Anda di halaman 1dari 67

BAHAN INFORMASI DISEMINASI

SNI BANGUNAN TAHAN GEMPA DAN PENELITIAN


GEMPA KOTA SURABAYA
3 Oktober 2019

0
BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis
(Sumber: PP No. 21 tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana)

Erupsi
Gunung Banjir Hujan
Berapi

Tanah
Gempa Bumi
Longsor

Angin Putting
Banjir Lahar
Beliung

Bencana
Kekeringan
Sosial

Gelombang
Tsunami
Pasang

1
KERENTANAN
INDONESIA
TERHADAP RISIKO
BENCANA

• World Risk Report (2016): Indonesia dikategorikan negara dengan tingkat risiko bencana yang tinggi
• Hal tersebut disebabkan tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan kerentanan (vulnerability)
terhadap bencana
• Penting untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi terhadap risiko bencana dan
perubahan iklim

TANAH KEBAKARAN
GEMPA BUMI
TSUNAMI BANJIR LONGSOR HUTAN

2
REKAP BENCANA
JANUARI – DESEMBER 2017

Bencana tahun 2017 tercatat 2.341 kejadian (29/12/2017). Bencana hidrometeorologi mendominasi
kejadian bencana tahun 2017. Banjir menempati urutan pertama diikuti oleh bencana putting beliung
& tanah longsor. Bencana tahun ini menyebabkan lebih dari 3,5 juta jiwa menderita & mengungsi
serta merenggut 377 jiwa, selain itu juga menyebabkan lebih dari 47 ribu unit rumah rusak.

(Sumber: bnpb.go.id, 2017) 3


REKAP BENCANA
JANUARI – DESEMBER 2018

GEMPA BUMI & TSUNAMI

2.572
BANJIR BANDANG
SULAWESI TENGAH
MANDAILING NATAL 28 September 2018
12 Oktober 2018
KEJADIAN BENCANA
orang
orang
1 meninggal 2 2.081 1.309 206.219
hilang
7 dunia orang orang orang
150.513 meninggal
dunia
hilang mengungsi
rumah
rusak berat
4.814 10,24 juta
orang jiwa mengungsi 39.815 129.837
meninggal & terdampak rumah rusak rumah rusak
& hilang sedang ringan

804
679
473
TSUNAMI
Kejadian BANJIR
Bencana BANTEN GEMPA BUMI
LONGSOR
Tahun 2018 38 LAMPUNG
21 Desember 2018

TENGAH BREBES LOMBOK & SUMBAWA


orang 29 Juli, 5 Agustus, 19 Agustus 2018
26 Februari 2018 22 Februari 2018
meninggal
Banjir Tanah Puting Kebakaran dunia
orang 317 orang
Longsor Baliung Lahan 7 11 meningga
meninggal orang
l dunia orang
dunia 18.024 meninggal
mengungsi
dunia
orang
Sumber: BNPB, 2018 mengungsi orang 564 445.343
hilang 7

4
Indonesia

Source: BNPB

JUMLAH KEJADIAN BENCANA MENINGKAT DALAM SEPULUH TAHUN TERAKHIR…

5
STRATEGI PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KEMENTERIAN PUPR

TAHAP PERENCANAAN
• Memperhitungkan risiko bencana dalam perencanaan, pemrograman, penganggaran, pembangunan infrastruktur
secara efektif dan terpadu dengan penekanan pada mitigasi bencana dengan terlebih dahulu mengantisipasi
bencana yang mungkin terjadi.
• Menerapkan sertifikasi desain yang rekomendasinya dikeluarkan oleh Komite yang anggotanya berasal dari
gabungan profesional dan pemerintah agar dihasilkan desain infrastruktur yang benar, sesuai dengan standar,
kriteria-kriteria, perencanaan.

TAHAP PEMBANGUNAN
• Menerapkan standar pengawasan yang ketat agar pembangunan infrastruktur dilaksanakan dengan baik,
sesuai dengan perencanaan.
• Menerapkan sertifikasi operasi agar infrastruktur dimanfaatkan dengan tepat sesuai dengan perencanaan.

TAHAP PENGELOLAAN
• Melakukan pemeliharaan dan pengoperasian infrastruktur yang memadai agar kondisinya baik sehingga
dapat berfungsi secara optimal.
• Memberlakukan status kesiapsiagaan bencana, melakukan tindakan tanggap darurat, rehabilitasi dan
rekonstruksi untuk menjamin terpenuhinya pelayanan publik.

