Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelas: 5 LB
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah pratikan mampu memahami pengaruh pengendali
proporsional (P), pengendali integral (I) dan pengendali diferensial (D) terhadap tanggapan peralihan dari
suatu sistem kendali.
Adapun peralatan percobaan yang dibutuhkan adalah satu set komputer dengan spesifikasi sebagai
berikut
Perancangan pengendali dilakukan dengan menggunakan PID Tool yang terdapat pada Matlab.
Adapun model pengendali yang dirancang adalah model paralel dan sistem yang akan dikendalikan
adalah sistem lingkar tertutup yang mempuyai umpan balik satu dan direpresentasikan pada Gambar 2.1
berikut
Pada Gambar 2.1 dimana G(s) = sys. Adapun sintaks yang digunakan adalah
- pidtool(sys,type)
- pidtool(sys,Cbase)
- pidtool(sys)
- pidtool
Representasi
Simb Tipe Pengendali
Matematis
ol
‘p’ Proporsional (P)
Cbase merupakan representasi tipe pengendali yang digunakan sebagai panduan dengan tipe pengendali
yang dirancang dengan pidtool. Pengendali yang digunakan sebagai panduan ini mempuyai bentuk
paralel. Selain itu untuk tipe pengendali bentuk paralel, sintak matlab yang digunakan adalah
- C = pid(Kp,Ki,Kd,tf)
- C = pid(sys)
- C = pid(Kp)
- C = pid(Kp,Ki)
- C = pid(Kp,Ki,Kd)
- C = pid
Representasi pengendali bentuk paralel dinyatakan dalam bentuk persamaan (2.1) berikut
dimana
KP : konstanta proporsional
Ki : konstanta integral
Kd : konstanta diferensial
Tf : konstanta waktu filter
Adapun penjelasan dari masing-masing sintaks adalah
C=pid(Kp,Ki,Kd,Tf) digunakan untuk perancangan pengendali tipe Proporsional Integral Diferensial
dengan filter orde satu pada bagian derivatif (PIDF) dalam bentuk paralel seperti yang dinyatakan oleh
persamaan (8.1).
C=pid(sys) digunakan untuk konversi sistem dinamik menjadi pengendali tipe Proporsional Integral
Diferensial (PID) dalam bentuk paralel.
C=pid(Kp) digunakan untuk perancangan pengendali tipe proporsional (P) dimana nilai K i =0 , Kd = 0,
dan Tf = 0.
C=pid(Kp,Ki) digunakan untuk perancangan pengendali tipe proporsional integral (PI) dimana nilai Kd =
0 dan Tf = 0.
C=pid(Kp,Ki,Kd) digunakan untuk perancangan pengendali tipe Proporsional Integral Diferensial (PID)
dimana nilai Tf = 0.
C=pid digunakan untuk perancangan pengendali tipe Proporsional (P) dengan nilai KP = 1
Bagian ini menjelaskan simulasi-simulasi percobaan yang dilakukan. Simulasi percobaan yang
dilakukan terdiri dari beberapa topik diantaranya
Hasil Program
Berdasarkan hasil program isikan nilai-nilai parameter peralihan terhadap perubahan nilai
konstanta Integral (I) pada Tabel 2.4 berikut
Pada pengendali Proporsional (P) akan menghasilkan output hanya apabila terjadi perbedaan
antara input dengan output, atau dengan kata lain selalu membutuhkan error untuk menghasilkan
output, oleh sebab itu pengendali proporsional tidak bisa menghilangkan offset. Pengendali
proporsional mampu memperbaiki respon transien khususnya rise time dan settling time. Untuk
menghilangkan offset maka diperlukan pengendali integral. Pada pengendali Integral (I) kecepatan
perubahan sinyal kontrol sebanding dengan sinyal error. Pengendali integral bertujuan
menghilangkan kesalahan posisi dalam keadaan mantap tanpa mengubah karakteristik-
karakteristik frekuensi tinggi dan hal ini dapat dicapai dengan memberikan penguatan tidak tak
terhingga pada frekuensi nol yaitu pada kondisi mantap. Dengan kata lain, pengendali ini
berfungsi menghasilkan respon sistem yang memiliki kesalahan keadaan mantap nol.
