BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1. Latar Belakang .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
2.1. Bahaya sampah plastik bagi kesehatan ................................................................
2.2. Bahaya sampah plastik bagi lingkungan ..............................................................
2.3. Bahaya kantong plastik berwarna ........................................................................
2.4. Upaya Penanggulangan Llimbah Plastik..............................................................
2.4.1. Daur Ulang............................................................................................................
2.4.2. Incinerasi...............................................................................................................
2.4.3. Plastik Biodegradable...........................................................................................
2.4.4. Pengolahan sampah plastik ..................................................................................
2.4.5. Pemanfaatan sampah plastik.................................................................................
2.5. Manfaat Penanggulangan Sampah........................................................................
Menyadari dampak buruk akibat pemakaian plastik terhadap lingkungan, saat ini
pemerintah semakin giat memberikan kesadaran terhadap masyarakat untuk mengurangi
penggunaan plastik dalam kehidupan, kemudian memberikan pengajaran mengenai cara
pengolahan limbah plastik menjadi barang yang bermanfaat bagi kehidupan.
Saya menulis makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas saya yang diberikan
oleh Bapak Riyanto Sinaga pada matakuliah Ilmu Alamiah Dasar. Juga untuk menghimbau
masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan kita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4.2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu
tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat
digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik
menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi,
pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran
plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas
menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas
korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah
dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang
mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan
pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
2.4.3. Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu,
sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan
dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung.
Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk
membayar lebih.
Untuk mengurangi pencemaran plastik :
1) Kurangi penggunaan plastik
2) Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah organik, sehingga dapat didaur ulang.
3) Jangan membuang sampah plastik sembarangan.
4) Sampah plastik jangan dibakar.
Untuk menghindari bahaya keracunan akibat penggunaan plastik :
1) Gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti gelas.
2) Gunakan penciuman, jika makanan/minumam bau plastik jangan digunakan.
3) Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang
penghisapnya) berbahanpolycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan
kaca,po lyethylene, ataupolypropylene. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless
steel,polypropylene,ataupolyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena
tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahanlatex.
4) Janganlah menyimpan air minum atau pun makanan dalam keadaan panas.
5) Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan
botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah
hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus
meningkat seiring waktu. Bahan alternative yang dapat digunakan adalah botolstainless steel
atau kaca.
6) Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada
microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut
terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini pun dapat terjadi bila kemasan
plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.
7) Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas
3.1. Kesimpulan
Limbah plastik merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Limbah plastik merupakan limbah terbanyak yang terdapat di bumi. Plastik
tidak dapat terurai dengan cepat. Waktu yang diperlukan plastik agar terurai yaitu 1000
tahunan.
Limbah tidak dapat dihilangkan tetapa dapat dikurangi dengan banyak cara, yaitu
dengan mendaur ulang sampah, plastik dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable dan juga
dibakar pada suhu yang sangat tinggi.
Pemanfaataan limbah plastik perlu dilakukan agar lingkungan sekitar kita tidak
tercemar, seperti mendaur ulang kembali limbah plastik yang dapat diolah menjadi berbagai
kerajinan juga sebagai bisnis.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/limbah_beracun
https://www.academia.edu/8669784/MAKALAH_PENGOLAHAN_LIMBAH_PLASTIK
http://banktoyieb.blogspot.com/2013/11/makalah-penanganan-limbah-plastik.html
http://salsabilapinrang.blogspot.com/2013/05/tugas-individu-kimia-cara.html
http://yuumukhlis.blogspot.com/2017/03/contoh-makalah-pengolahan-limbah-plastik.html
Strategi dan Upaya Penanganan Limbah
Plastik secara Berkelanjutan
Disusun Oleh :
Alvino Viando Putra
(181402121)
TEKNOLOGI INFORMASI