6
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA
MENDUKUNG MITIGASI BENCANA
KUMPULAN KETENTUAN DASAR YANG MEMBERI ARAH BAGAIMANA SESUATU HARUS DILAKUKAN.

Permen PU Permen PU Permen PU Permen PUPR


No. 22 tahun 2007 No. 21 tahun 2007 No. 06 tahun 2009 No. 13 tahun 2015
Tentang Pedoman Penataan Tentang Pedoman
Tentang Pedoman Tentang Penanggulangan
Ruang Kawasan Rawan Perencanaan Umum
Penataan Ruang Kawasan Darurat Bencana Akibat
Letusan Gunung Berapi Dan Pembangunan Infrastruktur
Rawan Bencana Longsor Daya Rusak Air
Kawasan Rawan Gempa Bumi di Kawasan Rawan Tsunami

Permen PUPR Permen PUPR Kepmen PUPR


No. 27 tahun 2015 No. 28 tahun 2015 No. 364.I/KPTS/M/2016
tahun 2015
Tentang Bendungan; Tentang Penetapan Garis Sempadan
mensyaratkan keamanan Tentang Pembentukan Tim
Sungai dan Garis Sempadan Danau
bendungan dalam Pemutakhiran Peta Bahaya Gempa
untuk melindungi fungsi sungai dan
pembangunan dan pengelolaan Bumi Indonesia Tahun 2016 dan
danau dan mengendalikan daya rusak
bendungan air sungai dan danau Penyiapan Pusat Studi Gempa Nasional

SE Menteri PUPR
No. 07/SE/M/2015 LAUNCHING
Pedoman Persyaratan Umum BUKU & PETA SUMBER DAN
Perencanaan Jembatan BAHAYA GEMPA TAHUN 2017
KEMENTERIAN PUPR
Jakarta, 4 September 2017

7
Alasan PEMUTAKHIRAN PETA GEMPA 2010 menjadi PETA GEMPA 2017
(RENTANG WAKTU 2004 – 2016)
SUMBER GEMPA PERISTIWA
KEJADIAN

Proses penunjaman Lempeng Indo-Australia kedalam Lempeng Eurasia :


1. BARAT SUMATERA
 Aceh (Mw = 9,2), 2004
 Nias tahun 2005 (Mw = 8,7),
PENINGKATAN AKTIFITAS
1. ZONA SUBDUKSI
 Bengkulu (Mw = 8,5), 2007
 Mentawai (Mw = 7,8), 2010
2. SELATAN JAWA,
 Pangandaran (Mw = 7,8), 2006

Proses penunjaman Lempeng Eurasia kedalam lempeng Philipina :


Halmahera dan utara Sulawesi
( Mw= 7,1), 2014,

GEMPA SESAR DARAT


PENINGKATAN AKTIFITAS  Yogyakarta, 2006
SESAR AKTIF DARAT (Mw = 6,3),
 Padang, 2009 (Mw = 7,6),
 Pidie Jaya di Aceh 2016 (Mw = 6,5).

2. JUMLAH SESAR AKTIF


LOKASI 2010 2017
SUMATERA 19 55
PENINGKATAN JUMLAH JAWA 10 37 SUMBER
SESAR AKTIF DARAT SULAWESI 12 49 GEMPA
MALUKU - PAPUA 12 79 MENINGKAT
NUSA TENGGARA - BANDA - 75
53 295
TAHUN 2017 Tahun 2018
 8693 KEJADIAN GEMPA atau  11.577 KEJADIAN GEMPA
718 gempa / bulan  Gempa Kecil (Mw<4,0)  9.081 kali.
 Gempa merusak  19 kali  Gempa Ringan (5,1<Mw<6,0)  210 kali.
 Gempa Mw > 5  208 kali  Gempa Kuat (6,1<Mw<7,0)  12 kali.
 Gempa dirasakan  573 kali  Gempa Besar (7,1<Mw<8.0)  1 kali, yaitu Gempa
Palu 28 September 2018 (M=7,5).
PENINGKATAN SUMBER GEMPA
PADA petq 2010 DAN peta 2017 DI P. JAWA
10 Sesar Aktif Tahun 2010

