Anda di halaman 1dari 7

LPPM - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PENENTUAN TRAYEK pH PADA INDIKATOR ALAMI BUNGA KEMBANG


SEPATU (Hibiscus rosa sinensis) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA
BERWAWASAN GREEN CHEMISTRY

MITARLIS
Jurusan Kimia,Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Jl. Ketintang,
Surabaya, 60231, Indonesia
mitarlis@unesa.ac.id

UTIYA AZIZAH
Jurusan Kimia,Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Jl. Ketintang,
Surabaya, 60231, Indonesia
utiyaazizah@unesa.ac.id

BERTHA YONATA
Jurusan Kimia,Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Jl. Ketintang,
Surabaya, 60231, Indonesia
berthayonata@unesa.ac.id

Abstrak - Kimia sebagai ilmu yang didasarkan pada eksperimen, tidak terlepas dari kegiatan di
laboratorium yang membutuhkan bahan-bahan kimia dalam pelaksanaan kegiatannya. Sebenarnya
kimia sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu pembelajaran dirancang
dengan memanfaatkan bahan alam di sekitar untuk pembelajaran kimia. Metode penelitian
menggunakan metode pengembangan pada saat pengembangan perangkat, dan pada saat ujicoba
digunakan eksperimen di laboratorium untuk menguji kelayakan perangkat pembelajaran secara
empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pemanfaatan bahan alam yang dapat diperbaharui
dapat memenuhi salah satu prinsip green chemistry yaitu prinsip yang ke-7 “use renewable
feedstock”. Didapatkan bunga berwarna antara lain bunga kembang sepatu yang berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai indikator asam basa dalam pembelajaran kimia. Ekstrak bunga kembang
sepatu memiliki trayek pH dalam tiga daerah yaitu; pertama dalam suasana asam pada pH 0
berwarna merah tua, pH 1 merah terang, dan pH 2-4 ungu muda; ke-dua pada pH antara 5-8
memberikan warna ungu tua yang hampir sama, dan daerah ke-tiga pada suasana basa denganpH
9-10 hijau muda, pH 11-12 =hijau tua/kecoklatan, pH 13 hijau kekuningan, serta pH 14
memberikan warna kuning tua. Dengan pemanfaatan bahan alam sebagai media pembelajaran
kimia, dapat mewujudkan pembelajaran berwawasan green chemistry dengan menerapkan salah
satu prinsipnya.

Kata kunci: green chemistry, pembelajaran kimia, indikator asam basa, trayek pH.

448
Penentuan Trayek pH Pada Indikator Alami Bunga Kembang Sepatu449

Abstract –Chemistry as a science based on experiment cannot be separated from laboratory activities.
The activites require chemicals in the implementation of its. Actually chemistry is very close to the
daily life of students. Therefore learning is designed by utilizing natural materials around for
chemistry learning. The research method used the development method at the time of the development
of the device, and when the experiment was used experiments in the laboratory to test the feasibility of
the learning device empirically. The results showed that; Utilization of natural materials that can be
renewed can fulfill one of the green chemistry principles, namely the principle No.7 "use renewable
feedstock". Obtained colored flowers includeHibiscus flowers that have the potential to be used as an
acid base indicator in chemistry learning. Hibiscus flower extract has a pH strech in three regions
namely; first in an acidic atmosphere at pH 0 showed dark red colour, pH 1 bright red, and pH 2-4
light purple; second at pH between 5-8 gives almost the same dark purple, and third area is alkaline
with pH 9-10 light green, pH 11-12 = dark green / brownish, pH 13 yellowish green, and pH 14 gives
a deep yellow color. By utilizing natural materials as a medium for chemistry learning, it can realize
green chemistry-based learning by applying one of its principles.

Keywords: green chemistry, chemistry learning, acid base indicator, pH stretch.

