Anda di halaman 1dari 8

dr.

Josephine Darmawan
Share To Social Media:
  
Diagnosis bayi prematur dapat dilakukan secara prenatal ataupun setelah bayi lahir dengan
menilai usia gestasi bayi. Usia gestasi dapat dinilai berdasarkan:

 Anamnesa: Hari pertama haid terakhir (HPHT)

 Pemeriksaan fisik: Assessment of gestational age untuk menilai maturitas fisik,


seperti skor Ballard
 Penunjang: Ultrasonografi prenatal
Diagnosis prematuritas dan penilaian usia gestasi semakin akurat jika dilakukan dengan
kombinasi beberapa metode penilaian. [4-6]

Bayi prematur atau neonatus kurang bulan (NKB) kemudian dapat diklasifikasikan
berdasarkan usia gestasi menjadi:

 Bayi prematur moderat (moderate to late preterm): usia gestasi 32-37 minggu
 Bayi sangat prematur (very preterm): usia gestasi 28-32 minggu
 Bayi prematur ekstrem (extremely preterm): usia gestasi < 28 minggu
Berat badan bayi prematur juga perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan usia gestasi:

 Kecil masa kehamilan (KMK) / small for gestational age


 Sesuai masa kehamilan (SMK) / appropriate for gestational age
 Lebih masa kehamilan (LMK) / large for gestational age
Sehingga, didapatkan diagnosis NKB – KMK atau NKB – SMK. [1,6]

Anamnesis
Anamnesis yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis bayi prematur meliputi
konfirmasi usia gestasi pada ibu dan mencari faktor risiko yang dapat memperburuk
prognosis bayi. Hal-hal yang dapat ditanyakan saat anamnesis adalah hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan taksiran persalinan. Riwayat obstetrik dan riwayat penyakit ibu
seperti diabetes gestasional, depresi, dan obesitas juga perlu diketahui untuk menentukan
faktor risiko dari prematuritas. [4,5,7]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan salah satu metode untuk menentukan usia gestasi
yang akurat dengan menilai maturitas fisik dan neuromuskularitas bayi. Penilaian dapat
dinilai dengan metode Ballard dan Dubowitz. Penilaian dengan skor Ballard adalah metode
yang paling banyak digunakan. [2,6,7]

Skor Ballard
Pemeriksaan skor Ballard menilai maturitas fisik dan neurologis bayi melalui beberapa
indikator, yaitu maturitas fisik dan neuromuskularitas.

Penilaian pada maturitas fisik meliputi komponen:

 Karakteristik kulit (skor -1 hingga 5)

 Lanugo (skor -1 hingga 4)

 Garis plantar / plantar crease (skor -2 hingga 4)


 Payudara (skor -1 hingga 4)

 Mata / telinga (skor -2 hingga 4)

 Genitalia (skor -1 hingga 4)

Penilaian maturitas fisik dapat dilakukan dengan inspeksi dan dapat dilakukan penilaian
segera pasca stabilisasi atau dalam 24 jam pertama sebelum terjadi penurunan berat badan
(expected weight loss).
Penilaian pada neuromuskularitas meliputi komponen:

 Postur

 Sudut pergelangan tangan (square window)


 Arm recoil
 Sudut popliteal

 Tanda scarf
 Heel-to-ear
Pemeriksaan maturitas neurologis bayi sebaiknya dilakukan dalam waktu 18-24 jam pasca
lahir setelah efek anestesi maternal hilang. Tonus dan respons bayi dapat menurun akibat
medikasi maternal, sehingga penilaian yang terlalu cepat dapat mengurangi akurasi. [2,5-
7,20]

Tabel 1. Penilaian Maturitas Fisik New Ballard Score


Komponen Indikator Maturitas Skor
Kulit Transparan, lengket, rapuh -1
Translusen, gelatinosa, merah 0
Lembut/licin, merah muda / pink, vena membayang 1
Terkelupas superfisial (superficial peeling) dan/atau ruam, vena
beberapa 2
Pecah-pecah, terdapat daerah pucat, vena jarang 3
Perkamen, pecah-pecah dalam, tidak terlihat vena 4
Seperti kulit / leathery, pecah-pecah, terdapat keriput 5
Tidak ada -1
Jarang sekali 0
Banyak sekali 1
Menipis 2
Beberapa daerah tanpa rambut 3
Lanugo Sebagian besar tanpa rambut 4