 Peningkatan jumlah
sesar aktif cukup
signifikan pada jalur
utara P. Jawa dari kota
cirebon – semarang –
37 Sesar Aktif Tahun 2017 surabaya

 Dampak resiko tinggi


karena populasi
penduduk yang besar
TINDAK LANJUT PENERAPAN PETA SUMBER DAN
BAHAYA GEMPA INDONESIA 2017
REVISI SPM BAHAN, STRUKTUR, DAN
KONSTRUKSI BANGUNAN TAHAN GEMPA

LAUNCHING  SNI 1726:2012 : Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
BUKU & PETA SUMBER DAN bangunan gedung dan non gedung
BAHAYA GEMPA TAHUN 2017 SOSIALISASI /
KEMENTERIAN PUPR DISEMINASI
Jakarta, 4 September 2017  SNI 1727: 2013 : Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain;
 SNI 2847:2013 : Persyaratan Baton Struktural untuk Bangunan Gedung;
REVISI NSPM  SNI 1729:2014 : Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural;
 SNI 7973:2013 : Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu

 SNI 03-1731-1989 : Tata cara keamanan bendungan

 SNI 2833:2016 : Perencanaan Jembatan terhadap beban gempa


CONTOH PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN
DALAM RANGKA MENDUKUNG MITIGASI
BENCANA

Permen PU No. 22 tahun 2007


Pasal 2
• Memberikan acuan dalam penentuan kawasan yang berpotensi menimbulkan longsor berdasarkan pertimbangan
karakteristik fisik alami dan aktivitas manusia yang memberi dampak terjadinya longsor.
• Memberikan acuan dalam perencanaan tata ruang, penempatan ruang dan pengendalian, pemanfaatan ruang kawasan
rawan bencana banjir.

Pasal 2 (2)
Permen PUPR No. 13 tahun 2015
• Peraturan menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman dan arahan kepada BBWS/BWS dalam melaksanakan
kegiatan penanggulangan darurat bencana akibat daya rusak air
Pasal 3
Bencana akibat daya rusak air antara lain:
• Banjir, termasuk banjir bandang
• Erosi dan sedimentasi
• Banjir lahar dingin
• Tanah Longsor

Permen PUPR No. 27 tahun 2015


Pasal 4
Konsepsi keamanan bendungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari 3 (tiga) pilar yaitu:
a. Keamanan struktur berupa aman terhadap kegagalan struktural, aman terhadap kegagalan hidraulis, dan
aman terhadap kegagalan rembesan;
b. operasi, pemeliharaan dan pemantauan;
c. kesiapsiagaan tindak darurat.

12
MITIGASI RISIKO BENCANA DI KEMENTERIAN PUPR
INFRA-
STRUKTUR SUMBER
BINA MARGA CIPTA KARYA & PERUMAHAN
SIKLUS DAYA AIR
BENCANA
• Implementasi Building Code
• Pengaman Pantai
• Rumah Tahan Gempa
• Bendungan (Pengendali Banjir)
• Shelter/Tempat Perlindungan
KESIAPSIAGAAN • Embung/Situ Pengaman Tebing
Sementara
• Sabo Dam
• Ruang Terbuka Hijau (RTH)
• Polder
sebagai evacuation zone
• Mobil Tangki Air
KRISIS Pengeboran Sumur Air Tanah Pembersihan Puing • Toilet Portable
• Hidran Umum
• Pembersihan Puing • Hunian Sementara
TANGGAP • Pengeboran Sumur Air Tanah
• Jembatan Bailey • Air Minum untuk Huntara
DARURAT/TRANSISI • Perkuatan Tebing/Tanggul Sementara
(Sementara) • Sanitasi untuk Huntara
• Sistem Air Minum Perkotaan
• Rehabilitasi Saluran Irigasi • Perbaikan Jalan • Sistem Sanitasi (sampah & air
REHABILITASI &
• Perkuatan Tebing/Tanggul Permanen • Perbaikan/Penggantian limbah)
REKONSTRUKSI
Jembatan Permanen • Hunian Tetap
• Retrofitting Bangunan Publik
• Regulasi (Pembentukan Komite/Permen/Kepmen/SE)
• Peta (Risiko Bencana Gempa, Banjir, Tsunami, dll)
DUKUNGAN MITIGASI
• Kelembagaan (mis: Pembentukan Tim SATGAS)
RISIKO BENCANA
• Teknologi Infrastruktur PUPR (mis: Flood Early Warning System, Pengolahan Air Bersih Darurat, RISHA,
dll)

