Anda di halaman 1dari 5

Natasha Khairunnisa Ardanianti (27)

XII MIPA 7

1.
Makna lambang PKI
- Palu dan arit: Gambar palu
dan arit yang tumpang-
tindih bersilang, masing-
masing mewakili kaum
buruh dan petani,
menyimbolkan persatuan
kedua kaum tersebut.
- Padi dan kapas:
Kemakmuran dan keadilan
- Bendera Indonesia
Makna lambang DI/TII
- Bulan dan bintang: simbol islam
-Bendera Indonesia

2.
Latar Belakang Lahirnya PKI
- Latar belakang berdirinya PKI
dimulai dengan keberadaan ISDV
yaitu Serikat pekerja yang didirikan
oleh Sneevliet yaitu seorang
Belanda pada tahun 1914.
- ISDV mengalami perubahan dan
berubah nama menjadi Partai
komunis Hindia dengan Semaun
sebagai ketua partainya. Semaun
Merupakan anggota PKH (Partai
komunis Asia pertama yang
menjadi bagian dari Komunis
Internasional) sekaligus juga
sarekat islam.
- Keberadaannya di Sarekat Islam,
membuat sarekat islam terpecah
menjadi dua kubu yaitu sarekat
islam putih dan merah. Sarekat islam merah memiliki pemikiran komunis karena dipengaruhi
oleh Semaun. Pada akhirnya sarekat islam merah menjadi bagian dari partai komunis hindia
dan pada tahun 1924, partai nya berubah nama menjadi partai komunis indonesia.
Latar Belakang Lahirnya Pemberontakan PKI
Pemberontakan PKI 1948 Madiun
1. Konflik antara TNI dan PKI
- Pada Mei 1946, dibentuk staf pendidikan politik dan tentara (Pepolit) yang berada dibawah
kekuasaan kementrian pertahanan dan kementrian yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin yang
cenderung bercorak komunis. Keberadaan pepolit ini ditolak oleh para pimpinan TNI di pusat
maupun daerah, karena dianggap hanya untuk kepentingan politik Amir Syarifuddin.
- Pembentukan Biro perjuangan dibawah kekuasaan kementerian pertahanan yang dianggap
sebagai pasukan TNI tandingan yang bercorak komunis
- Keberadaan biro perjuangan tersebut akhirnya menyebabkan dualisme pertahanan. Karena
pada 3 juni 1947, pemerintah memutuskan untuk melebur semua angkatan bersenjata kedalam
TNI, namun biro perjuangan tidak masuk ke dalamnya dan justru membentuk TNI bagian
masyarakat untuk diri mereka sendiri. Setelah itu PM Amir Syarifuddin justru mempersenjatai
TNI masyarakat dan membuat kekhawatiran karena TNI masyarakat dimanfaat untuk
kepentingan politik komunisnya.
2. Hasil perjanjian Renville
Hasil perjanjian ini membuat kabinet Amir Syarifuddin jatuh dan diganti Hatta. Hatta setelah
naik menjadi perdana menteri kemudian memberlakukan kebijakan reorganisasi dan
rasionalisasi (ReRa). Isi kebijakan tersebut ialah:
- memberikan kebebasan bagi TNI yang ingin kembali ke pekerjaan semula
- Mengembalikan 100.000 orang ke dalam desa
Akibatnya, kelompok TNI bagian masyarakat yang pulang terkena dampaknya karena mereka
bukanlah tentara profesional (lulusan sekolah militer) sehingga mereka harus kembali ke
pekerjaan sebelumnya (mayoritas petani). Karena itu, Amir Syarifuddin kemudian membentuk
Front demokrasi rakyat (FDR) yang akan sering membuat kerusuhan dan pemberontakan di
wilayah surakarta dan madiun
3. Kepulangan Musso dari Russia
Musso yang merupakan tokoh komunis indonesia. Musso kemudian bergabung dgn PKI dan
memperkuat pengaruh PKI kepada masyarakat
Pemberontakan G30S
1. Kegagalan pemberontakan PKI madiun
Setelah pemberontakan madiun ditumpas, banyak dari tokoh PKI yang memilih untuk melarikan
diri ke Russia untuk bersembunyi. Pada masa demokrasi liberal, tokoh tokoh pki mulai perlahan
kembali ke tanah air dan memulai kembali membuat gerakan, salah satunya ialah DN Aidit.
2. Keberhasilan PKI dalam pemilu 1955
Pada 1955, Indonesia pertama kali menyelenggarakan pemilu. Hasilnya terdapat 4 partai yang
berhasil memperoleh suara terbesar yaitu PKI, NU, Masyumi dan PNI. Walaupun PKI jarang
mendapatkan tempat di kabinet, namun PKI memiliki kedekatan dengan PNI yaitu partai
pengusung Soekarno. Karena itulah para tokoh PKI mulai mendapatkan tempat di
pemerintahan karena mendekati Soekarno. Misalnya DN Aidit akihrnya menjabat sebagai
pimpinan panitia kerja DPA dan mulai menyusupkan program-program PKI kedalam program
pemerintah. Kemudian pada kabinet dwikora, beberapa tokoh dari PKI menduduki mendapat
kursi menteri dan pejabat negara lainnya.
3. Keadaan dan Kondisi Indonesia yang sedang Tidak Baik
Indonesia yang sedang berada dalam krisis ekonomi dan politik. Kondisi tidak menetu dan harga
bahan tidak terjangkau. Presiden Sukarno sedang sakit dan dapat meninggal sewaktu-waktu.
DN Aidit melihat kesempatan untuk mengambil kekuasaan. Mereka menebar isu “Dewan
Jenderal” yang disebut ada di kalangan Angkatan Darat yang ingin mengkudeta Presiden
Sukarno.
Latar Belakangnya PemberontakanDI/TII
A. Latar Belakang DI TII Jawa Barat
- Kekecewaan sekelompok masyarakat terhadap hasil perundingan Renville yang berakibat