1. Pendahuluan
Pembelajaran kimia selain diselenggarakan di kelas, juga tidak terlepas dari kegiatan
praktikum di laboratorium atau lapangan. Ilmu kimia diketahui sebagai ilmu yang
berdasarkan eksperimen. Eksperimen atau percobaan di laboratorium membutuhkan bahan
kimia, yang biasanya diperoleh dengan cara membeli dari distributor atau industri kimia.
Kimia sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini juga seperti yang
tertulis dalam bab pendahuluan sebuah buku kimia dasar bahwa dunia kita adalah dunia
kimia, setiap hari kita berenang-renang dalam lautan kimia (Sugiarto, 2007: 2). Pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa kimia tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Manusia
juga tidak pernah terlepas dari kimia. Kimia hadir dalam kehidupan sehari-hari, dunia
industri, dan berbagai bidang aspek kehidupan seperti pertanian, kesehatan, makanan dan
minuman. Oleh karenanya dan menjadi penting juga kimia dihadirkan dalam pembelajaran
khususnya pembelajaran.Rancangan pembelajaran kimia dapat dengan memanfaatkan
produk alami disekitar kehidupan siswa. Potensi yang ada di sekitar kehidupan siswa dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran kimia. Seperti dari sumber
alam misalnya memanfaatkan beberapa jenis bunga berwarna yang ada disekitar dapat
digunakan sebagai sebagai indikator asam dan basa alami untuk mendukung pembelajaran
kimia. Dengan memanfaatkan sumber alam yang dapat diperbarui dapat mewujudkan prinsip
green chemistry No.7.
Berdasarkan kurikulum pembelajaran yang berlaku di Indonesia, materi kimia mulai
diberikan pada tingkat SMP dalam mata pelajaran IPA. Pada tingkat SMA/SMK mata
pelajaran kimia diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri (Kemdikbud, 2013). Pada tingkat
450Mitarlis, Utiya Azizah

perguruan tinggi bidang studi kimia juga diberikan untuk program studi teknik MIPA (Kimia)
atau program studi MIPA sebagai mata kuliah Kimia Dasar.
Mata kuliah Kimia Dasar sebagai cabang IPA beserta kegiatan praktikumnya,
sangat berpeluang untuk mengimplementasikan pendidikan lingkungan dalam rangka
mewujudkan Green Education. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas maupun di
laboratorium selama ini sebenarnya telah tersisip nilai-nilai karakter khususnya yang
berwawasan green chemistry yang kadang kala kita tidak menyadarinya. Green Chemistry
adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses
yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan penghasilan zat-zat (substansi)
berbahaya. Seperti yang dikemukakan oleh Manahan (2006).
“Green chemistry is the practice of chemistry in a manner that maximizes its
benefits while eliminating or at least greatly reducing its adverse impacts. Green
chemistry is the sustainable practice of chemical science and manufacturing
within a framework of industrial ecology in a manner that is sustainable, safe, and
non-polluting, consuming minimum amounts of energy and material resources
while producing virtually no wastes”.
Green chemistry mempunyai 12 azas atau prinsip yang dapat diadaptasi untuk
diaplikasikan dalam sikap dan tindakan manusia dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Tindakan penyelamatan lingkungan dapat dilakukan sejak dini dengan mengimplementasikan
di bidang pendidikan pada semua jenjang yang dapat terwujud melalui green education.
Berdasarkan hasil penelitian Mitarlis (2015) hasil analisis karakter sains khususnya sains
kimia berwawasan green chemistry dalam rangka mewujudkan green education melalui mata
kuliah Kimia Dasar didapatkan beberapa nilai karakter yang dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran, didapatkan simpulan antara lain: Nilai karakter umum yang dapat
dimunculkan dalam perkuliahan Kimia Dasar antara lain: jujur, disiplin, cermat, teliti, hati-
hati, kerja keras, tanggung jawab, berpikir analitis, kritis, kreatif, dan peduli
lingkungan.Identifikasi prinsip green chemistry sebagai dasar analisis nilai karakter sains
berwawasan green chemistry dalam rangka mewujudkan green education didapatkan 7
prinsip green chemistry yang mendasari analisis karakter sains yaitu: pencegahan
terbentuknya limbah atau mereduksi terbentuknya limbah, penggunaan bahan terbarukan,
prinsip ekonomi atom, efisiensi energi, merancang bahan yang dapat terdegradasi, analisis
waktu nyata untuk mencegah polusi, dan penciptaan kondisi aman dan mencegah terjadinya
kecelakaan. Nilai karakter sain berwawasan green chemistry dari hasil pemetaan antara lain:
jujur, teliti rasa ingin tahu, peduli lingkungan, hemat dan kreatif (pemanfaatan bahan alam
untuk kepentingan manusaia dan pembelajaran kimia), dan lain-lain. Hasil temuan tersebut
besar manfaatnya jika dapat diimplementasikan dalam pembelajaran. Salah satu prinsip green
chemistry yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran kimia yaitu “penggunaan bahan
baku yang dapat terbarukan”. Dalam artikel ini disajikan hasil penelitian untuk menjawab
beberapa permasalahan yaitu bagaimana pemanfaatan bahan alam (khususnya bunga
Penentuan Trayek pH Pada Indikator Alami Bunga Kembang Sepatu451