13
CONTOH INFRASTRUKTUR UNTUK MITIGASI RISIKO BENCANA

14
PEMBAGIAN PERAN PENANGGULANGAN BENCANA
PUSAT & DAERAH

TANGGUNG JAWAB WEWENANG TANGGUNG JAWAB WEWENANG


PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH
DAERAH
• Pengurangan risiko • Penetapan kebijakan • Penetapan kebijakan
bencana dan pemanduan • Penjaminan
penanggulangan penanggulangan bencana
pengurangan risiko pemenuhan hak
bencana selaras dengan pada wilayahnya selaras
bencana dengan program masyarakat dan
kebijakan dengan kebijakan
pembangunan pengungsi yang
pembangunan nasional pembangunan daerah
terkena bencana
• Perlindungan masyarakat • Penetapan status dan • Pelaksanaan kebijakan
sesuai dengan standar
dari dampak bencana tingkatan bencana kerjasama dalam
pelayanan minimum
• Pemulihan kondisi dari nasional dan daerah penanggulangan bencana
• Perlindungan
dampak bencana • Penetuan kebijakan dengan provinsi dan/atau
masyarakat dari
kerjasama dalam kabupaten/kota lain.
dampak bencana
penanggulangan
• Perngurangan risiko
bencana dengan negara
bencana dan
lain, badan-badan atau
pemanduan
pihak internasional
pengurangan risiko
bencana dengan
program
pembangunan

BNPB MENGKOORDINASIKAN pelaksanaan penanggulangan


bencana alam secara terencana, terpadu, dan menyeluruh

15
BUILT BACK BETTER
MEWUJUDKAN KETAHANAN INFRASTRUKTUR
Berikan informasi
PENATAAN RUANG yang memengaruhi PEMULIHAN MATA
aktivitas pemulihan PENCAHARIAN
Zonasi Strategis untuk Perencanaan Tata Ruang dari mata pencaharian
mencapai BBB*) perspektif BBB*) dan pemberdayaan
Implementasi kegiatan
• Berdasarkan ZRB • Tingkatkan kota yang tahan masyarakat
• Untuk menghasilkan
(Zona Ruang Rawan bencana pendapatan langsung
Bencana dan penilaian • Mencapai pembangunan sosial- • Untuk memulai kembali
bahaya terperinci ekonomi yang berkelanjutan kegiatan mata pencaharian
• Peraturan tata guna • Memungkinkan pemulihan mata dengan menyediakan
lahan dan peraturan pencaharian dan pemberdayaan Kebutuhan dari peralatan / bahan dan
bangunan masyarakat masyarakat setempat pelatihan
dan warga yang • Untuk memulai kembali
terkena dampak kegiatan mata pencaharian
bencana setelah merehabilitasi fasilitas
Berikan informasi Kebutuhan dari Usulkan langkah-
penilaian bahaya Pemerintah daerah langkah struktural PRB
secara terperinci dan pemangku yang efektif dan
kepentingan pekerjaan rekonstruksi

PERENCANAAN KETAHANAN
PENILAIAN BAHAYA BENCANA INFRASTRUKTUR
Struktural Tindakan struktural untuk PRB**)
Penilaian Mempertimbang
mengukur desain • Tindakan mitigasi Tsunami
bahaya kan pengaruh
terperinci Tindakan • Tindakan mitigasi resiko Likuifaksi
Berdasarkan Struktural untuk meningkatkan pertahanan
survei dan PRB**) infrastruktur dan bangunan
evaluasi (Likuifaksi tanah, • Perbaikan sungai
tambahan Tsunami, banjir dll. Evaluasi efek PRB
Rekonstruksi dan rehabilitasi
• Jalan dan jembatan
*) Bulit Back Better • Fasilitas publik
**) Pengurangan Risiko Bencana 16
INFRASTRUKTUR MITIGASI BENCANA