semakin sempitnya wilayah Indonesia
- Mimpi Kartosuwiryo untuk mendirikan Negara Indonesia yang berasaskan agama Islam
B. Latar Belakang DI TII Jawa Tengah
-Karena kekecewaan terhadap perjanjian Renville yang memaksa TNI untuk hijrah ke wilayah RI
di Indonesia. Namun hal tersebut tidak dituruti oleh Amir Fatah yaitu seorang komandan laskar
Hizbullah di Sidoarjo dan Mojokerto.
-Amir merupakan prajurit yang pemberani, ia berjuang bersama TNI menghadapi Agresi Militer
II dan mampu mengajak laskar-laskar rakyat untuk bergabung bersama TNI. Akibat perjanjian
Renville, Amir memproklamasikan berdirinya DI dan membentuk Tentara Islam Indonesia (TII).
Ia juga menyatakan bergabung dengan gerakan DI TII di Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo
C. Latar Belakang DI TII Kalimantan Selatan
-Pada awalnya merupakan gerakan pemberontakan Ibnu Hajar yaitu seorang prajurit TNI yang
memimpin KRYT (Kesatuan Rakyat yang tertindas). KRYT ini terbentuk karena rasa kecewa
tentara yang didemobilisasi atau tidak mendapatkan posisi yang mereka inginkan dan
menyebabkan perasaan tidak adil antara para pejuang kemerdekaan.
D. Latar Belakang DI TII Sulawesi Selatan
- Pada saat itu situasi di Sulawesi Selatan sedang tidak kondusif, sehingga Kahar Muzakkar
sebagai prajurit TNI dari Brigade 16 berjuang untuk mengamankan wilayah tersebut. Ia
kemudian mengusulkan pembentukan Tentara Republik Indonesia Persiapan Sulawesi (TRIPS)
kepada Panglima Besar Soedirman. Usulan tersebut diterima dan melaksanakan pembentukan
TRI Persiapan Resimen Hasanuddin.
-Pada 1949, Kahar Muzakkar membentuk Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang terdiri
atas laskar2 perjuangan di Sulsel. Akan tetapi pemerintah menginginkan KGSS dibubarkan.
Kahar kemudian menolak dan menuntut agar anggota KGSS dimasukan kedalam TNI Brigade
Hasanuddin. Tuntutan Kahar Muzakkar ditolak dengan alasan anggota KGSS yang memenuhi
syarat dapat diterima sebagai anggota TNI, sedangkan yang tidak memenuhi syarat akan
ditempatkan ke dalam korps Cadangan Nasional. Karena rasa kecewa tersebut, Kahar kemudian
mengubah KGSS menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan diri sebagai bagian dari DI
TII Kartosuwiryo
E. Latar Belakang DI TII Aceh
-Pada masa perjuangan kemerdekaan, rakyat aceh telah memberikan kontribusi besar kepada
pemerintah Indonesia. Salah satu nya ialah pemberian pesawat Seulawah kepada pemerintah
Indo dari rakyat Aceh.
-Pada saat itu Aceh telah meminta hak istimewanya untuk memberlakukan hukum syariat Islam
di wilayah nya, namun hal tersebut tidak direalisasikan oleh pemerintah. Selain itu, terdapat
rencana dari pemerintah pusat untuk memasukan Aceh kedalam Provinsi Sumatera Utara dan
ibukota provinsi Medan. Hal tersebut menambah rasa kekecewaan rakyat Aceh karena daerah
Sumatera Utara itu sendiri memiliki penduduk yang mayoritas menganut agama kristen. Hal
tersebut membuat pemimpin Aceh bernama Daud Beureuh yang awalnya pendukung
kemerdekaan Indonesia untuk bergabung dalam DI TII Kartosuwiryo
3.
Pemberontakan PKI 1948 (Madiun), Pemberontakan G30S (Gerakan 30 September 1965)
Dalam menangani pemberontakan G30S ini, Soeharto, selaku Panglima Kostrad
melakukan konsolidasi pasukan TNI yang masih setia kepada pemerintahan untuk melakukan
penumpasan pemberontakan yang didalangi PKI ini, ia juga merebut kembali stasiun
telekomunikasi RRI untuk menjelaskan melalui siaran bahwa terjadi pengkhianatan yang
dilakukan PKI serta terjadi penculikan beberapa TNI AD, juga menyampaikan keadaan Presiden
juga A.H. Nasution, selain itu, Soeharto berupaya merebut tempat yang diduga pusat gerakan
PKI ini, yaitu Bandara Halim Perdana Kusuma dan berhasil direbut oleh Resimen Para Komando
Angkatan Darat (RPKAD), Selain itu, dibuatlah TAP MPRS Nomor XXV/1966 yang berisi
dibubarkannya PKI dan larangan untuk menyebarkan komunis, marxisme-leninisme. Para
pemimpin PKI pun dihukum juga ada yang dihukum mati.
Dalam menangani pemberontakan 1948 ini, pemerintah menggelar sidang kabinet
lengkap di Yogyakarta. Dalam sidang tersebut, terdapat keputusan bahwa peristiwa ini
merupakan suatu pemberontakan terhadap pemerintah RI, sehingga langsung menyetujui
konsep keputusan presiden. Pemerintah beserta Perdana Menteri Hatta mengusulkan kepada
BP KNIP suatu rancangan undang-undang tentang “Pemberian Kekuasaan Penuh Kepada
Presiden Dalam Keadaan Bahaya” Sehingga pemerintah mempunyai dasar hukum yang cukup
kuat dalam melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Dilakukanlah operasi penumpasan
oleh TNI dengan segera untuk merebut Madiun kembali. Gerakan pasukan pemerintah ini
dimulai pada 21 September 1948. Pengejaran pemberontakan oleh TNI terus dilakukan pada 31
Oktober 1948.

