Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PEMBERIAN OBAT

OLEH PERAWAT
RIZKY FADILAH HASIBUAN / 181101015

rfadilahhsb@gmail.com

ABSTRAK

Latar belang : Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang sangat penting
dilaksanakan oleh setiap rumah sakit, dan seharusnya menjadi prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan mutu dan citra rumah sakit. Tujuan : Untuk
mengetahui penerapan keselamatan pasien dalam pemberian obat oleh perawat. Metode :
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan jurnal internet
yang mendukung dan menunjang dalam pembuatan kajian. Hasil : obat obatan menjadi
bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen RS harus berperan secara kritis untuk
memastikan keselamatan pasien Pembahasan : dalam pemberian obat harus cek dulu, betul
identitasnya bahwa psaien A mendapat obat sesuai identitas pasien A. Penutup : pelaksanaan
sistem penerapan pemberian obat kepada pasien adalah dengan menerapkan cara MPO dan
penerapan teknik 6 B dalam pemberian obat dan sesuai dengan prosedur yang ada

Kata kumci : Pemberian, obat, perawat

A. LATAR BELAKANG keselamatan pasien. Obat


Keselamatan pasien telah merupakan sediaan atau paduan
menjadi isu global yang sangat bahan-bahan yang siap digunakan
penting dilaksanakan oleh setiap untuk mempengaruhi atau
rumah sakit, dan seharusnya menyelidiki sistem fisiologi atau
menjadi prioritas utama untuk keadaan patologi dalam rangka
dilaksanakan dan hal tersebut penerapan diagnosis, pencegahan,
terkait dengan mutu dan citra pentembuhan, pemulihan,
rumah sakit. peningkatan kesehatan dan kontra
Keselamatan pasien berdasarkan sepsi (Dep Kes RI, 2005)
Joint Commission Internasional
(JCI) berkaitan dengan pemberian Berdasarkan analisis
obat merupakan salah satu bentuk kejadian beresiko dalam proses
pelayanan yang bertujuan agar obat kefarmasian, kejadian obat yang
yang diperlukan tersedia setiap saat merugikan, kesalahan pengobatan
dibutuhkan, dalam jumlah yang dan reaksi obat yang merugikan
cukup, mutu terjamin dan harga menempati kelompok urutan utama
yang terjangkau untuk mendukung dalam keselamatan pasien. Hal ini
pelayanan. Yang bermutu serta memerlukan pendekatan ke sistem
memenuhi kebutuhan rumah sakit untuk mengelola, mengingat
dalam meningkatkan kualitas kompleksitas keterkaitan kejadian
antara kesalahan merupakan hal mendukung dan menunjang dalam
yang manusiawi dan proses pembuatan kajian.
farmakotrapi yang sangat
kompleks. Faktor lain yang
memicu terjadinya resiko obat D. HASIL
tersebut adalah multifaktor dan Keselamatan pasien (patient
multiprofesi yang kompleks, jenis safety) rumah sakit adalah suatu
pelayanan medik, banyaknya jenis sistem dimana rumah sakit
dan jumlah obat perpasien, faktor membuat asuhan pasien lebih
lingkungan beban kerja, aman. Sistem tersebut meliputi
kompetensi karyawan, asesmen risiko, identifikasi dan
kepemimpinan dan sebagainya pengelolaan hal yang berhubungan
(Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat dengan risiko pasien, pelaporan
Kesehatan Departemen Kesehatan dan analisis insiden, kemampuan
RI tahun 2008) belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi
Penggunaan yang salah untuk meminimalkan timbulnya
terhadap obat dapat menimbulkan risiko. Sistem tersebut diharapkan
kecacatan bahkan kematian pada dapat mencegah terjadinya cedera
manusia. Kesalahan dalam yan disebabkan oleh kesalahan
pemberian obat sering ditemukan akibat melaksanakan suatu
meliputi kekeliruan dalam tindakan atau tidak melakukan
mengidentifikasi pasien, tindakan yang seharusnya
menetapkan jenis obat, order dosis dilakukan. (Panduan Nasional
yang salah, rute yang tidak tepat, Keselamatan Pasien Rumah sakit,
waktu pemberian yang tidak tepat Depkes R.I. 2006).
obat yang menimbulkan energi atau
kombinasi yang bertentangan Menurut Kemenkes (2011),
sehingga menimbulkan akibat obat obatan menjadi bagian dari
berupa kematian (Syamsuni, 2006; rencana pengobatan pasien,
36) manajemen RS harus berperan
secara kritis untuk memastikan
B. TUJUAN keselamatan pasien. Nama Obat,
Untuk mengetahui penerapan rupa dan ucapan mirip (NORUM),
keselamatan pasien dalam yang membingungkan staf
pemberian obat oleh perawat pelaksana merupakan salah satu
penyebab yang paling sering dalam
C. METODE kesalahan obat (medication error).
Oleh karena itu, kewaspadaan
Merupakan metode pengumpulan
terhadap obat-obat yang tingkat
data dengan cara membaca buku- bahayanya tinggi harus ditunjukkan
buku dan jurnal internet yang dengan menyimpannya di tempat
khusus dan tidak di setiap ruangan.
Obatobatan lain harus dibawah
pengawasan apoteker, sehingga sistem penerapan pemberian obat
kalau ada dosis yang berlebihan kepada pasien adalah dengan
dapat disarankan ke dokternya menerapkan cara MPO dan
untuk meninjau kembali terapinya. penerapan teknik 6 B dalam
pemberian obat dan sesuai dengan
Penelitian Iswati (2011) prosedur yang ada. Hal ini
yang meneliti tentang penerapan menunjukkan bahwa penerapan
sasaran keselamatan pasien di pemberian obat berupaya untuk
rumah sakit menemukan bahwa meminimalisir kejadian kesalahan
95,7% dalam kategori baik terkait pemberian obat melalui identifikasi
dengan keselamatan pemberian yang cermat. Identifikasi melalui
obat dan cairan. gelang dianggap sudah tidak efektif
karena kualitas gelang yang kurang
E. PEMBAHASAN baik sehingga mudah lepas, maka
dalam pemberian obat harus dilakukan inisiatif dengan cara
cek dulu, betul identitasnya bahwa pemberian foto kepada masing-
psaien A mendapat obat sesuai masing klien yang dilakuka dua
identitas pasien A, dan identitas kali yaitu saat pertama kali masuk
pasien saat ini dilengkapi dengan rumah sakit dan setelah pasien
foto, sehingga setiap kali kita dalam kondisi rapi. Hal ini
memberikan obat dilakukan dilakukan untuk mengantisipasi
pengecekan terlebih dahulu bahwa pasien pertama kali masuk
orangnya, cocok tidak dengan dalam kondisi yang masih kurang
fotonya. terawat sehingga untuk
mengantisipasi kekeliruan karena
Implementasi keselamatan saat pasien sudah di rumah sakit
seperti ini menunjukkan bahwa akan lebih rapi maka di foto untuk
perawat dan tenaga kesehatan kedua kalinya.
bekerja sesuai dengan standard an
SPO yang ada. SPO menjadi Pelaksanaan foto pasien ini
standar dan panduan utama bagi sesuai dengan SOP nomor lima
perawat dalam menjalankan yang berbunyi identifikasi pasien
tugasnya selama memberikan rawat inap dengn menggunakan
asuhan kepada pasien. SPO yang foto. Pengambilan foto dilakukan
dibuat memberikan petunjuk dua kali yaitu di IGD oleh petugas
langkah-langkah dalam di tempat pada dokumen rekam
penanganan pasien dan melalui medis dan hari berikutnya dalam
kepatuhan menjalankan SPO kondisi pasien sudah rapi dilakukan
tersebut menjadi salah satu langkah di bangsal oleh petugas rekam
untuk menjaga keselematan pasien. medis. Foto ditempel di lembar
instruksi dan pelaksanaan
Hasil penelitian dapat pemberian obat di rawat inap
diketahui bahwa pelaksanaan
F. PENUTUP
Pelaksanaan sistem Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi
penerapan pemberian obat kepada Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014.
pasien adalah dengan menerapkan ISSN : 2302-1721.
cara MPO dan penerapan teknik 6
B dalam pemberian obat dan sesuai Hidayat. A Aziz Alimul. (2010). Riset
dengan prosedur yang ada keperawatan dan teknik penulisan
Implementasi keselamatan ilmiah. Jakarta: Salemb Medika.
pasien dilakukan oleh perawat
pelaksana adalah melakukan setiap Joint Commision on Acreditation of
tindakan sesuai dengan SOP, Health Organization, Illinois, USA.
mengikuti pelatihan-pelatihan (2007). Research shows disturbing
tentang keselamatan pasien. drug error rates