17
PENGURANGAN RESIKO BENCANA KEKERINGAN
BENDUNGAN ROTIKLOT, NTT

18
PENGURANGAN RESIKO BENCANA KEKERINGAN
EMBUNG SENDANG MULYO, JAWA TENGAH

19
PENGURANGAN RESIKO BENCANA BANJIR
NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG, DKI JAKARTA

20
PENGURANGAN RESIKO BENCANA BANJIR
PENGENDALI BANJIR GARUT, JAWA BARAT

21
PENGURANGAN RESIKO BENCANA BANJIR
TANGGUL MUARA BARU, DKI JAKARTA

22
PENGURANGAN RESIKO BENCANA LONGSOR
KEBON KOPI, SULAWESI TENGAH

Ruas Towaeli – Toboli (Kebon Kopi)

23
PENGURANGAN RESIKO BENCANA LONGSOR
KEBON KOPI, SULAWESI TENGAH

24
PENGURANGAN RESIKO BENCANA LONGSOR
JALUR PUNCAK, JAWA BARAT

25
PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI
JEMBATAN ANTAPANI, BANDUNG

TEKNOLOGI CORRUGATED MORTAR BUSA

26
PENGURANGAN RESIKO BENCANA GUNUNG BERAPI
SABO DAM GUNUNG MERAPI, JAWA TENGAH

27
PENGURANGAN RESIKO BENCANA GUNUNG BERAPI
SABO DAM GUNUNG SINABUNG, SUMATERA UTARA

28
PENGURANGAN RESIKO BENCANA ABRASI
PENGAMAN PANTAI PANTAI PANJANG, BENGKULU

29
PENGURANGAN RESIKO BENCANA ABRASI
PENGAMAN PANTAI NUSA DUA, BALI

30
INFRASTRUKTUR UNTUK KESIAPSIAGAAN BENCANA
PEMBANGUNAN SHELTER TSUNAMI DI ACEH

Tempat evakuasi sementara sesaat sebelum terjadinya tsunami yang diperlukan pada
skala lingkungan agar masyarakat segera mencapai ketinggian yang aman sehingga
terhindar dari terjangan arus tsunami.

31
PENANGANAN PASCA BENCANA GEMPA BUMI
DI PROVINSI NTB

32
LAPORAN KEJADIAN GEMPA
GEMPA BUMI
PENDAHULUAN KRONOLOGIS
(29/7/18 – 05.47 WIB)
• 29 Juli 2018 pukul 05:47 WIB
GEMPA BUMI UTAMA M=6.4 13 km gempa dengan magnitudo 6,4
(5/8/18 – 18.46 WIB) di Kab. Lombok Utara, Lombok
8,35 LS 116,50 BT Timur dan Kota Mataram, NTB (47
M=7 32 km km Timur Laut Kota Mataram).
8,37 LS 116,48 BT • 5 Agustus 2018 pukul 18:46
WIB gempa susulan dengan
maginitudo 7.
• 6 Agustus 2018 pukul 07:28
WIB: gempa susulan dengan
magnitudo 5,4 di Kab.
Sumbawa, NTB.
• 19 Agustus 2018 pukul 21.56
WIB: gempa susulan dengan
magnitudo 7 di 30 km Timur Laut
Lombok Timur.
• Kab/Kota Terdampak : Lombok
Utara (terparah), Lombok Timur,
Lombok Tengah, dan Lombok Barat

GEMPA BUMI SUSULAN Pusat Gempa


(9/8/18 – 12.23 WIB) GEMPA BUMI SUSULAN
(19/8/18 – 21.56 WIB)
M=5.9 16 km Kekuatan (Maginitudo)
M=7 10 km
8,49 LS 116,19 BT
8,28 LS 116,71 BT Kedalaman (km)
33
PEMANFAATAN SUMUR BOR
MASA TANGGAP DARURAT BENCANA NTB