Heel-to-toe < 40 mm -2

Heel-to-toe 45-50 mm -1
>50 mm, tidak ada lipatan 0
Garis merah tipis 1
Garis melintang pada bagian anterior 2
Garis lipatan hingga 2/3 anterior 3
Garis plantar Garis lipatan seluruh telapak 4
Tidak dapat dinilai / imperceptible -1
Sulit dinilai / barely perceptible 0
Areola datar, tidak terdapat penonjolan / no bud 1
Areola berbintil, penonjolan 1-2 mm 2
Areola terangkat, penonjolan 3-4 mm 3
Payudara Areola penuh, penonjolan 5-10 mm 4
Kelopak mata menempel (lightly fused) -2
Kelopak mata menyatu longgar (loosly fused) -1
Kelopak mata terbuka, pinna datar, tetap terlipat 0
Lengkung pinna minimal, lunak, rekoil lambat 1
Lengkung pinna baik, lunak, siap rekoil (ready recoil) 2
Bentuk tegas, keras, rekoil segera 3
Mata/telinga Kartilago tebal, kaku 4

Genitalia L: Skrotum datar, halus -1


P: Klitoris menonjol, labia datar

L: Skrotum kosong, rugae samar

P: Klitoris menonjol, labia minora kecil


0

L: Testis pada kanalis atas, rugae jarang

P: Klitoris menonjol, labia minor membesar


1

L: Testis turun, rugae sedikit

P: Labia mayora dan minora menonjol


2

L: Testis turun, rugae jelas

P: Labia mayora besar, labia minora kecil


3

Laki-laki (L) L: Testis pendulum, rugae dalam

Perempuan (P) P: Labia mayora menutupi klitoris dan labia minora


4
Sumber: dr. Josephine, 2019

Komponen penilaian skor Ballard dapat dilihat pada tabel 1. Skor Ballard dapat
memperkirakan usia gestasi mulai dari 20 minggu hingga 44 minggu. Interpretasi hasil skor
Ballard adalah sebagai berikut:

 Skor -10 = usia 20 minggu

 Skor -5 = usia 22 minggu

 Skor 0 = usia 24 minggu

 Skor 5 = usia 26 minggu

 Skor 10 = usia 28 minggu

 Skor 15 = usia 30 minggu


 Skor 20 = usia 32 minggu

 Skor 25 = usia 34 minggu

 Skor 30 = usia 36 minggu

 Skor 35 = usia 38 minggu

 Skor 40 = usia 40 minggu

 Skor 45 = usia 42 minggu

 Skor 50 = usia 44 minggu

Hasil skor Ballard < 35 menandakan bayi prematur (<38 minggu). Penghitungan usia bayi
juga dapat dihitung dengan rumus:

Perkiraan usia gestasi berdasarkan skor Ballard dapat terjadi perbedaan 1-3 minggu pada bayi
<28 minggu dan 0.15-0.3 minggu pada bayi <26 minggu. [5-7]

Pemeriksaan berat badan bayi juga sangat penting dilakukan pada bayi prematur. Bayi
prematur sering kali mengalami berat badan lahir rendah (BBLR). Meskipun demikian, berat
badan lahir harus disesuaikan dengan usia bayi menjadi:
 Kecil masa kehamilan (KMK) / small for gestational age
 Sesuai masa kehamilan (SMK) / appropriate for gestational age
 Lebih masa kehamilan (LMK) / large for gestational age
Setelah itu akan didapatkan diagnosis NKB–KMK atau NKB–SMK. [1,6,21]

Diagnosis Banding
Diagnosis banding bayi prematur antara lain adalah:

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi dengan berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram.
Bayi BBLR dapat merupakan bayi prematur ataupun bayi cukup bulan.

Restriksi Pertumbuhan Intra Uterin (IUGR)

Bayi tidak mampu mencapai pola pertumbuhan fetus yang diharapkan. IUGR umumnya


disebabkan karena multifaktorial patologis yang menghambat pertumbuhan. Meskipun
demikian, tidak semua bayi IUGR berukuran kecil (KMK).
Neonatus Kecil Masa Kehamilan (KMK)
Neonatus dengan berat kurang dari persentil 10 untuk usianya atau -2 SD dari rata-rata. Bayi
KMK belum tentu mengalami restriksi pertumbuhan secara patologis.

Kesalahan Penilaian Usia Gestasi

Kesalahan dalam menilai usia gestasi dapat menghasilkan perkiraan usia bayi prematur pada
bayi cukup bulan. [5-7,22]

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada bayi prematur dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan
yang ada sehingga tata laksana yang tepat dapat segera dilakukan.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada bayi prematur meliputi: (1) pemeriksaan darah lengkap, (2)
serum elektrolit, (3) glukosa darah, dan (4) bilirubin. [7,8]

Pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan anemia atau polisitemia pada bayi prematur
dan membantu menentukan kebutuhan transfusi darah. Bayi prematur sering kali mengalami
anemia prematuritas yang diakibatkan oleh transpor besi trans plasenta, eritropoiesis fetus
yang belum sempurna, perdarahan, hemolisis, pengambilan darah,  atau kadar eritropoietin
rendah.