kembang sepatu) sebagai indikator asam basa? , bagaimana pemanfaatan indikator alam asam
basa dalam pembelajaran kimia berwawasan green chemistry?.

2. Metode
Metode penelitian yang digunakan yaitu pengembangan yang dilakukan juga uji empiris
untuk materi indikator asam basa yang dilakukan di laboratorium. Secara keseluruhan
metode penelitian menggunakan rancangan penelitian pengembangan (R&D) diadaptasi dari
Sjaifullah (2011). Tahapan pengembangan terdiri dari 6 tahap yakni:studi pendahuluan,
kajian pustaka, pengembangan perangkat, telaah ahli, uji empiris, dan produk akhir. Pada
prinsipnya metode ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap studi pendahuluan (preliminary
study) yang didukung oleh studi referensi (reference study), tahap studi pengembangan
(material development), dan tahap evaluasi oleh ahli (expert evaluation).
Teknik pengumpulan data sampai pada tahap ini dilakukan dengan metode pemetaan
untuk melakukan need assessment, studi literatur terkait materi pembelajaran kimia, kajian
tentang green chemistry, dan pengembangan media pembelajaran berwawasan green
chemistry dengan memanfaatkan bahan baku terbarukan, dalam hal ini adalah bunga
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Uji coba dilakukan untuk uji kelayakan perangkat
yang dikembangkan dengan mendokumentasikan berbagai perolehan selama melakukan
pengembangan perangkat mulai darai tahap awal sampai akhir. Uji kelayakan penggunaan
bunga kembang sepatu sebagai indikator asam basa alami juga dilakukan uji coba
laboratorium dengan penentuan trayek pHnya. Teknik analisis data dilakukan secara
deskriptif kuantitatif dan kualitatis berdasarkan kesesuaian dengan data yang didapatkan.

3. Hasil dan Pembahasan


Pemunculan prinsip green chemistry sebagai wawasan yang akan diberikan kepada
mahasiswa pada perkuliahan Kimia Dasar juga diidentifikasi baik untuk pembelajaran di
kelas maupun di laboratorium. Implementasi dan integrasi prinsip green chemistry pada
pembelajaran di di laboratorium perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Hal ini sangat
penting agar penerapan prinsip green chemistry dapat memberikan manfaat sesuai dengan
tujuannya, namun tidak mengurangi makna dan esensi dari kegiatan praktikum yang
dilakukan.

