masih tetap tinggi seperti saat kita masih berada di atas pegunungan. Para
pendaki yang akan menaiki gunung tinggi seperti Gunung Everest atau
Gunung Kalimanjaro harus membawa persediaan tabung oksigen. Tekanan
udara di puncak gunung sangat rendah, ketika berada di puncak maka para
pendaki akan kesulitan bernapas. Oleh karena itu, persediaan tabung
oksigen yang akan sangat berguna.

B. Tekanan udara pada ruang tertutup :


1. Manometer terbuka
Manometer raksa ini berbentuk huruf U yang kedua ujungnya terbuka.
Salah satu ujung tabung selalu dihubungkan dengan udara luar supaya
tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Sementara ujung yang lain
dihubungkan dengan ruangan yang akan diukur tekanannya.
Besarnya tekanan gas dapat dihitung dengan rumus:
Pgas = P0 ± h
 Di mana:
Pgas = tekanan udara yang diukur (mmHg atau cmHg)
P0 = tekanan udara atmosfer (mmHg atau cmHg)
h = perbedaaan ketinggian raksa setelah gas masuk (mm atau cm)
(+) apabila tinggi kolom udara lebih tinggi daripada kolom tabung
(-) apabila tinggi kolom udara lebih rendah daripada kolom tabung

2. Manometer tertutup
Manometer raksa tertutup ialah sebuah tabung U yang salah satu ujungnya
tertutup. Sebelum dipakai permukaan raksa pada kedua kaki sama tinggi,
ujung pipa yang terbuka dihubungkan keruang yang akan diukur tekanan
gasnya.
Besarnya tekanan gas dapat dihitung dengan rumus:
Pgas = Pu + h
 Di mana:
Pgas = tekanan udara yang diukur (mmHg atau cmHg)
Pu = tekanan udara pada manometer tertutup (mmHg atau cmHg)
h = selisih ketinggian raksa setelah gas masuk (mm atau cm)
Contoh Soal Manometer Tertutup
Sebuah manometer tertutup memiliki tekanan udara pada sisi tabung U
yang kosong dengan besar 50 cmHg. Manometer tersebut dihubungkan
pada sebuah ruang berisi gas dengan besar tekanan gas sama dengan 40
cmHg. Selisih ketinggian air raksa pada manometer tersebut adalah ….
Pembahasan:
Menghitung selisih ketinggian air raksa:
pgas  = pu + h
50 = 40 + h
h = 50 – 40 = 10 cm
Jadi, selisih ketinggian air raksa pada manometer tersebut adalah 10 cm.
Jawaban: D
3. Hukum Boyle
Seorang ahli Fisika berkebangsaan Inggris bernama Robert Boyle (1627-
1691) melakukan percobaan pemampatan udara. Hasil percobaan
menyatakan bahwa :
“Hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup selalu tetap,
asalkan suhu gas tidak berubah”
Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum Boyle. Hukum Boyle dapat
ditulis dalam bentuk rumus berikut ini :
PV = konstan
Atau
P1.V1 = P2.V2
Di mana:
P1 = tekanan udara awal
V1= volume udara awal
P2= tekanan udara akhir
V2= volume udara akhir
Contoh Soal:
Suatu ruangan tertutup mengandung gas dengan volume 200 m3. Jika
tekanan ruangan tersebut adalah 60 cmHg, hitunglah tekanan gas pada
ruangan jika volumenya menjadi 150 m3?
Penyelesaian:
Diketahui :
V1 = 200 m3
P1 = 60 cmHg
V2 = 150 m3
Ditanyakan:
P2………….?
Dijawab:
P1.V1 = P2.V2
Maka
P2 = (P1 x V1) / V2
= (200 m3 x 60 cmHg) / 150 m3
= 80 cmHg
Jadi, tekanan gas pada ruangan yang volumenya 150 m3 adalah 80 cmHg.

Fenomena tekanan udara dalam ruang tertutup yang bisa kita temui :
1. Tekanan Darah
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darah juga
merupakan fluida/zat cair, oleh karena itu aliran darah manusia
menghasilkan tekanan. Darah akan memberikan tekanan pada
dinding pembuluh darah saat darah mengalir di pembuluh darah. Hal
ini terjadi karena adanya dorongan saat jantung memompa darah
untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat
sphygmomanometer atau sering disebut tensimeter. Tekanan darah
diukur di dalam pembuluh nadi besar pada tangan bagian atas,
dimana nilai tekanan darah dinyatakan dalam dua angka seperti
110/80.
Angka pertama, yaitu 110 menunjukan tekanan saat bilik
berkontraksi dengan darah dan terdorong keluar dari bilik jantung
yang disebut juga tekanan sistolik. Angka kedua, yaitu 80
menunjukan tekanan saat bilik relaksasi dan darah masuk menuju
bilik jantung yang disebut tekanan diastolik. Tekanan darah pada
arteri inilah yang menimbulkan adanya denyut nadi.
2. Tekanan Osmosis
Aplikasi tekanan yang kedua adalah tekanan osmosis atau
pengangkuran air pada tumbuhan. Proses ini diawali dari
penyerapan air di tanah oleh rambut-rambut akar, setelah itu air
masuk ke sel epidermis melalui proses osmosis. Dari sini, air menuju
korteks, endodermis, sampai ke xilem yang ada di akar, sebelum
akhirnya xilem akan mengedarkannya ke seluruh bagian tumbuhan.
Proses osmosis ini dapat menyebabkan timbulnya tekanna
pada membran sel dan dinding sel. Jika proses osmosis terjadi secara
terus menerus hingga melebihi kemampuan membran sel untuk
menahannya, maka sel akan pecah. Untuk mencegahnya, maka
proses osmosis bisa dihentikan dengan memberikan tekanan yang
disebut tekanan osmosis.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diperlukan untuk
mempertahankan kesetimbangan osmosis antara suatu larutan
dengan pelarut murninya yang dipisahkan oleh membran
semipermeabel.
3. Kapilaritas Batang
Aplikasi tekanan ketiga adalah daya kapilaritas batang. Ini
merupakan gejala naik turunnya cairan pada pipa kapiler atau pipa
kecil. Kapilaritas merupakan sifat dari pipa kapiler yang berbentuk
seperti sedotan namun diameternya sangat kecil.
Jika salah satu ujung pipa kapiler dimasukan ke dalam bejana
air, maka tinggi air pada pipa kapiler akan lebih tinggi dari tinggi air
di bejana. Daya kapilaritas ini dipengaruhi oleh gaya kohesi dan gaya
adhesi, dimana gaya kohesi merupakan gaya tarik menarik molekul-
molekul dalam zat cair. Sedangkan gaya adhesi merupakan gaya tarik
menarik molekul-molekul tak sejenis, dalam hal ini antara zat cair
dengan dinding wadah.

Anda mungkin juga menyukai