DI/TII
Dalam penumpasan DI/TII Jawa Barat, pada awalnya pemerintah RI berupaya
menyelesaikan pemberontakan dengan cara damai dengan membentuk komite yang dipimpin
oleh Moh. Natsir, namun gagal. Maka ditempuh operasi militer yang dinamakan Operasi
Bharatayudha. Kartosuwiryo akhirnya tertangkap di Gunung Salak Majalaya pada tanggal 4 Juni
1962 melalui operasi Bharatayudha dengan taktik Pagar Betis yang dilakukan oleh TNI dengan
rakyat. Pagar Betis merupakan pelibatan masyarakat dalam mempersempit gerakan DI/TII.
Pada akhirnya Kartosuwiryo ditangkap dan kemudian dijatuhi hukuman mati. Penumpasan
DI/TII Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah tidak terlalu lama. Penyelesaian
pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dilakukan dengan membentuk pasukan khusus yang
diberi nama Banteng Raiders. Operasi penumpasannya diberi nama Operasi Gerakan Benteng
Negara di bawah pimpinan Letkol Sarbini, kemudian dipimpin oleh Letkol M. Bachrun dan
selanjutnya dipimpin oleh Letkol Ahmad Yani.
Penumpasan DI/TII Sulawesi Selatan. Untuk mengatasi pemberontakan Kahar Muzakar,
pemerintah melancarkan operasi militer dengan mengirimkan pasukan dari Devisi Siliwangi.
Pemberontakan Kahar Muzakar cukup sulit untuk ditumpas, mengingat pasukan Kahar Muzakar
sangat mengenal medan pertempuran. Akhirnya pada bulan februari 1965 Kahar Muzakar
tewas dalam sebuah pertempuran. Pembrontakan benar-benar dapat ditumpas pada Juli 1965.
Penumpasan DI/TII Aceh. Pemerintah pusat berusaha untuk mengatasi pemberontakan Daud
Beureuh dengan memberikan status daerah istimewa bagi Aceh dengan hak-hak otonomi yang
luas. Atas inisiatif Kolonel Yasin, diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang
berlangsung pada tanggal 17-21 Desember 1962. Akhirnya pemberontakan DI/TII di Aceh dapat
diselesaikan dengan damai. Penumpasan DI/TII Kalsel. Penyelesaian pemberontakan Ibnu Hajar
dilakukan dengan jalan damai dan operasi militer. Pada tahun 1963, pasukan Ibnu Hajar dapat
ditumpas dan Ibnu hajar dijatuhi hukuman mati.