3.1. Persiapan uji coba Laboratorium


Praktikum dengan judul indikator asam basa alami dilakukan dengan tujuan untuk
menenetukan perubahan warna beberapa ekstrak tanaman (bunga berwarna) yang ada di alam
yang berpotensi sebagai indikator asam basa. Secara nyata judul ini dapat memenuhi prinsip
green chemsitry nomer 7 yaitu penggunaan bahan yang dapat diperbarui.
452Mitarlis, Utiya Azizah

Uji coba diawali dengan persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum
indikator asam basa alami. Dalam hal ini bahan alam yang digunakan adalah bunga kembang
sepatu yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar.
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan salah satu tanaman
hias jenis semak dan termasuk dalam suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur.Selain
itu, bunga ini juga banyka ditemukan diberbagai belahan dunia yang memiliki iklim tropis
maupun subtropis.Tanaman ini memiliki bentuk bunga yang besar, memiliki beberapa varian
warna. Di Indonesia banyak ditemukan yang berwarna merah dan tidak memiliki bau.Bunga
dari berbagai kultivar(ciri tau kekhasan) dan hibrida(persilangan) bisa menghasilkan berbagai
varian bunga, yang berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun
mahkota berlapis) yang memiliki warna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau
merah jambu.Di Sumatera dan Malaysia, Bunga kembang sepatu biasa disebut dengan bunga
raya. Sedangkan, Orang Jawa biasa menyebutnya sebagai kembang
worawarihttp://infosiana.net/bunga-kembang-sepatu/.

Kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik.
Bunga digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan. Di
Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di
Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang
sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_sepatu). Bunga kembang sepatu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dari sepesies Hibiscus rosa sinensisyang berwarna merah seperti
pada Gambar 1.

Gambar 1. Tanaman bunga kembang sepatu Hibiscus rosa sinensis

3.2. Hasil Uji Coba Penentuan Trayek pH


Pemanfaatan bunga kembang sepatu sebagai indikator asam basa alami digunakan ekstrak
dari mahkota bunganya. Ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut air atau
Penentuan Trayek pH Pada Indikator Alami Bunga Kembang Sepatu453

alkohol. Ekstrak yang dihasilkan kemudian diteteskan pada larutan pembanding yang telah
ditentukan pHnya. Hasil penentuan trayek pH indikator alami ekstrak bunga kembang sepatu
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Data perubahan warna pada larutan dengan berbagai pH ketika ditambahkan ekstrak bunga kembang sepatu

No. Janis bahan Gambar Trayek pH dan Perubahan


Warna
1 Bunga
kembang pH 1 = merah terang
sepatu (bunga pH 2-4 = ungu muda
segar) pH 5-8 = ungu tua
pH 9-10 = hijau muda
Inggris: pH 11-12 = hijau tua
Hibiscus pH 13 = hijau kekuningan
Flower pH 14 = kuning tua
Latin: Hibiscus
rosa sinensis
Perubahan warna pada pH 1 – 14
2.
Bunga pH 0 = merah tua
kembang pH 1 = merah terang
sepatu (bunga pH 2-4 = ungu muda
layu) pH 5-8 = ungu tua
pH 9-10 = hijau muda
Inggris: pH 11-12 = hijau tua
Hibiscus pH 13 = hijau kekuningan
Flower pH 14 = kuning tua
Latin: Hibiscus
rosa sinensis Perubahan warna pada pH 0 – 14
Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak bunga kembang sepatu dapat digunakan
sebagai indikator asam basa alami dengan menunjukkan perubahan warna pada trayek pH 0,
1, 2-4, menunjukkan warna yang berbeda dalam suasana asam. Perubahan warna ekstrak
bunga kembang sepatu dari pH 5 sampai dengan 8 menunjukkan warna yang sama yaitu ungu
tua, namun dengan intensitas yang berbeda. Pada area ini terjadi transisi dari suasana sedikit
asam, netral dan sedikit basa. Pada pH 9 -10, dan 11-12 menunjukkan kecenderungan warna
yang hampir sama hijau muda dan hijau tua pada suasana basa. Pada pH 13 berubah menjadi
hijau kekuningan dan kuning tua pada pH 14 dalam suasana basa.
Berdasarkan data perubahan warna ekstrak bunga kembang sepatu dari pH 0 sampai
dengan 14 menunjukkan perbedaan warna yang sangat signifikan antara trayek dalam suasana
asam, daerah transisi sedikit asam-netral-dan sedikit basa, serta dalam suasana basa. Hal ini
menunjukkan bahwa bunga kembang sepatu sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
sebagai indikator asam basa alami pada pembelajaran kimia. Penggunaan bahan alami yang
dapat diperbarui dapat memenuhi prinsip green chemistry no. 7.
454Mitarlis, Utiya Azizah