Penurunan hemoglobin hingga 10 g/dL dapat merupakan anemia fisiologis pada bayi aterm
sehat, sedangkan pada bayi prematur kadar hemoglobin dapat turun hingga 8 g/dl (BB 1000-
1500 gram) dan 7 g/dl (BB <1000 gram). Leukositosis ataupun leukopenia juga dapat
menjadi penanda adanya infeksi. [7,24]

Serum elektrolit pada neonatus, terutama kalsium dan magnesium, sangat dipengaruhi oleh
medikasi maternal. Apabila ibu mendapatkan magnesium sulfat, maka dapat terjadi
hipermagnesemia dan hipokalsemia pada bayi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan
muskuloskeletal dan respiratorik. [7,15]

Hipoglikemia atau hiperglikemia sering terjadi pada bayi prematur. Pemantauan glukosa
darah harus dilakukan secara rutin dalam 2 jam pertama pasca lahir hingga pemberian nutrisi
stabil atau glukosa darah normal. Hipoglikemia pada neonatus meningkatkan risiko
mortalitas. [2,7,11]

Serum bilirubin umumnya ditemukan meningkat pada bayi-bayi prematur.


Hiperbilirubinemia pada bayi prematur <35 minggu sering kali meningkatkan risiko ikterus
neonatorum ataupun kern ikterus. Hiperbilirubinemia juga dapat terjadi akibat hemolisis.
[7,25]

Skrining Bayi Prematur

Bayi prematur memiliki risiko morbiditas tinggi, seperti retinopati prematuritas, anemia,


kelainan neurologis, gangguan pendengaran, gangguan fungsi ginjal, gangguan metabolik,
kelainan kongenital, dan infeksi kulit. Kebutuhan skrining dan perawatan dengan spesialis
terkait gangguan yang dialami dilakukan sesuai indikasi dan kondisi klinis bayi sebagaimana
dinilai oleh dokter spesialis anak. [2,7-9,11]
Skrining dasar yang paling umum dilakukan adalah skrining gangguan metabolik, seperti
hipotiroidisme. Hipotiroidisme, fenilketonuria, dan galaktosemia juga sering dialami bayi
prematur. Kebijakan untuk melakukan skrining rutin pada bayi prematur berbeda-beda pada
tiap pusat layanan kesehatan. Pada umumnya, bayi prematur dengan berat <1500 gram atau
usia gestasi <32 minggu memerlukan skrining gangguan metabolik rutin dan dilakukan
skrining ulang pada 2-4 minggu pasca lahir. [7,26,27]

Skrining retinopati prematuritas direkomendasikan untuk rutin dilakukan pada kondisi:

 Bayi dengan berat < 1500 gram atau usia gestasi < 30 minggu

 Bayi dengan berat 1500-2000 gram atau usia gestasi > 30 minggu yang memiliki
risiko tinggi mengalami retinopati prematuritas, seperti bayi yang mengalami hipotensi dan
memerlukan dukungan inotropik, bayi yang menerima suplementasi oksigen selama beberapa
hari atau lebih, atau bayi yang menerima suplementasi oksigen tanpa pemantauan saturasi

Kriteria usia gestasi dan risiko prematuritas ditentukan oleh dokter spesialis anak atau
konsultan neonatologi, sedangkan pemeriksaan untuk retinopati dilakukan oleh dokter
spesialis oftalmologi yang berkompetensi. [7,11,27]

Lumbal Pungsi

Lumbal pungsi (LP) dapat membantu diagnosis pada bayi prematur yang dicurigai
mengalami infeksi sistem saraf pusat. Tindakan ini dapat dilakukan apabila tidak terdapat
kontraindikasi, seperti koagulopati, peningkatan tekanan intrakranial, infeksi kulit di lokasi
yang akan dipungsi, dan klinis tidak stabil. Committee on Fetus and
Newborn merekomendasikan agar LP dilakukan pada:
 Seluruh pasien dengan kultur darah positif

 Bayi dengan gejala klinis atau hasil laboratorium yang menandakan sepsis

 Bayi yang tidak menunjukkan perubahan klinis dengan pemberian antimikroba


Pemeriksaan ini sangat invasif dan sebaiknya dipertimbangkan kembali pada bayi prematur
dengan berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR). [7,28]

Anda mungkin juga menyukai