34
DUKUNGAN MOBIL TANGKI AIR, TOILET PORTABLE & HIDRAN UMUM
MASA TANGGAP DARURAT BENCANA NTB

35
KEMENTERIAN PUPR MENGIRIMKAN 400 INSINYUR MUDA UNTUK MEMBANGUN
HUNIAN TAHAN GEMPA DI LOMBOK

36
PEMBANGUNAN PASAR TANJUNG

37
PEMBANGUNAN MASJID DARUL ABRAR ABIPRAYA

38
PEMBANGUNAN SMAN 1 PEMENANG

39
RSUD KOTA MATARAM

40
RUMAH TAHAN GEMPA
RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT (RISHA)

KEC. BAYAN, KAB. LOMBOK UTARA

KEC. KOPANG, KAB. LOMBOK TENGAH

41
RUMAH TAHAN GEMPA
RUMAH INSTAN KAYU (RIKA)

DUSUN BAWAK NAO DAYA, KEC. SEMBALUN ,


KAB. LOMBOK TIMUR

KEC. JURAN ALAS, KAB SUMBAWA

42
RUMAH TAHAN GEMPA
RUMAH INSTAN KONVENSIONAL (RIKO)

KEC. KOPANG, KAB. LOMBOK TENGAH

DESA TEPAS SEPAKAT, KEC. BRANGBEA,


SUMBAWA BARAT

43
LESSON LEARNED
BENCANA GEMPA BUMI DI NTB

1. Pembagian Klaster, dengan membagi tugas penanggulangan bencana gempa bumi Lombok
menjadi 4 klaster, yaitu:
• Jalan dan Jembatan
• Air dan Sanitasi
• Sarana Prasarana Umum
• Permukiman
Setiap pokja dalam di masing-masing klaster bekerja sesuai bidang tugasnya dengan tetap
berkoordinasi dengan Satgas Provinsi/Kab/Kota dan masyarakat serta NGO. Dengan
adannya pembagian klaster tersebut penanggulangan bencana dapat dilakukan secara
cepat dan efisien.

2. Memastikan pembangunan Rumah Tahan Gempa dan melakukan pendampingan kepada


masyarakat untuk memulihkan hunian masyarakat terdampak dan meningkatkan
ketangguhan hunian masyarakat untuk bertahan terhadap kondisi kegempaan wilayah
Pulau Lombok dan Sumbawa.

44
PENANGANAN PASCA BENCANA
DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

45
KRONOLOGIS KEJADIAN GEMPA & TSUNAMI
KRONOLOGIS

• Gempa pertama mengguncang Kab.


Donggala pukul 14.00 WIB pada 28
September 2018 dengan kekuatan
magnitudo 6 SR pada kedalaman 10
km.
• Gempa kembali terjadi pukul 17:02
WIB dengan kekuatan yang lebih besar,
yaitu 7,4 SR dengan kedalaman yang
sama.
• Pukul 17:02 BMKG menyatakan status
Siaga dan Waspada. Arti status Siaga,
tinggi tsunami adalah 0,5-3 meter di
pantai barat Donggala.
• Tsunami terjadi di Kota Palu dan Kab.
Donggala pada Jumat, 28 September
2018. Sejumlah gempa susulan terus
terjadi di kawasan tersebut hingga
malam hari.
• 66.926 unit rumah warga Rusak
Berat/Roboh, Rusak Sedang.

46
4 FOKUS STRATEGI TANGGAP DARURAT

1 3 PEMBERSIHAN KOTA
EVAKUASI
DARI PUING-PUING
KORBAN BENCANA
BANGUNAN RUNTUH

2 PENYEDIAAN 4
PENYELESAIAN
PRASARANA & SARANA
MASALAH KONEKTIVITAS
AIR BERSIH & SANITASI
47
EVAKUASI KORBAN BENCANA

48
PENYEDIAAN PRASARANA & SARANA
AIR BERSIH & SANITASI

unit

49
PENYEDIAAN PRASARANA & SARANA
AIR BERSIH & SANITASI

50
PEMBERSIHAN KOTA DARI PUING BANGUNAN

51
PEMULIHAN KONEKTIVITAS

PEMBERSIHAN LONGSORAN TEBING


PASCA LONGSOR AKIBAT GEMPA
52
PLOTING ZONA RAWAN
BENCANA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Ploting ZRB terbagi dalam


15 SEGMEN

Progres pematokan dan plotting jalur


sesar dilakukan oleh Tim Kementerian
PUPR, Pusat Gempa Bumi Nasional
dan Kementerian ATR/BPN. Namun
belum didiskusikan bersama dengan
pihak-pihak terkait.