4. Kesimpulan
Penentuan trayek pH indikataor alami dari ekstrak bunga kembang sepatu dapat disimpulkan
bahwa; Pemanfaatan bahan alam yang dapat diperbaharui dapat memenuhi salah satu prinsip
green chemistry yaitu prinsip yang ke-7 “use renewable feedstock”. Didapatkan bunga
berwarna antara lain bunga kembang sepatu yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
indikator asam basa dalam pembelajaran kimia. Ekstrak bunga kembang sepatu memiliki
trayek pH dalam tiga daerah yaitu; pertama dalam suasana asam pada pH 0 berwarna merah
tua, pH 1 merah terang, dan pH 2-4 ungu muda; ke-dua pada pH antara 5-8 memberikan
warna ungu tua yang hampir sama, dan daerah ke-tiga pada suasana basa dengan pH 9-10
hijau muda, pH 11-12 =hijau tua/kecoklatan, pH 13 hijau kekuningan , serta pH 14
memberikan warna kuning tua. Dengan pemanfaatan bahan alam sebagai media
pembelajaran kimia, dapat mewujudkan pembelajaran berwawasan green chemistry dengan
menerapkan salah satu prinsipnya.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih disampaikan Universitas Negeri Surabaya, LPPM Universitas Negeri
Surabaya dan DRPM Kemenristek Dikti,yang telah memberikan dukungan dana untuk
pelaksanaan penelitian dengan hasil-hasil yang dapat dipublikasikan ini.

Daftar Pustaka
Anonim, 2016. 21+ Jenis Bunga Sepatu di Dunia dan Manfaatnya. http://infosiana.net/bunga-kembang-
sepatu/ dikases 3 September 2018.
Anonim, 2018. Kembang Sepatu. https://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_sepatu diakses 10 September
2018
Mannahan, 2006. Chemistry, green chemistry, and environmental chemistry. From green chemistry and
the Ten Commandments of Sustainability, ChemChar Research, Inc.,
2006manahans@missouri.edu
Mitarlis, Bertha Y., & Rusly, H. 2015. Identifikasi Prinsip Green Chemistry Sebagai Dasar Analisis
Nilai Karakter Sains Dalam Rangka Mewujudkan Green Education Yang Terintegrasi Pada
Perkuliahan Kimia Dasar. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat 2015. Surabaya: LPPM Universitas Negeri Surabaya.
Mitarlis, Utiya Azizah, Berta Yonata, 2018. Pemanfaatan Indikator Alam Dalam Mewujudkan
Pembelajaran Kimia Berwawasan Green Chemistry. JPPIPA, Vo.3, No.1, 2018.
Sjaifullah A., 2011. Developing Speaking Materials For The Students Of Mechanical Engineering At
State Polytechnic Of Malang. Jurnal Linguistik Terapan. (online). http://jlt-polinema.org/
diakses tanggal 7 November 2015
Syaiful, 2015. Dapat Skor 100, Unesa Sabet Juara 1 Eco Campus. (online)
https://www.unesa.ac.id/berita/201507300002/dapat-skor-100-unesa-sabet-juara-1-eco-
campus.html diakses 2 April 2015.
Sugiarto B., 2007. Kimia Dasar. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa
University Press.

Anda mungkin juga menyukai