4. Salah satu akibatnya ialah Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Seperti yang diketahui, DI TII
Aceh berhasil ditumpas oleh pada saat itu, namun semangat nasionalisme aceh tetap ada.
Selain itu, rasa kekecewaan rakyat aceh terhadap pemerintah tetap ada. Setelah Aceh batal
dilebur ke dalam Sumatera Utara, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa terdapat
perusahaan-perusahaan asing yang mengeksploitasi kekayaan alam di Aceh yaitu gas alam.
Pada saat itu perusahaan asing dapat masuk karena rezim orde baru pada saat itu mengizinkan.
Kekecewaan dan rasa takut wilayah Aceh dieksploitasi untuk membangun Jakarta dan Jawa)
membuat Hasan Di Tiro marah dan mengobarkan perlawanan melalui Gerakan Aceh Merdeka.
Para bekas pendukung DI TII Aceh kemudian ikut bergabung ke dalam GAM dan melancarkan
serangan. Walaupun tidak berhubungan secara langsung, namun dengan partisipasi para eks DI
TII dalam GAM dan rasa kekecewaan yang sama (DI TII: Aceh digabung kedalam Sumatera Barat
& GAM) : kecewa aceh dieksploitasi dan tidak memberikan feedback kepada rakyat aceh secara
langsung) memperlihatkan keterkaitan diantara dua gerakan tersebut.
Akibat bila tak terselesaikannya Pemberontakan di Madiun dan G30SPKI adalah
eksistensi PKI masih ada dan mengakibatkan jatuhnya Indonesia ke tangan pemerintahan
komunis
5.
Menurut analisa saya, gerakan PKI sudah benar-benar hilang karena dapat dibuktikan
dengan mayoritas masyarakat yang benar-benar tidak menerima adanya komunisme di
kalangan mereka, selain itu juga sudah tidak ada lagi partai politik yang menganut komunisme,
hal-hal tersebut dapat menjadikan pembuktian dari hilangnya gerakan separatisme.
Menurut analisa saya, gerakan separatisme DI/TII sudah tak ada lagi, namun menurut
saya masih ada kemauan untuk mendirikan negara islam pada segelintir kelompok, contohnya
FPI (Front Pembela Islam)

Anda mungkin juga menyukai