SEGMEN I 53
PETA RENCANA LOKASI HUNTAP
BERDASARKAN SK GUBERNUR SULAWESI TENGAH NO.369/516/DIS.BMPR-Q.ST/2018
DAN KONFIRMASI KANWIL BPN PROVINSI SULAWESI TENGAH

Tondo - Talise
146,8 ha
3.378 unit

Likuifasi
Likuifasi
Balaroa Balaroa

Likuifasi
Duyu
Duyu= Petobo
Likuifasi Petobo
38,6
41,65Ha
ha Likuifasi JonoOge
Oge
Likuifasi Jono
450 unit

Pombewe
Pombewe
104 ha=
362 ha
1.500 unit

54
CONTOH HUNIAN TETAP DI KEL. DUYU

Tipe 36
Luas Tanah 150 m2

Huntap juga diperuntukan


bagi warga yang rumahnya
yang berada di jalur
patahan Sesar Palukoro

55
PEMBANGUNAN HUNIAN TETAP DI KEL. POMBEWE

56
PEMBANGUNAN HUNIAN TETAP DI KEL. TONDO

57
HUNIAN SEMENTARA
KOTA PALU

SUDAH DIHUNI

KWH Listrik Sudah Terpasang di 206 Unit Huntara

58
HUNIAN SEMENTARA
KAB. DONGGALA

SUDAH DIHUNI
KEC. SINDUE, KEL. LERO TATARI

59
PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK HUNIAN SEMENTARA

SUMUR BOR DI KAB. DONGGALA

Pemasangan Sumur Bor di beberapa titik, antara lain:


• Petobo Utara (Kap. 6 lt/dtik, kedalaman 96 m)
• Petobo Selatan (Kap. 10 lt/dtik, kedalaman 93 m)
• Mpanu (Kap. 9 lt/dtik, kedalaman 80 m)
60
LESSON LEARNED
BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI PALU

1. Mencegah kemungkinan likuifaksi dengan membangun:


• Saluran irigasi untuk mencegah penetrasi
• Saluran pembuangan air tanah ke sungai
• Sumur dalam untuk menuruhkan air tanah
2. Pengendalian aliran debris dengan menggunakan Sabo DAM

3. Penanganan Tsunami dengan :


• Membuat zonasi konservasi pantai, penanaman mangrove, penetapan jarak antara bangunan dan pantai,
pelarangan bangunan/infrastruktur di area potensi tsunami,
• Pembangunan tanggul penahan tsunami
• Penerapan struktur bangunan yang tahan tsunami
• Jalan dengan jalur evakuasi horizontal
4. Pemilihan lokasi untuk permukiman baru, dengan persyaratan:
• Relatif aman dari bencana
• Berada dalam pola ruang yang memiliki kapasitas lahan yang baik/daya dukung lingkungan,
• Kemiringan dibawah 15%
• Memiliki ikatan emosional dengan tempat yang lama
5. Mengevaluasi ulang Buildiing Code, yaitu dengan:
• Membuat sistem peringatan dini untuk mendeteMempersiapkan SNI untuk perencanaan ketahanan gempa
bumi (R-SNI 1726) dan persyaratan struktur baja untuk bangunan (R-SNI 2847) sebagai panduan untuk
Pemda
• Kementerian PUPR bersama tim ahli Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Teknik
Lingkungan bekerjasama untuk menyediakan arahan dan rekomendasi desain bangunan baru.
6. Membuat sistem peringatan dini untuk mendeteksi tanda-tanda tsunami, intensitas hujan, aliran permukaan dan
muka air bawah tanah, kemungkian likuifaksi dan tanah longsor.

61
SATGAS PENANGGULANGAN BENCANA PUPR

62
LINGKUP TUGAS SATGAS
PENANGGULANGAN BENCANA PUPR [1-2]
(Sumber: Kepmen PUPR No. 994/KPTS/M/2016)

TAHAP
TAHAP
TAHAP PRA REHABILITASI
TANGGAP MONEV
BENCANA DARURAT
DAN
REKONTRUKSI
• Menyebarluaskan • Kaji Cepat Kebutuhan • Pembuatan • Penyediaan Informasi
Petunjuk Pelaksanaan Tanggap Darurat rekomendasi teknis Penanggulangan
& Petunjuk Teknis • Penyediaan dalam perencanaan, Bencana terkait sapras
• Penyiapan Personil, Kebutuhan Dasar dan penggunaan PUPR ke public
Peralatan & Logistik Korban Bencana (Air anggaran • Pelaporan kepada
• Penyusunan Anggaran Bersih / Air Minum) • Pengendalian Menteri PUPR
• Pemantauan & • Perbaikan Darurat/ pelaksanaan kegiatan
Evaluasi Pemulihan Sementara rehabilitasi dan
Kesiapsiagaan Unit / fungsi prasarana dan rekonstruksi oleh
Satker sarana PUPR lintas UNOR
• Pengendalian kegiatan • Pengendalian
tanggap darurat pelaksanaan kegiatan
bencana rehabilitasi dan
• Pelaksanaan tanggap rekonstruksi oleh
darurat lainnya yang BNPB
ditugaskan BNPB
• Kegiatan transisi
darurat bencana
sebelum dilaksanakan
rehabilitasi dan
rekonstruksi
63
MENTERI PUPR KEPALA BNPB