G. REFERENSI Kee, J.L dan Evelyn R Hayes. (2009).


Adisasmito, W. (2012). Sistem kesehatan Farmakologi: Pendekatan Proses
(Cetakan ke-4). Jakarta: PT Raja Keperawatan. Jakarta: EGC
Grafindo Persada
Kuncoro, T. (2012). Hubungan antara
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : pengetahuan, sikap dan kualitas
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : kehidupan kerja dengan kinerja
Beni Ahmad Saebani. 2008. perawat dalam penerapan system
Metode penelitian. Bandung : keselamatan pasien di Rumah Sakit
Pustaka Setia XY. Tesis. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Program Studi Kajian
Depkes RI, (2005), Standar Pelayanan Administrasi Rumah Sakit Depok.
Keperawatan di Rumah sakit ,
Dirjen Yan Med , Jakarta Kuntarti. (2005). Tingkat penerapan
prinsip „enam tepat‟ dalam
Depkes RI. (2006). Panduan Nasional pemberian obat oleh perawat di
Keselamatan Pasien Rumah Sakit ruang rawat inap. Jurnal
(Patient Safety), Jakarta: Ditjen Keperawatan Indonesia, 9 (1). 19-
P2M dan PLP, Jakarta 25.

Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Lia Mulyati dan Asep Sufyan. (2008).
Kesehatan Departemen Kesehatan Pengembangan Budaya Patient
RI tahun (2008) Safety Dalam Praktik
Keperawatan.
Harmiady, Rauf (2014). Faktor–faktor
yang berhubungan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/
pelaksanaan prinsip 6 benar dalam MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
pemberian obat oleh perawat Keselamatan Pasien Rumah Sakit
pelaksana di ruang interna dan
bedah Rumah Sakit Haji Makassar. Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A
& Hall, A. (2011). Basic nursing
(Seventh edition). Canada: Mosby
Elsevier.

Setiawan, A. dan saryono. (2011).


Metodologi Penelitian kebidanan.
Nuha Medika. Jakarta

Simamora, R. H. (2019). Buku ajar


pelaksanaan identifikasi pasien.
Uwais Inspirasi Indonesia.

Simamora, R. H. (2019). Pengaruh


Penyuluhan Identifikasi Pasien
dengan Menggunakan Media
Audiovisual Terhadap Pengetahuan
Pasien Rawat Inap. Keperawatan
silampari. 3(1) : 342-351

Simamora, R. H. (2019). Documentation


of patient identification into the
electronic system to improve the
quality of nursing services.
International Journal Of Scientific
& Technology Research. 8(9) :
1884-1886.

Anda mungkin juga menyukai