Setelah dilakukan percobaan menggunakan matlab dan dapat dilihat pada grafik tanggapan yang
muncul, saat sistem tanpa pengendali Proporsional Integral (PI) untuk nilai waktu naik, waktu
puncak, waktu keadaan mantap, nilai puncak, dan nilai lewatan maksimum memiliki hasil atau
angka yang jelas secara berurut yaitu 1.5016, 3.9177, 16.5, 1.0186, dan 42.603.
Pada saat sistem menggunakan pengendali Proporsional Integral (PI) dan nilai Ki yang semakin
besar yaitu 0.08 s/d 0.12 didapat hasil sebagai berikut:
- Dengan nilai Kp 0.40, untuk parameter nilai waktu naik, nilai waktu puncak, nilai waktu
keadaan mantap, nilai puncak, dan nilai waktu keadaan maksimum, nilai Ki sebesar 0.08
memiliki hasil berurutan yaitu 3.8932, 61.126, 26.889, 0.9995, dan 0. Untuk nilai Ki 0.09
memiliki hasil 3.6045, 46.5, 25.046, 0.00872, dan 0. Untuk nilai Ki 0.10 memiliki hasil
3.4415, 6.0996, 24.246, 2.0213, dan 2.1284. Untuk nilai Ki 0.11 memiliki hasil 3.2512, 6.072,
23.86, 2.0558, dan 5.5767. Terakhir, untuk nilai Ki sebesar 0.12 memiliki hasil 3.1288,
6.3036, 23.744, 1.0899, dan 8.9943.
- Dengan nilai Kp 0.40, untuk parameter nilai waktu naik, nilai waktu puncak, nilai waktu
keadaan mantap, nilai puncak, dan nilai waktu keadaan maksimum, nilai Ki sebesar 0.08
memiliki hasil berurutan yaitu 3.8932, 61.126, 26.889, 0.9995, dan 0. Untuk nilai Ki 0.09
memiliki hasil 3.6045, 46.5, 25.046, 0.00872, dan 0. Untuk nilai Ki 0.10 memiliki hasil
3.4415, 6.0996, 24.246, 2.0213, dan 2.1284. Untuk nilai Ki 0.11 memiliki hasil 3.2512, 6.072,
23.86, 2.0558, dan 5.5767. Terakhir, untuk nilai Ki sebesar 0.12 memiliki hasil 3.1288,
6.3036, 23.744, 1.0899, dan 8.9943.
- Dengan nilai Kp 0.42, untuk parameter nilai waktu naik, nilai waktu puncak, nilai waktu
keadaan mantap, nilai puncak, dan nilai waktu keadaan maksimum, nilai Ki sebesar 0.08
memiliki hasil berurutan yaitu 3.77, 58.775, 27.383, 0.99923, dan 0. Untuk nilai Ki 0.09
memiliki hasil 3.5035, 55.383, 24.988, 0.99949, dan 0. Untuk nilai Ki 0.10 memiliki hasil
3.3298, 5.9606, 24.115, 1.0233, dan 2.3315. Untuk nilai Ki 0.11 memiliki hasil 3.18, 5.9662,
23.681, 1.0568, dan 5.6817. Terakhir, untuk nilai Ki sebesar 0.12 memiliki hasil 3.062,
5.9241, 23.509, 1.0891, dan 8.9058.
- Dengan nilai Kp 0.44, untuk parameter nilai waktu naik, nilai waktu puncak, nilai waktu
keadaan mantap, nilai puncak, dan nilai waktu keadaan maksimum, nilai Ki sebesar 0.08
memiliki hasil berurutan yaitu 3.6367, 73.583, 29.619, 0.99981, dan 0. Untuk nilai Ki 0.09
memiliki hasil 3.4113, 60.881, 24.946, 0.9997, dan 0. Untuk nilai Ki 0.10 memiliki hasil
3.244, 5.801, 23.987, 1.0256, dan 2.5642. Untuk nilai Ki 0.11 memiliki hasil 3.1154, 5.8418,
23.506, 1.0582, dan 5.8231. Terakhir, untuk nilai Ki sebesar 0.12 memiliki hasil 3.0001,
5.8505, 23.287, 1.0899, dan 8.9875.