KETUA
PUSAT KOMANDO SATGAS PB PUPR
: SEKRETARIS JENDERAL Wakil
BAGAN
WAKIL KETUA

MARGA
: 1. DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR
2. DIREKTUR JENDERAL BINA
KEMPUPR
pada Unsur TATAKERJA
Pengarah GUBERNUR
SATGAS PB
3. DIREKTUR JENDERAL CIPTA
KARYA BNPB
4. DIREKTUR JENDERAL
PENYEDIAAN PERUMAHAN

DAN PENGEMBANGAN
KETUA HARIAN
5. KEPALA BADAN PENELITIAN

: STAF AHLI MENTERI BIDANG TEKNOLOGI, INDUSTRI


PUPR
DAN LINGKUNGAN
SEKRETARIS : KEPALA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN & KLN
ANGGOTA : 1. KEPALA PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
2. KEPALA BIRO KOMUNIKASI
PUBLIK 1. TRC - BNPB
3. PARA SEKRETARIS DALAM
DIREKTORAT JENDERAL
4. SEKRETARIS BADAN 2. KOMANDO Keterangan :
LITBANG TANGGAP
5. KEPALA PUSAT
DARURAT BNPB
*
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR Apabila terjadi
WILAYAH (BPIW)
UNIT PENDUKUNG 6. DIREKTUR
bencana besar
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
POS KOMANDO/POSKO
DITJEN BINA KONSTRUKSI Jalur Perintah
SEKRETARIAT
(Ditjen.
7. PARASDA, Bina DALAM
DIREKTUR Marga, BPBD PROVINSI
(BIRO PERENCANAAN
DIREKTORAT JENDERAL Cipta Karya dan
ANGGARAN & KLN) 8. PARA KAPUS
Penyediaan BADAN
Perumahan)
Komando Tanggap
LITBANG (SDA, JALAN DAN DINAS PUPR PROV Darurat BNPB
JEMBATAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN)
BUPATI /
Koordinasi
UNIT PELAKSANA
WALIKOTA
KOORDINATOR/L.O *
BPBD KAB/KOTA Informasi/Pelaporan
1.POS SIAGA BENCANA
2.TIM REAKSI CEPAT (TRC)
3.SATGAS PELAKSANA TANGGAP DARURAT (BALAI BESAR/BALAI/SATKER) DINAS PUPR Wilayah Komando
4.KOORDINATOR PELAKSANA TANGGAP DARURAT
5.PELAKSANA REHABILITASI DAN REKONTRUKSI (BALAI BESAR/BALAI/SATKER) KAB/KOTA Tanggap Darurat

(Sumber: Kepmen PUPR No. 994/KPTS/M/2016)

64
UNIT PENANGGULANGAN
BENCANA KEMENTERIAN PUPR

• Sekjen sebagai Ketua


PUSAT • Pimpinan Tinggi Madya Teknis sebagai wakil ketua
KOMANDO • Staf Ahli Menteri sebagai ketua harian
• Anggota

UNIT • Tim Reaksi Cepat Gabungan (4 tim)


PENDUKUNG
• Pos Siaga
OPRASIONAL
• Satlak Tanggap Darurat

• Tim Reaksi Cepat Gabungan (4 tim)


UNIT
PELAKSANA • Pos Siaga
• Satlak Tanggap Darurat

65
MEKANISME & ALIRAN INFORMASI
TANGGAP DARURAT DI KEMENTERIAN PUPR

LAPORAN LAPANGAN meliputi:


 Kronologi Bencana daerah terdampak
dan korban
 Infrastruktur PUPR terdampak
 Penangan yang dilakukan per lokasi
 Kesiapsiagaan Unit Tanggap Darurat
 Rekomendasi Skala Bencana/ perlu
tidaknya operasi gabungan dan
pembentukan pos TD
 Nomor Kontak Lapangan

(Sumber: Kepmen PUPR No. 994/KPTS/M/2016)


66

Anda mungkin juga menyukai