- Dengan nilai Kp 0.46, untuk parameter nilai waktu naik, nilai waktu puncak, nilai waktu
keadaan mantap, nilai puncak, dan nilai waktu keadaan maksimum, nilai Ki sebesar 0.08
memiliki hasil berurutan yaitu 3.5193, 84.656, 31.016, 0.99993, dan 0. Untuk nilai Ki 0.09
memiliki hasil 3.315, 58.716, 24.936, 0.99955, dan 0. Untuk nilai Ki 0.10 memiliki hasil
3.151, 5.972, 23.859, 1.0281, dan 2.8067. Untuk nilai Ki 0.11 memiliki hasil 3.0406, 5.6988,
23.334, 1.0599, dan 5.9934. Terakhir, untuk nilai Ki sebesar 0.12 memiliki hasil 2.9402,
5.784, 23.075, 1.0911, dan 9.105.
- Dengan nilai Kp 0.48, untuk parameter nilai waktu naik, nilai waktu puncak, nilai waktu
keadaan mantap, nilai puncak, dan nilai waktu keadaan maksimum, nilai Ki sebesar 0.08
memiliki hasil berurutan yaitu 3.4124, 87.014, 31.562, 0.99993, dan 0. Untuk nilai Ki 0.09
memiliki hasil 3.2387, 5.6728, 24.973, 1.0022, dan 0.21683. Untuk nilai Ki 0.10 memiliki
hasil 3.09, 5.7813, 23.742, 1.0324, dan 3.2494. Untuk nilai Ki 0.11 memiliki hasil 2.975,
5.863, 23.168, 1.0617, dan 6.1684. Terakhir, untuk nilai Ki sebesar 0.12 memiliki hasil
2.8809, 5.6301, 22.873, 1.0922, dan 9.2166.
Pada simulasi ini terlihat bahwa parameter nilai waktu naik, nilai waktu puncak, nilai waktu
keadaan mantap untuk sistem tanpa pengendali Proporsional Integral (PI) memiliki hasil yang
lebih kecil dibandingkan dengan sistem yang menggunakan pengendali Proporsional Integral (PI).
Namun, untuk parameter nilai puncak dan nilai waktu lewatan maksimum memiliki hasil yang
lebih besar dari sistem yang menggunakan pengendali Proporsional Integral (PI). Untuk nilai Ki
yang semakin besar akan berbanding lurus dengan hasil parameter nilai puncak dan nilai lewatan
maksimum, namun berbanding terbalik dengan parameter nilai waktu naik, waktu puncak, dan
waktu keadaan mantap. Nilai Kp yang semakin besar akan menghasilkan waktu naik semakin
cepat, tetapi menghasilkan overshoot yang besar, sehingga perlu adanya nilai Ki agar dapat
menekan overshoot dan osilasi serta memperkecil steady state error.
2.5 Kesimpulan
- Pengendali proporsional merupakan pengendali yang akan menghasilkan output hanya apabila
terjadi perbedaan antara input dengan output, atau dengan kata lain selalu membutuhkan error
untuk menghasilkan output.
- Pengendali integral merupakan pengendali yang bertanggung jawab untuk nilai kesalahan
sebelumnya dengan hasil keluaran yang sangat dipengaruhi oleh perubahan yang sebanding
dengan nilai sinyal kesalahan.
- Nilai Kp semakin besar akan menghasilkan waktu naik semakin cepat, tetapi menghasilkan
overshoot yang besar, sehingga perlu adanya nilai Ki agar dapat menekan overshoot dan osilasi
serta memperkecil steady state error.